SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 49By : Desy Irianti"Sebenarnya diam-diam Ibu suka memperhatikan kalian berdua, tapi Ibu anggap masalah kalian masih masalah biasa-biasa saja." Suasana masih aman terkendali untuk Ibu tapi tidak untuk aku, aku mulai tegang."Ibu anggap karena kalian berdua waktu nikah belum saling mengenal, kekakuan diantara kalian, pasti juga akan terjadi sama pasangan lain yang belum saling kenal."Benar yang Ibu katakan, kekakuan kami memang hal yang wajar karena kami tidak menghabiskan waktu lama sebelum adanya pernikahan.Sangkin kakunya bibirku ini sampai aib yang selama ini Mas Firman buat, tidak pernah aku katakan sama orang lain. Tapi, kali ini tidak bisa lagi aku tutupi aibnya."Mas Firman selingkuh, Bu." ucapku dengan pelan.Tidak berani aku menatap ke arah Ibu, melihat wajahnya yang sudah pasti sedih aku tidak sanggup.Aku juga tidak bisa memastikan kekecewaan Ibu terhadap Mas Firman. Menantu pilihannya sendiri yang membuat hancur anak perempuannya. "Maksud
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 50By : Desy IriantiKutatap wajah perempuan yang memperkenalkan dirinya dengan bangga mengaku pacarnya Mas Firman.Senyum getir terpaksa aku perlihatkan di depannya, tak terasa dari ekor mata ada air yang menetes, dengan segera aku usap dengan jari. Jangan sampai terlihat oleh Vania, dia akan senang melihatku sedih.Sakit, lebih sakit lagi hatiku saat melihat perut yang tidak sesuai besarnya dengan tubuh yang langsing semampai. Elusan di perutnya membuatku iba pada anak yang ada di dalamnya.Cantik, seksi. Itu yang aku lihat dengan mata. Tak bisa dibohongi kalau Vania memang cantik. Laki-laki mana yang tidak terpikat dengannya. Ditambah dia memang harus menjaga penampilan untuk menarik para pelanggannya.Jari-jari tangan Ibu menggenggam tanganku dengan erat. Aku tahu maksud Ibu, berusaha menguatkan aku."Firman tidak ada di rumah! Silahkan kamu pergi dari sini! Ini rumah anak saya!" ucap Ibu dengan nada yang berusaha tetap terkontrol.Orang tua mana yang
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 51By : Desy IriantiDari lubuk hatiku yang paling dalam, sebenarnya aku sedih mendengar ucapan Ibu. Tapi, kalau mengingat kelakuan Mas Firman, aku marah dan sangat benci padanya. Mengikuti keputusan Ibu adalah pilihan yang tepat sekarang ini."Han, ayo kita pergi dari sini! Rumah ini milik kamu, setelah masalah kamu dan Firman selesai, kamu bisa kembali lagi ke sini." ucap Ibu yang membangunkanku dari lamunan seraya mengingat kebaikan Mas Firman yang dua hari pernah membuatku layak menjadi seorang istri. Saat itu terlalu manis sikap dan perlakuannya padaku, sampai aku percaya yang dilakukannya itu murni kalau dia sudah berubah. Ternyata itu hanya trik Mas Firman untuk menutupi kebusukannya yang sudah hampir tercium."Han, ayokkk." Suara Ibu yang kedua kalinya lebih keras dari sebelumnya.Dengan menggendong Rizky dan tangan kanannya memegang perlengkapan susu Rizky. Sebagian barang sudah diluar, Ibu sudah mengeluarkan sebelum kami yang keluar.Mobil onlin
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 52By : Desy IriantiTak berpaling mataku terus menatap wajah bayi kecilku. Hancurnya hatiku melihat anak yang baru berumur beberapa hari sudah harus dipasang selang infus.Tak ada masalah yang sangat menghancurkan hidupku selain melihat anakku terbaring di kamar rumah sakit.Banyaknya masalah yang suamiku sudah buat sampai mentalku hancur sehancurnya, tapi itu tidak sebanding sekarang ini. Melihat Rizky terbaring lemah di sini, apalagi saat melihatnya menangis ketika tajamnya jarum suntik itu masuk ke kulitnya.Kupegangi jari-jarinya yang kecil, kuelus rambutnya yang sedikit dengan perlahan agar tidak mengganggu tidurnya.Air mata yang tidak terbendung lagi, terus mengalir dari mata yang sudah bengkak karena sudah cukup lama aku menangis."Rizky anak yang kuat, Han. Pasti Rizky sembuh. Kamu harus kuat." ucap Ibu dengan lembut.Ibu yang selalu ada disampingku, yang selalu menguatkan di kondisi apapun. Tangannya yang merangkul pundakku memberi dukungan agar
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 1By : Desy Irianti"Jangan berharap lebih dari pernikahan ini!" ucap laki-laki yang baru saja menikahiku tadi pagi.Seketika aku menoleh ke arahnya yang duduk di sudut tempat tidur. Lancar sekalinya bibirnya mengatakan seperti itu. Apa maksud dari ucapan Mas Firman?"Kamu tidak usah kaget seperti itu! Lebih baik jujur di awal!" sambungnya lagi.Jelas aku sangat kaget mendengar ini semua. Lidah tidak bertulang, tajamnya perkataan suami halalku, di saat baju nikah ini masih melekat di tubuhku."Kenapa kamu baru bilang sekarang! Kenapa mulut kamu tidak mengeluarkan suara waktu keluarga kamu meminta aku jadi istri kamu!" balasku dengan lantang. Ku sambut mata sinisnya saat melihatku.Tidak pantas dia mengatakan seperti itu padaku. Seorang suami yang tidak punya etika dalam berucap.Laki-laki yang tidak pantas aku hormati walaupun dia sudah sah menjadi suamiku sejak tadi pagi. Tak ada sedikitpun dia menghargaiku sebagai istrinya walau aku tahu pasti belum ada
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 2 By : Desy IriantiTidak berpaling dia menatapku dengan sinis, aku yang cuek dengan pura-pura tidak melihat ke arahnya. Padahal hatiku dag dig dug, rasanya mau lepas dari tempatnya.Satu per satu aku melepaskan bunga-bunga yang ada di atas kepalaku. Riasan yang dipakai saat acara pernikahan tadi. Mengusap tebalnya make up yang menempel di seluruh wajah dengan tisu yang sudah diteteskan air mawar pembersih muka. Dengan perlahan aku kerjakan semua ini karena aku tahu akan lama selesainya, tak mau terbebani otakku dengan lelah."Tidak akan lama kita tinggal di sini! Cukup beberapa hari saja di rumah Ibu kamu!" Suara yang tegas terdengar di telingaku.Dengan santai aku mendengarkan ucapan Mas Firman, tatapan mataku masih tertuju ke benda persegi empat yang bisa melihat sebagian badanku. Cermin yang cukup besar di depanku.Fokus membersihkan wajahku yang masih belum bersih walaupun sudah dua kali aku oleskan tisu."Kamu dengar tidak?! Suami bicara malah di cu
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 3By : Desy Irianti"Mas, Mas, bangun!" Menggoyangkan bahu atasnya berulang-ulang.Aku sudah menyiapkan makanan untuk di santapnya pagi ini, aku yang tidak tahu makanan kesukaannya tapi tetap saja aku masak untuk dia. Kalau Mas Firman tidak suka itu urusan belakang, setidaknya aku sudah berusaha.Tidak ada berbekal ilmu apapun untuk masalah di dapur, dibantu Ibuku untuk menyelesaikan masakan yang aku anggap enak rasanya tapi belum tentu enak di lidah orang lain."Mas, ini sudah siang.""Berisik kali mulut kamu! Mas masih ngantuk! Mas sudah ambil cuti satu minggu." Langsung Mas Firman menyambar ucapanku.Hanya ingin membangunkan dia karena jam sudah menunjukkan jam delapan. Rasa malu saat ditanya keberadaan suami saat makan pagi bersama keluarga yang menginap di rumah, bahkan aku rela bangun pagi dan sibuk di dapur menyiapkan makanan untuk suami tapi di bangunkan saja marah. Apa dia tidak terpikirkan itu di otaknya?"Firman kemana Han, kok gak kelihatan." t
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 4By : Desy IriantiBiasa saja dia bilang rasa masakanku, tapi habis nasi satu piring beserta ikan dan sayurnya. Gengsi mengakui enak yang terasa dalam mulutnya itu. Apa tidak malu dengan kenyataan tak bersisa di piring?Aku yang menggerutu dan senyum getir sendiri melihat tingkah suamiku ini, kaku dan susah bernada lembut kalau bicara denganku. Padahal aku berusaha untuk bisa bicara lembut dengannya, apalagi di depan orang."Firman, kamu jangan malu-malu di sini ya. Han, kamu sebagai istri harus bisa melayani suami kamu dengan baik." ucap Ibu yang menghampiri kami di meja makan.Menarik kursi dan langsung duduk Ibu bergabung dengan kami. Masih dalam suasana bahagia mempunyai menantu baru apalagi Mas Firman menantu yang menjadi pilihan Ibu.Bukan aku yang tidak bisa melayani suami, suaminya saja yang tidak mau di urus. Bukan salahku kalau."Iya, Bu." ucap bersamaan dengan Mas Firman.Saling pandang aku dan dia, bisa-bisanya kami bersamaan mengucapkan kata
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 52By : Desy IriantiTak berpaling mataku terus menatap wajah bayi kecilku. Hancurnya hatiku melihat anak yang baru berumur beberapa hari sudah harus dipasang selang infus.Tak ada masalah yang sangat menghancurkan hidupku selain melihat anakku terbaring di kamar rumah sakit.Banyaknya masalah yang suamiku sudah buat sampai mentalku hancur sehancurnya, tapi itu tidak sebanding sekarang ini. Melihat Rizky terbaring lemah di sini, apalagi saat melihatnya menangis ketika tajamnya jarum suntik itu masuk ke kulitnya.Kupegangi jari-jarinya yang kecil, kuelus rambutnya yang sedikit dengan perlahan agar tidak mengganggu tidurnya.Air mata yang tidak terbendung lagi, terus mengalir dari mata yang sudah bengkak karena sudah cukup lama aku menangis."Rizky anak yang kuat, Han. Pasti Rizky sembuh. Kamu harus kuat." ucap Ibu dengan lembut.Ibu yang selalu ada disampingku, yang selalu menguatkan di kondisi apapun. Tangannya yang merangkul pundakku memberi dukungan agar
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 51By : Desy IriantiDari lubuk hatiku yang paling dalam, sebenarnya aku sedih mendengar ucapan Ibu. Tapi, kalau mengingat kelakuan Mas Firman, aku marah dan sangat benci padanya. Mengikuti keputusan Ibu adalah pilihan yang tepat sekarang ini."Han, ayo kita pergi dari sini! Rumah ini milik kamu, setelah masalah kamu dan Firman selesai, kamu bisa kembali lagi ke sini." ucap Ibu yang membangunkanku dari lamunan seraya mengingat kebaikan Mas Firman yang dua hari pernah membuatku layak menjadi seorang istri. Saat itu terlalu manis sikap dan perlakuannya padaku, sampai aku percaya yang dilakukannya itu murni kalau dia sudah berubah. Ternyata itu hanya trik Mas Firman untuk menutupi kebusukannya yang sudah hampir tercium."Han, ayokkk." Suara Ibu yang kedua kalinya lebih keras dari sebelumnya.Dengan menggendong Rizky dan tangan kanannya memegang perlengkapan susu Rizky. Sebagian barang sudah diluar, Ibu sudah mengeluarkan sebelum kami yang keluar.Mobil onlin
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 50By : Desy IriantiKutatap wajah perempuan yang memperkenalkan dirinya dengan bangga mengaku pacarnya Mas Firman.Senyum getir terpaksa aku perlihatkan di depannya, tak terasa dari ekor mata ada air yang menetes, dengan segera aku usap dengan jari. Jangan sampai terlihat oleh Vania, dia akan senang melihatku sedih.Sakit, lebih sakit lagi hatiku saat melihat perut yang tidak sesuai besarnya dengan tubuh yang langsing semampai. Elusan di perutnya membuatku iba pada anak yang ada di dalamnya.Cantik, seksi. Itu yang aku lihat dengan mata. Tak bisa dibohongi kalau Vania memang cantik. Laki-laki mana yang tidak terpikat dengannya. Ditambah dia memang harus menjaga penampilan untuk menarik para pelanggannya.Jari-jari tangan Ibu menggenggam tanganku dengan erat. Aku tahu maksud Ibu, berusaha menguatkan aku."Firman tidak ada di rumah! Silahkan kamu pergi dari sini! Ini rumah anak saya!" ucap Ibu dengan nada yang berusaha tetap terkontrol.Orang tua mana yang
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 49By : Desy Irianti"Sebenarnya diam-diam Ibu suka memperhatikan kalian berdua, tapi Ibu anggap masalah kalian masih masalah biasa-biasa saja." Suasana masih aman terkendali untuk Ibu tapi tidak untuk aku, aku mulai tegang."Ibu anggap karena kalian berdua waktu nikah belum saling mengenal, kekakuan diantara kalian, pasti juga akan terjadi sama pasangan lain yang belum saling kenal."Benar yang Ibu katakan, kekakuan kami memang hal yang wajar karena kami tidak menghabiskan waktu lama sebelum adanya pernikahan.Sangkin kakunya bibirku ini sampai aib yang selama ini Mas Firman buat, tidak pernah aku katakan sama orang lain. Tapi, kali ini tidak bisa lagi aku tutupi aibnya."Mas Firman selingkuh, Bu." ucapku dengan pelan.Tidak berani aku menatap ke arah Ibu, melihat wajahnya yang sudah pasti sedih aku tidak sanggup.Aku juga tidak bisa memastikan kekecewaan Ibu terhadap Mas Firman. Menantu pilihannya sendiri yang membuat hancur anak perempuannya. "Maksud
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 48By : Desy Irianti"Firman, kamu sarapan dulu sebelum berangkat. Sudah Ibu siapkan di meja makan." ucap Ibu saat melihat Mas Firman saat sudah rapi.Berjalan menghampiri Mas Firman sambil membawa pakaian kotor Rizky untuk dicuci. Ketelatenan Ibu yang mau mengurus kebutuhan kami apalagi mengurus cucunya, tanpa ada aku suruh sedikitpun. Malah aku mau membayar orang untuk mengurus anakku sampai masa penyembuhan yang harus aku lalui, Ibu malah marah."Ibu masih sanggup kalau hanya urus kalian." ucap Ibu padaku saat aku mau bayar orang.Aku yang hanya bisa menunggu di kamar dan di atas kasur. Sesekali aku berusaha untuk bangun dan belajar sendiri agar bisa cepat pulih. Rasa perih dan ngilu yang masih terasa.Sampai selesai Ibu mengurus Rizky, tak terlihat wajah yang capek, malah senyum sumringah yang aku dapatkan. Mungkin kehadiran Rizky menjadi pengobat kehilangan yang sudah pergi buat Ibu.Bersyukur memiliki Ibu seperti ini, tinggal perempuan mulia ini yang
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 47By : Desy Irianti"San, jemput Ibu sekarang, ya." Terdengar saat layar datar menempel di telinga Ibu."Ibu mau pulang, ya? tanyaku yang seakan tidak rela ditinggal Ibu."Iya, Han. Sudah jam sembilan malam, kasihan Sany di rumah sendiri."Walau tidak rela sebenarnya kalau Ibu pulang. Keadaanku masih sangat memerlukan bantuan. Bekas operasi yang membuatku harus ekstra bersabar. Aku tidak boleh egois, ada Sany yang juga membutuhkan Ibu, apalagi dia masih gadis."Kan ada Firman. Pasti suami kamu bisa, waktu di rumah sakit juga dia yang urus waktu malam, dia yang buatkan susu, gantikan kalau ngompol. Besok pagi-pagi Ibu datang kemari. Tidak usah kamu pikirkan masak, biar Ibu yang masak di rumah."Tersenyum walau dengan senyuman yang getir. Bukan masalah masak, aku tidak mau minta tolong sama Mas Firman untuk membantuku. Nanti dia berfikir kalau aku sudah memaafkannya dan tidak akan minta cerai."Ibu pulang, ya." Mencium cucunya sebelum keluar dari kamar, dan
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 46By : Desy Irianti"Apapun masalah kamu sama Firman, nanti kita bahas di rumah. Kamu pulihkan dulu badan kamu, tidak usah banyak pikiran." Aku tidak tahu sekuat apa hati Ibu. Selama ini aku memikirkan tentang perasaan Ibu sampai aku mengabaikan perasaanku sendiri.Saat aku mengatakan ingin cerai dengan suamiku sejak awal pernikahan, takut sekali bibir ini mengucapkannya. Sekarang aku tak tahan lagi hidup dengan Mas Firman, makanya terucaplah.Tanpa adanya rasa kaget ataupun bingung yang terlihat dari wajah Ibu, santai bahkan masih bisa melemparkan senyuman padaku."Apa Ibu sudah mendapatkan cerita dari Mas Firman?" gumamku dalam hati.Kalau memang iya, apa yang disampaikan Mas Firman sampai semuanya terlihat biasa-biasa saja seperti tidak ada masalah."Han, Ibu mau sholat dulu. Kamu bisa kan Ibu tinggal dulu.""Iya, Bu. Bisa."Dengan membawa mukenah berwarna putih bermotifkan bunga keemasan, Ibu meninggalkan aku sendiri di kamar rawat.Menikmati sakit h
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 45By : Desy IriantiKututup kedua telinga dengan kedua tangan kuat agar tidak terdengar lagi suara laki-laki jahat yang membuatku hampir gila.Air mata yang mengalir deras seakan tumpah keluar semuanya, tak bisa aku menahannya."Han, Hana. Mas minta maaf, tolong buka pintunya sebentar." Masih kudengar suara seperti memelas.Aku yang terlalu bodoh mempercayainya atau Mas Firman yang sangat pintar. Begitu gampang aku tertipu dengan sikap manisnya yang membuatku terbang. Aku masuk ke dalam perangkapnya.Sesak dadaku menahan perihnya luka yang sangat dahsyat diberikan suamiku sendiri. Terlalu kejam cara dia menghancurkan mentalku.Satu jam berlalu, tak kudengar lagi suaranya memanggil namaku. Mulai mereda tangisanku bercampur dengan rasa capek. Air mata yang deras, kini tinggal tetesan saja yang keluar. Kering sudah.Setengah hari aku berada di dalam kamar tanpa ada minum dan makan sedikitpun. Sedih sekali hatiku, sampai begini dia menghancurkan aku yang seda
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 44By : Desy IriantiMemperhatikan sekeliling saat aku keluar dari kamar mandi. Tidak ada perempuan yang aku lihat, sosok laki-laki yang menjadi suamiku pun tidak terlihat di depan mata."Mas, Mas Firman." Panggil-panggil suamiku yang tidak menjawab.Kutelusuri ruangan sampai ke kamar, tidak kudapati Mas Firman ada di sana.Kulempar pandangan ke arah luar dari jendela, ternyata Mas Firman ada di luar dengan ponsel yang menempel di telinga."Ternyata Mas Firman sedang nelpon, suara perempuan itu pasti adiknya." lirihku pelan.Tak ada pikiran jelek sedikitpun dengan Mas Firman. Dengan cara dia memperlakukan aku beberapa hari ini, kepercayaanku sudah kuat untuk mempercayainya.Niat hati keluar untuk menghampiri Mas Firman, seketika kakiku berhenti di samping meja makan. Dua teh hangat sudah tersedia di atas meja dengan satu cake yang bertuliskan i love you.Hampir lepas jantungku dari tempatnya. Perempuan mana yang tidak bahagia dibuat seperti ini oleh suamin