Beranda / Pendekar / SERULING SAKTI SANG NAGA / 48. MUNCULNYA SANG KAKAK

Share

48. MUNCULNYA SANG KAKAK

Penulis: Evita Maria
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-01 23:52:22
"Aku ingin mengatakan bahwa aku telah jatuh cinta padamu, maukah kau menjadi kekasihku?" bisik pemuda tampan itu lembut.

Semburat merah menghiasi wajah Qing Ning, perasaan campur aduk menjadi satu. Terharu, bahagia, sedih, bingung, dan malu menjadi satu.

Gadis cantik itu bahagia tentu saja karena harus ia akui juga telah memiliki rasa yang sama pada pendekar muda di hadapannya. Tetapi ia juga sedih dan bingung karena belum bisa melupakan Yu Ping sepenuhnya.

“Mengapa kau terdiam?” Qi Yun menatapnya mesra, “Tidakkah kau memiliki rasa yang sama denganku?”

“Kakak Qi, aku tidak tahu bagaimana harus menjawabnya,” Qing Ning menjawab dengan suara gemetar.

Untuk pertama kali merasa dicintai membuatnya ingin menangis terharu. Seandainya saja pria yang mengungkapkan cinta adalah Yu Ping, tentu kebahagiaan-nya menjadi sempurna.

“Maaf, aku tidak layak menerima cintamu. Carilah pria yang bisa mencintaimu dengan tulus, karena bukan aku orangnya!” masih terngiang kata-kata terakhir Yu Ping di te
Evita Maria

Hallo Readers, Author hanya ingin menyapa dan mengucapkan terimakasih buat kalian yang masih setia mengikuti perjalanan Yu Ping. Support yang kalian berikan adalah penyemangat Author untuk terus melanjutkan kisah ini. Dukung Author terus ya Guys, terimakasih

| 9
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Evita Maria
terima kasih, Kak
goodnovel comment avatar
Yendyvir
alur ceritanya bagus banget
goodnovel comment avatar
Evita Maria
siyapp bozzz
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   49. PERTEMUAN DENGAN FUCANGLONG

    Dengan pencahayaan yang sangat minim, Yu Ping berusaha mencari jalan keluar. Ia mencoba menaiki pohon di dekatnya, tetapi lumut tebal menghalanginya, berulangkali memanjat namun selalu merosot ke bawah. Setelah berjam-jam mencoba, akhirnya ia jatuh terduduk ke tanah. AAAHH! Yu Ping berteriak sekencang-kencangnya, frustasi. “Apakah sampai di sini saja akhir hidupku? Ayah Angkat, Guru, Qing Ning, Kakak Xin, Paman Wu Qing, maafkan aku telah mengecewakan kalian!” seruan sedih Yu Ping menggema karena pantulan dinding-dinding batu di sekitarnya. Yu Ping tak pernah menyadari teriakan pilunya akan berakibat fatal. Tak jauh dari tempat itu, sepasang mata makhluk dengan iris kuning dan pupil lonjong berwarna hitam perlahan terbuka, terdengar dengusan pelan dari hidungnya. Sekilas kepalanya lebih menyerupai batu besar berwarna hitam.Setelah lelah berteriak-teriak tanpa ada yang mendengar, Yu Ping memeluk lutut dan meletakkan dagu di atas lengannya yang penuh luka goresan. Ia mencoba mengus

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   50. MANUSIA PILIHAN

    "Aku akan menunggumu di sini, sampai kau keluar. Kau boleh pilih, mati kelaparan di dalam, atau mati hangus oleh bara apiku!" Fucanglong mendengus lalu duduk di ujung mulut gua. Yu Ping jatuh menggelosor ke tanah, meringis menahan sakit karena sebagian tubuhnya mengalami luka lecet dan luka bakar. Ia sadar tak bisa bertahan lama bila tak segera keluar dari tempat itu. Tetapi berada di sebuah lorong kecil dan tertutup sementara di mulut gua seekor naga yang marah sudah menunggu, sungguh mustahil untuk keluar hidup-hidup.Kesal, Yu Ping meninju tanah di sampingnya. Tiba-tiba ia menyadari tanah di sampingnya tersebut berbeda dengan yang ia duduki. Pemuda itu berlutut dan mulai menggali tanah lunak dengan bantuan bebatuan runcing yang ia temukan di sekitar. Setelah beberapa jam menggali, Yu Ping berhasil membuat ceruk menuju ke area yang berbeda agar lepas dari terkaman sang dewa naga Fucanglong.Tanpa menggubris kedua telapak tangannya yang terluka, Yu Ping terus berjuang menggali tana

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   51. PEMURNIAN DIRI

    "Kita sudah sampai, Manusia!" Fucanglong menggoleng bahu Yu Ping yang masih dalam posisi meringkuk, dengan moncongnya. “Bangunlah!” Yu Ping membuka mata, menggerakkan bahunya ke samping hingga telentang menghadap sang Dewa Naga yang menjulang di atasnya. “Bila ingin membunuhku mengapa tidak langsung saja kau lakukan?” ujar Yu ping ketus. Fucanglong menarik sudut-sudut mulutnya ke atas, menampilkan taring-taringnya yang mengerikan. Yu Ping menelan ludah, membayangkan taring-taring itu sebentar lagi akan mencabik-cabik tubuhnya. “Aku mendapatkan perintah dari kakakku, Ying Long untuk mendidikmu agar kelak dapat menjadi Panglima Keadilan di duniamu!” suara bariton Fucanglong mengejutkan Yu Ping. Pemuda itu bukan terkejut karena suaranya yang keras, melainkan karena penjelasan yang diberikan. “Ying Long?” mata pemuda itu membeliak, “Panglima Keadilan? Mengapa nama-nama itu tidak asing di telingaku?” “Saudaraku telah mendatangimu sebelumnya.” Ah mimpi itu, Yu Ping terkesiap setelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   52. PEMUSATAN PIKIRAN

    "Menyatu dengan alam merupakan proses pemurnian diri!" tiba-tiba ia mendengar suara dari dalam dirinya sendiri berbicara. Yu Ping takjub, apakah baru saja ia mendengarkan mata batin-nya? Murid Dewa Naga Fucanglong itu tidak mau membuang waktu berpikir lebih lama lagi. Ia kembali duduk bersila, dan meletakkan kedua punggung tangan di atas lutut. Pemuda itu menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Setelah itu, ia memejamkankan mata dan mulai memfokuskan pendengaran pada suara-suara di sekelilingnya. Makin lama ia bermeditasi, suara-suara di sekitarnya semakin jelas terdengar di telinga. Pemuda itu bukan hanya mendengar suara air, dedaunan, dan kobaran api saja. Lambat laun ia mampu mendengarkan suara desiran angin dan kepakan sayap kunang-kunang yang terbang mendekati bola api di langit-langit gua. Dalam keadaan mata terpejam, Yu Ping menyaksikan torehan aksara Han yang membentuk sebuah kalimat melayang-layang di hada

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   53. ILMU RAHASIA TUJUH PENDEKAR KEJAM

    "Kau bawa pembawa sial ke rumahku, dan kau bunuh anakku dengan melemparnya ke jurang! Dasar Wanita Iblis!" tiba-tiba wanita itu meraung dan mengambil ancang-ancang menerkam Xian Lian. Mantan ratu Kerajaan Qi itu terpukul mendengar makian Yan Li. Ia merasa bersalah pada keluarga Wang Ji yang telah berkorban banyak untuknya, hingga tak bergeming ketika Yan Li menarik-narik baju dan memukulinya. Sebuah tamparan keras disusul ludah mendarat di pipi Xian Lian, wanita cantik itu memilih membiarkan dirinya diperlakukan kasar. Ia merasa layak mendapatkan tamparan dan ludahan istri Wang Ji. Apa yang dialami oleh wanita tak waras itu terlalu berat untuk dipikul, kehilangan suami dengan cara tragis dan dipisahkan dengan anak gadisnya. Tiba-tiba serangan tamparan dan pukulan terhenti, teriakan Yan Li juga mendadak lenyap. Xian Lian membuka mata perlahan untuk memeriksa apakah Yan Li masih ingin melampiaskan amarah padanya.Ternyata wanita dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   54. KITAB DEWA NERAKA TUJUH TINGKAT

    Keinginan terbesarnya hanya satu, membalas dendam kematian ayahnya yang dibunuh oleh Dewa Golok Hitam. “Xin Ru, ada suatu rahasia yang perlu Guru katakan kepadamu,” mimik muka Dewi Seribu Wajah berubah serius. Xin Ru menatap mata sang guru dengan penasaran, belum pernah wanita cantik itu membicarakan satu rahasia-pun padanya. Dewi Seribu Wajah menghela tangan murid kesayangannya menuju gazebo yang berada di tengah kolam. Di sana suasana lebih tenang, ia yakin tak ada yang akan mendengar pembicaraan mereka berdua. “Tahukah dirimu mengapa Guru tidak pernah ingin kau belajar ilmu rahasia kami?” pendekar wanita itu memulai dengan melemparkan pertanyaan pada Xin Ru. Gadis itu berpikir sejenak sebelum menjawab, “Karena keenam paman yang lain melarang Guru melatihku ilmu rahasia kalian.” Dewi Seribu Wajah tersenyum tipis, “Mereka sebenarnya tak dapat menentukan keputusanku, bila aku menghendaki sesuatu … mereka tidak akan bisa apa-apa.” Dewi Seribu Wajah yang memiliki nama asli Mei Ch

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   55. DEWA KEADILAN MENGGUNCANG BUMI

    Tiba-tiba mata batin Yu Ping menangkap sebuah kalimat melayang di dalam air. "HISAP SELURUH ENERGI CAHAYA MENJADI ENERGI INTI TUBUH!" Yu Ping mempertemukan kedua telapak tangan menyerupai sikap doa. Murid Fucanglong itu memusatkan pikiran lebih dalam lagi hingga energi cahaya yang ditimbulkan semakin besar dan membungkus seluruh tubuh. Yu Ping menarik napas perlahan, meski berada di dalam air namun ia tetap aman dibungkus bola energi cahaya. Pemuda itu memutar kedua telapak tangan sedemikian rupa sehingga berbentuk seperti mangkuk. Ia mengumpulkan chi di kedua telapak tangannya tersebut lalu mendorong ke depan. Energi chi itu pun terlepas membentuk gelombang energi dahsyat, berputar seperti spiral dan mulai menghisap energi cahaya di sekitarnya. Tanpa disadari, tubuh Yu Ping terangkat keluar dari air dan melayang-layang di udara. Energi cahaya yang terserap oleh energi chi masuk ke dalam sistem saraf dan sistem peredaran darah melal

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   56. RAMALAN PENDERITAAN

    “Bertahan hanya akan membuatmu menderita, lupakan dia!” saran si biksuni lebih menyerupai ancaman di telinga Qing Ning. Sebenarnya gadis cucu almarhum Ketua Hoa San bukanlah orang yang mempercayai hal-hal berbau mistis, namun tak urung ucapan wanita misterius tadi membekas dalam ingatan. Hal ini menyebabkan suasana hati berubah, Qing Ning menjadi murung selama berada di kota Xian. Kecemasan di wajah sang biksuni menunjukkan ia sangat serius. Bagaimana bila ramalan itu benar, Qi Yun tidak berjodoh dengannya? Bagaimana bila benar membina hubungan bersama pemuda tampan itu hanya akan membawa ke dalam jurang penderitaan? Qi Yun memperhatikan perubahan sikap kekasih, mencoba menghibur dengan kata-kata manis."Jangan dengarkan omongan biksuni itu!" Qi Yun meremas jemari Qing Ning dalam genggaman. Tidak terlalu keras, hanya ingin memastikan si gadis mendengarkan."Aku sudah pernah berjanji selamanya tak akan meninggalkanmu," Qi Yun menghela d

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09

Bab terbaru

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   FINAL BONUS : PERPISAHAN

    Di puncak Gunung Kunlun yang menjulang tinggi, kabut tipis menyelimuti puncak-puncak batu yang tajam. Udara dingin pegunungan menerpa wajah dua sosok yang berdiri tegap di atas jembatan batu kuno. Yu Ping dan kakak angkatnya, Xin Ru, berdiri berdampingan, mata mereka menatap jauh ke dalam jurang yang dalam dan gelap di bawah.Yu Ping, mengenakan pakaian kerajaan dengan garis emas di sepanjang tepi kain sutra yang terjuntai hingga nyaris menyentuh tanah, menggenggam seruling emas di tangan, dan sebuah golok hitam diselipkan di belakang punggung. Di sampingnya, Xin Ru berdiri dengan postur waspada, matanya yang tajam menyapu sekeliling, siap menghadapi apapun yang mungkin terjadi."Kau yakin dia akan muncul?" tanya Xin Ru, suaranya nyaris berbisik.Yu Ping mengangguk pasti, senyum tipis tersungging di bibirnya. "Aku yakin, karena dia adalah guruku.” Dengan gerakan perlahan, Yu Ping mengangkat seruling ke bibirnya. Ia menarik napas dalam, lalu mulai meniup. Nada-nada lembut mengalir d

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   BONUS CHAPTER 3 : PELANTIKAN RAJA

    Aula kerajaan Qi dipenuhi oleh kemegahan dan kemewahan. Dinding-dinding berukir emas berkilau di bawah cahaya ribuan lilin yang menerangi ruangan. Aroma dupa yang manis mengambang di udara, menciptakan suasana sakral yang teduh.Di tengah aula, Yu Ping berdiri tegap, mengenakan jubah kerajaan berlapis emas. Wajahnya tenang berwibawa, mencerminkan seorang yang berhati lembut namun juga tegas. Kasim Liu, berlutut di hadapannya, menyodorkan mahkota dan jubah emas kerajaan di atas bantal beludru merah.Dengan gerakan perlahan, Yu Ping mengambil mahkota itu dan meletakkannya di atas kepala. Jubah emas kemudian disampirkan di bahunya, melengkapi penampilannya sebagai seorang raja. Seketika itu juga, seluruh ruangan dipenuhi oleh suara gemerisik kain—para Jenderal dan Menteri berlutut, memberikan penghormatan kepada raja baru mereka.Di samping singgasana raja, dua wanita cantik duduk dengan anggun. Di sisi kiri, Sayana, dengan pakaian mewah dan perhiasan yang gemerlap, tersenyum anggun. Mat

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   BONUS CHAPTER 2 : BENIH PENDEKAR IBLIS

    Mentari bersinar cerah di atas Kota Xianfeng, cahayanya memantul dari atap-atap bangunan. Udara dipenuhi oleh semangat dan kegembiraan yang menggelora, seiring dengan persiapan pelantikan Yu Ping sebagai raja baru Negeri Qi.Hiruk pikuk keramaian terdengar dari setiap sudut kota, sementara di dalam istana, para pelayan berlarian kesana-kemari, sibuk dengan persiapan acara yang akan berlangsung selama tujuh hari tujuh malam.Di aula utama istana, Kepala Pelayan, seorang pria paruh baya dengan wajah serius namun berwibawa, tampak kewalahan menerima bingkisan hadiah yang terus berdatangan. Utusan dari berbagai negeri jiran dan perwakilan sekte-sekte aliran putih dari seluruh penjuru negeri silih berganti memasuki ruangan, membawa persembahan untuk raja baru mereka."Yang Mulia pasti akan sangat senang melihat sem

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   BONUS CHAPTER 1 : PEMAKAMAN

    Suasana suram menyelimuti pemakaman keluarga kerajaan. Angin semilir membelai dedaunan pohon-pohon tua yang mengelilingi area sakral itu. Di tengah keheningan, sosok Yu Ping berlutut di depan sebuah makam yang masih baru. Tangannya gemetar memegang beberapa batang hio yang telah dinyalakan, asapnya mengepul tipis ke udara. Dengan hati-hati, ia menancapkan hio-hio tersebut ke dalam hiolo -tempat dupa yang terbuat dari logam berukir indah- yang terletak tepat di depan batu nisan ibunya, Xian Lian.Yu Ping menatap lekat nama yang terukir di batu nisan itu. Matanya yang berkaca-kaca menyiratkan kesedihan mendalam. Ia menghela napas berat sebelum berbisik lirih, suaranya nyaris terbawa angin."Ibu," ucap si pemuda dengan nada bergetar, "sekian lama aku mendambakan pertemuan dengan orang tua kandungku. Tapi mengapa, ketika akhirnya kita dipertemukan, waktu begitu kejam membatasi kebersamaan kita?"Jemarinya perlahan menelusuri ukiran nama ibunya di batu nisan. "Qi Yun sungguh beruntung,"

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   204. DUEL MAUT

    Kedua pendekar muda itu berhadapan di udara, aura mereka yang bertolak belakang - keemasan milik Yu Ping dan kegelapan milik Qi Yun - bertabrakan, menciptakan gelombang energi yang membuat udara bergetar."Qi Yun," balas Yu Ping, suaranya tenang namun penuh ketegasan. "Hentikan semua ini! Terlalu banyak nyawa yang telah melayang."Qi Yun tertawa sinis. "Hentikan? Tidak akan! Hari ini, salah satu dari kita akan mati!"Bersamaan dengan itu Qi Yun mengayunkan goloknya, menciptakan gelombang energi hitam yang melesat ke arah Yu Ping. Yu Ping dengan sigap mengeluarkan seruling saktinya, bersiap menghadapi pertarungan yang akan menentukan nasib kerajaan Qi.Di bawah, pasukan kedua belah pihak menghentikan pertempuran sejenak, mata mereka tertuju ke langit di mana dua sosok pemimpin mereka akan bertarung hingga titik darah penghabisan. Mereka tahu, hasil pertarungan ini akan menentukan tidak hanya nasib mereka, tapi juga masa depan seluruh kerajaan.Langit di atas Xianfeng menjadi arena perta

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   203. PERTEMPURAN TERAKHIR

    Di atas benteng kokoh, di kotaraja Xianfeng, Qi Yun berdiri tegak, jubah perang yang berat dan berkilauan menambah kegagahannya. Matanya yang tajam menatap ke kejauhan, menanti kedatangan musuh yang ia tahu pasti akan tiba.Berita kekalahan para Jenderal Perang dan pasukannya telah sampai ke telinganya, dibawa oleh prajurit-prajurit yang berhasil meloloskan diri dari pertempuran.Suasana di atas benteng sunyi senyap, hanya deru napas para pasukan yang merasa tegang memecah keheningan. Mereka telah mendengar desas-desus tentang kesaktian Yu Ping, dan ketakutan mulai merayapi hati mereka. Namun, di bawah tatapan dingin Qi Yun, tak seorang pun berani menunjukkan keraguan."Pasukan siap, Pangeran!" lapor seorang perwira. "Pemanah, infanteri, dan pelontar batu telah mengambil posisi."Qi Yun mengangguk singkat, matanya tak lepas memandang langit. Tak lama kemudian, apa yang ditunggunya muncul. Dari kejauhan, terlihat pasukan Yu Ping yang mulai mendekat. Mereka berhenti agak jauh dari bent

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   202. PENANTIAN JENDERAL TUA

    Asap pertempuran mengepul di berbagai sudut kota, menandai jejak perjuangan pasukan Yu Ping dalam perjalanan mereka menuju Xianfeng. Satu demi satu, pertempuran dimenangkan oleh Yu Ping dan pasukannya. Namun, kemenangan demi kemenangan ini tidak membuat Yu Ping lengah. Sebaliknya, instingnya sebagai strategi perang mulai menangkap pola yang mencurigakan.Yu Ping berdiri di atas bukit kecil, memandang ke arah kota yang masih diselimuti asap pertempuran. Matanya yang tajam menyipit, menganalisis situasi dengan cermat. Perlahan, sebuah kesimpulan terbentuk di benaknya."Dia ingin pasukan kita kelelahan saat tiba di Xianfeng," gumam Yu Ping, lebih kepada dirinya sendiri. Nada suaranya lebih kepada kekaguman namun juga mengandung kejengkelan. "Dasar licik!"Panglima Sung yang berdiri di sampingnya, menangkap gumaman itu. Dengan wajah serius, ia bertanya, "Apa yang harus kita lakukan, Jenderal Yu Ping?" Suaranya penuh hormat dan kesiapan. "Kami siap melakukan apapun perintahmu!"Yu Ping ter

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   201. PUTRA MAHKOTA

    Pemandangan itu menyadarkan Qi Xiang akan kenyataan yang mengerikan: ia benar-benar berhadapan dengan Raja Iblis. Ketakutan yang luar biasa mencengkeram hatinya, membuatnya gemetar hebat."B-baik," ujar Qi Xiang terbata-bata, keringat dingin membasahi dahinya. "Akan kulakukan apapun yang kau mau asal bunuh Yu Ping dan antek-anteknya untukku."Sebuah senyum tipis tersungging di bibir Qi Yun. "Bagus," ujarnya, suaranya dingin dan tanpa emosi. "Sekarang lakukan sesuatu untukku! Bebaskan ibuku dari penjara, obati luka-lukanya dan biarkan ia menempati kamar ratu.""A-apa?" Qi Xiang terkejut, tidak menyangka permintaan semacam ini akan datang dari Qi Yun."Kau merampas itu darinya," desis Qi Yun, matanya berkilat-kilat penuh ancaman. "Aku akan mengembalikan martabatnya seperti semula!"Qi Xiang, yang kini tak lebih dari boneka di tangan Qi Yun, tak berkutik. Ia hanya bisa mengangguk pasrah, menyadari bahwa hidupnya kini bergantung pada keinginan pemuda di hadapannya ini."Baik ... baik …,"

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   200. PERJANJIAN DENGAN RAJA IBLIS

    Di dalam penjara bawah tanah istana yang lembab dan dingin, suara rintihan tertahan memecah keheningan. Seorang wanita, dengan rambut kusut dan pakaian compang-camping, terikat dengan kedua tangan terentang di atas sebuah papan kayu yang kasar. Wajahnya yang cantik kini penuh dengan luka dan lebam, hasil dari penyiksaan brutal yang baru saja ia alami.Ma Yin, dengan senyum puas tersungging di bibirnya, berdiri di hadapan wanita itu. Cambuk di tangannya masih basah oleh darah."Yang Mulia Ratu," ujarnya dengan nada mengejek, "ternyata Anda sungguh tangguh ... sudah dicambuk dan dihajar berulang kali tetapi masih berdiri tegak!"Xian Lian, mantan Ratu yang kini diperlakukan bagai penjahat kelas berat, hanya diam. Kepalanya tertunduk, seolah tak lagi memiliki kekuatan untuk mengangkatnya.Ma Yin melangkah mendekat, suara sepatunya bergema di dinding-dinding sel. "Seandainya Anda mau bekerja sama, tentu hal ini tak akan sampai terjadi."Tangan kanan Raja itu kini berada tepat di depan Xia

DMCA.com Protection Status