SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 32By : Desy Irianti"Mas, kamu dengar tidak ada orang yang panggil nama kamu?"Seketika pikiranku melayang jauh, baru saja aku baca pesan masuk dari ponsel Mas Firman, seorang perempuan. Dan sekarang ada yang datang dengan memanggil namanya.Aku menatap ke arahnya dan Mas Firman juga menatap balik. Apa mungkin aku bisa sabar kalau perempuan itu datang ke rumah ini? Rumah yang di bangun oleh Bapakku."Sepertinya Mas kenal suaranya."Semakin mendidih darahku di buat Mas Firman. Dia bilang suaranya perempuan itu dia kenal.Aku mengikuti Mas Firman berjalan di belakangnya menuju pintu depan."Kak Anggi?" ucap Mas Firman dengan wajah terkejut.Aku lebih terkejut lagi melihat kakak ipar datang pagi-pagi dengan membawa koper yang cukup besar."Apa mungkin dia akan tinggal di sini?" gumamku dalam hati. Pikiranku sudah menuju ke arah situ.Hidup berdua dengan adiknya saja sudah membuat beban hidupku berat. Jangan sampai kakak iparku ini ikut tinggal di sini."Firm
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 33By : Desy Irianti"Kamu pikir kamu itu siapa? Sesuka hatimu saja, Mas!" lirihku pelan. Langsung dimatikan ponselnya oleh Mas Firman saat aku mengeluarkan repetan. Padahal belum selesai.Aku lapar. Tak ada gunanya jadi suami, salah aku masih terus berharap pada lelaki ini.Baru teringat! Langsung kubuka aplikasi hijau yang bergambar lingkaran tidak penuh, kulihat dengan cepat beberapa makanan yang penjualnya tidak jauh dari rumah.Dua makanan sudah aku pilih, berharap makanan ini tidak lama datangnya. Karena sudah terlalu lapar. Ternyata aku merasakan tinggal tidak bersama Ibu, biasanya aku hanya mendengar cerita dari teman yang sudah menikah dan pindah ikut suami jauh dari keluarga."Halo, Kak. Saya dari go food, saya sudah ada di depan." ucap seorang laki-laki.Seketika aku pun keluar, sudah dari tadi aku menunggunya, ada 30 menit aku menunggu telpon dari orang yang mengantar makanan."Makasih, ya." Kutukar makanan itu dengan uang yang sudah aku siapk
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 34By : Desy Irianti"Terserah sama kamu, Mas! Mau percaya atau tidak sama aku!" "Kayak mana aku bisa percaya sama kamu, kalau kelakuanmu seperti ini!" ucap Mas Yusuf membalas jawaban istrinya.Aku hanya sebagai penonton, melihat drama pertengkaran mereka. Adu mulut antara mereka berdua membuatku diam dan duduk berada di seberang mereka.Mas Firman juga hanya memandang kakak dan suaminya. Kemungkinan dia juga takut untuk mencampuri masalah mereka."Firman, coba kamu diposisi Mas. Setiap pulang kerja istri belum ada di rumah. Ada pengaduan dari anak yang tidak mungkin dia bohong. Sampai nangis dia mengadu melihat mamanya di jemput sama teman cowok mamanya.""Coba kamu kasih tahu sama Mas, apa yang harus Mas lakukan! Apa Mas harus menelan ini dengan hanya diam!" sambung suami Kak Anggi yang matanya berkaca-kaca.Terlihat jelas dari wajahnya, kelihatan sekali Mas Yusuf tulus mencintai istrinya. Apalagi anak yang sudah hadir diantara mereka. Seharusnya Kak An
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 35By : Desy Irianti"Kok kamu begitu bicaranya!""Begitu gimana? Bagian mana yang salah?"Menurutku tidak ada yang salah dari ucapanku, lebih baik aku bilang langsung daripada aku bilang memakai kata manis yang tidak dia mengerti, entah pura-pura tidak mengerti."Maksud kamu sok gimana? Kita juga tidak tahu kan inti dari masalah mereka. Kita hanya jadi penonton tadi malam, Kak Anggi juga belum ada mengeluarkan kata-kata terkait masalah mereka.""Mungkin saja dia masih merangkai kata-kata yang bagus!" "Kamu ya, Han. Tidak pantas kamu menuduh kakak ipar kamu sendiri seperti itu!"Aku rasa aku tidak menuduhnya, tapi aku yakin memang iparku ini biang masalahnya. Untuk apa dia pergi dijemput teman cowoknya kalau tidak ada apa-apa.Hanya menunggu waktu saja semua ini akan terungkap. Sepandai-pandainya istri menyembunyikan kebusukan pasti akan tercium juga oleh suami. Suami juga begitu. Insting suami istri itu tidak bisa di bohongi."Aku tidak menuduh! Kalau ak
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 36By : Desy Irianti"Kenapa kamu melihatku seperti ini? Salah ucapanku?" Tatapan sinisnya di buang ke bawah, tertunduk malu setelah aku sindir kakaknya yang sangat terlalu.Orang tuaku selalu mengajarkan untuk ngerti etika di rumah orang, apalagi kita menginap di rumah orang lain meskipun itu saudara kita sendiri.Usahakan bangun sama dengan pemilik rumah, bantu pekerjaan yang sedang dia kerjakan, setidaknya buat dia merasa senang dengan kehadiran kita bukan menjadi beban buat dia di rumahnya."Tolong kamu bangunkan, Mas. Kamu sudah mau berangkat, aku juga tidak lama lagi mau berangkat. Apa mau aku kunci dia di dalam rumah satu harian?"Aku yang sambil merapikan meja makan, membereskan piring kotor, sambil menunggu Mas Firman selesai makan."Firman, Kakak minta satu kunci cadangan!" Terdengar suara Kak Anggi yang sedang berbicara dengan adiknya."Aku tidak pegang, Kak. Semua kunci Hana yang pegang."Memang semua aku pegang, tidak satupun kunci aku berika
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 37By : Desy IriantiDi dalam mobil dengan seorang laki-laki yang tidak aku kenali, kebetulan kaca mobil terbuka dengan lebarnya. Jelas, aku lihat wajah Kak Anggi yang begitu ceria.Beberapa detik mobil itu melewati rumah Ibuku, di saat aku berdiri di depan teras. Kak Anggi tidak melihatku tapi aku melihatnya dengan begitu jelas."Bukannya dia bilang tadi dia mau pergi jam 10? Apa karena sudah tidak ada orang di rumah?" gumamku dalam hati.Luar biasa kamu, Kak. Tega kamu membohongi suami kamu yang sangat mencintai dengan tulus. Masih mau mempertahankan rumah tangganya untuk baik-baik saja."Han, kok bengong? Sudah berangkat, nanti ketinggalan." Ibu menepuk pundakku."Iya, Bu."Dengan mengendarai motor, aku pergi kerja dengan hati yang bertanya-tanya. Banyak sekali pertanyaan yang ada di benak. Tidak boleh juga aku menuduh Kak Anggi yang salah, aku tidak pernah tahu bagaimana di dalam rumah tangga mereka. Kenapa istri berbuat seperti ini kalau tidak ada se
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 38By : Desy IriantiDiam! Diam terus di situ. Berdiri tegak, menunduk, tak bersuara. Itulah kamu, Mas.Aku ini istri kamu, Mas. Ada anak yang hidup di perut aku. Tapi, seakan kamu tidak menyadari keberadaan kami. Mau sampai kapan keributan dalam rumah tangga kita."Akhhhhhhh!" Teriakku keras. Aku meluapkan kekesalanku yang tertahan di dalam hati. Aku luapkan di depan suamiku yang entah apa yang di pikirannya.Teruslah bela saudara kandungmu itu, sampai hati kamu membiarkan aku setelah aku masih mau hidup bersamamu di saat kau menikahiku karena terpaksa. Orang tua sebagai alasan, bahkan kamu tidak mencintaiku karena memang sudah ada perempuan lain yang membuat kamu nyaman sebelum menikah denganku.Aku menangis sejadi-jadinya. Tak tahan rasanya hatiku ini. Awalnya aku tidak berharap cepat untuk bisa hamil anak ini. Tapi, Allah kasih rezeki di saat aku tidak menginginkannya. Tidak mungkin aku sia-siakan, harus tetap aku jaga sampai kapanpun.Terus mengalir
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 39By : Desy Irianti"Alhamdulillah, akhirnya pergi juga!" sindir dengan jelas.Sungguh sangat senang rasanya, memang aku menginginkan iparku pergi dari sini. Bukan aku tidak punya hati, seharusnya dia memang harus pergi dari sini.Semua rumah tangga pasti akan mengalami banyak masalah, aku tahu itu. Sama halnya dengan Kak Anggi, aku pun banyak masalah dengan Mas Firman.Setelah suami istri itu pergi, Mas Firman menutup pintu rumah. Kutinggalkan saja gelas kotor bekas teh mereka tadi, malas aku membereskannya. Lebih bagus aku kembali ke kamar.Hubungan kami yang kaku dari awal masih saja kaku sampai sekarang. Tak ada basa basi yang dilontarkan suami ke istri. Sekedar bilang sayang, atau apapun yang sejenisnya. Tiap hari kami tidak luput dari pertengkaran, sebagai istri aku masih berharap kalau suamiku ini bisa menjadi suami yang baik. Kata cerai yang selalu datang ketika emosi yang merajai pikiranku. Tapi, dia tidak pernah membalas dengan mengucapkan kata
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 52By : Desy IriantiTak berpaling mataku terus menatap wajah bayi kecilku. Hancurnya hatiku melihat anak yang baru berumur beberapa hari sudah harus dipasang selang infus.Tak ada masalah yang sangat menghancurkan hidupku selain melihat anakku terbaring di kamar rumah sakit.Banyaknya masalah yang suamiku sudah buat sampai mentalku hancur sehancurnya, tapi itu tidak sebanding sekarang ini. Melihat Rizky terbaring lemah di sini, apalagi saat melihatnya menangis ketika tajamnya jarum suntik itu masuk ke kulitnya.Kupegangi jari-jarinya yang kecil, kuelus rambutnya yang sedikit dengan perlahan agar tidak mengganggu tidurnya.Air mata yang tidak terbendung lagi, terus mengalir dari mata yang sudah bengkak karena sudah cukup lama aku menangis."Rizky anak yang kuat, Han. Pasti Rizky sembuh. Kamu harus kuat." ucap Ibu dengan lembut.Ibu yang selalu ada disampingku, yang selalu menguatkan di kondisi apapun. Tangannya yang merangkul pundakku memberi dukungan agar
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 51By : Desy IriantiDari lubuk hatiku yang paling dalam, sebenarnya aku sedih mendengar ucapan Ibu. Tapi, kalau mengingat kelakuan Mas Firman, aku marah dan sangat benci padanya. Mengikuti keputusan Ibu adalah pilihan yang tepat sekarang ini."Han, ayo kita pergi dari sini! Rumah ini milik kamu, setelah masalah kamu dan Firman selesai, kamu bisa kembali lagi ke sini." ucap Ibu yang membangunkanku dari lamunan seraya mengingat kebaikan Mas Firman yang dua hari pernah membuatku layak menjadi seorang istri. Saat itu terlalu manis sikap dan perlakuannya padaku, sampai aku percaya yang dilakukannya itu murni kalau dia sudah berubah. Ternyata itu hanya trik Mas Firman untuk menutupi kebusukannya yang sudah hampir tercium."Han, ayokkk." Suara Ibu yang kedua kalinya lebih keras dari sebelumnya.Dengan menggendong Rizky dan tangan kanannya memegang perlengkapan susu Rizky. Sebagian barang sudah diluar, Ibu sudah mengeluarkan sebelum kami yang keluar.Mobil onlin
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 50By : Desy IriantiKutatap wajah perempuan yang memperkenalkan dirinya dengan bangga mengaku pacarnya Mas Firman.Senyum getir terpaksa aku perlihatkan di depannya, tak terasa dari ekor mata ada air yang menetes, dengan segera aku usap dengan jari. Jangan sampai terlihat oleh Vania, dia akan senang melihatku sedih.Sakit, lebih sakit lagi hatiku saat melihat perut yang tidak sesuai besarnya dengan tubuh yang langsing semampai. Elusan di perutnya membuatku iba pada anak yang ada di dalamnya.Cantik, seksi. Itu yang aku lihat dengan mata. Tak bisa dibohongi kalau Vania memang cantik. Laki-laki mana yang tidak terpikat dengannya. Ditambah dia memang harus menjaga penampilan untuk menarik para pelanggannya.Jari-jari tangan Ibu menggenggam tanganku dengan erat. Aku tahu maksud Ibu, berusaha menguatkan aku."Firman tidak ada di rumah! Silahkan kamu pergi dari sini! Ini rumah anak saya!" ucap Ibu dengan nada yang berusaha tetap terkontrol.Orang tua mana yang
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 49By : Desy Irianti"Sebenarnya diam-diam Ibu suka memperhatikan kalian berdua, tapi Ibu anggap masalah kalian masih masalah biasa-biasa saja." Suasana masih aman terkendali untuk Ibu tapi tidak untuk aku, aku mulai tegang."Ibu anggap karena kalian berdua waktu nikah belum saling mengenal, kekakuan diantara kalian, pasti juga akan terjadi sama pasangan lain yang belum saling kenal."Benar yang Ibu katakan, kekakuan kami memang hal yang wajar karena kami tidak menghabiskan waktu lama sebelum adanya pernikahan.Sangkin kakunya bibirku ini sampai aib yang selama ini Mas Firman buat, tidak pernah aku katakan sama orang lain. Tapi, kali ini tidak bisa lagi aku tutupi aibnya."Mas Firman selingkuh, Bu." ucapku dengan pelan.Tidak berani aku menatap ke arah Ibu, melihat wajahnya yang sudah pasti sedih aku tidak sanggup.Aku juga tidak bisa memastikan kekecewaan Ibu terhadap Mas Firman. Menantu pilihannya sendiri yang membuat hancur anak perempuannya. "Maksud
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 48By : Desy Irianti"Firman, kamu sarapan dulu sebelum berangkat. Sudah Ibu siapkan di meja makan." ucap Ibu saat melihat Mas Firman saat sudah rapi.Berjalan menghampiri Mas Firman sambil membawa pakaian kotor Rizky untuk dicuci. Ketelatenan Ibu yang mau mengurus kebutuhan kami apalagi mengurus cucunya, tanpa ada aku suruh sedikitpun. Malah aku mau membayar orang untuk mengurus anakku sampai masa penyembuhan yang harus aku lalui, Ibu malah marah."Ibu masih sanggup kalau hanya urus kalian." ucap Ibu padaku saat aku mau bayar orang.Aku yang hanya bisa menunggu di kamar dan di atas kasur. Sesekali aku berusaha untuk bangun dan belajar sendiri agar bisa cepat pulih. Rasa perih dan ngilu yang masih terasa.Sampai selesai Ibu mengurus Rizky, tak terlihat wajah yang capek, malah senyum sumringah yang aku dapatkan. Mungkin kehadiran Rizky menjadi pengobat kehilangan yang sudah pergi buat Ibu.Bersyukur memiliki Ibu seperti ini, tinggal perempuan mulia ini yang
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 47By : Desy Irianti"San, jemput Ibu sekarang, ya." Terdengar saat layar datar menempel di telinga Ibu."Ibu mau pulang, ya? tanyaku yang seakan tidak rela ditinggal Ibu."Iya, Han. Sudah jam sembilan malam, kasihan Sany di rumah sendiri."Walau tidak rela sebenarnya kalau Ibu pulang. Keadaanku masih sangat memerlukan bantuan. Bekas operasi yang membuatku harus ekstra bersabar. Aku tidak boleh egois, ada Sany yang juga membutuhkan Ibu, apalagi dia masih gadis."Kan ada Firman. Pasti suami kamu bisa, waktu di rumah sakit juga dia yang urus waktu malam, dia yang buatkan susu, gantikan kalau ngompol. Besok pagi-pagi Ibu datang kemari. Tidak usah kamu pikirkan masak, biar Ibu yang masak di rumah."Tersenyum walau dengan senyuman yang getir. Bukan masalah masak, aku tidak mau minta tolong sama Mas Firman untuk membantuku. Nanti dia berfikir kalau aku sudah memaafkannya dan tidak akan minta cerai."Ibu pulang, ya." Mencium cucunya sebelum keluar dari kamar, dan
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 46By : Desy Irianti"Apapun masalah kamu sama Firman, nanti kita bahas di rumah. Kamu pulihkan dulu badan kamu, tidak usah banyak pikiran." Aku tidak tahu sekuat apa hati Ibu. Selama ini aku memikirkan tentang perasaan Ibu sampai aku mengabaikan perasaanku sendiri.Saat aku mengatakan ingin cerai dengan suamiku sejak awal pernikahan, takut sekali bibir ini mengucapkannya. Sekarang aku tak tahan lagi hidup dengan Mas Firman, makanya terucaplah.Tanpa adanya rasa kaget ataupun bingung yang terlihat dari wajah Ibu, santai bahkan masih bisa melemparkan senyuman padaku."Apa Ibu sudah mendapatkan cerita dari Mas Firman?" gumamku dalam hati.Kalau memang iya, apa yang disampaikan Mas Firman sampai semuanya terlihat biasa-biasa saja seperti tidak ada masalah."Han, Ibu mau sholat dulu. Kamu bisa kan Ibu tinggal dulu.""Iya, Bu. Bisa."Dengan membawa mukenah berwarna putih bermotifkan bunga keemasan, Ibu meninggalkan aku sendiri di kamar rawat.Menikmati sakit h
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 45By : Desy IriantiKututup kedua telinga dengan kedua tangan kuat agar tidak terdengar lagi suara laki-laki jahat yang membuatku hampir gila.Air mata yang mengalir deras seakan tumpah keluar semuanya, tak bisa aku menahannya."Han, Hana. Mas minta maaf, tolong buka pintunya sebentar." Masih kudengar suara seperti memelas.Aku yang terlalu bodoh mempercayainya atau Mas Firman yang sangat pintar. Begitu gampang aku tertipu dengan sikap manisnya yang membuatku terbang. Aku masuk ke dalam perangkapnya.Sesak dadaku menahan perihnya luka yang sangat dahsyat diberikan suamiku sendiri. Terlalu kejam cara dia menghancurkan mentalku.Satu jam berlalu, tak kudengar lagi suaranya memanggil namaku. Mulai mereda tangisanku bercampur dengan rasa capek. Air mata yang deras, kini tinggal tetesan saja yang keluar. Kering sudah.Setengah hari aku berada di dalam kamar tanpa ada minum dan makan sedikitpun. Sedih sekali hatiku, sampai begini dia menghancurkan aku yang seda
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 44By : Desy IriantiMemperhatikan sekeliling saat aku keluar dari kamar mandi. Tidak ada perempuan yang aku lihat, sosok laki-laki yang menjadi suamiku pun tidak terlihat di depan mata."Mas, Mas Firman." Panggil-panggil suamiku yang tidak menjawab.Kutelusuri ruangan sampai ke kamar, tidak kudapati Mas Firman ada di sana.Kulempar pandangan ke arah luar dari jendela, ternyata Mas Firman ada di luar dengan ponsel yang menempel di telinga."Ternyata Mas Firman sedang nelpon, suara perempuan itu pasti adiknya." lirihku pelan.Tak ada pikiran jelek sedikitpun dengan Mas Firman. Dengan cara dia memperlakukan aku beberapa hari ini, kepercayaanku sudah kuat untuk mempercayainya.Niat hati keluar untuk menghampiri Mas Firman, seketika kakiku berhenti di samping meja makan. Dua teh hangat sudah tersedia di atas meja dengan satu cake yang bertuliskan i love you.Hampir lepas jantungku dari tempatnya. Perempuan mana yang tidak bahagia dibuat seperti ini oleh suamin