SETELAH KITA BERPISAH 27.**Ketika berada di dalam mobil, Zaki duduk di depan menyetir mobil. Tante Dina disampingnya dan Rizka duduk sendiri di belakang kemudi setir."Rizka, kita mau kemana?" tanya Zaki membuka percakapan, dari tadi Rizka hanya diam saja."Aku mau periksa dan kontrol. Aku mau pergi ke klinik kandungan.""Baik, Abang akan mengantar Rizka."Zaki terus melajukan mobilnya membelah jalan raya agar mereka segera sampai di klinik kandungan. Rizka menatap Zaki lewat kaca spion. Lelaki itu tampak santai mengendarai mobil."Bagaimana bisa Abang datang ke pengadilan? Apakah Yudha yang memberitahu?" tanya Rizka."Iya, Abang memang bertanya sama Yudha. Apa saja kegiatan kamu. Karena Apa yang Abang katakan benar, bukan main-main. Abang ingin jadi lelaki siaga yang melindungi kamu. Tapi saat ini terhalang oleh masa Iddah."Rizka terdiam beberapa saat mendengar ucapan Zaki. Rizka tidak menanggapi ucapannya justru memilih untuk memandang ke arah jalan raya. Rizka pecah dengan pemik
Zaki sangat senang, sekarang Rizka juga sudah tahu perasaannya. Dia tidak malu-malu lagi dan tidak perlu menutupinya. Zaki pun masuk ke mobil dan mengendarai mobil meninggalkan klinik mengantar Rizka pulang...Zaki kini sudah sampai di rumahnya. Dia sungguh bahagia karena bisa sedekat ini dengan Rizka. Meskipun sekarang sudah berbeda dan Rizka bukan yang seperti dulu lagi melainkan akan menjadi seorang janda. Tapi Zaki tetap menerima Rizka apa adanya. Dia memang mencintai Rizka dan cinta itu tidak melihat status.Zaki berpendapat, Rizka adalah perempuan spesial yang harus dilindungi. Tidak sepatutnya Rizka mendapatkan hal-hal buruk dari Hans. Apalagi Hans adalah adiknya. Jika Hans menolak bertanggung jawab. Zaki siap bertanggung jawab dan akan membuktikan kalau dirinya jauh lebih baik dari Hans.Zaki berjalan sambil tersenyum menuju ke kamarnya. Dia juga mempermainkan kunci mobilnya. Rasanya seharian cukup membahagiakan. Dia mengantar Rizka dan pekerjaan di toko bangunannya juga dis
SETELAH KITA BERPISAH 28.**Rizka merasa tenang. Dia tinggal di rumah sepupunya. Tante Dina punya anak bernama Rani, anak gadisnya itu sedang kuliah di kota. Rizka tinggal di rumah Tante Dina yang ada di kota.Selama kuliah di kota, Rani tinggal di situ bersama teman perempuannya yang bayar uang kos. Begitu Rizka datang, dia merasa senang, ada teman dan tempat tinggal juga untuk Rizka sementara. Teman kos-nya tidak tinggal di sana lagi.Tante Dina sudah bagaikan ibu kandungnya sendiri. Mau menerima dia berada di sini. Begitu pula Rani. Walaupun Rizka tidak memiliki orang tua lagi. Dia merasa terlindungi dengan adanya keluarga seperti Tante Dina dan juga adik kandungnya Yudha.Setelah ketuk palu perceraian. Kini Rizka lebih fokus ke bayi yang ada dalam kandungannya. Rizka tidak ingin ada pikiran-pikiran toxic. Apalagi pengaruh buruk dari Hans. Rizka sedang hamil, sekarang kehamilannya sudah makin membesar jadi saat ini dia juga tidak ingin Hans tahu dia hamil.Suatu saat Hans akan men
Riska kepikiran. Mungkin bener apa yang dikatakan Mila. Dia juga suatu saat akan memberitahu Hans kalau bayi yang ada dalam kandungan adalah anak Hans.Hans nggak boleh lepas tangan begitu saja. Rizka akan membuat Hans terlebih dulu menyesal. Lihat saja, mungkin dia terhalang karena mengandung. Hans pasti akan mendapatkan balasan atas perbuatan yang dilakukannya."Assalamualaikum, Kak."Rizka tersentak ketika Yudha sudah ada di depan pintu bersama dengan Zaki. Ya Zaki tahu keberadaan Rizka di sini. Zaki cukup baik komunikasi dengan Yudha. Zaki mendekati Rizka lewat Yudha.Lelaki itu menunjukkan sikap positif dan dia berjanji akan menjaga Rizka sampai bayi itu lahir. Zaki juga ingin bertanggung jawab jadi dia menunjukkan kalau dia benar-benar lelaki yang pantas untuk Rizka.Seperti biasa-biasanya juga. Zaki membawakan makanan dan hal-hal yang dibutuhkan Rizka. Rizka sudah mengatakan, jangan melakukan itu tapi Zaki menganggap itu tanggung jawabnya. Dia ingin membuktikan diri. Berharap s
SETELAH KITA BERPISAH 29.**Hans datang bersama Delia untuk meminta restu ke kedua orang tuanya. Dia akan mengakui kesalahannya, sudah menikahi Delia diam-diam. Kalau menikahi secara terang-terangan, orang tuanya juga tidak setuju jadi kini harus dilakukan Hans, mengakui kesalahannya. "Bu sekali lagi saya mohon maaf. semuanya sudah terjadi dan sekarang kami datang ke rumah ibu untuk meminta restu. Bagaimanapun Delia sudah menjadi istriku, jadi ibu harus merestuinya."Bu Nining menoleh ke arah lain. Dia tidak sudi menerima wanita yang sudah menghancurkan kehidupan anaknya. Gara-gara Delia, Hans jadi seperti ini. Hans seperti kena pelet. Meskipun dari pernikahannya dulu, Hans belum juga memberinya cucu. Tapi Bu Nining masih bisa bersabar. Pernikahan Hans baru 1 tahun. Sekarang Bu Nining tak menyangka Hans malah selingkuh dengan Delia. Hal itu membuat Bu Nining sakit hati. Di samping sakit hati juga ke Rizka yang tak mau menurunkan ego sebagai istri."Apalagi yang bisa ibu lakukan. It
Dita lalu ambil bagian. Si bungsu berada di sisi ibunya. Mengelus pundak Ibunya sekaligus memberi kesabaran. "Sabar, Bu. Itu pilihannya Bang Hans. Kalau memang dia merasa bahagia dengan perempuan itu. Ya udah." Dita menyambung. "Bagaimana kalau Hans sengsara? Bagaimana kalau rumah tangganya berantakan lagi? Ibu capek ngurusin Hans. Dia baru saja cerai tapi udah nikah lagi dengan perempuan selingkuhannya. Bagaimana kalau dia nanti selingkuh lagi dan cerai lagi?""Bu, Hans udah dewasa. Dia tahu yang mana yang baik, yang mana buruk. Seharusnya dia belajar dari pengalaman yang terdahulu kalau memang ingin rumah tangganya langgeng. Kita serahkan saja semuanya ke Allah. Ibu udah berusaha menjadi orang tua yang baik."Zaki memberi masukan. Dia juga tak suka, ibunya selalu saja khawatir ke Hans. Padahal putranya itu salah tapi terus-terusan dibela. Hans menjadi pembangkang seperti ini bertindak seenaknya menikah seenaknya dan bercerai seenaknya. Itu semua ada andil Ibu yang selalu memanjaka
SETELAH KITA BERPISAH 30.**Rizka tak kuasa menahan tangis saat bidan memberikan bayi laki-laki mungil ke tangannya. Bayi itu menggeliat, sang bayi tahu kehadiran ibunya, dia ingin ibunya memeluknya, menciumnya. Terdengar suara bayi dengan rengekannya.Rizka tidak percaya dia sudah menjadi seorang ibu. Dia membayangkan dirinya saat hamil dan akhirnya anak yang ada dalam kandungnya keluar juga.Teringat masa-masa sulit. Rizka harus hamil sendiri, berjuang sendiri dan terkadang ada rasa benci ke bayi yang ada dalam kandungan. Tapi terpikir lagi kalau bayi itu adalah anugerah dari sang maha pencipta. Jadi bagaimanapun, Rizka hanyalah manusia yang dititipi, dia harus bersyukur diberikan anugerah, diberikan kasih sayang Allah dalam hal menjadi seorang ibu.Rizka mengelap air matanya. Tak kuasa menahan haru. Semua wanita yang ada di posisinya pasti tahu rasanya seperti apa. Jika ada wanita yang berani mencemooh, bisa di pastikan wanita tersebut tidak pernah berada di posisinya, makanya tid
Malam ini Rizka hanya bersama Rani di rumah. Rizka panik dan juga bingung apa yang harus dilakukannya. Soalnya dari tadi Rahman menangis, badannya juga panas. Pasti anaknya demam. Harus segera membawanya ke dokter untuk ditangani. Bagaimanapun Rizka begitu khawatir.Mengurus bayi sangat melelahkan dan Rizka merasa benar-benar lelah. Apalagi dia mengurusnya sendiri tanpa ada pendamping. Tanpa ada suami. Beruntung Rani di rumah yang menjadi temannya. Meskipun begitu Rani adalah anak kuliahan yang hanya sekedar membantunya."Mbak Bagaimana kalau kita telepon Bang Zaki aja. Dia begitu cepat kalau datang jika menghubungi Yudha dia sekarang sedang wisata sama teman-temannya. Bagaimana kalau menghubungi Bang Zaki agar datang kemari dan membawa Rahman ke rumah sakit supaya segera ditangani."Rizka menganggukan kepalanya. Benar yang dikatakan Rani. Dia harus segera membawa anaknya ke rumah sakit. Lagi pula adiknya Yudha sedang pergi berwisata dari kampusnya dan Rizka harus menerima bantuan dar