Home / Fantasi / SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA) / Bab 57: Rencana Kembali ke Tian Gong Pai

Share

Bab 57: Rencana Kembali ke Tian Gong Pai

last update Huling Na-update: 2025-02-17 14:42:40

Malam yang sunyi di pegunungan Qilian di perbatasan Gansu dan Qinghai. Angin berhembus lembut membawa aroma tanah yang basah. Di sebuah paviliun yang terletak di puncak bukit, Ji Liong duduk dengan tenang, menatap langit yang dipenuhi bintang. Ia baru saja kembali dari pertempuran melawan beberapa murid Kong Tong Pai, membawa suami istri orang tua dari ketua mereka.

Tak lama, suara langkah kaki mendekat. Empat sosok berjubah gelap muncul dan membungkuk hormat di hadapannya. Mereka adalah Empat Pelindung Naga Tian Gong Pai, para pengawal setia yang telah bersumpah untuk melindungi sekte dan pemimpinnya dengan nyawa mereka.

Pelindung Naga Timur, yang bertubuh tinggi dengan wajah tajam, maju pertama kali. "Ketua, selama beberapa hari ini aku menyusup ke Shaolin dan Butong untuk menggali informasi. Mereka mulai menaruh prasangka dengan kita menduga Tian Gong Pai menyusun kekuatan untuk menantang mereka. Namun, hingga saat ini mereka belum bergerak secara terang-terangan."

Ji Liong mengang
Locked Chapter
Patuloy ang Pagbabasa sa GoodNovel
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin menarik
goodnovel comment avatar
Shofiyudin Musthofa
lanjutkan..... #2
goodnovel comment avatar
bongkrek⁹⁹
menunggu penulis mikirin kelanjutan bab seminggu ke depan
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 58: Kembalinya Sang Ketua

    Malam masih pekat saat Ji Liong bersama keempat Pelindung Naga bergerak menuju Tian Gong Pai. Perjalanan mereka penuh dengan kewaspadaan, sebab mereka tahu musuh bisa saja mengintai kapan saja. Angin dingin dari Pegunungan Qilian berhembus menerpa mereka, membawa kesunyian yang menegangkan."Kita hampir sampai," kata Pelindung Naga Timur, yang berjalan di depan.Dari kejauhan, siluet bukit Tian Gong mulai terlihat. Sekte yang pernah menjadi tempat Ji Liong tumbuh dan berkembang kini tampak seperti benteng yang dipenuhi penjaga. Cahaya obor berjejer di sepanjang gerbang utama, menandakan kesiapan para pengawal untuk menghadapi siapa pun yang mencoba masuk tanpa izin.Saat mereka tiba di depan gerbang utama, beberapa sosok berjubah gelap muncul dari bayangan. Para penjaga Tian Gong Pai yang seharusnya mengenali mereka malah berdiri dengan siaga, menatap mereka dengan tatapan penuh kecurigaan."Berhenti di situ!" salah satu penjaga berseru. "Tidak ada yang boleh masuk tanpa izin ketua ka

    Huling Na-update : 2025-02-19
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 1. Pengkhianatan di Puncak Gunung

    Di ujung negeri, terdapat sebuah desa yang ramai bernama Desa Hongye, atau Desa Daun Merah, sebuah desa yang terkenal dengan para pedagang serta peziarah yang sering datang untuk berdoa di kuil kuno. Suasana pagi itu cerah, sinar matahari menyinari setiap sudut desa, sementara penduduk bersiap dengan kegiatan sehari-hari mereka.Tak jauh dari desa itu terdapat sebuah gunung terpencil yang tersembunyi di antara kabut tebal, sepasang remaja, Ji Liong dan Hu Ling Lian berdiri di tengah hutan pinus yang sunyi. Pepohonan menjulang tinggi seakan menjadi saksi dari latihan mereka. Langit sore berwarna jingga kemerahan, memberikan suasana damai yang menipu.Hu Ling Lian, mengenakan pakaian latihan berwarna hijau zamrud, tengah duduk bersila dengan konsentrasi penuh. Kedua tangannya terangkat, perlahan mengatur aliran napas dan tenaga dalam. Udara di sekitarnya bergetar samar, tanda bahwa ia sedang melatih Sin Kang ilmu warisan keluarga Hu yang terkenal sebagai salah satu ilmu langka di dunia p

    Huling Na-update : 2024-11-13
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 2: Penghinaan besar

    Di depan kediaman keluarga Hu, suasana semakin tegang. Ji Bao Oek menatap tajam ke arah Hu Chuan, seolah tak percaya bahwa penghinaan seterang ini bisa keluar dari seorang kepala keluarga besar yang terhormat. Sebelum ia sempat menanggapi, terdengar suara lembut namun tegas dari balik pintu."Dia memang cacat!"Suara itu terdengar tenang, namun menambah bara api dalam hati Ji Bao Oek. Sosok seorang gadis muncul dari balik pintu, mengenakan pakaian biru muda yang anggun. Rambutnya tergerai panjang, dan parasnya yang cantik serta penuh percaya diri membuat orang-orang sekitar terdiam sejenak. Ia adalah Hu Ling Lian, putri kebanggaan keluarga Hu yang menjadi alasan lamaran ini dilakukan.“Apa maksudmu, Hu Socia (nona Hu)?” Ji Bao Oek berbicara dengan nada lebih keras. Ia tidak terima putranya dihina, terutama di hadapan keluarga besar Hu dan para muridnya. Nada suaranya mengandung kemarahan yang tertahan, namun wajahnya masih berusaha tenang.Namun, Hu Ling Lian tetap tenang. Ia memandang

    Huling Na-update : 2024-11-13
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 3 - Harga Diri yang Terinjak

    Setelah peristiwa memalukan di kediaman Pendekar Hu, Ji Bao Oek dan rombongannya kembali ke Kim Kiam Pay. Wajah-wajah muridnya tampak muram, menyiratkan luka batin yang mereka alami. Ji Bao Oek memutuskan untuk tidak lagi membahas kejadian itu, berharap agar perlahan peristiwa itu menghilang dari ingatan semua orang. Namun, harapan itu sirna. Entah siapa yang membocorkan aib mereka, kabar tentang kekalahan dan penghinaan yang diterima dari keluarga Hu menyebar cepat ke seluruh desa Hongye. Kabar tersebut menghancurkan Ji Liong. Setiap kali ia berjalan di sekitar desa, ia harus menghadapi pandangan mengejek dari orang-orang, sering kali diiringi bisikan-bisikan tajam yang menusuk batinnya. Beberapa warga bahkan terang-terangan mengatai dirinya sebagai pemuda yang tak berguna, tak lebih dari sampah. Kata-kata itu berulang kali terngiang dalam pikirannya, seperti racun yang perlahan-lahan merusak harga dirinya.Suatu hari, ketika Ji Liong berjalan di sekitar desa bersama adiknya, Ji Xi

    Huling Na-update : 2024-11-13
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 4 - Bangkitnya sebuah kekuatan

    Sosok bertopeng yang tinggi dan berotot mendekati Ji Liong dan Ji Xiu Yan yang tengah terduduk tak berdaya. Wajahnya yang tersembunyi di balik topeng hanya menampilkan sepasang mata tajam yang memancarkan sinar ejekan dan keangkuhan. Bibirnya menyeringai, dan tangannya terulur, nyaris menyentuh wajah Ji Xiu Yan yang pucat karena luka dan kelelahan. Di balik sisa-sisa kekuatannya, Xiu Yan menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.Namun, sebelum tangan kotor itu berhasil menyentuhnya, Ji Liong dengan sisa-sisa tenaganya menepisnya sambil melepaskan pukulan yang ditujukan ke wajah pria bertopeng tersebut. Sayangnya, pukulan itu bahkan tidak menggores sedikit pun kulit lawan. Sebaliknya, pria bertopeng itu dengan santai mengayunkan lengan bajunya, menyentil tangan Ji Liong hingga pemuda itu terlempar ke tanah. Ji Liong terjatuh keras, merasa seluruh tubuhnya nyeri dan pandangannya berkunang-kunang.Melihat kakaknya tersungkur dengan mudah, Xiu Yan tidak bisa menahan amarahnya. Dengan sis

    Huling Na-update : 2024-11-13
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 5: Cincin Kaisar Langit

    Beberapa hari setelah kejadian penyerangan, suasana di Perguruan Pedang Emas masih dibayangi kecemasan. Ji Bao Oek, sang ketua, akhirnya pulang setelah menyelesaikan urusannya di sebuah kota terdekat. Kedatangannya segera disambut dengan wajah lega oleh para murid dan pengurus perguruan. Mereka semua merasa lebih tenang, mengira bahwa kehadiran ketua mereka akan mampu menjaga kedamaian yang sempat terusik.Namun, ketika Ji Bao Oek menuruni tangga aula utama, tatapan matanya penuh kekhawatiran. Sebelum sempat menanyakan apa yang terjadi, Ji Xiu Yan, putrinya, sudah menghampirinya dengan wajah yang masih pucat. "Thia (ayah)... Kau harus mendengarkan ceritaku. Beberapa waktu lalu kami diserang. Lima orang berilmu tinggi menyerang perguruan ini dan nyaris membuat kami semua tewas."Mendengar hal ini, Ji Bao Oek langsung menajamkan pandangannya. Ia memandang putrinya dengan sorot penuh perhatian, seolah-olah ingin menangkap setiap detail dari cerita yang hendak disampaikan. "Teruskan, Yan-

    Huling Na-update : 2024-11-13
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 6: Ketegangan dan Rahasia yang Tersembunyi

    Beberapa hari telah berlalu sejak penyerangan di kediaman Ji Bao Oek, namun bayang-bayang ancaman masih terasa menggelayuti seisi perguruan Kim Kiam Pay. Para murid senior dan tetua mulai berjaga lebih ketat, senantiasa waspada terhadap setiap gerakan mencurigakan. Para pendekar muda yang biasanya berlatih di pelataran utama kini berlatih dalam diam, setiap pukulan mereka mengandung ketegangan yang tak biasa, seolah-olah mereka tengah mempersiapkan diri menghadapi badai yang lebih besar. Di tengah hiruk pikuk persiapan itu, Ji Liong, putra tertua Ji Bao Oek, tampak sering melamun. Tubuhnya hadir di pelataran latihan, namun pikirannya seakan jauh terbang meninggalkan Kim Kiam Pay. Matanya kosong, menatap jauh ke arah gunung dan lembah di kejauhan, seakan mencari sesuatu yang tak bisa ia temukan. Ji Xiu Yan, adik angkatnya, menyaksikan perubahan pada Ji Liong dengan perasaan sedih yang dalam. Di benaknya, ia menduga bahwa kegalauan hati Ji Liong disebabkan oleh kegagalannya memena

    Huling Na-update : 2024-11-29
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 7: Tiga Hantu Pedang dari Sungai Kuning

    Suasana di perguruan Pedang Emas terasa damai, dengan para murid yang sibuk berlatih di lapangan luas yang terbuka. Ji Bao Oek, ketua perguruan, sedang duduk di beranda dekat ruang latihan, matanya memandangi para muridnya yang tengah berlatih dengan tekun. Meskipun cuaca cerah dan angin berhembus sepoi-sepoi, suasana dalam dirinya tampak tegang, seperti ada yang mengganjal.Suara pelan dari Ji Liong yang berdiri di sampingnya terdengar nyaris tak terdengar, "Ada orang yang datang untuk mengacau."Ji Bao Oek menoleh sejenak. Suara putra angkatnya yang terdengar begitu ringan hampir tak membuatnya merasa waspada. Namun, dengan ketajaman indera yang dimilikinya, ia menatap ke arah pintu gerbang perguruan. Tak ada yang tampak mencurigakan."Apakah kau yakin?" Ji Bao Oek bertanya, sedikit mengernyitkan dahi. "Aku tidak mendengar apa-apa."Namun, meskipun suara Ji Liong pelan, entah mengapa ada ketegangan yang menggelayuti hati Ji Bao Oek. Ia menganggap dirinya lebih berpengalaman, lebih t

    Huling Na-update : 2024-11-30

Pinakabagong kabanata

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 58: Kembalinya Sang Ketua

    Malam masih pekat saat Ji Liong bersama keempat Pelindung Naga bergerak menuju Tian Gong Pai. Perjalanan mereka penuh dengan kewaspadaan, sebab mereka tahu musuh bisa saja mengintai kapan saja. Angin dingin dari Pegunungan Qilian berhembus menerpa mereka, membawa kesunyian yang menegangkan."Kita hampir sampai," kata Pelindung Naga Timur, yang berjalan di depan.Dari kejauhan, siluet bukit Tian Gong mulai terlihat. Sekte yang pernah menjadi tempat Ji Liong tumbuh dan berkembang kini tampak seperti benteng yang dipenuhi penjaga. Cahaya obor berjejer di sepanjang gerbang utama, menandakan kesiapan para pengawal untuk menghadapi siapa pun yang mencoba masuk tanpa izin.Saat mereka tiba di depan gerbang utama, beberapa sosok berjubah gelap muncul dari bayangan. Para penjaga Tian Gong Pai yang seharusnya mengenali mereka malah berdiri dengan siaga, menatap mereka dengan tatapan penuh kecurigaan."Berhenti di situ!" salah satu penjaga berseru. "Tidak ada yang boleh masuk tanpa izin ketua ka

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 57: Rencana Kembali ke Tian Gong Pai

    Malam yang sunyi di pegunungan Qilian di perbatasan Gansu dan Qinghai. Angin berhembus lembut membawa aroma tanah yang basah. Di sebuah paviliun yang terletak di puncak bukit, Ji Liong duduk dengan tenang, menatap langit yang dipenuhi bintang. Ia baru saja kembali dari pertempuran melawan beberapa murid Kong Tong Pai, membawa suami istri orang tua dari ketua mereka.Tak lama, suara langkah kaki mendekat. Empat sosok berjubah gelap muncul dan membungkuk hormat di hadapannya. Mereka adalah Empat Pelindung Naga Tian Gong Pai, para pengawal setia yang telah bersumpah untuk melindungi sekte dan pemimpinnya dengan nyawa mereka.Pelindung Naga Timur, yang bertubuh tinggi dengan wajah tajam, maju pertama kali. "Ketua, selama beberapa hari ini aku menyusup ke Shaolin dan Butong untuk menggali informasi. Mereka mulai menaruh prasangka dengan kita menduga Tian Gong Pai menyusun kekuatan untuk menantang mereka. Namun, hingga saat ini mereka belum bergerak secara terang-terangan."Ji Liong mengang

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 56. Pertarungan Sengit Murid Utama Kong Tong Pai

    Ji Liong menatap ke arah Pemuda Kong Tong Pai dihadapannya. Ia mencari pemuda inilah yang menyamar sebagai dirinya. Namun sepertinya, pemuda itu tidak bersama mereka.Pemuda Kong Tong Pai tersenyum tipis, tetapi matanya tajam, penuh percaya diri. "Jadi kaulah yang telah membuat kekacauan di sini? Beraninya kau menyusup ke wilayah kami dan berusaha membawa tawanan kami?"Ji Liong tetap berdiri tegap, tidak menunjukkan reaksi apapun. Matanya meneliti pemuda itu dengan saksama, mencoba mengukur kekuatan lawannya. Ia dapat merasakan aura yang cukup kuat dari pemuda itu, menandakan bahwa ia bukanlah pendekar sembarangan."Lepaskan mereka," Ji Liong berkata dingin. "Atau aku akan membuat tempat ini menjadi kuburan bagi kalian."Pemuda itu tertawa kecil, lalu mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada anak buahnya agar tetap waspada. Ia pun maju. "Kau sombong sekali. Aku, Liang Houw, murid utama Kongtong Pai, ingin melihat seberapa kuat kau sebenarnya."Tanpa peringatan, Liang Houw melesat

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 55: Topeng Harimau Pembawa Malapetaka

    "Cukup bicara," kata lelaki tua itu akhirnya. "Jangan bermimpi bisa keluar dari tempat ini. Nasib kalian bergantung pada keputusan anak kalian sendiri. Jika ia berhasil menjalankan perannya, kalian akan tetap hidup. Jika tidak..." Ia membiarkan kata-katanya menggantung, tetapi ancaman itu jelas.Dengan itu, lelaki tua itu berbalik dan berjalan keluar ruangan, diikuti oleh dua pengawal setianya. Setelah memastikan keadaan aman, Ji Liong menarik napas dalam-dalam dan mulai bergerak perlahan. Ia harus pergi sebelum seseorang menyadari kehadirannya.Dengan gerakan yang nyaris tak terdengar, ia menutup kembali genteng yang ia angkat tadi dan mundur perlahan. Ia harus memastikan tidak meninggalkan jejak. Setelah itu, dengan kecepatan dan ketangkasan luar biasa, ia melompat ke atap lainnya, bergerak lincah seperti bayangan malam.Ketika akhirnya ia berhasil keluar dari lingkungan rumah itu, Ji Liong berhenti sejenak di salah satu sudut gelap desa, mengatur nafasnya. Ia mendapatkan informasi

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 54. Sang Dalang Pembuat Bencana

    Setelah menyantap hidangan dan mendapatkan beberapa informasi berharga, Ji Liong meninggalkan kedai teh dengan langkah tenang. Namun, dalam benaknya, pikirannya berputar dengan cepat, mengolah setiap kata yang tadi ia dengar. Jika benar pemuda dari Kongtong Pai itu berpura-pura menjadi Ketua Tian Gong Pai, maka ada dalang di balik semua ini. Tak mungkin seorang pemuda biasa bisa begitu saja mengklaim posisi sekte besar tanpa dukungan dari pihak yang lebih kuat.Ji Liong berjalan menyusuri desa Qingyuan, matanya mengamati setiap sudut jalan yang mulai lengang seiring dengan tenggelamnya matahari di ufuk barat. Setelah memastikan bahwa tak ada yang memperhatikannya, ia menuju rumah pemuda yang menjadi pembicaraan mereka tadi. Rumah itu lebih besar dan lebih mewah dibandingkan rumah-rumah lain di desa ini, dengan tembok batu yang tinggi dan gerbang kayu yang dijaga oleh dua orang bersenjata. Dari cara mereka berdiri, jelas mereka bukan sekadar penjaga biasa, melainkan orang-orang yang te

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 53: Mencari Jejak Sang Ketua Palsu

    Angin dingin berhembus di puncak pegunungan yang bersebelahan dengan bukit Hoasan. Kabut tipis menyelimuti tempat itu, menciptakan suasana yang suram dan penuh misteri. Ji Liong berdiri tegak di tepi jurang, memandang lurus ke arah bukit Hoasan dengan ekspresi muram. Matanya yang tajam tampak menerawang, seolah mencoba mencari jawaban dari sekian banyak pertanyaan yang berputar di benaknya.Di belakangnya, empat lelaki berjubah putih berlutut dalam diam. Keempatnya adalah Empat Naga Pelindung Sekte Istana Langit, Tian Gong Pai, sosok-sosok setia kepada Tian Gong Pai, terutapa kepada Ji Liong yang nama aslinya Tian Long itu.. Mereka adalah Naga Pelindung Utara, Timur, Selatan, dan Barat pilar-pilar kekuatan Tian Gong Pai yang selama ini menjaga kehormatan sekte.Keempatnya menundukkan kepala, menunggu perintah Ji Liong. Hanya suara desir angin yang terdengar di antara mereka sebelum akhirnya Ji Liong berbicara."Sepertinya jatuhnya aku ke jurang memang disengaja," ucapnya pelan namun t

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 52: Kebangkitan yang Mengejutkan

    Wei Zhiang masih berlutut di hadapan Ji Liong. Matanya menatap lurus ke tanah, sementara tubuhnya sedikit gemetar, entah karena perasaan bersalah atau ketakutan yang belum sirna sepenuhnya. Hening menyelimuti tempat itu sejenak sebelum Ji Liong akhirnya berbicara dengan suara tegas."Berdirilah, Wei Zhiang," perintahnya.Tanpa ragu, Wei Zhiang segera bangkit. Matanya yang tajam kini menatap Ji Liong dengan penuh penghormatan. Ia masih belum sepenuhnya memahami bagaimana pemuda yang tampak biasa ini bisa memancarkan aura yang begitu luar biasa.Ji Liong kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Huan Sie Ji yang masih terduduk lemah. "Lam Juan, amankan dia. Kita lihat bagaimana dia masih bisa berpura-pura."Lam Juan mengangguk dan segera melangkah mendekati Huan Sie Ji. Namun, saat tangannya hendak menyentuh bahu pria tua itu, sesuatu yang mengejutkan terjadi.Tatapan Huan Sie Ji yang sebelumnya redup kini berubah tajam. Seketika, hawa membunuh yang sangat kuat meledak dari tubuhnya. La

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 51: Penyelamat Misterius

    Huan Sie Ji terduduk lemas, nafasnya tersengal-sengal, tubuhnya terasa begitu berat. Pedang di tangannya mulai goyah, matanya nanar menatap musuh-musuhnya yang masih mengepung dengan senyum kemenangan di wajah mereka. Racun Perampas Jiwa benar-benar telah menggerogoti kekuatannya, bahkan untuk sekadar berdiri pun kini ia kesulitan.Pria dengan bekas luka itu semakin mendekat, pedang besarnya terangkat tinggi. "Sudah waktunya mengakhiri ini, tua bangka!" serunya dengan nada penuh kemenangan.Huan Sie Ji hanya bisa pasrah, ia tahu bahwa tidak ada lagi yang bisa dilakukannya. Ia melirik Ji Liong dan Lam Juan yang masih tak sadarkan diri. Hatinya terasa perih, tetapi ia tidak menyesali keputusannya untuk tetap bertarung. Ia hanya berharap keajaiban datang untuk menyelamatkan mereka.Tiba-tiba, sebelum pedang besar itu menghantamnya, terdengar suara ledakan dahsyat! Tanah bergetar hebat, gelombang angin kuat melesat ke segala arah. Pria bekas luka itu terhempas ke udara bersama anak buahny

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 50: Serangan Gelap di Tengah Malam

    Malam sudah larut, hanya suara binatang malam yang terdengar samar di kejauhan. Api unggun perlahan mengecil, hanya menyisakan bara yang memancarkan cahaya redup. Huan Sie Ji duduk bersila, matanya terpejam tetapi indranya tetap tajam, merasakan setiap gerakan di sekitar mereka. Angin dingin dari puncak gunung berhembus lembut, membawa aroma lembah yang segar. Namun, tiba-tiba, naluri Huan Sie Ji terusik. Ia mendengar suara langkah halus yang datang dari kejauhan, nyaris tidak terdengar oleh telinga biasa.“Ada sesuatu yang tidak beres,” pikirnya sambil mengatur nafasnya, bersiap untuk segala kemungkinan.Perlahan, ia membuka matanya dan merasakan pergerakan energi asing yang mendekat. Ia segera bersiaga, mengerahkan tenaga dalamnya secara diam-diam agar tidak terdeteksi. Namun, sebelum ia sempat melakukan sesuatu, asap tebal mulai menyelimuti tempat itu. Asap itu berwarna keabu-abuan, dengan bau aneh yang membuat napas terasa berat. Huan Sie Ji langsung menutup hidung dan mulutnya

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status