Beranda / Fantasi / SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA) / Bab 12: Bertarung Dengan Ketua Partai Pengemis

Share

Bab 12: Bertarung Dengan Ketua Partai Pengemis

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-03 13:08:26

Ji Bao Oek segera mengenali simbol di pinggang si pengemis dan memberi hormat. “Ternyata aku berhadapan dengan petinggi partai Kaipang yang terkenal. Sungguh suatu kehormatan besar bagiku, Tuan!”

Pengemis tua itu hanya tertawa lebar sambil menatap Ji Liong dengan tatapan tajam, seolah-olah menelusuri setiap detail pada anak muda itu. “Ah, jangan terlalu banyak peradatan. Kau juga bukan orang biasa, buktinya muridmu ini bisa memiliki keterampilan beladiri yang tak bisa dianggap remeh”

Ji Bao Oek tersenyum senang. “Tuan terlalu memuji, mana bisa Kim Kiam Pay dibandingkan dengan Kaipang.”

“Hahaha… Pendekar Ji, memang rendah hati. Kalau tidak keberatan, bolehkah aku bermain-main sedikit dengan muridmu ini?”

Ji Bao Oek berubah wajahnya. Arti bermain-main yang diucapkan oleh pengemis itu adalah menguji kemampuan muridnya. Tentu sebuah kehormatan besar baginya, seorang anggota kaipang tujuh kantong menguji sang murid. Kedudukan pengemis itu tidak ada bedanya dengan murid utama sebuah pergur
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Shofiyudin Musthofa
lanjutkan.... #2
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 13: Mendung Di Kuil Shaolin

    Dengan hati-hati, Ji Liong memutuskan untuk meningkatkan aliran tenaga dalamnya sedikit lagi. Ia tahu, jika ingin mengimbangi Yang Di Ji, ia harus menunjukkan lebih banyak kekuatan. Perlahan, ia mulai mengalirkan sedikit sin kang tersembunyi ke dalam jurus pedangnya, membuat gerakannya semakin tajam dan bertenaga. Gerakan pedangnya kini menjadi semakin sulit diikuti mata, seolah pedangnya menghilang di balik bayangannya sendiri.Yang Di Ji mengerutkan kening, merasa tertekan oleh kekuatan besar yang kini mengalir dari setiap serangan Ji Liong. Kali ini, Ketua Kaipang benar-benar terdesak. Ia mengelak dan menghindar dengan kecepatan yang luar biasa, namun serangan Ji Liong begitu intens sehingga ia harus mengeluarkan hampir seluruh kemampuannya untuk menangkis setiap serangan.Pertarungan dahsyat itu membuat mata Ji Bao Oek terbelalak. Hanya jurus kedua ciptaannya dapat mengimbangi kemampuan seorang Ketua Kaipang. Ia semakin yakin pemuda yang menjadi anak angkatnya itu memiliki latar b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 14: Hilangnya Para Murid Lima Perguruan Besar

    Suasana hening menyelimuti gubuk sederhana sang biksu agung Zhen Tian. Para Biksu turut tenggelam dengan pemikiran mereka masing-masing. Suasana tiba-tiba berubah seketika ketika seorang biksu muda muncul tergesa-gesa, nafasnya tersengal, wajahnya pucat dan penuh ketegangan. Melihat biksu muda itu, Kong Shan langsung menatapnya dengan sorot mata tajam penuh tanya."Ada apa? Apa yang membuatmu datang dengan wajah sepucat itu?" Kong Shan bertanya, suaranya dalam dan penuh wibawa, tetapi tampak samar kekhawatiran di matanya.Biksu muda itu menundukkan kepala, suara nya bergetar. "Ketua, lima ketua perguruan besar... mereka datang. Mereka menuntut untuk bertemu Guru Agung Zhen Tian, dan mereka… mereka datang dengan amarah menyerang para murid."Sejenak, suasana hening. Wajah Kong Shan memerah, amarah terlihat terbakar. Dengan tegas, ia menggenggam tangannya di balik lengan baju panjangnya, menahan diri agar tidak meledak. "Sungguh tidak sopan mereka bertindak seperti ini terhadap seorang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 15: Ilmu Tenaga Sakti Gerbang Surga

    "Jika kalian beranggapan hanya ilmu itu yang bisa melakukannya," jawab Zhen Tian Siansu (sebutan untuk pendeta/ biksu pengikut Budha dengan kedudukan yang sangat tinggi) dengan suara yang lembut, namun mengandung perbawa tinggi, "Apakah kalian juga yakin bahwa aku yang menculik murid-murid itu? Aku sudah berusaha menghindari segala ambisi duniawi, tidak memiliki alasan untuk melakukan tindakan rendah seperti itu."Ketua Huashan, seorang pria tua dengan tatapan tajam yang memancarkan keangkuhan, akhirnya angkat bicara. "Kami tidak menuduh Anda langsung, Siansu," katanya dengan nada kaku. "Namun hilangnya murid-murid kami yang penuh misteri dan cara mereka lenyap begitu cepat. Sebenarnya ada satu lagi alasan kami mengapa menyangka biksu agung yang melakukannya.” Zhen Tian Siansu memandang mereka, mata tajam namun penuh ketenangan. "Alasan apa yang kau maksud!” wajah Zhen Tian mulai serius.Ketua Huashan mengambil sebuah bungkusan kain. Ia kemudian membukanya. Ternyata di sana ada sebu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 16. Serangan Murid Butong Pai

    “Sepertinya mereka sedang membicarakan Butong Pai, Thia!” bisik Xiu Yan.Ji Bao Oek memberi isyarat agar putrinya itu diam dan mendengarkan. Perhatian mereka kini tertuju pada pembicaraan para pendekar di rumah makan itu.“Benar-benar terjadi? Lima perguruan besar menyerang Shaolin Pai?” salah satu dari mereka berbisik tegang.“Aku dengar sendiri, saudara. Katanya para ketua dari Hwasan, Kunlun, Kongtong, Butong, dan Gobi telah bersekutu. Tidak tahu apa yang membuat mereka sampai melakukan hal itu,” jawab seorang pria berwajah tirus sambil menggeleng tak percaya.Xiu Yan yang mendengar percakapan itu langsung menoleh ke ayahnya, matanya berbinar karena penasaran. “Thia, apakah benar lima perguruan besar akan menyerang Shaolin Pai?” tanyanya, setengah berbisik.Ji Bao Oek mengerutkan kening sejenak. "Aku belum pernah mendengar kabar itu dari guruku, Nak," jawabnya pelan, meskipun matanya menyiratkan sedikit kekhawatiran.“Kenapa lima perguruan besar bisa bersekutu dan menyerang Shaolin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 17: Pertarungan dengan Pendekar Pedang Guntur

    Di tengah keheningan yang mencekam, Ji Bao Oek berlutut dengan hormat di depan Liau Li, yang dikenal sebagai Pendekar Pedang Guntur. Suasana tegang, seakan-akan setiap langkah mereka dihitung oleh waktu yang menunggu keputusan. “Jie Bao Oek, murid guru Yao Sheng menghadap paman guru, Liau Li Susiok,” kata Ji Bao Oek dengan suara yang terkontrol, namun ada ketegangan yang jelas di dalam nada suaranya.Liau Li, yang berdiri tegak di hadapannya, memandang dengan mata tajam yang penuh kebencian. Bibirnya mengerucut, wajahnya yang berkerut terlihat seperti batu karang yang tak tergoyahkan. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia tiba-tiba menggeram, “Murid durhaka! Apa yang kau bawa ke sini, Ji Bao Oek? Kau membawa orang yang mencelakai murid Butong, apakah itu yang kau anggap sebagai jalan kebajikan dan pengabdian?”Ji Bao Oek terperanjat, tetapi secepat kilat, ia berusaha menenangkan situasi. “Paman Guru, saya tidak pernah berniat mencelakai murid Butong. Saya hanya berusaha menolong mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 18. Pengumuman Besar Di Aula Utama Butong Pai

    Orang tua itu bernama Yuan Yun. Seorang tokoh sakti Butong yang pernah mengukir harum namanya di dunia persilatan. Ia dikenal dengan julukan Malaikat Pedang dari Butong. Adik seperguruan dari ketua dua angkatan diatas ketua Butong yang sekarang.Yuan Yun mengalihkan pandangannya kepada Ji Liong dan Ji Bao Oek. “Kalian adalah tamu di tempat ini,” katanya lembut, tetapi penuh wibawa. “Apakah kalian murid-murid luar Butong Pai. Aku lihat permainan pedang kalian sangat mirip dengan ilmu pedang Butong.”Ji Bao Oek yang sedang berlutut mengangkat kepalanya. “Benar guru besar, dan mereka berdua adalah anak-anak saya. Ilmu pedang yang kami mainkan adalah ilmu pedang gubahan dari ilmu pedang Butong.”Yuan Yun mengangguk pelan mendengar penjelasan Ji Bao Oek. Tatapan lembutnya mengarah pada pedang di tangan Ji Liong, seolah-olah ia melihat sesuatu yang istimewa. “Tidak ada yang salah dalam menggubah ilmu bela diri,” katanya dengan suara yang tenang namun penuh wibawa. “Sejatinya, ilmu pedang B

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 19. Misteri Penyembuhan yang Tak Terduga

    Suasana aula utama Butong Pai yang tadinya hening mendadak riuh ketika seorang murid berlari masuk dengan napas terengah-engah. Semua kepala menoleh ke arahnya, termasuk Li Jao Yen yang berdiri di tengah aula.“Murid tidak tahu bagaimana menjelaskan ini,” jawab murid itu dengan wajah penuh kebingungan. “Namun, para guru yang memeriksa korban tadi memintaku segera menyampaikan kabar ini kepada Wakil Ketua.”“Ada apa?” jawab Li Jao Yen. Dari wajahnya terlihat ia menahan marah karena murid yang datang tiba-tiba dan memotong pembicaraannya.“Sekali lagi maaf wakil ketua! Para guru di balai pengobatan memintaku menyampaikan ini. Para murid yang terluka tadi kini sudah pulih. Dan yang mengejutkan, racun di dalam tubuhnya juga hilang!”Li Jao Yen diam sejenak, matanya menyipit. “Baiklah, pertemuan ini aku akhiri untuk sementara,” katanya sambil menoleh kepada para tetua. “Kita akan membahas lebih lanjut nanti.”Para murid dan tetua memberikan jalan ketika Li Jao Yen berjalan cepat keluar aul

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 20. Serangan Sekte Lima Racun

    Li Jao Yen segera memberi perintah untuk membawa salah satu murid yang terkena racun ke balai pengobatan. Semua dilakukan tertutup hanya beberapa orang guru saja yang melihatnya. Ji Liong berdiri di tengah, dihadapkan pada seorang murid tampaknya biasa saja tidak ada sesuatu yang aneh dalam dirinya. Pemuda itu menarik nafas dalam lalu berkata, “Saya tidak yakin ini bisa dilakukan tanpa situasi seperti tadi. Makhluk itu hanya muncul ketika racunnya aktif, dan saya tidak tahu bagaimana cara memancingnya keluar tanpa memicu kondisi berbahaya.”Yuan Yun mengangguk, lalu berkata kepada para tetua, “Kita tidak punya pilihan selain mencoba. Jika tidak, lebih banyak murid akan kehilangan nyawa.”“Baik guru besar.” Ji Liong kemudian mendekati murid yang akan menjadi ujicoba kemampuannya “Siap?” tanya Ji Liong sambil menatap murid itu.Murid itu mengangguk, meski terlihat gugup. Ji Liong mengangkat pedangnya perlahan, mengarahkan ujungnya ke arah dada murid tersebut. Semua orang menahan nafas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09

Bab terbaru

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 59: Bayangan Misterius

    Di bawah langit malam yang semakin pekat, suasana di halaman utama Tian Gong Pai masih dipenuhi ketegangan yang melanda siapapun yang berada di tempat itu. Ratusan murid menyaksikan pertarungan yang akan menentukan nasib sekte mereka. Beberapa dari mereka menahan napas, sementara yang lain berbisik dengan penuh kecemasan. Udara terasa berat oleh tekanan energi yang melingkupi area tersebut, seolah-olah alam pun menahan napas menanti apa yang akan terjadi selanjutnya.Wajah Tian Ju semakin mengeras. Ucapan Ji Liong yang membujuknya untuk menyerah, malah membuat ia murka. "Menyerah? Hahaha! Mimpi saja!" Dengan cepat, ia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan berteriak, "Semua murid yang setia padaku! Bunuh mereka!"Saat Tian Ju berteriak lantang, puluhan murid yang setia kepadanya langsung bergerak maju dengan pedang terhunus, mencoba menyerang Ji Liong dan keempat Pelindung Naga. Mereka mengerahkan seluruh keberanian dan kekuatan mereka, yakin bahwa jumlah mereka yang banyak akan mamp

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 58: Kembalinya Sang Ketua

    Malam masih pekat saat Ji Liong bersama keempat Pelindung Naga bergerak menuju Tian Gong Pai. Perjalanan mereka penuh dengan kewaspadaan, sebab mereka tahu musuh bisa saja mengintai kapan saja. Angin dingin dari Pegunungan Qilian berhembus menerpa mereka, membawa kesunyian yang menegangkan."Kita hampir sampai," kata Pelindung Naga Timur, yang berjalan di depan.Dari kejauhan, siluet bukit Tian Gong mulai terlihat. Sekte yang pernah menjadi tempat Ji Liong tumbuh dan berkembang kini tampak seperti benteng yang dipenuhi penjaga. Cahaya obor berjejer di sepanjang gerbang utama, menandakan kesiapan para pengawal untuk menghadapi siapa pun yang mencoba masuk tanpa izin.Saat mereka tiba di depan gerbang utama, beberapa sosok berjubah gelap muncul dari bayangan. Para penjaga Tian Gong Pai yang seharusnya mengenali mereka malah berdiri dengan siaga, menatap mereka dengan tatapan penuh kecurigaan."Berhenti di situ!" salah satu penjaga berseru. "Tidak ada yang boleh masuk tanpa izin ketua ka

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 57: Rencana Kembali ke Tian Gong Pai

    Malam yang sunyi di pegunungan Qilian di perbatasan Gansu dan Qinghai. Angin berhembus lembut membawa aroma tanah yang basah. Di sebuah paviliun yang terletak di puncak bukit, Ji Liong duduk dengan tenang, menatap langit yang dipenuhi bintang. Ia baru saja kembali dari pertempuran melawan beberapa murid Kong Tong Pai, membawa suami istri orang tua dari ketua mereka.Tak lama, suara langkah kaki mendekat. Empat sosok berjubah gelap muncul dan membungkuk hormat di hadapannya. Mereka adalah Empat Pelindung Naga Tian Gong Pai, para pengawal setia yang telah bersumpah untuk melindungi sekte dan pemimpinnya dengan nyawa mereka.Pelindung Naga Timur, yang bertubuh tinggi dengan wajah tajam, maju pertama kali. "Ketua, selama beberapa hari ini aku menyusup ke Shaolin dan Butong untuk menggali informasi. Mereka mulai menaruh prasangka dengan kita menduga Tian Gong Pai menyusun kekuatan untuk menantang mereka. Namun, hingga saat ini mereka belum bergerak secara terang-terangan."Ji Liong mengang

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 56. Pertarungan Sengit Murid Utama Kong Tong Pai

    Ji Liong menatap ke arah Pemuda Kong Tong Pai dihadapannya. Ia mencari pemuda inilah yang menyamar sebagai dirinya. Namun sepertinya, pemuda itu tidak bersama mereka.Pemuda Kong Tong Pai tersenyum tipis, tetapi matanya tajam, penuh percaya diri. "Jadi kaulah yang telah membuat kekacauan di sini? Beraninya kau menyusup ke wilayah kami dan berusaha membawa tawanan kami?"Ji Liong tetap berdiri tegap, tidak menunjukkan reaksi apapun. Matanya meneliti pemuda itu dengan saksama, mencoba mengukur kekuatan lawannya. Ia dapat merasakan aura yang cukup kuat dari pemuda itu, menandakan bahwa ia bukanlah pendekar sembarangan."Lepaskan mereka," Ji Liong berkata dingin. "Atau aku akan membuat tempat ini menjadi kuburan bagi kalian."Pemuda itu tertawa kecil, lalu mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada anak buahnya agar tetap waspada. Ia pun maju. "Kau sombong sekali. Aku, Liang Houw, murid utama Kongtong Pai, ingin melihat seberapa kuat kau sebenarnya."Tanpa peringatan, Liang Houw melesat

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 55: Topeng Harimau Pembawa Malapetaka

    "Cukup bicara," kata lelaki tua itu akhirnya. "Jangan bermimpi bisa keluar dari tempat ini. Nasib kalian bergantung pada keputusan anak kalian sendiri. Jika ia berhasil menjalankan perannya, kalian akan tetap hidup. Jika tidak..." Ia membiarkan kata-katanya menggantung, tetapi ancaman itu jelas.Dengan itu, lelaki tua itu berbalik dan berjalan keluar ruangan, diikuti oleh dua pengawal setianya. Setelah memastikan keadaan aman, Ji Liong menarik napas dalam-dalam dan mulai bergerak perlahan. Ia harus pergi sebelum seseorang menyadari kehadirannya.Dengan gerakan yang nyaris tak terdengar, ia menutup kembali genteng yang ia angkat tadi dan mundur perlahan. Ia harus memastikan tidak meninggalkan jejak. Setelah itu, dengan kecepatan dan ketangkasan luar biasa, ia melompat ke atap lainnya, bergerak lincah seperti bayangan malam.Ketika akhirnya ia berhasil keluar dari lingkungan rumah itu, Ji Liong berhenti sejenak di salah satu sudut gelap desa, mengatur nafasnya. Ia mendapatkan informasi

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 54. Sang Dalang Pembuat Bencana

    Setelah menyantap hidangan dan mendapatkan beberapa informasi berharga, Ji Liong meninggalkan kedai teh dengan langkah tenang. Namun, dalam benaknya, pikirannya berputar dengan cepat, mengolah setiap kata yang tadi ia dengar. Jika benar pemuda dari Kongtong Pai itu berpura-pura menjadi Ketua Tian Gong Pai, maka ada dalang di balik semua ini. Tak mungkin seorang pemuda biasa bisa begitu saja mengklaim posisi sekte besar tanpa dukungan dari pihak yang lebih kuat.Ji Liong berjalan menyusuri desa Qingyuan, matanya mengamati setiap sudut jalan yang mulai lengang seiring dengan tenggelamnya matahari di ufuk barat. Setelah memastikan bahwa tak ada yang memperhatikannya, ia menuju rumah pemuda yang menjadi pembicaraan mereka tadi. Rumah itu lebih besar dan lebih mewah dibandingkan rumah-rumah lain di desa ini, dengan tembok batu yang tinggi dan gerbang kayu yang dijaga oleh dua orang bersenjata. Dari cara mereka berdiri, jelas mereka bukan sekadar penjaga biasa, melainkan orang-orang yang te

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 53: Mencari Jejak Sang Ketua Palsu

    Angin dingin berhembus di puncak pegunungan yang bersebelahan dengan bukit Hoasan. Kabut tipis menyelimuti tempat itu, menciptakan suasana yang suram dan penuh misteri. Ji Liong berdiri tegak di tepi jurang, memandang lurus ke arah bukit Hoasan dengan ekspresi muram. Matanya yang tajam tampak menerawang, seolah mencoba mencari jawaban dari sekian banyak pertanyaan yang berputar di benaknya.Di belakangnya, empat lelaki berjubah putih berlutut dalam diam. Keempatnya adalah Empat Naga Pelindung Sekte Istana Langit, Tian Gong Pai, sosok-sosok setia kepada Tian Gong Pai, terutapa kepada Ji Liong yang nama aslinya Tian Long itu.. Mereka adalah Naga Pelindung Utara, Timur, Selatan, dan Barat pilar-pilar kekuatan Tian Gong Pai yang selama ini menjaga kehormatan sekte.Keempatnya menundukkan kepala, menunggu perintah Ji Liong. Hanya suara desir angin yang terdengar di antara mereka sebelum akhirnya Ji Liong berbicara."Sepertinya jatuhnya aku ke jurang memang disengaja," ucapnya pelan namun t

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 52: Kebangkitan yang Mengejutkan

    Wei Zhiang masih berlutut di hadapan Ji Liong. Matanya menatap lurus ke tanah, sementara tubuhnya sedikit gemetar, entah karena perasaan bersalah atau ketakutan yang belum sirna sepenuhnya. Hening menyelimuti tempat itu sejenak sebelum Ji Liong akhirnya berbicara dengan suara tegas."Berdirilah, Wei Zhiang," perintahnya.Tanpa ragu, Wei Zhiang segera bangkit. Matanya yang tajam kini menatap Ji Liong dengan penuh penghormatan. Ia masih belum sepenuhnya memahami bagaimana pemuda yang tampak biasa ini bisa memancarkan aura yang begitu luar biasa.Ji Liong kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Huan Sie Ji yang masih terduduk lemah. "Lam Juan, amankan dia. Kita lihat bagaimana dia masih bisa berpura-pura."Lam Juan mengangguk dan segera melangkah mendekati Huan Sie Ji. Namun, saat tangannya hendak menyentuh bahu pria tua itu, sesuatu yang mengejutkan terjadi.Tatapan Huan Sie Ji yang sebelumnya redup kini berubah tajam. Seketika, hawa membunuh yang sangat kuat meledak dari tubuhnya. La

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 51: Penyelamat Misterius

    Huan Sie Ji terduduk lemas, nafasnya tersengal-sengal, tubuhnya terasa begitu berat. Pedang di tangannya mulai goyah, matanya nanar menatap musuh-musuhnya yang masih mengepung dengan senyum kemenangan di wajah mereka. Racun Perampas Jiwa benar-benar telah menggerogoti kekuatannya, bahkan untuk sekadar berdiri pun kini ia kesulitan.Pria dengan bekas luka itu semakin mendekat, pedang besarnya terangkat tinggi. "Sudah waktunya mengakhiri ini, tua bangka!" serunya dengan nada penuh kemenangan.Huan Sie Ji hanya bisa pasrah, ia tahu bahwa tidak ada lagi yang bisa dilakukannya. Ia melirik Ji Liong dan Lam Juan yang masih tak sadarkan diri. Hatinya terasa perih, tetapi ia tidak menyesali keputusannya untuk tetap bertarung. Ia hanya berharap keajaiban datang untuk menyelamatkan mereka.Tiba-tiba, sebelum pedang besar itu menghantamnya, terdengar suara ledakan dahsyat! Tanah bergetar hebat, gelombang angin kuat melesat ke segala arah. Pria bekas luka itu terhempas ke udara bersama anak buahny

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status