Zaki sangat senang, sekarang Rizka juga sudah tahu perasaannya. Dia tidak malu-malu lagi dan tidak perlu menutupinya. Zaki pun masuk ke mobil dan mengendarai mobil meninggalkan klinik mengantar Rizka pulang...Zaki kini sudah sampai di rumahnya. Dia sungguh bahagia karena bisa sedekat ini dengan Rizka. Meskipun sekarang sudah berbeda dan Rizka bukan yang seperti dulu lagi melainkan akan menjadi seorang janda. Tapi Zaki tetap menerima Rizka apa adanya. Dia memang mencintai Rizka dan cinta itu tidak melihat status.Zaki berpendapat, Rizka adalah perempuan spesial yang harus dilindungi. Tidak sepatutnya Rizka mendapatkan hal-hal buruk dari Hans. Apalagi Hans adalah adiknya. Jika Hans menolak bertanggung jawab. Zaki siap bertanggung jawab dan akan membuktikan kalau dirinya jauh lebih baik dari Hans.Zaki berjalan sambil tersenyum menuju ke kamarnya. Dia juga mempermainkan kunci mobilnya. Rasanya seharian cukup membahagiakan. Dia mengantar Rizka dan pekerjaan di toko bangunannya juga dis
SETELAH KITA BERPISAH 28.**Rizka merasa tenang. Dia tinggal di rumah sepupunya. Tante Dina punya anak bernama Rani, anak gadisnya itu sedang kuliah di kota. Rizka tinggal di rumah Tante Dina yang ada di kota.Selama kuliah di kota, Rani tinggal di situ bersama teman perempuannya yang bayar uang kos. Begitu Rizka datang, dia merasa senang, ada teman dan tempat tinggal juga untuk Rizka sementara. Teman kos-nya tidak tinggal di sana lagi.Tante Dina sudah bagaikan ibu kandungnya sendiri. Mau menerima dia berada di sini. Begitu pula Rani. Walaupun Rizka tidak memiliki orang tua lagi. Dia merasa terlindungi dengan adanya keluarga seperti Tante Dina dan juga adik kandungnya Yudha.Setelah ketuk palu perceraian. Kini Rizka lebih fokus ke bayi yang ada dalam kandungannya. Rizka tidak ingin ada pikiran-pikiran toxic. Apalagi pengaruh buruk dari Hans. Rizka sedang hamil, sekarang kehamilannya sudah makin membesar jadi saat ini dia juga tidak ingin Hans tahu dia hamil.Suatu saat Hans akan men
Riska kepikiran. Mungkin bener apa yang dikatakan Mila. Dia juga suatu saat akan memberitahu Hans kalau bayi yang ada dalam kandungan adalah anak Hans.Hans nggak boleh lepas tangan begitu saja. Rizka akan membuat Hans terlebih dulu menyesal. Lihat saja, mungkin dia terhalang karena mengandung. Hans pasti akan mendapatkan balasan atas perbuatan yang dilakukannya."Assalamualaikum, Kak."Rizka tersentak ketika Yudha sudah ada di depan pintu bersama dengan Zaki. Ya Zaki tahu keberadaan Rizka di sini. Zaki cukup baik komunikasi dengan Yudha. Zaki mendekati Rizka lewat Yudha.Lelaki itu menunjukkan sikap positif dan dia berjanji akan menjaga Rizka sampai bayi itu lahir. Zaki juga ingin bertanggung jawab jadi dia menunjukkan kalau dia benar-benar lelaki yang pantas untuk Rizka.Seperti biasa-biasanya juga. Zaki membawakan makanan dan hal-hal yang dibutuhkan Rizka. Rizka sudah mengatakan, jangan melakukan itu tapi Zaki menganggap itu tanggung jawabnya. Dia ingin membuktikan diri. Berharap s
SETELAH KITA BERPISAH 29.**Hans datang bersama Delia untuk meminta restu ke kedua orang tuanya. Dia akan mengakui kesalahannya, sudah menikahi Delia diam-diam. Kalau menikahi secara terang-terangan, orang tuanya juga tidak setuju jadi kini harus dilakukan Hans, mengakui kesalahannya. "Bu sekali lagi saya mohon maaf. semuanya sudah terjadi dan sekarang kami datang ke rumah ibu untuk meminta restu. Bagaimanapun Delia sudah menjadi istriku, jadi ibu harus merestuinya."Bu Nining menoleh ke arah lain. Dia tidak sudi menerima wanita yang sudah menghancurkan kehidupan anaknya. Gara-gara Delia, Hans jadi seperti ini. Hans seperti kena pelet. Meskipun dari pernikahannya dulu, Hans belum juga memberinya cucu. Tapi Bu Nining masih bisa bersabar. Pernikahan Hans baru 1 tahun. Sekarang Bu Nining tak menyangka Hans malah selingkuh dengan Delia. Hal itu membuat Bu Nining sakit hati. Di samping sakit hati juga ke Rizka yang tak mau menurunkan ego sebagai istri."Apalagi yang bisa ibu lakukan. It
Dita lalu ambil bagian. Si bungsu berada di sisi ibunya. Mengelus pundak Ibunya sekaligus memberi kesabaran. "Sabar, Bu. Itu pilihannya Bang Hans. Kalau memang dia merasa bahagia dengan perempuan itu. Ya udah." Dita menyambung. "Bagaimana kalau Hans sengsara? Bagaimana kalau rumah tangganya berantakan lagi? Ibu capek ngurusin Hans. Dia baru saja cerai tapi udah nikah lagi dengan perempuan selingkuhannya. Bagaimana kalau dia nanti selingkuh lagi dan cerai lagi?""Bu, Hans udah dewasa. Dia tahu yang mana yang baik, yang mana buruk. Seharusnya dia belajar dari pengalaman yang terdahulu kalau memang ingin rumah tangganya langgeng. Kita serahkan saja semuanya ke Allah. Ibu udah berusaha menjadi orang tua yang baik."Zaki memberi masukan. Dia juga tak suka, ibunya selalu saja khawatir ke Hans. Padahal putranya itu salah tapi terus-terusan dibela. Hans menjadi pembangkang seperti ini bertindak seenaknya menikah seenaknya dan bercerai seenaknya. Itu semua ada andil Ibu yang selalu memanjaka
SETELAH KITA BERPISAH 30.**Rizka tak kuasa menahan tangis saat bidan memberikan bayi laki-laki mungil ke tangannya. Bayi itu menggeliat, sang bayi tahu kehadiran ibunya, dia ingin ibunya memeluknya, menciumnya. Terdengar suara bayi dengan rengekannya.Rizka tidak percaya dia sudah menjadi seorang ibu. Dia membayangkan dirinya saat hamil dan akhirnya anak yang ada dalam kandungnya keluar juga.Teringat masa-masa sulit. Rizka harus hamil sendiri, berjuang sendiri dan terkadang ada rasa benci ke bayi yang ada dalam kandungan. Tapi terpikir lagi kalau bayi itu adalah anugerah dari sang maha pencipta. Jadi bagaimanapun, Rizka hanyalah manusia yang dititipi, dia harus bersyukur diberikan anugerah, diberikan kasih sayang Allah dalam hal menjadi seorang ibu.Rizka mengelap air matanya. Tak kuasa menahan haru. Semua wanita yang ada di posisinya pasti tahu rasanya seperti apa. Jika ada wanita yang berani mencemooh, bisa di pastikan wanita tersebut tidak pernah berada di posisinya, makanya tid
Malam ini Rizka hanya bersama Rani di rumah. Rizka panik dan juga bingung apa yang harus dilakukannya. Soalnya dari tadi Rahman menangis, badannya juga panas. Pasti anaknya demam. Harus segera membawanya ke dokter untuk ditangani. Bagaimanapun Rizka begitu khawatir.Mengurus bayi sangat melelahkan dan Rizka merasa benar-benar lelah. Apalagi dia mengurusnya sendiri tanpa ada pendamping. Tanpa ada suami. Beruntung Rani di rumah yang menjadi temannya. Meskipun begitu Rani adalah anak kuliahan yang hanya sekedar membantunya."Mbak Bagaimana kalau kita telepon Bang Zaki aja. Dia begitu cepat kalau datang jika menghubungi Yudha dia sekarang sedang wisata sama teman-temannya. Bagaimana kalau menghubungi Bang Zaki agar datang kemari dan membawa Rahman ke rumah sakit supaya segera ditangani."Rizka menganggukan kepalanya. Benar yang dikatakan Rani. Dia harus segera membawa anaknya ke rumah sakit. Lagi pula adiknya Yudha sedang pergi berwisata dari kampusnya dan Rizka harus menerima bantuan dar
SETELAH KITA BERPISAH 31.**Berhari-hari Rizka selalu memikirkan apa yang dikatakan Zaki kepadanya. Zaki saat itu melamarnya di rumah sakit. Meskipun bukan tempat yang tepat untuk melamar. Namun mungkin Zaki merasa kasihan kepadanya yang harus menjaga anak sendirian.Saat ini kondisi kesehatan anaknya sudah membaik. Anaknya sudah ceria lagi. Rahman sedang bermain di box bayinya. Dia memegang apa saja dan mengoceh-ngoceh di sana.Tak berselang lama Rani datang. Dia sengaja datang untuk mengganggu Rahman. Gadis itu mengambil Rahman dari boxnya dan menggendongnya untuk membawanya keluar."Mbak mandi dulu ya Rani. Tolong jagain Rahman sebentar.""Oke, Mbak," sahut Rani sambil menciumi Rahman.Setelah berada di kamar mandi dan merendam tubuhnya. Serta membiarkan air melewati sekujur tubuhnya.Rizka menutup matanya dan berpikir lagi tentang perkataan Zaki kalau dia memang nggak bisa mengurus Rahman sendiri. Apalagi dia harus mencari nafkah. Bagaimanapun Hans tidak bisa diandalkan dan mungk
Kenapa rasa benci dan suka begitu cepat datang dan hilang? Apalagi sekarang dia melihat Rizka jauh lebih baik, jauh lebih cantik dari biasanya. Andai saja waktu bisa diulang. Jujur saja Hans tidak ingin kehilangan Rizka dan tidak ingin selingkuh dengan Delia.Dia ingin memperbaiki kehidupan rumah tangga mereka menjadi suami yang baik serta menjadi ayah yang baik untuk Rahman tapi semuanya sudah terlambat sekarang Zaki, abang kandungnya sudah menjadi suami Rizka.Semua sudah tidak lagi sama setelah mereka berpisah. Begitu banyak hal yang terjadi dan hal yang terjadi mengecewakan hidup Hans."Rizka ..." Dengan suara bergetar Hans membuka percakapan.Riska masih diam tidak menanggapinya. Entah apa yang diinginkan Hans di depannya ini."Apa yang kamu inginkan, Bang? Kenapa kamu menyuruhku datang kemari. Tidak puaskah kau ingin mencelakakan anakku. Kalau tidak datang tepat waktu mungkin anakku tinggal nama. Apakah itu keinginanmu?!"Akhirnya Rizka buka suara, tidak tahan lagi, dia meluapka
SETELAH KITA BERPISAH BAB ENDING**Dengan terpaksa Riska menyetujui untuk datang menjumpai Hans di lembaga pemasyarakatan. Walau hatinya menolak keras untuk menjumpai lelaki yang sudah membuat hidupnya hancur, Tapi dia nggak kuasa melihat ibu mertuanya yang menangis-nangis di depannya. Bu Nining menangis-nangis di depan Zaki, suaminya serta Ayah mertuanya.Saat itu Rizka mendapatkan keputusan yang tersulit jadi untuk menghentikan tangis wanita paruh baya itu dengan terpaksa dia harus menyetujuinya.Seketika Bu Nining menghentikan tangisannya saat Rizka setuju untuk menjumpai Hans di penjara. Karena memang itulah tujuan dari Bu Nining datang menjumpai Rizka.Bu Nining akan berupaya agar Hans bisa berbicara serta meminta maaf kepada Rizka atas apa yang sudah dilakukannya terhadap putra mereka.Bu Nining sangat khawatir Karena bagaimanapun Rahman adalah anaknya. Seharusnya mereka memiliki hubungan baik antara ayah dan anak. Tapi sebaliknya begitu banyak permasalahan yang terjadi sehingg
Rizka mengganggukan kepalanya. Namun perasaan Rizka tidak enak. Apakah kedua orang tua Zaki menginginkan hal lain. Semoga saja perasaannya tidak benar dan mereka datang hanya untuk silaturahmi belaka.Zaki pun keluar dari ruangan yang biasa mereka gunakan ketika tinggal di sini. Zaki sengaja merenovasi sebuah ruangan untuk tempat tinggal mereka ketika mereka pulang kampung. Tak mungkin juga mereka tinggal terlalu lama di Hotel. Apalagi ada kasus seperti ini."Bapak, Ibu."Zaki pun duduk bersama kedua orang tuanya. Bapaknya menepuk bahu anaknya."Zaki. Kalian mau ke kota?" tanya Bapak."Iya, Pak. Rencananya kami besok pulang. Kasihan juga Rizka dan Rahman. Mereka sudah di sini terlalu lama dan mengalami kejadian yang kurang menyenangkan.""Zaki, sebelumnya Bapak ingin meminta sesuatu kepada kalian bisa kamu panggilkan Rizka sebentar saja. Ada yang ingin disampaikan."Mendengar ucapan dari Bapak di balik tembok, Rizka juga penasaran. Sebenarnya apa yang mereka inginkan sampai harus mema
SETELAH KITA BERPISAH 44.**Bu Nining gak bisa menjanjikan yang terlalu banyak kepada Hans, dia tahu Rizka akan menolak untuk bertemu dengannya. Tetapi melihat putranya yang murung, bersedih saat menjadi pesakitan di dalam tahanan membuat Bu Nining juga ikut merasa sedih.Kini setelah pulang dari lapas ketika selesai mengunjungi anaknya. Bu Nining terlihat masih kepikiran atas permintaan Hans yang menginginkan Rizka untuk menjenguknya beserta juga dengan putra, Rahman. Mungkin juga Hans ingin memohon maaf atas segala kesalahannya."Bu. Kamu mikirin apa sih dari kemarin kayaknya melamun terus?" tanya suaminya."Pak, kasihan juga ya si Hans. Ibu nggak nyangka kalau kehidupannya jadi kayak begini. Padahal dulu dia itu anak kebanggaan. Bisa jadi pegawai negeri tapi sekarang dia juga terancam di pecat dari pekerjaannya gara-gara kesalahan kecil aja."Wanita paruh baya itu menghela nafas panjang. Dia masih betah melamun. Sang suami duduk di sisinya. Bapak menatap istrinya."Nggak bisa dibi
Hans menahan air matanya. Dia akhirnya menangis sedih. Air mata penyesalan dan air mata ketakutan. Setelah apa yang dialaminya di dalam penjara."Aku gak mau di pecat dan di penjara, Pak!" Hans tersedu. "Sabar, Nak. Rizka juga nggak mau mencabut laporannya. Ibu juga nggak menyangka kalau Rahman itu anak kandungmu. Semua yang terjadi cobaan." Bu Nining menyambung.Mendengar ucapan ibunya semakin berkecamuklah hati Hans. Rasa bersalah semakin menjadi.Hans teringat ketika menyiksa Rahman. Mungkin kalau dia tahu Rahman adalah anak kandungnya. Dia tidak akan melakukan ini. Kenapa Rizka harus merahasiakan ini? Kenapa tidak memberitahukan Hans kalau Rahman adalah anak kandungnya? Kenapa Rizka menutup-nutupi semuanya? Sekarang dia harus mendekam di penjara. Gara-gara kesalahannya dan juga kesalahan Rizka yang tidak memberitahu dari awal."Kenapa dia gak bilang, Bu. Kenapa Rizka gak bilang kalau itu anakku!" kata Hans protes. Dia protes sambil menangis dan sedikit teriak. Rasa kalut Hans k
SETELAH KITA BERPISAH 43.**Alangkah bahagianya Hans ketika dikunjungi keluarganya. Kali ini Ibunya datang bersamaan dengan ayahnya serta Dita, adiknya. Mereka sengaja datang bertiga untuk mengunjungi Hans yang sedang ditahan di lapas.Sementara itu Zaki beserta Rizka tidak datang. Hans cukup sadar diri, dia tahu Rizka sangat membencinya.Hans masih sangat terpukul dengan berita kalau Rahman anak yang sengaja diculiknya dan ingin dihabisinya itu adalah anak kandungnya. Hans ingin mendengar sendiri dari bibir keluarganya apa yang terjadi sebenarnya.Menurut pengakuan Polisi. Setelah dilakukan tes DNA dan hasilnya keluar. Hans adalah Ayah kandungnya. Kini Hans tinggal menunggu proses pengadilan dan hukuman apa yang didapatkannya setelah dia melakukan tindak kejahatan, menculik anak serta melakukan tindakan penganiayaan.Bu Nining merasa sedih melihat putranya yang sedang duduk di hadapannya dan sangat terlihat kacau. Semangat hidupnya seakan-akan sirna. Wanita paruh baya itu tidak meli
Perlahan kepala Rizka mengangguk pertanda dia setuju untuk pergi ke rumah ibu mertua. Zaki merasa lega, dia tahu Rizka adalah wanita yang patuh. Zaki mengelus pundak istrinya dengan rasa sayang agar Rizka jauh lebih tenang menghadapi segala persoalan di rumahnya nanti.**Dengan perasaan yang bergejolak. Rizka menekan perasaan malasnya. Seharusnya mereka yang datang menjumpai Rahman yang sedang sakit tetapi justru keegoisan keluarga Hans menuntun Rizka untuk datang juga ke rumah Ibu mertuanya. Entah masalah apa yang akan dibicarakan mereka."Assalamualaikum."Zaki mengucapkan salam ke semuanya. Di jawab oleh Bapaknya. Sekarang semuanya sudah berkumpul. Di sana Ibu, Bapaknya, adiknya, Dita, Zaki Rizka dan juga Rahman yang sudah jauh lebih tenang dan kesehatannya juga lebih membaik.Yang tidak ada di sana hanya Hans karena Hans sudah ditangkap polisi seminggu yang lalu dan kasusnya tetap bergulir.Dengan perasaan yang tidak nyaman Rizka penduduk di samping Zaki dan akan mendengarkan apa
SETELAH KITA BERPISAH 42.**Netra Hans melotot ketika melihat lelaki berseragam mengejar dirinya. Spontan dia berlari. Seharusnya jika tidak bersalah, Hans tidak perlu takut. Tetapi dia tahu kalau dia salah. Hans salah sudah melakukan kekerasan ke seorang bayi dan dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.Polisi pun bergerak cepat untuk mengamankan Hans. Akhirnya dibantu juga oleh warga. Hans bisa ditangkap untuk dibawa ke kantor Polisi serta dimintai keterangan."Saya nggak bersalah, Pak. Kenapa Bapak harus menangkap saya?!" katanya berdalih."Kami punya surat penangkapan Bapak karena Bapak dilaporkan sudah melakukan tindak kekerasan. Persoalan kekerasan ini bukan persoalan kejahatan biasa jadi harus segera diadili secepatnya!"Hans masih berusaha melepaskan diri tapi apa daya. Dia sudah tertangkap, dia harus dipenjara lagi. Trauma itu masih tersisa ketika dia di penjara di rumah tahanan wilayatul hisbah. Sekarang mungkin dia akan dipenjara dengan penjara sebenarnya bukan penja
Mata Rizka membola melihat mantan suaminya serta Ibu mertuanya akan segera mendatanginya. Wajah Rizka berubah ketus dengan amarah yang memuncak. Dia ingin sekali mencakar-cakar Hans yang sudah membuat anaknya trauma. Gara-gara Hans anaknya harus dirawat intensif di rumah sakit.Bayinya mengalami beberapa kekerasan yang menyebabkan ketakutan luar biasa sehingga benar-benar harus dilakukan perawatan kondusif agar bayinya tidak trauma lagi dan bisa kembali sehat."Rizka ..."Suara bariton itu memanggilnya tetapi Rizka sangat jijik mendengarnya."Pergi dari sini! Apa yang kamu inginkan? Aku tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja, Bang."Rizka sedikit berteriak karena dia tidak suka dengan kehadiran Hans serta Ibu mertua yang tidak bersikap bersahabat."Aku datang hanya mau tanya dan tau kebenaran tantang bayi itu. Kamu sengaja mau mempermainkan aku?!" Hans berkata garang."Pergi kamu dari sini! Untuk apa kamu tahu kebenaran. Aku sudah mengatakannya tadi dan aku tidak akan mengulang per