SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 24By : Desy Irianti"Bu, Hana mau bilang sesuatu sama Ibu."Aku yang membantu Ibu di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi. Tugas ini diambil alih oleh Ibu dengan alasan aku lagi hamil, tidak boleh capek-capek. Mual dan pusing masih melanda di tubuhku.Rutinitas yang terbiasa setelah shalat subuh untuk bertempur di dapur membuat mata juga terbiasa untuk tidak tidur lagi. Pagi ini mata cerah secerah hatiku yang tak sabar untuk mengatakan unek-unek yang sudah bersarang beberapa bulan di hati. Sekarang ingin aku lepaskan semuanya tanpa harus ada yang aku pikirkan lagi."Kamu mau bicara apa, Nak? Bicaralah." Sibuk dengan masakannya, berdiri di depan kompor dan kuali sambil mengaduk masakan. Sesekali mondar-mandir mengambil gula dan garam sebagai penyedap rasa.Tanpa melihat ke arahku, Ibu tetap menyuruhku untuk bicara saja padanya."Hana mau bilang kalau Hana dan Mas Firman mau…""Aduhhhhh." teriak Ibu yang membuatku terhenti bicara."Kenapa, Bu?" Reflek aku m
SESAL ( NIKAH TERPAKSA )Bab 25By : Desy Irianti"Bu, Hana mau bilang kalau Hana mau cerai!""Maksud kamu apa, Han. Tiba-tiba mau bilang cerai! Tidak ada angin tidak ada hujan, minta cerai. Emangnya apa yang dibuat Firman sampai kamu mau cerai?" Menoleh sebentar ke arahku, "Sebenarnya sudah sejak nikah dengan Mas Firman, Hana tidak bahagia hidup dengannya.""Nak, kamu itu lagi hamil. Emosi orang hamil itu tidak stabil. Mungkin itu hanya perasaanmu saja. Tidak mungkin Firman tidak buat kamu bahagia. Firman itu anak yang baik."Entah dari mana Ibu menilai baik suamiku itu. Belum pernah aku merasakan kebaikan yang tulus darinya. Aku menganggap kebaikan yang pernah dia lakukan padaku itu hanya untuk menjaga nama baiknya saja.Kalau Ibu tahu tingkah lakunya di luar sana, pasti Ibu malu mempunyai menantu seperti dia."Han, tidak ada manusia sempurna. Tidak ada suami yang hanya bisa membuat kita merasa selalu bahagia. Semua itu kita sebagai istri yang melengkapi.""Tapi, Bu… Kelakuan Mas F
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 26By : Desy Irianti"Cerita apa kamu sama Mama kamu, Mas? Tumben aku dikirimi buah!" Pesan yang aku kirim ke Mas Firman siang tadi menanyakan tentang Mamanya yang mengirimi aku buah tak dibalasnya, dibaca pun tidak sama Mas Firman. Baca pesan dari istri saja dia tidak mau, mungkin saja nomorku tidak tersimpan di ponsel dia. Dari awal menikah aku tidak pernah sekalipun membuka ponselnya, bahkan aku juga tidak tahu membuka kunci ponselnya. Sebaliknya juga begitu, Mas Firman juga sangat cuek terhadap aku. Tersentuh pun tidak ponselku dengan kulitnya."Cerita apa maksud kamu?""Heran saja, ada angin apa aku dikirimi buah-buahan. Apa kamu cerita kalau aku hamil?""Iya.""Terus?""Apanya yang terus?"Terus aku ingin tahu reaksi Mama kamu, apa harus aku sampaikan dengan sedetail mungkin? Apa kamu terlalu bodoh sampai tak tahu maksud aku!Sebelum hamil emosiku sudah sangat tidak terkontrol saat bicara padanya, apalagi sekarang posisi hamil yang kata Ibu tadi a
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 27By : Desy Irianti"Bukannya pembangunan sedang diberhentikan dulu, Bu?" tanyaku dengan keadaan yang terkejut.Yang aku tahu semua pembangunan mendadak berhenti saat Bapak di larikan ke rumah sakit. Tidak ada yang urus, secara Bapak semua yang mengurus langsung pembangunan itu.Tidak ada pembicaraan sebelumnya untuk melanjutkan, bahkan aku merasa tidak perlu dilanjutkan lagi, mengingat di rumah ini hanya tinggal Ibu dan Sany. Keinginan bercerai pun sangat kuat yang membuyarkan keinginanku memiliki rumah. Lebih bahagia dan lebih tenang aku rasakan tinggal bersama mereka daripada tinggal dengan Mas Firman walaupun dia suamiku."Hanya 3 hari saja pembangunan itu diberhentikan. Sebelum Bapak meninggal, terselip pesan untuk segera menyiapkan rumah kamu, maka dari itu Ibu menambah pekerja agar cepat selesai.""Tidak perlu secepatnya juga Bu, Hana tidak punya biaya.""Han, kamu ingat kan, Bapak pernah bilang untuk masalah biaya. Bapak akan bantu sampai selesai
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 28By : Desy Irianti"Apa ada yang kurang atau mau dirubah?" Pertanyaan yang sama Om Amir berikan padaku."Ada yang Hana kurang suka, Om. Tapi tidak usah diubah lagi, kalau diubah lagi perlu biaya lagi dan butuh waktu lagi."Om Amir tersenyum setelah mendengar ucapanku. Tidak terlalu fatal yang aku tidak suka, masih bisa nantinya aku akali dengan diberikan hiasan di sudut ruangan tv itu.Mengingat biaya yang sudah terlalu besar Ibu keluarkan untuk pembangunan rumah yang hampir selesai ini, kalau bisa sudah sampai di sini saja. Sudah bisa ditempati tinggal di bersihkan saja, yang kurang-kurang sedikit masih bisa nanti lagi."Kira-kira kapan ini bisa selesai, Om?" tanya Mas Firman."Kurang lebih 1 minggu lagi lah semuanya selesai sampai bersih biar kalian sudah enak kalau pindah. Tidak harus bersih-bersih lagi."Terlalu cepat satu minggu lagi, belum siap aku tempati rumah ini. Belum siap aku berpisah rumah dengan Ibu walaupun rumah ini tidak terlalu jauh ya
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 29By : Desy Irianti"Maksudnya?" tanyaku pada Ibu, dengan rasa terkejut dan penasaran.Saat Bapak masih muda tentunya aku belum ada di dunia ini, pastinya aku tidak tahu bagaimana sifat dan kelakuan cinta pertamaku."Sudahlah, kamu tidak perlu tahu. Yang penting kalian itu mengenal Bapak dengan sifat yang baik, bertanggung jawab atas semuanya.Penasaran aku di buat Ibu tentang Bapak di saat muda. Tidak pernah cerita masa lalu Bapak terdengar. Apakah Bapak juga punya kebiasaan yang jelek?Tak mungkin aku paksa Ibu untuk menceritakan kebiasaan muda Bapak kalau memang ada jelek, tidak bagus juga. Di satu sisi Bapak juga sudah tidak ada di dunia lagi.Duduk sendiri di ruang tamu, bosan memainkan ponsel, hampir semua aplikasi sudah aku buka. Kulihat jam dinding yang berada tepat di depan pandangan mataku, jarum jam sudah menunjukkan ke angka 10.15 belum juga aku mendengar suara motor Mas Firman. Mau sampai jam berapa aku nunggu dia duduk di dini?Sudah begitu
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 30By : Desy Irianti"Pakaian kamu sudah selesai semua di masukkan ke dalam tas?" Matanya melihat ke beberapa tas yang aku letak di sebelah lemari."Sudah.""Pantas saja lemari ini sudah kosong sebagian! Terus, pakaian suami kamu siapa yang bereskan?! Seharusnya tanpa lagi di suruh!" sindirnya.Mas Firman menyindirku? Biarkan saja, memang sengaja aku buat. Sampai dimana dia bisa menyiapkan perlengkapannya sendiri. Masih butuh aku tapi tak bisa berbuat baik padaku."Apa kamu tidak bisa masukkan sendiri pakaian kamu ke dalam tas!""Apa gunanya kamu sebagai istri?" ketusnya dia bercakap."Oh, kalau aku tanya balik, apa gunanya kamu sebagai suami?"Selama ini aku sudah menjalankan kewajibanku sebagai istrinya, semua sudah aku lakukan. Tanggung jawab sebagai istri sudah dengan baik aku lakukan, kalau aku minta hak sebagai istri belum tentu kamu bisa berikan, Mas."Malas ribut terus sama kamu!""Aku juga malas ribut terus sama kamu!"Masih tetap bertahan dengan
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 31By : Desy Irianti"Mas mau tidur, capek!""Kamu sudah periksa semua pintu dan jendela?"Kebiasaan yang selalu aku lihat, setiap malam Bapak selalu memastikan rumah yang kami tempati sudah aman. Bukan berpikir jelek pada orang lain, melainkan untuk menjaga diri.Seharusnya ini adalah pekerjaan tetap seorang suami, tanpa harus lagi diingatkan dan di suruh."Sudah!"Dengan langkah yang pasti Mas Firman menuju kamar, aku masih menyusun barang yang masih belum tersusun. Sebenarnya aku juga sudah sangat capek dan ngantuk, tapi mataku risih kalau rumah ini masih berantakan. Satu jam berlalu, aku jadi merasa agak takut kalau sendirian di dapur. Kutinggalkan piring-piring ini yang masih berserak di lantai. Dengan langkah kaki yang lebar aku masuk ke dalam kamar."Apa sih kamu, Han. Pelan-pelan lah, buat orang terkejut saja!"Membuka dan menutup pintu terlalu terburu-buru membuat suara pintu terdengar keras. Aku tahu Mas Firman pasti kaget, ketakutanku yang mem