SETELAH KITA BERPISAH 31.**Berhari-hari Rizka selalu memikirkan apa yang dikatakan Zaki kepadanya. Zaki saat itu melamarnya di rumah sakit. Meskipun bukan tempat yang tepat untuk melamar. Namun mungkin Zaki merasa kasihan kepadanya yang harus menjaga anak sendirian.Saat ini kondisi kesehatan anaknya sudah membaik. Anaknya sudah ceria lagi. Rahman sedang bermain di box bayinya. Dia memegang apa saja dan mengoceh-ngoceh di sana.Tak berselang lama Rani datang. Dia sengaja datang untuk mengganggu Rahman. Gadis itu mengambil Rahman dari boxnya dan menggendongnya untuk membawanya keluar."Mbak mandi dulu ya Rani. Tolong jagain Rahman sebentar.""Oke, Mbak," sahut Rani sambil menciumi Rahman.Setelah berada di kamar mandi dan merendam tubuhnya. Serta membiarkan air melewati sekujur tubuhnya.Rizka menutup matanya dan berpikir lagi tentang perkataan Zaki kalau dia memang nggak bisa mengurus Rahman sendiri. Apalagi dia harus mencari nafkah. Bagaimanapun Hans tidak bisa diandalkan dan mungk
Meskipun saat ini hubungan mereka rumit. Teramat rumit. Sebagai adik kandung, Hans mantan suami Rizka dari Rizka memiliki anak dengan Hans. Namun Zaki sepenuh hati sangat menyayangi Rahman dan dia rela mengurus Rahman serta Rizka. Mereka akan menjadi satu keluarga."Aku percaya kalau Bang Zaki akan menjadi imam yang baik sebagaimana Bang Zaki sudah menunjukkan selama ini kepadaku perjuangan untuk mendapatkan hatiku. Aku berharap saat ini di depan Yudha sebagai saksi. Bang Zaki akan memegang janji. Apakah Bang Zaki bersedia?"Zaki masih speechless. Dia lalu menganggukkan kepalanya dan merasa teramat senang."Tentu Rizka. Tentu saja Abang bersedia.""Alhamdulillah. Jika Abang bersedia. Tetapi aku juga memiliki syarat-syarat tertentu. Apakah Abang bersedia menerima syarat ku?""Sebelum Abang mengatakan, Abang menerima syarat Rizka atau tidak. Apakah syarat Rizka? Bagaimanapun Abang sebagai calon suami Rizka juga harus tahu syaratnya apa. Berharap syaratnya tidak terlalu memberatkan karen
SETELAH KITA BERPISAH 32.**Zaki menyetujui usulan yang diberikan Rizka kepadanya. Bagaimanapun dia yakin kalau Rizka suatu saat akan berubah. Bukankah Allah membolak-balikkan hati manusia? Dulu Rizka menutup dirinya tapi sekarang membuka hatinya. Zaki percaya suatu hari Rizka akan menerimanya seutuhnya sebagai suami.Rizka sedang trauma. Rizka sedang terpukul. Jadi dia butuh waktu dan proses. Bagaimanapun dia telah dikecewakan Hans yang adalah adik kandungnya sendiri.Zaki ikhlas menjaga Rahman. Rahman adalah keponakannya. Zaki akan menjaga Rahman dengan baik. Mengasuhnya dengan sepenuh hati dan suatu saat Hans akan menyesal sudah menyia-nyiakan Rizka. Mungkin Hans belum mendapatkan hukuman, balasan atas perbuatan yang hampir mencelakakan Rizka dan anaknya.Tapi rasa penyesalan tidak akan pernah terlupa. Zaki akan menunggu waktu ketika Hans menyesal sudah berbuat zalim ke Rizka dan anaknya."Riska. Abang setuju dengan keputusan kamu. Abang yakin kamu akan berubah seiring berjalannya
Kalau saja ibunya menyetujui Hans menikah dengan Delia. Meskipun pernikahannya carut marut. Zaki juga tidak tahu seperti apa pernikahan mereka. Tapi Zaki yakin pernikahan Hans tidak jelas."Bu, aku tidak akan menikah dengan orang lain, aku ingin menikah dengan pilihanku sendiri.""Apa maksud kamu dengan pilihan kamu sendiri? Siapa yang ingin kamu nikahi? Sekali lagi ya Zaki. Ibu nggak setuju kalau kamu menikah dengan Rizka karena Ibu dengar dari Hans kamu menyukai Rizka. Apa jadinya rumah tangga mu. Bisa aja rumah tangga kamu berantakan. Rizka itu mandul. Dia nggak bisa punya anak!"Zaki menghela nafas panjang dari mana ibunya punya pemikiran seperti itu kalau Rizka sekarang sudah punya anak. Sudah memiliki Rahman. Tapi beliau memang tidak tahu, Rizka tidak menginginkannya. Ibunya juga sudah terhasut Hans."Bu aku tidak akan menikah dengan orang lain, aku memang mencintainya. Aku berharap Ibu memberi Restu. Aku mohon Bu. Ada hal-hal yang tidak Ibu ketahui dan suatu saat ibu ketahui ke
SETELAH KITA BERPISAH 33.**"Bang, kamu tidur di sini saja."Perkataan itu keluar dari bibir Rizka setelah mereka resmi menjadi suami istri. Setelah melangsungkan akad pernikahan serta resepsi kecil-kecilan yang hanya dihadiri oleh masyarakat setempat saja. Zaki dan Rizka memutuskan untuk tinggal di rumah kontrakan sementara.Sebagaimana diketahui Zaki memiliki usaha di kota ini dan usaha yang cukup berkembang tetapi belum memiliki rumah sendiri. Untuk sementara mereka sepakat mengontrak rumah. Begitu Pak Rizka memiliki usaha online seperti biasanya.Zaki menghela nafas panjang, dia tahu Rizka belum siap melayaninya sebagai suami. Tidak tahu kapan harus siap. Dia harus sabar, ini sudah keputusan Rizka di awal pernikahan."Rizka bolehkah Abang meminta sesuatu. Meskipun kamu belum siap untuk melayani Abang tetapi Abang berharap kamu terbiasa akan kehadiranku di sisimu. Jika memang Rizka belum siap lahir dan batin maka Rizka boleh berbaring di samping Abang. Kita tidur bersama dalam sat
Hati Rizka bergetar ketika Zaki mengatakan itu kepadanya. Apakah dia sudah mulai ada perasaan dengan suaminya? Setelah menikah beberapa waktu dengan Zaki. Rizka merasakan hal berbeda. Mungkinkah dia sudah membuka perasaannya untuk lelaki suaminya? Lelaki yang mau membantu pekerjaannya dan pengasuh Rahman dengan baik. Meskipun Rahman bukan anak kandungnya tapi dia tulus dan baik.Kini Zaki sedang mandi dan Rizka duduk bersama anaknya. Rizka menghela napas panjang. Dia sudah melakukan salat beberapa waktu dan tidak seharusnya menjadi istri yang durhaka kepada suami. Seharusnya Rizka memberikan hak ke Zaki sebagai suaminya. Bagaimanapun Zaki sudah bertanggung jawab lahir kepadanya. Rizka akan menjadi wanita berdosa kalau tidak memberi nafkah batin kepada suaminya. Menolak suaminya. Rizka merasa sangat berdosa.Alangkah banyak dosanya saat menikah sampai sekarang yang belum ditunaikannya. Dia yang memilih Zaki. Suaminya berhak atas dirinya. Rizka memohon ampun kepada Tuhan atas kelakuan y
SETELAH KITA BERPISAH 34.**Rizka tidak menyangka kalau dia akan bercinta lagi dengan lelaki. Dia bahkan sekarang sudah naked dan tubuh polosnya di tutupi selimut. Rizka sungguh tak menyangka kalau h@srat Zaki besar sekali padanya. Rizka kewalahan menyambutnya.Lelaki itu kini memeluknya dari belakang. Rasa malu menjalari Rizka. Dia tak sangka, benar-benar tak sangka."Kamu lagi mikirin apa, eh," kata Zaki berbisik padanya."Abang, kamu belum tidur?" tanya Rizka."Abang sudah gak tahan ngantuk. Tapi, Abang tau kalau Rizka lagi memikirkan sesuatu. Bolehkah Abang tahu apa yang di pikirkan, Sayang?" tanya Zaki lembut ke istrinya.Lelaki itu sesekali mencium rambut dan pundaknya. Zaki tak sangka, dia berpikir Rizka membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa menerima dirinya menjadi suami tetapi ternyata Rizka lebih cepat menerima dirinya. Zaki sungguh bahagia dan berbunga saat ini.Bisa menghabiskan malam dalam satu selimut dengan Rizka adalah impiannya dan dia benar-benar memiliki Rizka se
Rizka sungguh lega saat Zaki mengatakan itu kepadanya. Rizka pun berbaring di dekapan sang suami. Zaki memeluknya dengan erat."Tidurlah, Sayang. Sebentar lagi Rahman bangun. Nanti kita pergantian menjaga dia." Zaki berkata lembut sambil memejamkan matanya. Sebenarnya dia ingin melakukan hubungan lagi dengan Rizka tetapi kasihan istrinya yang akan mengurus anak balita. Zaki harus lebih menahannya. Mungkin besok atau lusa dia ada kesempatan lagi untuk menjamah sang istri, istrinya juga sudah menyerahkan dirinya sukarela ke Zaki.**"Abang, kita jadi kan ke supermarket? Aku mau belanja sama beli kebutuhan Rahman.""Jadi, Dek Sayang."Hubungan mereka semakin erat dan semakin harmonis terjalin. Zaki juga merubah panggilannya ke Rizka menjadi Adik untuk menghargai sang istri. Sikap Rizka juga sudah berubah kepadanya. Rizka lebih manja, tidak seperti dulu yang lebih menjaga sikap dan jarak.Zaki lebih merasa dihargai. Kali ini mereka akan pergi ke supermarket bersama untuk membeli kebutuha