Beranda / Fantasi / SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA) / Bab 9: Ampunan dan Tebusan Harga Diri

Share

Bab 9: Ampunan dan Tebusan Harga Diri

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-02 14:03:30

Langit malam menyelimuti perbukitan, membiaskan cahaya bintang yang seolah-olah menyaksikan pertemuan tak terduga di bawahnya. Di hadapan sebuah halaman terpencil Kim Kiam Pay, suasana yang mencekam terasa melingkupi saat tiga sosok berjubah hitam dengan ekspresi tegang berdiri di hadapan sosok berwibawa berpakaian merah, dialah Dewa Pedang. Seorang tokoh misterius dari Sekte Istana Langit dengan jabatannya sebagai Naga Pelindung Utara.

Ketiga Hantu Pedang Sungai Kuning, Yu Lang, Guang He, dan San Pu tidak tampak seperti tiga pendekar yang pernah dikenal dunia persilatan. Mereka yang biasa mendatangkan malapetaka dengan senyuman menyeringai kini justru menunduk, keringat dingin mengalir di wajah mereka, sementara tatapan Dewa Pedang mengawasi mereka dengan tajam, memeriksa setiap detik kepatuhan yang mereka tunjukkan.

“Dengarkan baik-baik,” suara Dewa Pedang terdengar dalam dan penuh kuasa. “Jika kalian tidak berjanji untuk meninggalkan Kim Kiam Pay dan bersumpah tidak akan mengganggu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 10: Perjalanan Menuju Butong Pai

    Ji Liong menggelengkan kepalanya. “Entahlah, Thia. Aku sama sekali tidak bisa mengingatnya,” jawab pemuda itu. “Memang aku merasa seperti dekat dengan orang itu, tapi sama sekali aku tidak bisa mengingatnya.”“Baiklah nak, aku percaya suatu saat kau bisa mengingat dan tahu siapa dirimu sebenarnya. Sebaiknya sekarang kau istirahat! Mungkin dalam waktu dekat, aku akan melakukan perjalanan ke Butong Pai. Aku akan mengajakmu dan Xiu Yan serta, siapa tahu guru besar di sana bisa membantumu.”Kamar Ji Liong tampak sunyi, hanya terdengar deru nafasnya yang teratur di bawah sinar rembulan yang menerobos masuk melalui jendela kayu. Cahaya itu menyorot tepat pada wajahnya yang tampak teduh namun penuh misteri. Ia memejamkan mata, berusaha keras menggapai sekilas bayangan yang melintas dalam benaknya. Sesosok pria bertubuh gagah, berambut panjang, berdiri tegak di atas puncak gunung bersalju, sembari menatap ke arah Ji Liong dengan tatapan penuh arti. Sosok itu tampak mengulurkan tangannya, se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 11: Kilatan Ingatan yang Kembali

    Malam yang dingin berangsur hilang, menyisakan kabut tipis yang melayang di atas rerumputan desa Hongye. Perjalanan Ji Liong dan rombongannya menuju Butong Pai masih panjang, namun pagi itu menjadi awal dari penemuan yang tidak terduga.Mereka berhenti sejenak di bawah sebatang pohon besar. Ji Bao Oek tampak memperhatikan anak angkatnya, Ji Liong, dengan tatapan penuh pertanyaan. Ada sesuatu yang menyentak pikirannya sejak kemarin.“Liong-er,” kata Ji Bao Oek sambil menatap Ji Liong yang berdiri kokoh di hadapannya. “Aku melihat ada perubahan dalam dirimu. Sempat aku merasakan dorongan tenaga dalam dari tubuhmu ketika kemarin kau marah?”Ji Liong menunduk sesaat, seolah mencari kata yang tepat. "Thia," ucapnya lirih, “Beberapa waktu ini, aku merasa tubuhku perlahan memulihkan diri sendiri. Kini, aku bisa merasakan tenaga dalam tubuhku bergerak kembali. Aku sudah bisa mengerahkan lweekang (ilmu tenaga dalam).”Mata Ji Bao Oek melebar, sedikit terkejut dan takjub. Tanpa berpikir panjang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 12: Bertarung Dengan Ketua Partai Pengemis

    Ji Bao Oek segera mengenali simbol di pinggang si pengemis dan memberi hormat. “Ternyata aku berhadapan dengan petinggi partai Kaipang yang terkenal. Sungguh suatu kehormatan besar bagiku, Tuan!”Pengemis tua itu hanya tertawa lebar sambil menatap Ji Liong dengan tatapan tajam, seolah-olah menelusuri setiap detail pada anak muda itu. “Ah, jangan terlalu banyak peradatan. Kau juga bukan orang biasa, buktinya muridmu ini bisa memiliki keterampilan beladiri yang tak bisa dianggap remeh”Ji Bao Oek tersenyum senang. “Tuan terlalu memuji, mana bisa Kim Kiam Pay dibandingkan dengan Kaipang.”“Hahaha… Pendekar Ji, memang rendah hati. Kalau tidak keberatan, bolehkah aku bermain-main sedikit dengan muridmu ini?”Ji Bao Oek berubah wajahnya. Arti bermain-main yang diucapkan oleh pengemis itu adalah menguji kemampuan muridnya. Tentu sebuah kehormatan besar baginya, seorang anggota kaipang tujuh kantong menguji sang murid. Kedudukan pengemis itu tidak ada bedanya dengan murid utama sebuah pergur

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 13: Mendung Di Kuil Shaolin

    Dengan hati-hati, Ji Liong memutuskan untuk meningkatkan aliran tenaga dalamnya sedikit lagi. Ia tahu, jika ingin mengimbangi Yang Di Ji, ia harus menunjukkan lebih banyak kekuatan. Perlahan, ia mulai mengalirkan sedikit sin kang tersembunyi ke dalam jurus pedangnya, membuat gerakannya semakin tajam dan bertenaga. Gerakan pedangnya kini menjadi semakin sulit diikuti mata, seolah pedangnya menghilang di balik bayangannya sendiri.Yang Di Ji mengerutkan kening, merasa tertekan oleh kekuatan besar yang kini mengalir dari setiap serangan Ji Liong. Kali ini, Ketua Kaipang benar-benar terdesak. Ia mengelak dan menghindar dengan kecepatan yang luar biasa, namun serangan Ji Liong begitu intens sehingga ia harus mengeluarkan hampir seluruh kemampuannya untuk menangkis setiap serangan.Pertarungan dahsyat itu membuat mata Ji Bao Oek terbelalak. Hanya jurus kedua ciptaannya dapat mengimbangi kemampuan seorang Ketua Kaipang. Ia semakin yakin pemuda yang menjadi anak angkatnya itu memiliki latar b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 14: Hilangnya Para Murid Lima Perguruan Besar

    Suasana hening menyelimuti gubuk sederhana sang biksu agung Zhen Tian. Para Biksu turut tenggelam dengan pemikiran mereka masing-masing. Suasana tiba-tiba berubah seketika ketika seorang biksu muda muncul tergesa-gesa, nafasnya tersengal, wajahnya pucat dan penuh ketegangan. Melihat biksu muda itu, Kong Shan langsung menatapnya dengan sorot mata tajam penuh tanya."Ada apa? Apa yang membuatmu datang dengan wajah sepucat itu?" Kong Shan bertanya, suaranya dalam dan penuh wibawa, tetapi tampak samar kekhawatiran di matanya.Biksu muda itu menundukkan kepala, suara nya bergetar. "Ketua, lima ketua perguruan besar... mereka datang. Mereka menuntut untuk bertemu Guru Agung Zhen Tian, dan mereka… mereka datang dengan amarah menyerang para murid."Sejenak, suasana hening. Wajah Kong Shan memerah, amarah terlihat terbakar. Dengan tegas, ia menggenggam tangannya di balik lengan baju panjangnya, menahan diri agar tidak meledak. "Sungguh tidak sopan mereka bertindak seperti ini terhadap seorang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 15: Ilmu Tenaga Sakti Gerbang Surga

    "Jika kalian beranggapan hanya ilmu itu yang bisa melakukannya," jawab Zhen Tian Siansu (sebutan untuk pendeta/ biksu pengikut Budha dengan kedudukan yang sangat tinggi) dengan suara yang lembut, namun mengandung perbawa tinggi, "Apakah kalian juga yakin bahwa aku yang menculik murid-murid itu? Aku sudah berusaha menghindari segala ambisi duniawi, tidak memiliki alasan untuk melakukan tindakan rendah seperti itu."Ketua Huashan, seorang pria tua dengan tatapan tajam yang memancarkan keangkuhan, akhirnya angkat bicara. "Kami tidak menuduh Anda langsung, Siansu," katanya dengan nada kaku. "Namun hilangnya murid-murid kami yang penuh misteri dan cara mereka lenyap begitu cepat. Sebenarnya ada satu lagi alasan kami mengapa menyangka biksu agung yang melakukannya.” Zhen Tian Siansu memandang mereka, mata tajam namun penuh ketenangan. "Alasan apa yang kau maksud!” wajah Zhen Tian mulai serius.Ketua Huashan mengambil sebuah bungkusan kain. Ia kemudian membukanya. Ternyata di sana ada sebu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 16. Serangan Murid Butong Pai

    “Sepertinya mereka sedang membicarakan Butong Pai, Thia!” bisik Xiu Yan.Ji Bao Oek memberi isyarat agar putrinya itu diam dan mendengarkan. Perhatian mereka kini tertuju pada pembicaraan para pendekar di rumah makan itu.“Benar-benar terjadi? Lima perguruan besar menyerang Shaolin Pai?” salah satu dari mereka berbisik tegang.“Aku dengar sendiri, saudara. Katanya para ketua dari Hwasan, Kunlun, Kongtong, Butong, dan Gobi telah bersekutu. Tidak tahu apa yang membuat mereka sampai melakukan hal itu,” jawab seorang pria berwajah tirus sambil menggeleng tak percaya.Xiu Yan yang mendengar percakapan itu langsung menoleh ke ayahnya, matanya berbinar karena penasaran. “Thia, apakah benar lima perguruan besar akan menyerang Shaolin Pai?” tanyanya, setengah berbisik.Ji Bao Oek mengerutkan kening sejenak. "Aku belum pernah mendengar kabar itu dari guruku, Nak," jawabnya pelan, meskipun matanya menyiratkan sedikit kekhawatiran.“Kenapa lima perguruan besar bisa bersekutu dan menyerang Shaolin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 17: Pertarungan dengan Pendekar Pedang Guntur

    Di tengah keheningan yang mencekam, Ji Bao Oek berlutut dengan hormat di depan Liau Li, yang dikenal sebagai Pendekar Pedang Guntur. Suasana tegang, seakan-akan setiap langkah mereka dihitung oleh waktu yang menunggu keputusan. “Jie Bao Oek, murid guru Yao Sheng menghadap paman guru, Liau Li Susiok,” kata Ji Bao Oek dengan suara yang terkontrol, namun ada ketegangan yang jelas di dalam nada suaranya.Liau Li, yang berdiri tegak di hadapannya, memandang dengan mata tajam yang penuh kebencian. Bibirnya mengerucut, wajahnya yang berkerut terlihat seperti batu karang yang tak tergoyahkan. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia tiba-tiba menggeram, “Murid durhaka! Apa yang kau bawa ke sini, Ji Bao Oek? Kau membawa orang yang mencelakai murid Butong, apakah itu yang kau anggap sebagai jalan kebajikan dan pengabdian?”Ji Bao Oek terperanjat, tetapi secepat kilat, ia berusaha menenangkan situasi. “Paman Guru, saya tidak pernah berniat mencelakai murid Butong. Saya hanya berusaha menolong mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07

Bab terbaru

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 028. Tamu dari Shaolin

    Ji Liong menoleh tajam ke arah suara yang tiba-tiba muncul. Suara itu tenang, namun mengandung wibawa yang luar biasa, membuat bulu kuduk Bai Xue Ling meremang. Sebelum ia sempat mencari sumbernya, seseorang telah berdiri di hadapan mereka, seperti muncul begitu saja dari ketiadaan.Biksu itu mengenakan jubah kuning khas Shaolin, dengan kepala yang bercahaya karena dicukur bersih. Tubuhnya tegap meskipun usianya tampak tak lagi muda. Wajahnya memancarkan ketenangan yang sulit dijelaskan, namun mata tuanya yang tajam seolah bisa menembus ke dalam jiwa.Bai Xue Ling segera mengenali siapa orang itu. “Biksu Kong Shan dari Shaolin,” gumamnya lirih, hampir seperti bicara pada dirinya sendiri. Dalam dunia persilatan, nama Kong Shan adalah nama besar. Tidak hanya karena posisinya sebagai ketua Shaolin Pai, tetapi juga karena ilmunya yang luar biasa.Bai Xue Ling segera memberi hormat, membungkukkan badan dengan penuh penghormatan. “Ketua Kong Shan, ini suatu kehormatan bagi kami bertemu lang

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 027. Disergap Enam Prajurit Racun

    Ji Liong menatap gadis itu dengan tatapan tajam. Bai Xue Ling, nama yang baru saja ia dengar, mengaku berasal dari utara dan memiliki informasi penting tentang dirinya. Namun, pengakuan ini justru membuatnya semakin waspada.“Aku akan melindungimu,” ucap Ji Liong akhirnya, suaranya tegas namun dingin. “Tapi hanya sampai kita keluar dari desa ini. Setelah itu, aku yang akan memutuskan apakah kau pantas dipercaya atau tidak.”Bai Xue Ling mengangguk pelan, terlihat sedikit lega meski wajahnya tetap tegang. “Itu sudah cukup. Aku hanya ingin meninggalkan tempat ini dan kembali ke utara,” katanya.Ji Liong tidak membuang waktu lagi. Ia berbalik dan mulai melangkah, diikuti oleh Bai Xue Ling yang menjaga jarak beberapa langkah di belakangnya. Malam semakin pekat, dan suara binatang malam terdengar samar-samar di tengah keheningan.“Bagaimana kau bisa berada di tangan Sekte Lima Racun?” tanya Ji Liong, tanpa menoleh.“Aku diculik,” jawab Bai Xue Ling. “Orang-orang Sekte Lima Racun mendatangi

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 26. Dewa Harpa, Naga Pelindung Selatan Istana Langit.

    Seorang Pria berdiri di tengah medan, mengenakan jubah hijau panjang bergaris keemasan. Baju yang berkilauan dalam cahaya bulan. Wajahnya bersih dan bersinar, dengan mata tajam yang memandang penuh wibawa. Ia memetik harpa kecilnya sekali lagi, menciptakan suara menghentak yang bergema di seluruh puncak gunung."AAARRGGHH!" Teriakan kesakitan menggema saat semua anggota Sekte Lima Racun, kecuali Raja Racun, roboh. Darah mengalir dari telinga mereka, lalu tewas seketika. Hewan-hewan beracun di sekitar mulai meleleh dan lenyap seperti asap, meninggalkan bau busuk yang menyengat.Para anggota Butong Pai yang masih tersisa memandang dengan takjub. Beberapa dari mereka mengenali pria itu dan berseru dengan nada kagum dan ketakutan, "De-Dewa Harpa!"Ji Liong, yang masih memeluk tubuh Xiu Yan, menoleh ke arah pria itu. Matanya memandang penuh waspada. "Siapa kau?" tanyanya dengan nada tegas.Pria itu hanya tersenyum tipis. "Aku hanyalah seorang pengelana yang kebetulan lewat," jawabnya denga

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 25: Dikepung Racun Ganas

    "Bedebah!" seru Raja Racun dengan wajah memerah oleh amarah. Matanya memicing menatap Ji Liong yang berdiri di hadapannya dengan tenang. "Anak muda, aku rasa ilmu yang kau gunakan bukan dari Butong Pai! Hari ini, kami berurusan dengan Butong Pai. Orang luar, silakan minggir!"Ji Liong mendengus pelan, lalu tersenyum dingin. "Raja Racun, kau sungguh bodoh tak berpengetahuan. Ilmu yang kugunakan ini jelas jurus dari Butong Pai. Apakah kau terlalu buta untuk mengenalinya?" Ia sengaja memancing amarah Raja Racun, ingin melihat sampai sejauh mana tokoh sesat ini akan bertindak.Raja Racun menggertakkan giginya. Perkataan Ji Liong berhasil menusuk egonya. Ia mengayunkan seruling panjang di tangannya dengan gerakan penuh amarah. "Kalau begitu, aku akan menguji sejauh mana kehebatan jurusmu!"Ia meniup seruling nya. Nada melengking tajam segera mengisi udara, diikuti gerakan menyeramkan dari ratusan binatang beracun yang mulai merayap dari segala arah. Ular berbisa, kalajengking besar, laba-l

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 24: Sin Kang Misterius

    Oey Bun berdiri dengan wajah merah padam, matanya dipenuhi amarah yang membara. "Bedebah!" makinya, suaranya gemetar penuh kebencian. "Apa hebatnya Butong Sin Kang dan Thay Kek Kun, hari ini akan ku kubur ilmu itu dengan kematianmu dan orang-orang Butong di tempat ini."Ji Liong hanya tersenyum sinis, suaranya terdengar tegas dan penuh ejekan. "Hahaha…, Jangankan membunuhku, keluar dari Butong dengan utuh saja sudah mustahil bagimu!" Oey Bun, yang semakin kesal, tidak lagi peduli dengan kata-kata Ji Liong. Dengan tangan terkepal, ia berteriak keras, “Semua orang, serang! Jangan biarkan seorang pun hidup keluar dari sini!” Tanpa ragu, ia memberi perintah untuk melumatkan Ji Liong dan membalas semua penghinaan yang telah diterimanya.Segera, dua ratus orang dari Butong Pai bergerak maju, menutup seluruh arena. Serangan mereka datang dari segala penjuru, tak ada satu pun yang bisa lolos. Para murid Butong Pai, yang selama ini merasa terhormat dengan ilmu mereka, kini bersiap untuk mengh

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 23: Thay Kek Kun yang lebih dahsyat

    Oey Bun menatap Ji Liong dengan tatapan campuran antara kemarahan dan keterkejutan. Dalam hati, ia membatin, "Bagaimana bisa anak muda ini memiliki tenaga sakti sekuat itu? Butong Sin Kang yang ia gunakan bahkan lebih murni daripada milik Yuan Yun! Apakah dia sebenarnya seorang tokoh besar yang menyamar?"Namun, sebelum pikirannya melayang lebih jauh, suara Ji Liong membentak, membuyarkan lamunannya. “Oey Bun! Apa kau sudah kehilangan nyali? Atau kau baru sadar bahwa mulut besarmu tidak sebanding dengan kemampuanmu?”Bentakan itu menggema, membuat para murid Butong Pai yang berkumpul di sekeliling arena mulai berbisik-bisik. “Siapa sebenarnya pemuda ini?” tanya seorang murid muda. “Ilmu Butong Sin Kang yang dimilikinya… bahkan kekuatannya melebihi Guru Besar Yuan Yun.”Di sisi lain arena, Li Jao Yen, wakil ketua Butong Pai sekaligus guru dari Ji Bao Oek, mendekati muridnya itu. Wajahnya penuh tanda tanya, namun ia tetap menjaga ketenangannya. Dengan suara rendah, ia bertanya, “Bao Oek

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 22. Racun mendahului racun

    Oey Bun tersenyum licik. Ia yang awalnya terlihat terdesak, kini mulai menekan. “Yuan Yun, kau memang tangguh,” katanya sambil mengibaskan tangannya, mempertebal asap racun di sekitarnya. “Tapi tidak ada manusia yang bisa melawan Hei Tik Ciang Kang-ku untuk waktu lama. Racun ini telah menyebar di tubuhmu. Semakin kau menggunakan tenaga dalam, semakin cepat racun itu merasuk ke jantungmu.”Mendengar itu, para murid Butong yang menyaksikan mulai panik. Li Jao Yen mengepalkan tangan, tetapi ia tahu bahwa turut campurnya hanya akan memperburuk keadaan.Yuan Yun mengatupkan giginya, mencoba mengerahkan tenaga sakti untuk menekan racun itu. Ia memutar tongkatnya dalam pola yang lebih defensif, tetapi serangan Oey Bun semakin agresif. Dengan gerakan seperti bayangan, Oey Bun berhasil menembus pertahanan Yuan Yun dan melancarkan sebuah serangan telapak ke bahunya. Yuan Yun terhuyung ke belakang, dan tongkatnya hampir terlepas dari genggamannya.“Guru Besar!” teriak Li Jao Yen dengan suara nya

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 21: Butong Sin Kang Melawan Hei Tik Ciang Kang

    Li Jao Yen tidak bisa lagi menahan diri. Dengan seruan keras, ia mengerahkan tenaga saktinya, kedua telapak tangannya menyala kehijauan, menandakan tenaga sakti khas Butong Pai. “Rasakan ini, Tapak Angin Puyuh Butong!”Ia melontarkan serangan telapak jarak jauh yang terlihat seperti badai angin bergemuruh, melesat deras menuju Oey Bun. Suara serangan itu menderu seperti amukan badai, menggetarkan tanah dan membuat dedaunan berguguran di sekitarnya. Para murid Butong di belakangnya terpana oleh kekuatan serangan itu, kekuatan yang hanya dikuasai oleh segelintir tokoh senior di perguruan mereka.Namun, Oey Bun hanya tersenyum sinis. Ia berdiri tak bergerak hingga serangan itu hampir tiba. Lalu dengan satu kibasan lengan yang tampak malas, ia menciptakan gelombang udara yang langsung menghancurkan badai tenaga sakti milik Li Jao Yen. Serangan yang penuh daya itu lenyap begitu saja, seolah tidak pernah ada.Semua yang ada di sana terdiam, mulut mereka ternganga. Para murid Butong yang seb

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 20. Serangan Sekte Lima Racun

    Li Jao Yen segera memberi perintah untuk membawa salah satu murid yang terkena racun ke balai pengobatan. Semua dilakukan tertutup hanya beberapa orang guru saja yang melihatnya. Ji Liong berdiri di tengah, dihadapkan pada seorang murid tampaknya biasa saja tidak ada sesuatu yang aneh dalam dirinya. Pemuda itu menarik nafas dalam lalu berkata, “Saya tidak yakin ini bisa dilakukan tanpa situasi seperti tadi. Makhluk itu hanya muncul ketika racunnya aktif, dan saya tidak tahu bagaimana cara memancingnya keluar tanpa memicu kondisi berbahaya.”Yuan Yun mengangguk, lalu berkata kepada para tetua, “Kita tidak punya pilihan selain mencoba. Jika tidak, lebih banyak murid akan kehilangan nyawa.”“Baik guru besar.” Ji Liong kemudian mendekati murid yang akan menjadi ujicoba kemampuannya “Siap?” tanya Ji Liong sambil menatap murid itu.Murid itu mengangguk, meski terlihat gugup. Ji Liong mengangkat pedangnya perlahan, mengarahkan ujungnya ke arah dada murid tersebut. Semua orang menahan nafas

DMCA.com Protection Status