Beranda / Fantasi / SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA) / Bab 4 - Bangkitnya sebuah kekuatan

Share

Bab 4 - Bangkitnya sebuah kekuatan

Penulis: Junaidi Al Banjari
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-29 09:29:13

Sosok bertopeng yang tinggi dan berotot mendekati Ji Liong dan Ji Xiu Yan yang tengah terduduk tak berdaya. Wajahnya yang tersembunyi di balik topeng hanya menampilkan sepasang mata tajam yang memancarkan sinar ejekan dan keangkuhan. Bibirnya menyeringai, dan tangannya terulur, nyaris menyentuh wajah Ji Xiu Yan yang pucat karena luka dan kelelahan. Di balik sisa-sisa kekuatannya, Xiu Yan menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.

Namun, sebelum tangan kotor itu berhasil menyentuhnya, Ji Liong dengan sisa-sisa tenaganya menepisnya sambil melepaskan pukulan yang ditujukan ke wajah pria bertopeng tersebut. Sayangnya, pukulan itu bahkan tidak menggores sedikit pun kulit lawan. Sebaliknya, pria bertopeng itu dengan santai mengayunkan lengan bajunya, menyentil tangan Ji Liong hingga pemuda itu terlempar ke tanah. Ji Liong terjatuh keras, merasa seluruh tubuhnya nyeri dan pandangannya berkunang-kunang.

Melihat kakaknya tersungkur dengan mudah, Xiu Yan tidak bisa menahan amarahnya. Dengan sisa tenaga yang nyaris habis, ia mengerahkan jurus terakhirnya, melesat ke arah pria bertopeng itu.

Akan tetapi, gerakan Xiu Yan terlalu lemah di mata lawan. Pria bertopeng itu menangkap pergelangan tangannya dengan mudah, dan tanpa belas kasihan, mendorongnya hingga ia jatuh tersungkur ke tanah, kali ini tak sadarkan diri.

Kini hanya Ji Liong yang tersisa, dengan tubuh yang sudah babak belur dan hampir tidak bisa bergerak. Para murid lain yang masih tersisa mencoba bangkit untuk melawan, namun tubuh mereka terlalu lemah dan beberapa dari mereka bahkan langsung roboh ketika mencoba berdiri. Seorang dari mereka yang masih mampu bergerak, nekat maju menyerang, tetapi hanya dengan satu tendangan dari pria bertopeng itu, ia jatuh dan tidak bangun lagi.

Ji Liong hanya bisa melihat dari posisi duduknya, gemetar menahan rasa marah, malu, dan tak berdaya. Tangan dan kakinya gemetar, bukan hanya karena luka-luka yang ia derita, tetapi karena rasa takut yang tak dapat ia kendalikan. Ji Liong menatap pria bertopeng itu dengan mata penuh amarah.

"Jika kau berani mendekati adikku dan berbuat tidak senonoh padanya, aku bersumpah, akan kubuat kau menyesal," teriaknya dengan suara serak yang dipenuhi keputusasaan.

Pria bertopeng itu hanya tertawa dingin. Dengan suara yang kasar dan menghina, ia berkata, "Menyesal? Menghadapi sampah tak berguna seperti kau, apa yang harus kutakutkan? Kau hanyalah seekor cacing yang mudah kupijak kapan saja."

Pria itu kemudian menoleh ke arah Xiu Yan yang tak sadarkan diri, seolah menikmati setiap detik ketakutan yang tergurat di wajah Ji Liong. "Aku sengaja membiarkanmu tetap sadar," ujarnya sambil terkekeh, "agar kau bisa melihat bagaimana Kim Kiam Pay hancur, dan bagaimana aku menikmati tubuh adikmu di hadapanmu."

Kata-kata itu membuat darah Ji Liong mendidih. Ia menggigit bibirnya sampai berdarah, menahan amarah yang terasa seperti racun yang melumpuhkan seluruh tubuhnya. Ia tahu bahwa ia tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan, tetapi batinnya berteriak, menolak untuk menyerah.

Ji Liong menguatkan hati dan mengumpulkan tenaganya. Ia menyerang lelaki bertopeng yang kian dekat kepada adiknya. Mengambil sebuah pedang dari salah seorang murid yang tergeletak di tanah, Ji Liong menyerang.

Serangan Ji Liong kali ini berhasil mengenai iga kiri lelaki bertopeng hingga membuatnya berdarah. Serangan itu berhasil bukan dikarenakan Ji Liong memiliki kemampuan hebat, melainkan karena musuh lengah tidak menyangka pemuda itu menggunakan pedang dan masih memiliki tenaga untuk menyerang.

“Bedebah, akan kubuat kau mampus dan meratap di akhirat dengan perasaan menyesal!” umpat lelaki bertopeng itu.

Bukkk!

Sebuah hantaman keras dilayangkan tepat di kepala Ji Liong oleh orang bertopeng. Pemuda itu langsung terjungkal dan jatuh terlentang dengan mulut mengeluarkan darah. Matanya terpejam tak sanggup ia buka. Anehnya ia masih dalam keadan sadar meski tubuhnya tidak bisa digerakkan.

“Sayang sekali aku tidak bisa membuatmu menjadi saksi bagaimana kami bersenang-senang dengan kehancuran Kim Kiam Pay dan bagaimana cara kami menikmati adikmu yang cantik itu!” ucap lelaki bertopeng.

Dalam keadaan rebah di tanah, Ji Liong merasakan sesuatu yang aneh. Bukannya tenggelam dalam rasa sakit, justru sebuah kekuatan misterius mulai bangkit di dalam tubuhnya. Sebuah tenaga sakti tiba-tiba bangkit. Di pusat tenaga dalamnya tiba-tiba terasa bergerak, mengalir ke seluruh nadi tubuhnya dengan deras. 

Setiap aliran tenaga itu menyebar hawa hangat, menyembuhkan luka-luka dalamnya dan membuka kembali nadi-nadi yang tersumbat tertembusi. Bahkan beberapa nadi yang putus dan rusak seolah-olah tumbuh kembali dalam keadaan baru. Ji Liong merasa tubuhnya kembali segar, lebih enteng dari yang pernah ia rasakan sebelumnya, bahkan lebih baik dari sebelum ia diperdaya oleh Hu Ling Lian, mantan kekasihnya.

Dalam benaknya, sebuah ingatan samar kembali muncul. Sebuah gambaran saat ia melatih tenaga sakti di ruangan tertutup. Dalam ingatannya itu tiba-tiba muncul beberapa lelaki berpakaian hitam bertopeng menghantam tubuhnya. Ingatan itu seolah-olah nyata membuat tubuhnya bergetar hebat.

Saat kesadarannya pulih sepenuhnya, Ji Liong segera menyadari bahwa Xiu Yan masih dalam bahaya. Lelaki bertopeng itu telah mendekat, jaraknya hanya sejengkal dari tubuh Xiu Yan yang tak sadarkan diri. Amarah yang meledak membuat Ji Liong melesat dengan kecepatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Bummm!

Satu hantaman kuat dari telapak tangan Ji Liong langsung menghantam dada pria bertopeng. Tanpa peringatan, tubuh lelaki itu meledak, hancur berkeping-keping seketika dan menjadi debu yang lenyap tertiup angin. Suara itu membuat ku empat orang lainnya yang berada di tempat tersebut tertegun, mereka saling pandang dengan mata membelalak, tak percaya dengan apa yang baru saja mereka saksikan.

Namun naluri mereka berkata bahaya, dan segera keempatnya mencoba melarikan diri dari tempat itu. Akan tetapi, semua sudah terlambat. Ji Liong mengibaskan lengan bajunya kearah mereka dan...

Wuuush!

Gelombang tenaga yang dahsyat melesat dari kibasan itu dengan sangat cepat, langsung menyapu keempat orang tersebut. Mereka tidak sempat menjerit, tubuh mereka hancur seketika, berubah menjadi debu dan tersapu angin, sama seperti pria bertopeng sebelumnya.

Setelah semuanya berakhir, Ji Liong berdiri di tengah-tengah bekas medan pertarungan yang kini sunyi. Ia menoleh, menatap Xiu Yan yang masih terbaring di tanah. Pemuda itu melangkah  menghampiri adiknya dan memeriksa kondisinya. Xiu Yan masih bernafas, meskipun lemah, dan itu membuat Ji Liong merasa lega.

“Apa yang sebenarnya terjadi? Dari mana tenaga sakti ini, bukan tenaga sakti khas perguruan Kim Kiam. dan gambaran ingatan itu?” 

Sesaat beribu pertanyaan muncul di benak Ji Liong. Beberapa ingatan kembali muncul. Sebuah gambaran dimana ia hanyut di lautan lalu diselamatkan seseorang. Gambaran itu membuat sedikit sakit di kepalanya. Ia pun akhirnya rebah tak sadarkan diri.

Bab terkait

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 5: Goresan Di Batang Pohon

    Beberapa hari setelah kejadian penyerangan, suasana di Perguruan Pedang Emas masih dibayangi kecemasan. Ji Bao Oek, sang ketua, akhirnya pulang setelah menyelesaikan urusannya di sebuah kota terdekat. Kedatangannya segera disambut dengan wajah lega oleh para murid dan pengurus perguruan. Mereka semua merasa lebih tenang, mengira bahwa kehadiran ketua mereka akan mampu menjaga kedamaian yang sempat terusik.Namun, ketika Ji Bao Oek menuruni tangga aula utama, tatapan matanya penuh kekhawatiran. Sebelum sempat menanyakan apa yang terjadi, Ji Xiu Yan, putrinya, sudah menghampirinya dengan wajah yang masih pucat. "Thia (ayah)... Kau harus mendengarkan ceritaku. Beberapa waktu lalu kami diserang. Lima orang berilmu tinggi menyerang perguruan ini dan nyaris membuat kami semua tewas."Mendengar hal ini, Ji Bao Oek langsung menajamkan pandangannya. Ia memandang putrinya dengan sorot penuh perhatian, seolah-olah ingin menangkap setiap detail dari cerita yang hendak disampaikan. "Teruskan, Yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 6: Ketegangan dan Rahasia yang Tersembunyi

    Beberapa hari telah berlalu sejak penyerangan di kediaman Ji Bao Oek, namun bayang-bayang ancaman masih terasa menggelayuti seisi perguruan Kim Kiam Pay. Para murid senior dan tetua mulai berjaga lebih ketat, senantiasa waspada terhadap setiap gerakan mencurigakan. Para pendekar muda yang biasanya berlatih di pelataran utama kini berlatih dalam diam, setiap pukulan mereka mengandung ketegangan yang tak biasa, seolah-olah mereka tengah mempersiapkan diri menghadapi badai yang lebih besar. Di tengah hiruk pikuk persiapan itu, Ji Liong, putra tertua Ji Bao Oek, tampak sering melamun. Tubuhnya hadir di pelataran latihan, namun pikirannya seakan jauh terbang meninggalkan Kim Kiam Pay. Matanya kosong, menatap jauh ke arah gunung dan lembah di kejauhan, seakan mencari sesuatu yang tak bisa ia temukan. Ji Xiu Yan, adik angkatnya, menyaksikan perubahan pada Ji Liong dengan perasaan sedih yang dalam. Di benaknya, ia menduga bahwa kegalauan hati Ji Liong disebabkan oleh kegagalannya memena

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 1: Pengkhianatan

    Malam itu, angin gunung berhembus kencang menerpa puncak tempat berdirinya Tian Gong Pay atau Sekte Istana Langit, sebuah sekte besar yang dikenal anggotanya memiliki ilmu dan kesaktian di atas rata-rata. Bahkan konon kemampuan rata-rata petinggi sekte ini melebihi rata-rata kekuatan ketua sekte enam perguruan besar, Shaolin, Butong, Kunlun, Hwasan, Kongtong, Dan Gobi.Tian Long, ketua sekte ini yang terbilang masih sangat muda dengan usianya 17 tahun, baru saja mewarisi jabatan dari sang Kakek. Kini ia sedang berada di ruang latihan rahasia untuk menyempurnakan ilmu Sian Jie Sin Kang atau Tenaga Sakti Alam Dewa, ilmu tenaga sakti yang konon merupakan ilmu langka yang telah lama punah.Shen Jie Sin Kang hanya pernah dikuasai sempurna oleh pencipta ilmu ini. Selanjutnya para pendekar sakti pewarisnya hanya bisa menguasai paling banyak 2 tingkatan dari 7 tingkatan ilmu langka ini. Itupun sudah seratus tahun berlalu, dan para pendekar tersebut tak ada jejaknya lagi di dunia persilatan.K

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 2: Penghinaan besar

    Di depan kediaman keluarga Hu, suasana semakin tegang. Ji Bao Oek menatap tajam ke arah Hu Chuan, seolah tak percaya bahwa penghinaan seterang ini bisa keluar dari seorang kepala keluarga besar yang terhormat. Sebelum ia sempat menanggapi, terdengar suara lembut namun tegas dari balik pintu."Dia memang cacat!"Suara itu terdengar tenang, namun menambah bara api dalam hati Ji Bao Oek. Sosok seorang gadis muncul dari balik pintu, mengenakan pakaian biru muda yang anggun. Rambutnya tergerai panjang, dan parasnya yang cantik serta penuh percaya diri membuat orang-orang sekitar terdiam sejenak. Ia adalah Hu Ling Lian, putri kebanggaan keluarga Hu yang menjadi alasan lamaran ini dilakukan.“Apa maksudmu, Hu Socia (nona Hu)?” Ji Bao Oek berbicara dengan nada lebih keras. Ia tidak terima putranya dihina, terutama di hadapan keluarga besar Hu dan para muridnya. Nada suaranya mengandung kemarahan yang tertahan, namun wajahnya masih berusaha tenang.Namun, Hu Ling Lian tetap tenang. Ia memandan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 3 - Harga Diri yang Terinjak

    Setelah peristiwa memalukan di kediaman Pendekar Hu, Ji Bao Oek dan rombongannya kembali ke Kim Kiam Pay. Wajah-wajah muridnya tampak muram, menyiratkan luka batin yang mereka alami. Ji Bao Oek memutuskan untuk tidak lagi membahas kejadian itu, berharap agar perlahan peristiwa itu menghilang dari ingatan semua orang. Namun, harapan itu sirna. Entah siapa yang membocorkan aib mereka, kabar tentang kekalahan dan penghinaan yang diterima dari keluarga Hu menyebar cepat ke seluruh desa Hongye. Kabar tersebut menghancurkan Ji Liong. Setiap kali ia berjalan di sekitar desa, ia harus menghadapi pandangan mengejek dari orang-orang, sering kali diiringi bisikan-bisikan tajam yang menusuk batinnya. Beberapa warga bahkan terang-terangan mengatai dirinya sebagai pemuda yang tak berguna, tak lebih dari sampah. Kata-kata itu berulang kali terngiang dalam pikirannya, seperti racun yang perlahan-lahan merusak harga dirinya.Suatu hari, ketika Ji Liong berjalan di sekitar desa bersama adiknya, Ji Xi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29

Bab terbaru

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 6: Ketegangan dan Rahasia yang Tersembunyi

    Beberapa hari telah berlalu sejak penyerangan di kediaman Ji Bao Oek, namun bayang-bayang ancaman masih terasa menggelayuti seisi perguruan Kim Kiam Pay. Para murid senior dan tetua mulai berjaga lebih ketat, senantiasa waspada terhadap setiap gerakan mencurigakan. Para pendekar muda yang biasanya berlatih di pelataran utama kini berlatih dalam diam, setiap pukulan mereka mengandung ketegangan yang tak biasa, seolah-olah mereka tengah mempersiapkan diri menghadapi badai yang lebih besar. Di tengah hiruk pikuk persiapan itu, Ji Liong, putra tertua Ji Bao Oek, tampak sering melamun. Tubuhnya hadir di pelataran latihan, namun pikirannya seakan jauh terbang meninggalkan Kim Kiam Pay. Matanya kosong, menatap jauh ke arah gunung dan lembah di kejauhan, seakan mencari sesuatu yang tak bisa ia temukan. Ji Xiu Yan, adik angkatnya, menyaksikan perubahan pada Ji Liong dengan perasaan sedih yang dalam. Di benaknya, ia menduga bahwa kegalauan hati Ji Liong disebabkan oleh kegagalannya memena

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 5: Goresan Di Batang Pohon

    Beberapa hari setelah kejadian penyerangan, suasana di Perguruan Pedang Emas masih dibayangi kecemasan. Ji Bao Oek, sang ketua, akhirnya pulang setelah menyelesaikan urusannya di sebuah kota terdekat. Kedatangannya segera disambut dengan wajah lega oleh para murid dan pengurus perguruan. Mereka semua merasa lebih tenang, mengira bahwa kehadiran ketua mereka akan mampu menjaga kedamaian yang sempat terusik.Namun, ketika Ji Bao Oek menuruni tangga aula utama, tatapan matanya penuh kekhawatiran. Sebelum sempat menanyakan apa yang terjadi, Ji Xiu Yan, putrinya, sudah menghampirinya dengan wajah yang masih pucat. "Thia (ayah)... Kau harus mendengarkan ceritaku. Beberapa waktu lalu kami diserang. Lima orang berilmu tinggi menyerang perguruan ini dan nyaris membuat kami semua tewas."Mendengar hal ini, Ji Bao Oek langsung menajamkan pandangannya. Ia memandang putrinya dengan sorot penuh perhatian, seolah-olah ingin menangkap setiap detail dari cerita yang hendak disampaikan. "Teruskan, Yan

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 4 - Bangkitnya sebuah kekuatan

    Sosok bertopeng yang tinggi dan berotot mendekati Ji Liong dan Ji Xiu Yan yang tengah terduduk tak berdaya. Wajahnya yang tersembunyi di balik topeng hanya menampilkan sepasang mata tajam yang memancarkan sinar ejekan dan keangkuhan. Bibirnya menyeringai, dan tangannya terulur, nyaris menyentuh wajah Ji Xiu Yan yang pucat karena luka dan kelelahan. Di balik sisa-sisa kekuatannya, Xiu Yan menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.Namun, sebelum tangan kotor itu berhasil menyentuhnya, Ji Liong dengan sisa-sisa tenaganya menepisnya sambil melepaskan pukulan yang ditujukan ke wajah pria bertopeng tersebut. Sayangnya, pukulan itu bahkan tidak menggores sedikit pun kulit lawan. Sebaliknya, pria bertopeng itu dengan santai mengayunkan lengan bajunya, menyentil tangan Ji Liong hingga pemuda itu terlempar ke tanah. Ji Liong terjatuh keras, merasa seluruh tubuhnya nyeri dan pandangannya berkunang-kunang.Melihat kakaknya tersungkur dengan mudah, Xiu Yan tidak bisa menahan amarahnya. Dengan sis

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 3 - Harga Diri yang Terinjak

    Setelah peristiwa memalukan di kediaman Pendekar Hu, Ji Bao Oek dan rombongannya kembali ke Kim Kiam Pay. Wajah-wajah muridnya tampak muram, menyiratkan luka batin yang mereka alami. Ji Bao Oek memutuskan untuk tidak lagi membahas kejadian itu, berharap agar perlahan peristiwa itu menghilang dari ingatan semua orang. Namun, harapan itu sirna. Entah siapa yang membocorkan aib mereka, kabar tentang kekalahan dan penghinaan yang diterima dari keluarga Hu menyebar cepat ke seluruh desa Hongye. Kabar tersebut menghancurkan Ji Liong. Setiap kali ia berjalan di sekitar desa, ia harus menghadapi pandangan mengejek dari orang-orang, sering kali diiringi bisikan-bisikan tajam yang menusuk batinnya. Beberapa warga bahkan terang-terangan mengatai dirinya sebagai pemuda yang tak berguna, tak lebih dari sampah. Kata-kata itu berulang kali terngiang dalam pikirannya, seperti racun yang perlahan-lahan merusak harga dirinya.Suatu hari, ketika Ji Liong berjalan di sekitar desa bersama adiknya, Ji Xi

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 2: Penghinaan besar

    Di depan kediaman keluarga Hu, suasana semakin tegang. Ji Bao Oek menatap tajam ke arah Hu Chuan, seolah tak percaya bahwa penghinaan seterang ini bisa keluar dari seorang kepala keluarga besar yang terhormat. Sebelum ia sempat menanggapi, terdengar suara lembut namun tegas dari balik pintu."Dia memang cacat!"Suara itu terdengar tenang, namun menambah bara api dalam hati Ji Bao Oek. Sosok seorang gadis muncul dari balik pintu, mengenakan pakaian biru muda yang anggun. Rambutnya tergerai panjang, dan parasnya yang cantik serta penuh percaya diri membuat orang-orang sekitar terdiam sejenak. Ia adalah Hu Ling Lian, putri kebanggaan keluarga Hu yang menjadi alasan lamaran ini dilakukan.“Apa maksudmu, Hu Socia (nona Hu)?” Ji Bao Oek berbicara dengan nada lebih keras. Ia tidak terima putranya dihina, terutama di hadapan keluarga besar Hu dan para muridnya. Nada suaranya mengandung kemarahan yang tertahan, namun wajahnya masih berusaha tenang.Namun, Hu Ling Lian tetap tenang. Ia memandan

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 1: Pengkhianatan

    Malam itu, angin gunung berhembus kencang menerpa puncak tempat berdirinya Tian Gong Pay atau Sekte Istana Langit, sebuah sekte besar yang dikenal anggotanya memiliki ilmu dan kesaktian di atas rata-rata. Bahkan konon kemampuan rata-rata petinggi sekte ini melebihi rata-rata kekuatan ketua sekte enam perguruan besar, Shaolin, Butong, Kunlun, Hwasan, Kongtong, Dan Gobi.Tian Long, ketua sekte ini yang terbilang masih sangat muda dengan usianya 17 tahun, baru saja mewarisi jabatan dari sang Kakek. Kini ia sedang berada di ruang latihan rahasia untuk menyempurnakan ilmu Sian Jie Sin Kang atau Tenaga Sakti Alam Dewa, ilmu tenaga sakti yang konon merupakan ilmu langka yang telah lama punah.Shen Jie Sin Kang hanya pernah dikuasai sempurna oleh pencipta ilmu ini. Selanjutnya para pendekar sakti pewarisnya hanya bisa menguasai paling banyak 2 tingkatan dari 7 tingkatan ilmu langka ini. Itupun sudah seratus tahun berlalu, dan para pendekar tersebut tak ada jejaknya lagi di dunia persilatan.K

DMCA.com Protection Status