Share

SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA
SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA
Penulis: Rein_Angg

Ch.01 Tak Lagi Suci

Penulis: Rein_Angg
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-22 20:42:27

“Rex pulang dalam keadaan mabuk lagi. Urusi dia seperti kemarin!” perintah ibunda pria itu pada Lyra Kanigara, yang masih berusia 23 tahun.

“Ganti pakaiannya dengan baju bersih, jangan lupa bersihkan juga wajahnya.”

Lyra pun mengangguk. Sebenarnya, dia bekerja sebagai perawat untuk nenek dari Rex. Namun, ia memiliki tugas tambahan setiap malamnya, termasuk hari ini.

Di sisi lain, seorang pemuda bernama Rex Adiwangsa baru saja memasuki kamar tidur dibantu dengan sopir dan tukang kebun. Kondisinya sedang mabuk setelah pulang dari sebuah klub untuk berpesta pora menghamburkan uang.

Dengkus napas terdengar berat, bersamaan dengan mata memerah. Kepala jelas terasa pusing tujuh keliling. Ia merebahkan diri, lalu menutup pelupuk.

Namun, suara hingar bingar musik menghentak masih terngiang jelas di telinga. Begitu juga dengan pemandangan para striptease, penari telanjang yang meliuk di atas panggung.

Ia terkekeh sendiri, sesekali menggelengkan kepala. Wajah cantik para penari erotis itu membayangi ingatan, tak mau pergi. Bentuk liuk tubuh molek, sintal, dan padat berisi menggoda kelaki-lakiannya meski sudah tak lagi berada di lokasi.

Alkohol memang memiliki pengaruh sedemikian rupa bagi orang yang menenggaknya. Otak mereka tidak bisa berpikir jernih.

“Hmm,” sahut Rex bergumam tidak jelas. Mata beratnya terbuka sedikit dan melihat sesosok wanita cantik polos ada di depannya. “Siapa?” racau sang pemuda.

“Saya Lyra, Tuan. Saya mau mengganti baju Anda,” jawab Lyra tersenyum dan mengangguk.

Sudah satu tahun lebih wanita itu bekerja sebagai perawat nenek pria ini. Hampir setiap pagi mereka bertemu di meja makan, tetapi Rex sama sekali tidak pernah menoleh apalagi berbicara dengannya. Kehadiran seorang perawat di meja makan utama hanyalah sebagai pekerja rendahan yang tidak perlu diperhatikan.

“Ganti baju?” racau Rex lagi. Matanya jadi lebih terbuka saat kata ganti baju berafiliasi dengan para penari telanjang yang melepas pakaian di atas panggung.

Lyra mengangguk, mulai membuka kancing baju pemuda tampan beralis tebal itu satu per satu. Jemarinya begitu telaten melepaskan butiran demi butiran.

Namun, mendadak ....

“Tuan Rex!” pekiknya mendelik saat tangan kekar Rex mencengkeram jemari dengan kasar.

Belum sempat berkata apa-apa, apalagi berteriak, tubuh sintal perawat itu sudah dijatuhkan di atas kasur. Saking kasarnya, kepala Lyra sampai menghantam jeruji besi yang menjadi sandaran ranjang.

Ia memekik tertahan, memegangi kepala yang kini terasa nyeri dan sedikit pusing. Akan tetapi, tiba-tiba tubuhnya sudah ditindih oleh Rex tanpa bisa dilawan.

“T-Tuan! Apa-apaan ini!” jerit Lyra berbarengan dengan gelegar petir mengaum di angkasa. Hujan lebat mulai sama deras seperti air mata yang mengalir di pipi putih mulus.

“Diam kamu!” bentak Rex terkekeh menyeramkan. Mata yang memerah, napas berbau alkohol tebal, dan kaki mulai meregangkan paha sang gadis.

“Ja-jangan, Tuan! Jangan!” geleng Lyra tidak mau melakukan ini.

“AKU BILANG DIAM!” tampar Rex begitu kencang hingga ada cap telapak tangannya di pipi gadis malang tersebut.

Lyra menangis, menjerit kesakitan, “Saya masih perawan, Tuan! Jangan lakukan ini!” pintanya memelas.

Mendengar kata perawan, otak Rex yang sudah kacau terendam alkohol justru semakin bergairah. Napasnya memburu dengan cepat, karena sesuatu di antara kedua kakinya juga mulai bereaksi dengan cepat.

Tak ayal, nafsu bejat Tuan Muda itu meninggi hingga ia tarik daster batik Lyra ke arah atas sampai setinggi dada. Matanya terbelalak saat melihat segitiga mungil berwarna merah muda di antara kedua paha mulus.

“Jangan! Jangan!” tangis Lyra meronta, tetapi tiada guna. Rex sudah menguncinya dengan segenap kekuatan yang ada.

Dengan beberapa kali usaha, segitiga itu berhasil diturunkan dan terpampanglah semua area pribadi seorang Lyra Kanigara. Air liur Rex serasa menetes saat melihat itu semua.

Jeritan yang membuat kepalanya kian pusing dibungkam dengan ciuman panas hingga ada saat-saat di mana Lyra merasa kesulitan bernapas.

“Tuan, jangan lakukan ini! Sadarlah, Tuan!” pinta wanita itu memelas. “Saya mohon!”

Namun, satu tamparan datang di pipi kanan, berlanjut dengan tamparan kedua di pipi kiri. Jari Rex yang besar dan kokoh kini membekap mulut Lyra. Persis seperti orang yang kerasukan setan, ia berdesis. “Diam, atau aku akan mencekikmu hingga mati!”

Lyra benar-benar tak berdaya lagi menghadapi serangan majikannya. Tenaga yang dimiliki semakin lama semakin habis dipakai untuk meronta. Wajahnya pun sudah dirasa sangat panas dan perih akibat ditampar beberapa kali.

Maka, ketika sebuah benda tumpul dirasa meringsek ke antara dua pangkal paha ....

“AAAAKKKHHH!” jeritannya membahana, meraung di kamar Rex yang besar dan mewah. Lagi, jeritannya itu bersamaan dengan dentuman petir di angkasa penuh hujan deras.

“Uugghh!” desah Rex tak peduli jika ada rasa sakit yang menghunjam di tubuh lawan bercintanya. Dengan beringas, ia terus melesakkan kejantanannya yang sudah sedari tadi bereaksi akibat bayangan penari telanjang.

Perih! Sungguh perih, sungguh sakit! Itu yang kini dirasakan Lyra, baik di jiwa maupun di antara kedua pahanya. Ada sesuatu yang terkoyak, dan itu lebih dari sekadar harga diri!

Kesuciannya malam ini telah terenggut dengan paksa. Tidak ada lagi malam pertama yang syahdu bagi sang wanita ....

***

Sekian menit berlalu dari berhentinya Rex menodai Lyra. Lelaki itu telah mencapai klimaksnya dan ambruk begitu saja di atas ranjang. Bahkan, dengan mudahnya ia mendengkur seakan tidak terjadi apa-apa.

Berbeda dengan Rex yang mendengkur nyaman, Lyra justru kini merintih kesakitan dan bersimbah air mata. Seluruh tubuhnya lemas, nyeri, sangat sakit!

Tamparan di wajah, pukulan di kepala dan juga bagian tubuh lain, itu yang baru saja dilakukan oleh Rex kepadanya. Bayangan masa depan akan keluarga yang bahagia seketika runtuh di batin Lyra.

Bayangan ayah ibu yang ada di desa melintas, membuatnya merasa sangat malu dengan apa yang dialami sekarang. Dirinya tak lagi suci! Pergi ke ibu kota untuk mencari uang, ternyata justru dinodai dengan cara yang teramat keji.

Menoleh pelan ke kanan, menatap wajah tampan sedang tertidur pulas seperti bayi. Gemuruh hati Lyra menjerit luar biasa. Jemari ingin memukuli, tetapi tak ada satu pun lentik yang bergerak. Bibir ingin berteriak, tetapi tak satu patah suara pun keluar.

Membeku, demikian kondisinya sekarang yang dipenuhi oleh rasa syok teramat hebat. Saking terguncangnya fisik dan jiwa sampai tak bisa bergerak sama sekali.

Lyra memejamkan mata, membiarkan linang terus mengalir sebagai pelampiasan atas kesialan yang dialami detik ini. Ingin turun dan berlari dari ranjang, tetapi ia tak mampu bergerak.

***

Tiga jam berlalu dari detik yang memilukan, Lyra masih terduduk lemas di tepi ranjang. Menatap jendela, matahari mulai terbit terang. Melirik jam dinding, sudah pukul enam pagi.

Biasanya, dari jam lima ia sudah mulai bekerja mempersiapkan segala sesuatunya. Akan tetapi, bagaimana bisa berbuat itu dalam kondisi seperti ini? Barusan, ia mencoba turun ranjang dan disambut dengan rasa nyeri luar biasa di area kewanitaan.

Air mata kembali meleleh, kebingungan melanda. Daster batik berwarna biru tua miliknya sudah rusak tidak karuan. Sobek di bagian dada karena ulah tangan jahanam Rex.

Lalu, saat matanya melihat secarik celana dalam berwarna merah muda di atas lantai, rintih kehancuran mulai terdengar dari bibirnya. Bagai video yang terus terputar ulang dengan sendirinya, momen mengerikan itu kembali teringat.

Tidak hanya itu, Lyra juga berpikir bagaimana caranya bisa turun ke lantai satu, ke kamarnya, tanpa dilihat orang dalam kondisi seperti sekarang.

Tidak perlu berkaca, ia sudah tahu dari perihnya wajah kalau pasti banyak lecet-lecet di sana. Apalagi, dasternya sudah sobek tidak karuan. Ia akan jadi pusat perhatian.

Seakan belum cukup rasa kalut yang diderita, terdengarlah suara langkah mendekati pintu kamar. Lalu, suara Ajeng Adiwangsa terdengar. Dia adalah Nyonya Rumah, ibundanya Rex.

“Rex! Ayo, bangun! Papamu sudah hampir datang dari bandara! Jangan sampai kamu kelihatan mabuk!”

“Rex! Bangun! Nanti kamu diamuk lagi seperti kemarin kalau ketahuan mabuk! Bangun, bangun!”

Karena tidak ada jawaban, wanita itu kembali mengetuk dan memanggil. “Rex! Mama masuk, ya! Kamu harus cepat bangun!”

Mata Lyra terbelalak, napasnya tersengal hebat! Seseorang akan memasuki kamar dengan kondisinya masih seperti ini!

Pintu kamar terbuka dan ....

BERSAMBUNG

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA    Ch.02 Harus Menikahinya!

    Pintu kamar terbuka, Ajeng masuk dan ….“Aaaa!” teriak Nyonya Rumah tersebut. Ia menjerit sangat kencang dengan mulut yang terbuka lebar. “Apa-apan iniii!” pekiknya semakin kencang berteriak. Mendengar jeritan sang ibu, Rex sontak bangun dari tidur lelapnya dengan kaget yang teramat sangat. Mata memicing, mengerjap, memicing kembali, mengerjap kembali. Kepala digeleng ke kanan, ke kiri, lalu memegangi dengan kedua tangan.“Ada apa Mama teriak-teriak? Aku pusing!” amuknya membentak sang bunda. “I-itu! Lyra! Lyra! Dia … dia …!” Dengan telunjuk gemetar, Ajeng menunjuk perawat mertuanya dengan wajah merah padam dan dada kembang kempis. Rex menoleh, masih tidak mengerti apa yang membuat ibunya menjerit seperti melihat hantu. Begitu ia melihat Lyra ada di sebelahnya dengan rambut acak-acakan, dirinya pun berteriak kencang.Bahkan, saking kencang dan refleknya, kaki langsung menendang gadis yang sudah duduk di pinggir kasur itu. Lyra mengaduh kencang saat tubuhnya menghantam lantai dingin

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA    Ch.03 Pernikahan

    Ayah Rex telah kembali dari kunjungannya ke luar kota. Rasa lelah yang Harlan ingin lepas dengan bercengkerama bersama keluarga kini justru berubah menjadi sebuah sesak bukan kepalang.Putra sulung yang kian sulit diatur, sekarang telah berbuat nista dengan menodai perawat neneknya sendiri. “Kamu harus menikahi Lyra!” bentaknya pada Rex tanpa ada keraguan sedikit pun.“Apa? Papa ini apa-apaan? Aku tidak mungkin menikahi dia!” Detik itu juga Rex menolaknya. “Aku bahkan tidak tahu apa yang aku perbuat kepadanya!”“Bisa jadi Mama benar! Lyra menjebakku! Dia pasti sudah naksir aku sejak lama dan kali ini adalah waktu yang tepat untuk dia beraksi!”“Tutup mulutmu! Kamu sudah memperkosa seorang wanita! Perawan pula! Kamu harus bertanggung jawab!” “Aku tidak mau menikahi dia! Aku sudah punya pacar, Pa! Mama, please! Bantu aku!” Rex merengek pada ibunya. Berjalan dan berlindung di balik punggung sang bunda.Ajeng tentu saja sama seperti putra yang selalu dimanja olehnya itu. Tentu saja dia m

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA    Ch.04 Mertua Kampungan

    Lyra meninggalkan ruang kerja Harlan. Berjalan dengan menunduk, menatap lantai. ‘Minggu depan sudah menikah? Aku harus berbohong pada Bapak dan Ibu di rumah,” keluhnya gundah. ‘Apa mereka akan percaya?’Ketika kaki mengayun dengan gontai, mendadak seorang lelaki muncul dari arah belakang dan menarik lengannya hingga tubuhnya sontak berputar.“T-Tuan Rex,” engahnya terkejut sekaligus takut.“Kamu sudah dengar? Kita akan menikah bulan depan, perempuan brengsek!” desis Rex menyeringai bengis. “Kamu puas sekarang, hah?”Menggeleng, Lyra berucap dengan terbata, “Saya … s-saya hanya … saya hanya mengikuti pe-perintah Tuan Harlan.”“Banyak omong, kamu! Dikira aku tidak tahu kalau kamu sengaja menjebakku? Kamu ingin jadi istriku, ‘kan? Kamu sengaja melakukan semua ini!”“Saya bersumpah, Tuan Rex! Demi Tuhan! Saya tidak menjebak Anda!” sanggah sang gadis.Namun, Rex tidak peduli. Ia mencengkeram lengan Lyra semakin keras hingga tedengar suara mengaduh dari sang gadis karena sakit.“Camkan ini,

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA    Ch.05 SAH!

    Tersenyum kagok, tetapi mengikuti drama Rex dengan sebisa mungkin. “I-iya, Mas ….”Narsih buka suara, “Masalahnya, kami tidak ada dana untuk menikahkan Lyra, Bapak dan Ibu Adiwangsa. Hutang operasi jantung ayahnya saja masih belum lunas.”Harlan tersenyum, lalu menjelaskan, “Semua biaya kami yang menanggung. Acara akan diadakan di hotel di Malang kota besok lusa. Seluruh saudara dan kerabat dari Pak Suripto dan Bu Narsih silakan datang. Kami membawa 50 undangan, nanti silakan diisi sendiri dan dibagikan.”“Kami juga sudah menyewa wedding organizer untuk melaksanakan pesta ini dengan baik. Semua sudah mereka atur. Kalian cukup datang, itu saja. Nanti saya juga akan mengirim kendaraan kemari untuk menjemput.”Suripto dan Narsih saling pandang terbelalak. Begitu pula dengan Endaru dan Gayatri. Lalu, keempatnya menoleh pada Lyra.“Iya, Pak, Bu, seperti yang aku jelaskan di telepon. Pak Harlan akan ke luar negeri dalam waktu lama. Jadi, pernikahannya dimajukan,” jelas Lyra dengan satu keboh

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA    Ch.06 Marah

    Di sisi lain, Rex masih bertelpon ria dengan kekasihnya. “Malam pertama? Aku dengan perawat yang gila itu? Lebih baik aku mati daripada malam pertama dengannya!” sinisnya, tak peduli bahwa dia dapat didengar Lyra. “Tenang saja, Sayang. Cintaku hanya buat kamu! Mana mungkin aku bisa mencintai perempuan lacur kampungan seperti Lyra?” “Nanti kalau aku sudah kembali ke Jakarta, pasti aku akan segera menemuimu. Kita check in di hotel seperti biasa, ya?” rayu Rex dengan suara mendayu. “Aku merindukan pelukan serta sentuhanmu.” “Oke, love you, Marina Sayang!” pungkas Rex kemudian selesai menerima telepon. Lalu, ia berseru kencang. “Dengar itu, Lacur? Wanita yang aku cintai bernama Marina! Dia anak orang terhormat! Anak pejabat! Tidak seperti kamu yang anaknya petani desa! Bukan seperti kamu yang anaknya Suripto pengumpul kotoran ayam!” Rex menghina keluarga Lyra bukan kepalang tanggung. Ayah wanita itu dikatakan pengumpul kotoran ayam karena rumahnya kemarin banyak ayam berkeliaran saat

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA    Ch.07 Ancaman

    Bentakan dari sang ayah menggebrak nurani Rex. Mengusik seakan sedang ditampar secara langsung. Akan tetapi, bukannya sadar, ia tetap tidak mau mengaku.“Aku tidak berbuat apa-apa,” dustanya lagi.Harlan menggeleng, napas pun terengah. “Sejak kamu lahir, Papa begitu bangga denganmu. Nilai di sekolah selalu yang terbaik! Kamu selalu menjadi salah satu lulusan terbaik, Rex!”“Papa selalu berpikir bisnis kita akan berlanjut di tangan yang tepat karena kecerdasanmu di atas rata-rata. Kamu pun tidak ada masalah hingga lulus kuliah! Tapi, setelah kamu bersama Marina ... semua berubah!” dengkus Harlan pilu.Mendengar nama kekasihnya disebut, Rex tidak terima. “Apa maksud Papa? Marina dan aku saling mencintai! Apanya yang berubah? Dia sangat memperlakukan aku dengan baik!”“Baik apanya? Sejak bersama Marina, kamu jadi sering party di klub malam! Papa sudah bertanya ke teman-teman, mereka bercerita bahwa sejak ayahnya Marina meninggal dunia, gadis itu hanya terus menghamburkan harta warisan!”

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA    Ch. 08 Kemesraan Palsu

    Rex selesai menelepon Marina, lalu jatuh tertidur hingga sore. Saat pintu kamarnya diketuk, ia pun terbangun. Berjalan gontai menuju pintu, membukanya, dan melihat sang ayah di depan kamar. “Malam ini kita akan makan di luar. Berangkat satu jam lagi. Beritahu Lyra, ya? Mana dia?” tanya Harlan saat melongok ke kamar dan tidak menemukan menantunya. “Aku tidak tahu, dia keluar kamar dari siang. Katanya mau ke bawah,” jawab Rex mengendikkan bahu.“Kamu ini bagaimana? Istri sendiri di mana, kok, tidak tahu? Kamu lupa kata-kata Papa? Mau fasilitas dicabut?” kesal Harlan menghela jengkel. “Ayo, cari sekarang!”Rex menahan emosi, “Papa ini kenapa, sih? Dengan Lyra, kok, perhatian sekali? Dia itu Cuma perawat Nenek Tariyah saja, Pa!”“Dia itu perempuan yang sudah kamu rudapaksa, Rex! Sebagai seorang wanita dia pasti hancur! Papa kasihan padanya! Apa kamu tidak punya hati nurani sampai terus mengasarinya?” balas Harlan ikut melangkah mencari Lyra.Rex hanya diam diomeli begitu oleh sang Ayah.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-09
  • SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA    Ch.09 Gugurkan Saja Bayinya!

    Lyra sampai tidak jadi menyuap sendok makanan ke dalam mulut. Ia letakkan kembali ke atas piring. “Kok, lama sekali, Mas?” tanya Ajeng. “Pa, kalau Papa pergi selama itu, bagaimana dengan Honda Accord terbaruku? Teman-teman sudah terus bertanya kapan mobilku diganti?” rengek Eva cemberut. “Papa mundurkan terus beli mobil baruku!” Harlan menghela, “Ini ke Jepang untuk meninjau beberapa pabrik, lalu memastikan semuanya berjalan lancar. Kamu mau Papa kena tipu? Kalau sampai kena tipu, tidak usah bicara Honda Accord terbaru! Mengerti?” tegas sang ayah pada Eva. Lyra menunduk, meremas jemarinya sendiri dengan kegugupan yang luar biasa. Ia melirik ke sebelah di mana Rex mengeluarkan ponsel. Sekilas, bisa melihat apa yang dilakukan suaminya yaitu mengirim pesan kepada kekasih gelapnya. [Papa akan ke Jepang selama dua minggu. Kita merdeka! Sampai rumah akan kutelepon. Love you, Sayang.] Terengah, tetapi ditahan. Benar saja, kepergian Harlan tentu menjadi surga bagi Rex untuk berbuat apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17

Bab terbaru

  • SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA    Ch.87 Buah Hati Tercinta (END)

    “Apa-apaan! Kalian apa sudah gila menuduhku begitu!” bentak Marina dengan dada kembang kempis dan wajah yang mulai memucat. Dua polisi tetap tenang dan hanya tersenyum datar. “Anda baru saja melakukan pemerasan terhadap Tuan Rexanda Adiwanga. Semua bukti percakapan telah direkam, dan bukti pengiriman uang telah dilakukan oleh beliau.”“Oleh beliau? Beliau siapa?” engah Marina menggeleng. “Ini sebuah kesalahan! Aku tidak melakukan apa pun!”“Itu, pria yang ada di depan restoran yang telah melaporkan kasus ini kepada kami sejak tadi malam.”Dua lelaki bertubuh besar menggeser posisi mereka agar Marina bisa melihat siapa yang dimaksud. Mata wanita licik itu tebelalak saat memandang siapa yang ada di depan pintu restoran.Rexanda berdiri di sana, merangkul Lyra dengan mesra. Keduanya menatap ke arah Marina sambil tersenyum puas. Kali ini, tidak akan ada lagi yang mengganggu rumah tangga mereka. “Selamat menikmati penjara sampai beberapa tahun ke depan!” seru Rex sambil memberikan kiss b

  • SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA    Ch.86 Transaksi Dengan Marina

    “Pilihan apa yang kamu punya, hah? Mau hamil seorang diri? Mumpung kehamilanmu masih di awal, lebih baik punya suami supaya tidak malu!” bentak Harlan. “Kamu punya calon lebih baik?”Rex menghela panjang, “Sudahlah, Eva. Terima saja, kamu tidak ada pilihan lain. Kalau mencari lelaki yang sederajat dengan kita, mana ada yang mau?”Gadis itu menangis tersedu sembari menangkup wajahnya. Ia kembali didera perasaan sedang dihukum. Dulu selalu menghina Lyra orang kampung. Sekarang, dirinya pun akan memiliki suami orang kampung. Harlan mengembus berat, penuh beban, “Sudah, itu adalah yang terbaik. Minggu depan mereka datang ke rumah dan kalian akan menikah secara sederhana. Kita akan mengatakan pada orang-orang karena Mama sedang sakit, maka tidak jadi mengadakan pesta.”“Apa Papa sudah berhasil menemukan Ichad?” isak Eva masih berharap kekasihnya yang akan menikahi dia.“Polisi masih mencarinya. Tapi, saat ditemukan pun, kata polisi bukti penipuan adalah lemah. Kamu dengan sengaja dan sada

  • SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA    Ch.85 Apakah Lyra Beruntung

    “Kurang ajar! Wanita siala4n!” Rex memaki layar ponselnya sendiri. “Bisa-bisanya kamu mengancamku!”Dengan terengah, ia segera menelepon Marina. “Bangs4t kamu, ya!”Namun, yang dimaki hanya tertawa santai, “Kamu yang bangs4t, Rex! Kamu dulu janji mau menikahi aku saat mengambil keperawananku. Masih ingat, tidak?”“Waktu itu, saat kamu menelanjangiku, kamu bilang … aku mencintaimu, Marina. Aku akan menikahimu, aku berjani. Dan aku percaya, aku serahkan kesucianku padamu. Nyatanya apa? Dua tahun berlalu, kamu justru meniduri pembantu sialan itu!” desis foto model seksi itu tersenyum culas. Rex terengah, “Kalau sampai kamu sebar video itu, aku akan membuat perhitungan denganmu, brengs3k! Aku tidak akan tinggal diam!” “Silakan saja, silakan buat perhitungan denganku. Kamu pikir aku takut? Biar semua teman-teman kita, biar semua keluargamu melihat kita sedang sama-sama telanjang. Aku mau tahu, apa kamu dan istri kampungan tercinta masih bisa hidup nyaman setelah itu?” tawa Marina makin t

  • SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA    Ch.84 Balasan Setiap Perbuatan

    Mengurungkan niat untuk pergi ke restoran dan merayakan kehamilan Lyra, akhirnya justru mereka mengepak barang untuk kembali ke Jakarta. Kondisi Ajeng yang kritis membuat detak jantung Harlan dan Rex tidak bisa tenang.“Pak, Bu, maaf, karena kami harus segera kembali ke Jakarta siang ini juga. Nanti, saya akan kirim kontraktor kemari untuk memperbaiki rumah Bapak dan Ibu, ya,” pamit Rex sekaligus mengatakan itu semua saat mencium tangan kedua mertuanya.“Kontraktor untuk memperbaiki rumah? Tidak usah, Nak Rexanda. Bapak belum ada dananya. Lain kali saja, ya?” geleng Suripto menolak dengan gugup. “Saya yang menanggung biayanya. Bapak dan Ibu tenang saja dan tinggal menikmati rumah yang nanti lebih baik dari ini,” senyum Rex. Lyra yang ada di sebelahnya terbelalak, nyaris tak percaya.Ajeng menggeleng, “Aduh, jangan, Nak Rexanda. Nanti habisnya banyak. Sudah, yang penting Bapak dan Ibu titip Lyra saja. Perlakukan istrimu dengan baik dan penuh kasih sayang, itu sudah lebih dari cukup. K

  • SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA    Ch.83 Dua Garis Biru

    Pagi yang berembun di kaki gunung, tempat Lyra tinggal selama beberapa hari ini. Seperti biasa, mereka semua sarapan pagi bersama. Namun, kali ini ada yang berbeda. “Hmmppp!” Lyra menutup mulutnya secara mendadak dan berlari ke kamar mandi. “Hmppff!” Suara muntah tertahan semakin intens terdengar.Narsih dan Suripto saling pandang, begitu juga Rex dan Harlan yang bertukar tatap dengan bingung. Tanpa disuruh, Tuan Muda Adiwangsa cepat berlari mengikuti langkah istrinya menuju kamar mandi. “Hoeeek! Hoeeek!”Lyra memuntahkan apa yang dia makan barusan. Rasa mual menghajarnya dengan cukup ekstrim pagi ini. Rexanda memasuki kamar mandi, membantu menyibak ke belakang rambut hitam tebal dan panjang milik sang istri.Lalu, ia bertanya, “Kamu masuk angin, Sayang?” Dengan khawatir memijit tengkuk wanita yang ia cintai.Lyra tidak menjawab, terus saja ia memuntahkan sarapan yang baru beberapa menit masuk ke dalam lambung. Suara terengah hebat terdengar dari bibirnya.“Panggil dokter, ya?” Rex

  • SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA    Ch.82 Boleh Peluk Kamu?

    Tiga hari berlalu dan Lyra belum ada tanda-tanda akan luluh. Pagi keempat, saat sarapan bersama, wajah Rex terlihat pucat. Ia pun berkali-kali bersin dan berdehem. “Kamu sakit?” tanya Harlan melirik. “Cuma flu saja, Pa,” geleng Rex. “Tenggorokanku agak perih. Mungkin efek hawa dingin. Aku belum terbiasa.”“Di kamarmu ada AC yang selalu dipasang 18’, Mas. Apa iya kamu tidak tahan dingin?” sindir Lyra melirik dan tetap cemberut. Rex mengendikkan bahu, “Mungkin karena aku selalu tidur di lantai. Jadi, dinginnya lebih menusuk tulang.”“Nak Rex tidur di lantai? Ya, Tuhan! Lyra, kamu apa-apaan!” pekik Narsih terkejut. Lyra mendelik, menatap jengkel pada suaminya. Lalu, ia menoleh pada ibunya, “Kasur aku kan kecil, Bu. Mana muat dibuat tidur berdua? Jadi, ya, Mas Rex tidur di atas tikar.”Harlan terkikik, lalu menggeleng. ‘Sekarang kamu merasakan jadi orang susah, Rex!’“Tidak apa, Bu. Saya hanya flu biasa. Apa ada obat flu?” senyum Rex berusaha nampak sebagai menantu idaman yang tidak ba

  • SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA    Ch.81 Tidur Beralaskan Tikar

    Rex sangat terkejut dengan tepisan tangan Lyra yang menolak sentuhannya. Apalagi, sang istri mengatakan jijik dengan dirinya. Ia menggeleng pilu, “Maafkan aku, please?”“Tidak mau! Aku sudah sering memaafkan kamu sebelumnya! Sudah, kembali saja sana ke Jakarta! Aku tidak mau memaafkanmu!” desis Lyra menolak.“Aku memang bajing4an, aku bersalah sepenuhnya, Sayang. Tolong beri aku kesempatan sekali lagi? Aku janji akan berubah!”“Apanya berubah? Kamu janji tidak mau minum lagi, tidak mau mabuk lagi, tidak berhubungan dengan Marina lagi. Nyatanya apa? Semua itu kamu langgar! Kamu tidak bisa dipercaya!”“Iya, iya, aku memang brengs3k, aku tahu itu. Kamu boleh memakiku sepuasnya, tapi ... maafkan aku, ya?” rajuk Rex menampilkan wajah memelasnya. Lyra mendengkus, “Aku akan memaafkan kamu, kalau kamu kemari membawa surat cerai!”Rex terbelalak, lalu merengek, “Jangan begitu, Sayang. Kita tidak boleh sedikit-sedikit bercerai. Kalau rumah tangga ada masalah harus diselesaikan, bukan ditinggal

  • SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA    Ch.80 Aku Jijik Denganmu

    Mata Lyra sontak mendelik saat melihat ada kendaraan hitam berhenti di depan rumahnya. Siapa lagi yang naik mobil mendatangi rumah Bapak Suripto jika bukan seseorang dari kota? Kalau tetangga, biasanya naik sepeda atau sepeda motor.Yakin itu adalah sang suami yang datang, Lyra justru melompat turun dari kursi dan berlari sekencang mungkin menuju kamar sambil berteriak, “Aku tidak mau bertemu Mas Reeex! Suruh saja dia pulaaang!”Suripto dan Narsih saling lirik. Ada apa dengan putri mereka sampai sebegitunya? Namun, mereka hanya menggeleng dan menahan tawa melihat kelakuan Lyra.Pasangan suami istri itu kemudian berdiri dan segera keluar rumah, bersamaan dengan dua lelaki turun dari mobil. Dugaan mereka tidak salah karena itu sungguh adalah Harlan dan Rexanda yang datang. Ayah dan anak sedang menurunkan koper dari bagasi kendaraan.“Pak Suripto! Besanku tersayang! Apa kabar?” seru Harlan langsung menjabat dan memeluk ramah. Sedikit bergurau, memanggil besannya dengan kata tersayang. Ta

  • SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA    Ch.79 Menuju Kata Maaf

    Rexanda sedang dalam perjalanan menuju bandara bersama ayahnya. Tujuan penerbangan adalah kota Surabaya. Ada misi khusus yaitu menguntai ulang benang rumah tangga yang sedang terancam putus.Ia banyak terdiam sepanjang melalui keramaian jalan raya. Ponsel berbunyi, ada notifikasi masuk. Melihat siapa yang mengirim pesan, napasnya terembus jengkel. Marina [Halo, Rex, apa kabar?] Rex [Mau apa menghubungiku?]Marina [Mau minta tolong. Ini benar-benar darurat.]Rex [Apa?]Marina [Aku butuh uang, Rex. Adikku sakit usus buntu, tadi malam masuk rumah sakit. Kami tidak punya asuransi lagi seperti dulu. Aku pinjam 100 juta bisa? Nanti kalau ada rejeki pasti kukembalikan.]Rex [Aku tidak ada uang.]Marina [Ayolah, Rex. Demi kemanusiaan? Lagipula, kita kemarin baru saja tidur bersama. Apa iya kamu tidak ada rasa kasihan sama sekali kepadaku?]Rex [Aku mabuk! Kamu yang menelepon Lyra, ‘kan? Aku tidak mungkin segila itu meneleponnya! Saat aku mabuk berat, aku biasanya tidur, tidak berbuat apa-ap

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status