Beranda / Thriller / SIAPA ? / Rencana Besar

Share

Rencana Besar

Penulis: Amin_pbi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-17 08:25:02

Satu bulan berlalu, aku dan om Agung masih selalu menyelidiki tentang alamat itu. Bahkan, selama beberapa hari aku mengikuti kegiatan mereka. Tapi semua sia-sia, tidak ada bukti yang menunjukkan keterlibatan pak Abdulloh dengan papa, atau on Ferdy. Apakah pelaku menggunakan rumah atau identitas palsu?. Itulah jawaban yang saat ini aku yakini.

Mungkin pelaku menyadari bahwa om Ferdi bisa menghianatinya, sehingga ia tetap berhati-hati, bahkan menjebak dan membunuh om Ferdy. Dengan kejadian itu, aku menyadari bahwa penghianat ini adalah orang yang berbahaya. Ia tak segan melakukan apapun agar rencananya berhasil.

Sejak kejadian Om Ferdy, sistem keamanan di setiap perusahaan ditambah. Bahkan di rumah juga. Kami harus selalu berhati-hati. Sesuatu bisa terjadi jika kami lengah lagi. Kini Gita diantar jemput oleh salah satu anggota pasukan khus

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SIAPA ?   Kenangan

    1. KenanganSebuah kenangan tidak bisa menyentuh serta melukai kita secara fisik, tetapi ingatan kita yang mengulang kejadian serta rasa sakitnya itu yang menyakiti.Ma..ma...! Pa....pa...!Jangan pergi...!Mama..!! Teriak Anggita dengan keringat membasahi tubuhnya.“Gita, kamu mimpi buruk lagi?” Tanyaku setelah masuk ke kamar adik ku itu ketika mendengar teriakannya dari kamar ku.“Iya kak, Gita mimpi mama pergi.” Jawab gita dengan wajah sedihnya.“Sabar ya dek, ada kak Johan disini,” Hibur ku pada Gita. Segera aku ambilkan tisu untuk mengelap keringat di dahinya.Setahun sudah sejak kami ditinggal oleh orang tua kami yang wafat dalam sebuah kecelakaan mobil. Suatu kejadian yang hampir membuat aku terjatuh.*******Saat itu Papa dan Mama hendak pergi ke kantornya setelah mengantar kami sekolah. Bagi kami, s

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-10
  • SIAPA ?   Tim Pengembang

    2.Tim PengembangMasa sekolah bukan hanya tentang kita mempersiapkan untuk kehidupan, tetapi masa sekolah juga merupakan kehidupan. Maka nikmatilah kehidupan itu. Kelak tidak ada kata yang sia-sia.Hampir tiga tahun aku di sekolah ini. begitu banyak cerita, pahit atau pun manis. Aku termasuk siswa yang rajin, jarang sekali aku absen, apalagi bolos sekolah lalu nongkrong di sebuah cafe, atau sekedar bermain game.Perpustakaan adalah kelas kedua ku. disinilah aku mencuri berbagai ilmu. Beruntungnya sekolah kami memiliki banyak buku di luar pelajaran, baik itu pertanian, politik atau wirausaha.“Woi, pak bos yang rajin sudah makan setengah buku saja,” Sapa Doni salah seorang sahabat ku. Ia datang tidak sendiri. Melaikan bersama para sahabat terbaik ku.Doni Pradita, seorang yang humoris, begitu mencintai dunia technologi. Laptop tidak pernah lepas dari barang yang wajib ia bawa. Ia juga ter

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-10
  • SIAPA ?   Yang Terpilih

    Tidak perlu menjadi orang lain agar semua orang mendekati kita. Cukup menjadi diri sendiri, bersahabat dengan beberapa orang asalkan ia bisa menjadi sahabat sejati yang selalu ada untuk setiap keluh kesah.Dua minggu telah berlalu, selesai sudah Ujian Sekolahku. Hari ini aku dan om Agung menjadwalkan akan kembali bertemu dengan team pengembang. Demi melanjutkan latihan-latihanku.Aku masih duduk termangu di dalam kamarku, kamar yang kucintai, kamar yang penuh dengan kenangan. Kamarku berukuran sekitar 5 x 4 meter. Warna ungu muda menghiasi dindingnya. Jendela yang menghadap langsung ke jalanan. Dari sini aku selalu tahu apabila ada seseorang yang datang ke rumah.“Assalamu’alaikum,” Gita datang dengan membawa setoples wafer ditangannya.“Wa’alaikumussalam,” Jawab ku.“Kak, sekarang kan hari minggu, kita sudah jarang sekali keluar bersama. Apakah hari ini kakak sibuk?” Ucap Gita yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-10
  • SIAPA ?   Pintu Rahasia

    20 menit berlalu, setelah om Agung mendapatkan kabar dari sekretarisnya. Sindy masih duduk ketakutan di depan pintu ruang kerja om Agung. Matanya tak terpalingkan dari pintu ruang khusus tersebut.“Bagaimana situasinya,?” Tanya Pak Hasan yang datang bersama dengan pasukan kepolisian juga om Agung.Sindy menghembuskan nafas, merasa lega. “Belum ada yang keluar dari ruangan, Pak.” Jawab Sindy.Para pasukan langsung masuk ke ruang kerja om Agung, dan kini tepat di depan pintu ruang khusus. Setelah memberi kode aman, om Agung yang sejak tadi memang menunggu perintah untuk membuka pintu.Setelah membuka akses pintu itu, om Agung langsung bersembunyi dibelakang salah satu anggota polisi demi menjaga keamanan. Segera salah satu anggota polisi tersebut melihat ke dalam ruangan, disusul yang lain setelah ada kode aman lagi, Mereka mengecek setiap sudut ruangan. Dan hasilnya nol besar, tidak ditemukan sese

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-24
  • SIAPA ?   Teka teki Om Ferdy

    Karena kejadian penyusupan itu, aku lebih sering diminta menemani om Agung di kantor. Memeriksa berkas-berkas tentang laporan setiap cabang. Ada sekitar 50 cabang tersebar ke seluruh Lampung. 3 cabang di medan, 2 di Padang, 3 di Palembang dan 3 di Jambi dan 10 cabang di Pulau Jawa, termasuk 1 di Jakarta. Total, kami memiliki 71 cabang perusahaan. Kami memiliki impian melebarkan cabang kami hingga luar Negeri. Pagi itu, matahari bersinar cerah, udara yang tidak terlalu dingin atau panas menemaniku dan om Agung yang tengah sibuk di kantor. Banyak berkas dari tim pemasaran yang berkaitan dengan model celana jeans terbaru yang harus kami periksa dan pilih menjadi produk unggulan kami.“Hallo, Assalamu’alaikum,” Sapa om Agung setelah mendengar bunyi dering Hp nya.“Wa’alaikumsalam,” Jawab penelfon di sebrang sana yang terdengar jelas oleh ku. Dari suaranya, ia adalah om Ferdy. Memang kami sedangmenung

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • SIAPA ?   Identitas palsu

    Satu bulan setelah kepergian om Ferdy, aku dan Ajis sudah menyelesaikan latihan ku dengan Pak Hasan dan Reina. Om Agung benar, Reina adalah gadis yang luar biasa. Ia adalah pesilat, penembak jitu dan ahli strategi peperangan.Banyak ilmu yang kami peroleh dari nya. Meskipun banyak juga siksaan yang harus kami terima sebagai syaratnya. Dalam latihan selama satu bulan, aku dan Ajis sekalipun tidak bisa mengalahkan Reina dalam hal sambung atau adu tanding. Kami selalu kalah telak, sekeras apapun kami berusaha. Tetapi dalam hal menembak, Ajis bisa mengunggulinya.Aku kembali ke rumah. Semua tim ku telah menjalani latihan awal kami. Kami sedang menunggu latihan selanjutnya yang sedang direncanakan oleh om Agung dan pak Hasan. Menurut mereka, kami harus tinggal bersama untuk mematangkan kekompakan kami.Minggu ini waktunya aku dan Gita menikmati liburan kami, sesuai dengan janji yang pernah aku ucapkan. Aku dan om Agung sepakat menyembunyikan t

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04

Bab terbaru

  • SIAPA ?   Rencana Besar

    Satu bulan berlalu, aku dan om Agung masih selalu menyelidiki tentang alamat itu. Bahkan, selama beberapa hari aku mengikuti kegiatan mereka. Tapi semua sia-sia, tidak ada bukti yang menunjukkan keterlibatan pak Abdulloh dengan papa, atau on Ferdy. Apakah pelaku menggunakan rumah atau identitas palsu?. Itulah jawaban yang saat ini aku yakini. Mungkin pelaku menyadari bahwa om Ferdi bisa menghianatinya, sehingga ia tetap berhati-hati, bahkan menjebak dan membunuh om Ferdy. Dengan kejadian itu, aku menyadari bahwa penghianat ini adalah orang yang berbahaya. Ia tak segan melakukan apapun agar rencananya berhasil. Sejak kejadian Om Ferdy, sistem keamanan di setiap perusahaan ditambah. Bahkan di rumah juga. Kami harus selalu berhati-hati. Sesuatu bisa terjadi jika kami lengah lagi. Kini Gita diantar jemput oleh salah satu anggota pasukan khus

  • SIAPA ?   Identitas palsu

    Satu bulan setelah kepergian om Ferdy, aku dan Ajis sudah menyelesaikan latihan ku dengan Pak Hasan dan Reina. Om Agung benar, Reina adalah gadis yang luar biasa. Ia adalah pesilat, penembak jitu dan ahli strategi peperangan.Banyak ilmu yang kami peroleh dari nya. Meskipun banyak juga siksaan yang harus kami terima sebagai syaratnya. Dalam latihan selama satu bulan, aku dan Ajis sekalipun tidak bisa mengalahkan Reina dalam hal sambung atau adu tanding. Kami selalu kalah telak, sekeras apapun kami berusaha. Tetapi dalam hal menembak, Ajis bisa mengunggulinya.Aku kembali ke rumah. Semua tim ku telah menjalani latihan awal kami. Kami sedang menunggu latihan selanjutnya yang sedang direncanakan oleh om Agung dan pak Hasan. Menurut mereka, kami harus tinggal bersama untuk mematangkan kekompakan kami.Minggu ini waktunya aku dan Gita menikmati liburan kami, sesuai dengan janji yang pernah aku ucapkan. Aku dan om Agung sepakat menyembunyikan t

  • SIAPA ?   Teka teki Om Ferdy

    Karena kejadian penyusupan itu, aku lebih sering diminta menemani om Agung di kantor. Memeriksa berkas-berkas tentang laporan setiap cabang. Ada sekitar 50 cabang tersebar ke seluruh Lampung. 3 cabang di medan, 2 di Padang, 3 di Palembang dan 3 di Jambi dan 10 cabang di Pulau Jawa, termasuk 1 di Jakarta. Total, kami memiliki 71 cabang perusahaan. Kami memiliki impian melebarkan cabang kami hingga luar Negeri. Pagi itu, matahari bersinar cerah, udara yang tidak terlalu dingin atau panas menemaniku dan om Agung yang tengah sibuk di kantor. Banyak berkas dari tim pemasaran yang berkaitan dengan model celana jeans terbaru yang harus kami periksa dan pilih menjadi produk unggulan kami.“Hallo, Assalamu’alaikum,” Sapa om Agung setelah mendengar bunyi dering Hp nya.“Wa’alaikumsalam,” Jawab penelfon di sebrang sana yang terdengar jelas oleh ku. Dari suaranya, ia adalah om Ferdy. Memang kami sedangmenung

  • SIAPA ?   Pintu Rahasia

    20 menit berlalu, setelah om Agung mendapatkan kabar dari sekretarisnya. Sindy masih duduk ketakutan di depan pintu ruang kerja om Agung. Matanya tak terpalingkan dari pintu ruang khusus tersebut.“Bagaimana situasinya,?” Tanya Pak Hasan yang datang bersama dengan pasukan kepolisian juga om Agung.Sindy menghembuskan nafas, merasa lega. “Belum ada yang keluar dari ruangan, Pak.” Jawab Sindy.Para pasukan langsung masuk ke ruang kerja om Agung, dan kini tepat di depan pintu ruang khusus. Setelah memberi kode aman, om Agung yang sejak tadi memang menunggu perintah untuk membuka pintu.Setelah membuka akses pintu itu, om Agung langsung bersembunyi dibelakang salah satu anggota polisi demi menjaga keamanan. Segera salah satu anggota polisi tersebut melihat ke dalam ruangan, disusul yang lain setelah ada kode aman lagi, Mereka mengecek setiap sudut ruangan. Dan hasilnya nol besar, tidak ditemukan sese

  • SIAPA ?   Yang Terpilih

    Tidak perlu menjadi orang lain agar semua orang mendekati kita. Cukup menjadi diri sendiri, bersahabat dengan beberapa orang asalkan ia bisa menjadi sahabat sejati yang selalu ada untuk setiap keluh kesah.Dua minggu telah berlalu, selesai sudah Ujian Sekolahku. Hari ini aku dan om Agung menjadwalkan akan kembali bertemu dengan team pengembang. Demi melanjutkan latihan-latihanku.Aku masih duduk termangu di dalam kamarku, kamar yang kucintai, kamar yang penuh dengan kenangan. Kamarku berukuran sekitar 5 x 4 meter. Warna ungu muda menghiasi dindingnya. Jendela yang menghadap langsung ke jalanan. Dari sini aku selalu tahu apabila ada seseorang yang datang ke rumah.“Assalamu’alaikum,” Gita datang dengan membawa setoples wafer ditangannya.“Wa’alaikumussalam,” Jawab ku.“Kak, sekarang kan hari minggu, kita sudah jarang sekali keluar bersama. Apakah hari ini kakak sibuk?” Ucap Gita yang

  • SIAPA ?   Tim Pengembang

    2.Tim PengembangMasa sekolah bukan hanya tentang kita mempersiapkan untuk kehidupan, tetapi masa sekolah juga merupakan kehidupan. Maka nikmatilah kehidupan itu. Kelak tidak ada kata yang sia-sia.Hampir tiga tahun aku di sekolah ini. begitu banyak cerita, pahit atau pun manis. Aku termasuk siswa yang rajin, jarang sekali aku absen, apalagi bolos sekolah lalu nongkrong di sebuah cafe, atau sekedar bermain game.Perpustakaan adalah kelas kedua ku. disinilah aku mencuri berbagai ilmu. Beruntungnya sekolah kami memiliki banyak buku di luar pelajaran, baik itu pertanian, politik atau wirausaha.“Woi, pak bos yang rajin sudah makan setengah buku saja,” Sapa Doni salah seorang sahabat ku. Ia datang tidak sendiri. Melaikan bersama para sahabat terbaik ku.Doni Pradita, seorang yang humoris, begitu mencintai dunia technologi. Laptop tidak pernah lepas dari barang yang wajib ia bawa. Ia juga ter

  • SIAPA ?   Kenangan

    1. KenanganSebuah kenangan tidak bisa menyentuh serta melukai kita secara fisik, tetapi ingatan kita yang mengulang kejadian serta rasa sakitnya itu yang menyakiti.Ma..ma...! Pa....pa...!Jangan pergi...!Mama..!! Teriak Anggita dengan keringat membasahi tubuhnya.“Gita, kamu mimpi buruk lagi?” Tanyaku setelah masuk ke kamar adik ku itu ketika mendengar teriakannya dari kamar ku.“Iya kak, Gita mimpi mama pergi.” Jawab gita dengan wajah sedihnya.“Sabar ya dek, ada kak Johan disini,” Hibur ku pada Gita. Segera aku ambilkan tisu untuk mengelap keringat di dahinya.Setahun sudah sejak kami ditinggal oleh orang tua kami yang wafat dalam sebuah kecelakaan mobil. Suatu kejadian yang hampir membuat aku terjatuh.*******Saat itu Papa dan Mama hendak pergi ke kantornya setelah mengantar kami sekolah. Bagi kami, s

DMCA.com Protection Status