Share

sepulangnya 14

Tanpa papa tahu jika akhirnya ramuan itu membuat milik papa semakin parah dan memerah. Papa juga ternyata muntah - muntah karena jamu itu. Huhuhu! Papa... Papa kesepian dan hanya ingin menikah lagi, Rizki..," tukas papa Rizki memelas.

Rizki menutup mulut nya. "Astaga, Papa..!"

"Jangan ma rah, Riz! Kamu tidak tahu rasanya kesepian dan keinginan untuk melakukan hal itu tapi tu buh kamu menolak apa yang diperintahkan oleh otak," ujar papa Rizki lirih.

Rizki menghela napas dalam-dalam.

"Rizki nggak ma rah pada papa. Tapi Rizki kecewa. Bagaimana mungkin papa tidak menceritakan hal sepenting itu pada Rizki. Papa sampai harus menderita seperti ini," ujar Rizki lirih.

"Ya sudah kalau begitu, Rizki akan menemui dokter dulu, Pa," sambung Rizki lagi. Dia lalu beranjak berdiri dari samping bed periksa pasien, tempat papanya terbaring, yang ditutup tirai ruang UGD.

Tapi belum sempat Rizki melangkah meninggalkan papanya, suara papanya menghentikan langkah Rizki.

"Riz, jangan cerita ke dokter
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status