Dita lalu ambil bagian. Si bungsu berada di sisi ibunya. Mengelus pundak Ibunya sekaligus memberi kesabaran. "Sabar, Bu. Itu pilihannya Bang Hans. Kalau memang dia merasa bahagia dengan perempuan itu. Ya udah." Dita menyambung. "Bagaimana kalau Hans sengsara? Bagaimana kalau rumah tangganya berantakan lagi? Ibu capek ngurusin Hans. Dia baru saja cerai tapi udah nikah lagi dengan perempuan selingkuhannya. Bagaimana kalau dia nanti selingkuh lagi dan cerai lagi?""Bu, Hans udah dewasa. Dia tahu yang mana yang baik, yang mana buruk. Seharusnya dia belajar dari pengalaman yang terdahulu kalau memang ingin rumah tangganya langgeng. Kita serahkan saja semuanya ke Allah. Ibu udah berusaha menjadi orang tua yang baik."Zaki memberi masukan. Dia juga tak suka, ibunya selalu saja khawatir ke Hans. Padahal putranya itu salah tapi terus-terusan dibela. Hans menjadi pembangkang seperti ini bertindak seenaknya menikah seenaknya dan bercerai seenaknya. Itu semua ada andil Ibu yang selalu memanjaka
SETELAH KITA BERPISAH 30.**Rizka tak kuasa menahan tangis saat bidan memberikan bayi laki-laki mungil ke tangannya. Bayi itu menggeliat, sang bayi tahu kehadiran ibunya, dia ingin ibunya memeluknya, menciumnya. Terdengar suara bayi dengan rengekannya.Rizka tidak percaya dia sudah menjadi seorang ibu. Dia membayangkan dirinya saat hamil dan akhirnya anak yang ada dalam kandungnya keluar juga.Teringat masa-masa sulit. Rizka harus hamil sendiri, berjuang sendiri dan terkadang ada rasa benci ke bayi yang ada dalam kandungan. Tapi terpikir lagi kalau bayi itu adalah anugerah dari sang maha pencipta. Jadi bagaimanapun, Rizka hanyalah manusia yang dititipi, dia harus bersyukur diberikan anugerah, diberikan kasih sayang Allah dalam hal menjadi seorang ibu.Rizka mengelap air matanya. Tak kuasa menahan haru. Semua wanita yang ada di posisinya pasti tahu rasanya seperti apa. Jika ada wanita yang berani mencemooh, bisa di pastikan wanita tersebut tidak pernah berada di posisinya, makanya tid
Malam ini Rizka hanya bersama Rani di rumah. Rizka panik dan juga bingung apa yang harus dilakukannya. Soalnya dari tadi Rahman menangis, badannya juga panas. Pasti anaknya demam. Harus segera membawanya ke dokter untuk ditangani. Bagaimanapun Rizka begitu khawatir.Mengurus bayi sangat melelahkan dan Rizka merasa benar-benar lelah. Apalagi dia mengurusnya sendiri tanpa ada pendamping. Tanpa ada suami. Beruntung Rani di rumah yang menjadi temannya. Meskipun begitu Rani adalah anak kuliahan yang hanya sekedar membantunya."Mbak Bagaimana kalau kita telepon Bang Zaki aja. Dia begitu cepat kalau datang jika menghubungi Yudha dia sekarang sedang wisata sama teman-temannya. Bagaimana kalau menghubungi Bang Zaki agar datang kemari dan membawa Rahman ke rumah sakit supaya segera ditangani."Rizka menganggukan kepalanya. Benar yang dikatakan Rani. Dia harus segera membawa anaknya ke rumah sakit. Lagi pula adiknya Yudha sedang pergi berwisata dari kampusnya dan Rizka harus menerima bantuan dar
SETELAH KITA BERPISAH 31.**Berhari-hari Rizka selalu memikirkan apa yang dikatakan Zaki kepadanya. Zaki saat itu melamarnya di rumah sakit. Meskipun bukan tempat yang tepat untuk melamar. Namun mungkin Zaki merasa kasihan kepadanya yang harus menjaga anak sendirian.Saat ini kondisi kesehatan anaknya sudah membaik. Anaknya sudah ceria lagi. Rahman sedang bermain di box bayinya. Dia memegang apa saja dan mengoceh-ngoceh di sana.Tak berselang lama Rani datang. Dia sengaja datang untuk mengganggu Rahman. Gadis itu mengambil Rahman dari boxnya dan menggendongnya untuk membawanya keluar."Mbak mandi dulu ya Rani. Tolong jagain Rahman sebentar.""Oke, Mbak," sahut Rani sambil menciumi Rahman.Setelah berada di kamar mandi dan merendam tubuhnya. Serta membiarkan air melewati sekujur tubuhnya.Rizka menutup matanya dan berpikir lagi tentang perkataan Zaki kalau dia memang nggak bisa mengurus Rahman sendiri. Apalagi dia harus mencari nafkah. Bagaimanapun Hans tidak bisa diandalkan dan mungk
Meskipun saat ini hubungan mereka rumit. Teramat rumit. Sebagai adik kandung, Hans mantan suami Rizka dari Rizka memiliki anak dengan Hans. Namun Zaki sepenuh hati sangat menyayangi Rahman dan dia rela mengurus Rahman serta Rizka. Mereka akan menjadi satu keluarga."Aku percaya kalau Bang Zaki akan menjadi imam yang baik sebagaimana Bang Zaki sudah menunjukkan selama ini kepadaku perjuangan untuk mendapatkan hatiku. Aku berharap saat ini di depan Yudha sebagai saksi. Bang Zaki akan memegang janji. Apakah Bang Zaki bersedia?"Zaki masih speechless. Dia lalu menganggukkan kepalanya dan merasa teramat senang."Tentu Rizka. Tentu saja Abang bersedia.""Alhamdulillah. Jika Abang bersedia. Tetapi aku juga memiliki syarat-syarat tertentu. Apakah Abang bersedia menerima syarat ku?""Sebelum Abang mengatakan, Abang menerima syarat Rizka atau tidak. Apakah syarat Rizka? Bagaimanapun Abang sebagai calon suami Rizka juga harus tahu syaratnya apa. Berharap syaratnya tidak terlalu memberatkan karen
SETELAH KITA BERPISAH 32.**Zaki menyetujui usulan yang diberikan Rizka kepadanya. Bagaimanapun dia yakin kalau Rizka suatu saat akan berubah. Bukankah Allah membolak-balikkan hati manusia? Dulu Rizka menutup dirinya tapi sekarang membuka hatinya. Zaki percaya suatu hari Rizka akan menerimanya seutuhnya sebagai suami.Rizka sedang trauma. Rizka sedang terpukul. Jadi dia butuh waktu dan proses. Bagaimanapun dia telah dikecewakan Hans yang adalah adik kandungnya sendiri.Zaki ikhlas menjaga Rahman. Rahman adalah keponakannya. Zaki akan menjaga Rahman dengan baik. Mengasuhnya dengan sepenuh hati dan suatu saat Hans akan menyesal sudah menyia-nyiakan Rizka. Mungkin Hans belum mendapatkan hukuman, balasan atas perbuatan yang hampir mencelakakan Rizka dan anaknya.Tapi rasa penyesalan tidak akan pernah terlupa. Zaki akan menunggu waktu ketika Hans menyesal sudah berbuat zalim ke Rizka dan anaknya."Riska. Abang setuju dengan keputusan kamu. Abang yakin kamu akan berubah seiring berjalannya
Kalau saja ibunya menyetujui Hans menikah dengan Delia. Meskipun pernikahannya carut marut. Zaki juga tidak tahu seperti apa pernikahan mereka. Tapi Zaki yakin pernikahan Hans tidak jelas."Bu, aku tidak akan menikah dengan orang lain, aku ingin menikah dengan pilihanku sendiri.""Apa maksud kamu dengan pilihan kamu sendiri? Siapa yang ingin kamu nikahi? Sekali lagi ya Zaki. Ibu nggak setuju kalau kamu menikah dengan Rizka karena Ibu dengar dari Hans kamu menyukai Rizka. Apa jadinya rumah tangga mu. Bisa aja rumah tangga kamu berantakan. Rizka itu mandul. Dia nggak bisa punya anak!"Zaki menghela nafas panjang dari mana ibunya punya pemikiran seperti itu kalau Rizka sekarang sudah punya anak. Sudah memiliki Rahman. Tapi beliau memang tidak tahu, Rizka tidak menginginkannya. Ibunya juga sudah terhasut Hans."Bu aku tidak akan menikah dengan orang lain, aku memang mencintainya. Aku berharap Ibu memberi Restu. Aku mohon Bu. Ada hal-hal yang tidak Ibu ketahui dan suatu saat ibu ketahui ke
SETELAH KITA BERPISAH 33.**"Bang, kamu tidur di sini saja."Perkataan itu keluar dari bibir Rizka setelah mereka resmi menjadi suami istri. Setelah melangsungkan akad pernikahan serta resepsi kecil-kecilan yang hanya dihadiri oleh masyarakat setempat saja. Zaki dan Rizka memutuskan untuk tinggal di rumah kontrakan sementara.Sebagaimana diketahui Zaki memiliki usaha di kota ini dan usaha yang cukup berkembang tetapi belum memiliki rumah sendiri. Untuk sementara mereka sepakat mengontrak rumah. Begitu Pak Rizka memiliki usaha online seperti biasanya.Zaki menghela nafas panjang, dia tahu Rizka belum siap melayaninya sebagai suami. Tidak tahu kapan harus siap. Dia harus sabar, ini sudah keputusan Rizka di awal pernikahan."Rizka bolehkah Abang meminta sesuatu. Meskipun kamu belum siap untuk melayani Abang tetapi Abang berharap kamu terbiasa akan kehadiranku di sisimu. Jika memang Rizka belum siap lahir dan batin maka Rizka boleh berbaring di samping Abang. Kita tidur bersama dalam sat