Share

BERTEMU KEMBALI

Author: Haii'Fer
last update Last Updated: 2024-09-23 22:51:09

“Itu hanya hubungan satu malam.” Ucap Felice saat menerima panggilan telepon dari Direktur Arina sambil berjalan keluar café meninggalkan Luca.

Xavier langsung menoleh ke arah sumber suara dan menemukan bahwa suara itu berasal dari suara wanita yang tadi bertemu dengannya di lift.

“Dia bilang dia mabuk. Hal itu kerap terjadi. Lupakan saja dia. Payah jika kamu terus memikirkannya.” Ucap Felice saat melewati Xavier.

“Bagaimana dengan Luca?” Tanya Direktur Arina.

“Aku sudah memberinya peringatan. Jadi, dia tidak akan mengulanginya lagi. Kabar itu tidak akan tersebar. Jadi, Presdir Edward tidak akan tahu.” Ucap Felice sambil berjalan hendak membeli makanan ringan untuk mengganjal perutnya.

“Benarkah? Oh ya! Kamu harus membeli tas baru. Kamu sudah lama membeli tas itu.” Balas Direktur Arina yang sontak saja membuat Felice memperhatikan tas yang sedang Ia pakai.

“Presdir Edward bilang janji temunya pukul 20.00. Aku sudah buat janji di salon untukmu. Jangan terlambat.” Ucap Felice lalu menutup teleponnya.

 Setelah menutup telepon dari Felice, Direktur Arina masih dalam keadaan kacau. Dia hendak pergi dari kamar itu namun saat berjalan Ia menemukan Jam tangan milik Luca yang membuatnya menghentikan langkah kakinya.

Melihat jam tangan itu membuatnya ingin minum agar merasa mabuk lalu saat membuka kulkas kecil ada whisky yang isinya masih banyak. Kemudian Direktur Arina menenggak whisky itu sampai habis dan sampai Ia merasa mabuk.

“Luca sialan. Beraninya dia menghianatiku.” Gumam Direktur Arina.

“Pertemuan? Kencan? Aku muak dengan semuanya” Gumam Direktur Arina saat duduk di sofa kamar hotel.

***

“Kita mau kemana?” Tanya Xavier pada Arka yang berhasil masuk ke kamar Apartemen Xavier.

“Ke restaurant yang sangat populer di kalangan pasangan saat ini.” Balas Arka.

“Untuk apa aku ke sana bersama kamu?” Tanya Xavier.

“Haha! Berkat kamu, aku tidak perlu membayar kamar hotel. Aku akan mentraktirmu makan malam. Jadi, datanglah tepat waktu. Astaga, aku sangat kurang tidur karena pekerjaan. Aku lelah.” Balas Arka.

“Kamu mau kemana sekarang jika kamu selelah itu? Bukankah sebaiknya kamu istirahat setelah perjalanan panjang ini?” Tanya Xavier.

“Ada banyak peragaan busana. Aku harus bertemu orang-orang dan membangun koneksi.” Ucap Arka.

“Pertunjukan utama baru mulai besok. Tidurlah dahulu.” Balas Xavier.

“Hei, jangan menunda apapun dalam hidup. Jika tidak bertindak sekarang, kamu bisa kehilangan itu selamanya. Jadi, ambil tiap ada kesempatan yang mendekatimu. Temui aku pukul 20.00. Tempatnya mahal. Jadi, berdandanlah dengan rapi.” Balas Arka lalu dia segera pergi dari kamar Xavier.

***

Saat sedang mengantri untuk membeli makanan ringan di booth store yang ada di acara fashion week, Felice menerima telepon dari Vareena.

“Nona Felice ada kabar buruk. Pertemuannya dibatalkan hari ini.” Ucap Vareena.

“Apa maksud kamu?” Tanya Felice.

“Ini sungguh sulit dipercaya. Anthony mengeluh tentang kondisinya yang penat karena penerbangan, lalu tiba-tiba menunda semuanya ke besok. Bukankah ini tidak sopan?” Ucap Vareena yang mengeluhkan tindakan Anthony.

Heah! Felice hanya bisa bisa menghela nafas untuk berusaha bersabar. “Baiklah aku paham. Konfirmasi jadwal besok dan pergilah.” Ucap Felice.

“Baiklah!” Balas Vareena yang masih kesal.

“Ya. Terima kasih.” Balas Felice. Kemudian menutup panggilan telepon dari Vareena dan kembali menunggu antrian untuk membeli makanan.

Belum 5 menit Felice menutup telepon dari Vareena sudah ada yang kembali menghubunginya. “Hello! Aku Felice Chiara Farfalla dari The Premiére.” Ucap Felice.

“Nona! Reservasi atas nama Arina Greesa Reine mau dilanjutkan atau bagaimana? Karena beliau masih belum hadir.” Ucap receptionist salon.

“Hah? Arina belum datang? Maaf akan aku periksa dahulu. Akan segera aku kabari.” Balas Felice sambil melihat jam di tangannya.

Sudah pukul 17.45. Namun, Felice masih belum datang ke salon juga. Felice segera menghubungi Direktur Arina.

“Halo.” Ucap Direktur Arina.

“Dimana kamu?” Ucap Felice.

“Felice! Luca si brengsek itu, belum menelepon aku sekalipun. Dia bahkan meninggalkan jam tangan yang aku belikan untuknya di Milan. Dia tidak kembali untuk mengambilnya.” Ucap Direktur Arina.

“Kubilang kamu ada janji pukul 20.00. Tetap di situ. Aku akan datang kesana.” Ucap Felice lalu pergi meninggalkan antrian di booth store untuk segera menemui Direktur Arina.

Saat Felice sampai di kamar itu, kondisi Arina sangat mengenaskan. Dia terlihat sudah mabuk dengan baju compang camping dan banyak luka di lehernya.

“Aku menyuruhmu bicara baik-baik dengannya, tapi kamu malah mengamuk? Kenapa kamu harus mengamuk? Kamu benar-benar kehilangan pesonamu.” Ucap Felice yang berdiri di hadapan Direktur Arina.

“Aku juga kehilangan kepercayaan diriku.” Sahut Direktur Arina yang menidurkan dirinya di sofa.

“Kamu menghabiskan terlalu banyak.” Ucap Felice kemudian membawakan Direktur Arina air putih.

“Aku menghabiskan banyak uang di salon hanya untuk tetap muda. Kulitku mungkin kencang tapi tulangku pasti berongga dan punggungku tetap tidak bisa membohongi usiaku.” Gumam Direktur Arina.

“Oh astaga, wanita itu. Apa karena dia masih muda? Dia kuat dan bisa menerima pukulan.” Ucap Direktur Arina.

“Kamu tidak usah ke salon. Kamu bisa datang tepat waktu jika hanya dengan memperbaiki make up kamu.” Ucap Felice saat memberikan minuman untuk Direktur Arina.

“Wanita itu sangat percaya diri. Dia bilang kepada Luca, aku hanya dompet mahal. Luca kasihan karena aku tidak tahu wanita itu menghinaku. Jadi dia pura-pura mendengarkan ucapannya saja.” Ucap Direktur Arina yang terus membahas wanita yang sudah tidur dengan kekasihnya itu.

Felice yang tidak peduli dengan apa yang dikatakan Direktur Arina terus mengatakan hal yang lebih mendesak. “Dengarkan aku! Pria ini berasal dari lingkungan lama ayahmu dan sebelum meninggal, dia adalah dokter yang dihormati. Kamu akan bertemu putranya. Jadi, dia berharap banyak soal latar belakang dan sikapmu. Jika kamu bisa menerima konsekuensi akibat tidak menemuinya tetaplah disini dan menangis saja.” Ucap Felice dengan santai namun terkesan mengancam.

Direktur Arina merasa Felice tidak memahami perasaannya yang sudah dicampakkan dan dikhianati oleh kekasihnya. “Felice Chiara Farfalla!” Ucap Direktur Arina. “Sekalipun aku menghabiskan banyak uang untuk nya, dia harus peduli padaku. Anggap saja untuk membayar bunganya.” Lanjut Direktur Arina.

“Nanti saja menyesalnya. Minumlah!” Sahut Felice sambil menyodorkan gelas minum. Namun, diabaikan oleh Direktur Arina.

“Kamu sudah cukup menderita. Berhentilah bermain dengan perasaan dan emosi lalu jalanilah hidup yang aman dan stabil, ya? Pria tidak berarti apa-apa.” Ucap Felice sambil kembali menyodorkan gelas berisi air putih. Namun, Direktur Arina menepisnya sampai airnya tumpah ke tangan dan pakaian Felice.

“Hei. Soal aku hanya bersenang-senang dengan Luca atau serius, memangnya kamu tahu apa? Pria? Ya, aku memang mendambakan pria. Memangnya kamu tidak? Apa yang kamu lakukan saat mematikan ponselmu?” Ucap Direktur Arina dengan angkuhnya.

Ucapan itu membuat Felice teringat dengan malam panas yang penuh gairah dengan pria itu. Dengan pria itu di bawah kembang api yang meriah dan dekpaan yang hangat dan penuh gairah itu semua sangat sweet.

Namun, Felice juga kesal dengan sikap Direktur Arina yang selalu arogan dan selalu merendahkannya. Felice segera mengambil tisu yang ada di hadapannya untuk mengeringkan tangannya yang terkena air. “Jangan bersikap sok berkelas. Hanya karena berlagak tidak peduli, bukan berarti kamu berbeda.” Ucap Direktur Arina.

“Aku memang berbeda. Kamu meyakini hal-hal tidak berguna seperti pria dan cinta tapi aku tidak. Satu pengalaman sudah cukup bagiku.” Ucap Felice dengan tenang dan tidak terpancing amarah Direktur Arina.

“Dasar penyihir! Kenapa kamu tidak pernah bersikap sedikit saja untuk menjadi sahabat?” Ucap Direktur Arina.

“Kamu tidak pernah minta maaf padaku. Untung saja itu hanya air putih, jadi tidak akan meninggalkan noda. Sebatas itu lah hubungan kita berdua. Jangan mengharapkan pertemanan yang seperti keluarga.” Balas Felice.

“Bagimu, kepercayaan dan bantuan ayahku lebih penting daripada teman?” Ucap Direktur Arina.

“Tidak seperti kamu atau ayahmu, aku tidak punya banyak uang untuk berinvestasi demi mendapat keuntungan. Aku harus berlarian sepanjang hari meskipun aku kelaparan karena tidak punya waktu walau hanya lima menit untuk makan pastry.” Ucap Felice.

“Kamu tidak melihat aku ingin mati, bukan?” Tanya Direktur Arina.

“Bahkan pada saat aku kelaparan, aku selalu berterima kasih atas perbuatanmu. Seperti itulah sikapku padamu.” Ucap Felice.

Kemudian Felice berusaha untuk membangunkan Direktur Arina agar segera sadar dari mabuknya. “Udara dingin akan membantumu sadar.” Ucap Felice.

“Aku tidak bisa pergi. Tidak. Aku tidak mau pergi. Aku tidak bisa pergi seperti ini.” Ucap Direktur Arin yang berdiri dengan sempoyongan.

“Apa?” Sahut Felice.

“Pria itu akan mengatakan. ‘Putrimu tampak setengah mabuk dan lehernya memar.’ Ayahku akan segera tahu soal ini. Dia pasti akan sangat marah juga.” Ucap Direktur Arina.

“Kita bisa membuat alasan untuk itu. Kamu akan bersalah jika tidak datang sama sekali.” Sahut Felice.

“Kamu saja yang datang dan menjadi Arina Greesa Reine malam ini.” Pinta Direktur Arina.

“Telepon ayahmu dan katakan itu kepadanya sendiri. Aku akan menggantikanmu jika dia setuju.” Ucap Felice sambil memberikan ponselnya ke hadapan Direktur Arina.

“Lakukan saja.” Ucap Direktur Arina.

“Lakukan saja?” Tanya Felice.

“Dia justru akan menyalahkanmu karena kurang memperhatikanku. Kamu mau disalahkan?” Ucap Direktur Arina.

“Direktur Arina!!!” Sahut Felice dengan nada yang cukup tinggi.

“Mari kita rahasiakan ini sampai seterusnya. Pagi ini, aku dicampakkan oleh pria yang menginginkan uangku. Lalu malamnya aku harus temui pria yang menginginkan uang ayahku? Aku sungguh tidak bisa melakukan itu. Mengerti?” Ucap Direktur Arina.

Kepala Felice sepertinya mau pecah menghadapi tingkah dan masalah percintaan Direktur Arina. Felice melihat jam di tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 19.30.

***

“Aku akan menyiapkan semuanya untuk acaranya.” Ucap waitress.

Kemudian waitress itu menuliskan sebuah nama. “Arina Greesa Reine love Xavier Oda Valent.”

Xavier yang melihat kalimat itu sangat kesal dengan kelakuan kakak sepupunya itu. “Aishh si bodoh itu. Astaga!” Gumam Xavier saat sedang menghubungi Arka.

Namun Arka tidak menerima panggilan telepon dari Xavier karena sedang menerima panggilan telepon dari Ibunya Xavier. “Hallo tante! Aku sudah menelepon restoran. Dia tiba disana tepat waktu.” Ucap Arka.

“Arka! Maaf mengganggu kamu saat kamu sedang sibuk. Dia makin tua, sebagai ibunya aku harus melakukan sesuatu. Jadi aku meminta bantuanmu.” Ucap Camilla ibunya Xavier.

“Keputusan Anda tepat sekali. Tapi tante, siapa wanita yang akan datang?” Tanya Arka.

***

Wanita yang akhirnya datang ke pertemuan itu adalah Felice Chiara Farfalla. Dia datang masih dengan baju yang dia pakai dari tadi pagi.

“Maaf aku terlambat.” Ucap Felice yang sedang menyamar jadi Direktur Arina.

Related chapters

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   PENAWARAN

    Wanita yang akhirnya datang ke pertemuan itu adalah Felice Chiara Farfalla. Dia datang masih dengan baju yang dia pakai dari tadi pagi. Felice terpaksa datang karena tidak ingin menimbulkan keributan atau menjadi sasaran kemaraha Presdir Edward.Tak tuk tak tuk“Maaf aku terlambat.” Ucap Felice yang sedang menyamar jadi Direktur Arina.Xavier yang awalnya ingin memutuskan pergi setelah tahu dibohongi oleh Arka mendadak diam membeku setelah melihat wanita itu. Arka melirik ke arah tulisan nama yang ada piring yang sudah disiapkan waitress. Disitu tertulis nama Xavier Oda Valent dan Arina Greesa Reine.“Kamu nona Arina Greesa Reine?” Tanya Xavier.“Anggap saja begitu.” Balas Felice mengangguk.“Aku Xavier Oda Valent.” Ucap Xavier.Rencana awal Felice setelah datang ke tempat itu adalah hanya untuk hadir lalu pulang ke hotel. “Maaf ada masalah di kantor. Aku tahu ini tidak sopan, tapi aku harus…” Ucap Felice terhenti saat waitress membuka menu steak daging yang terlihat menggiurkan di de

    Last Updated : 2024-10-25
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   PENOLAKAN

    Hari esok pun tiba. Xavier menerima tawaran Felice untuk menjadi Fotografer mereka. Felice dan team segera menyiapkan semua keperluan untuk foto.Suasana photoshoot sudah cukup ramai dengan staff yang berlalu lalang untuk mengerjakan tugas mereka masing-masing. Fotoshoot dilakukan di outdoor, sesuai dengan tema yang sudah ditentukan.Felice sudah menyiapkan semuanya dengan detail. Apa yang akan dipakai oleh model sudah tertera di papan informasi.“Baris pertama Rosalia dalam urutan ini. Dan Luca?” Ucap Felice.“Skema warnanya tumpang tindih.” Ucap Luna.“Kita akan pakai gaun?” Tanya Felice. “Ya. Tidak apa-apa?” Ucap Luna. “Ya tidak masalah.” Balas Felice.“Oke.” Balas Luna.“Vareena, periksa rambut dan riasan para model.” Ucap Felice.“Baiklah.” Vareena.“Apa itu sudah disiapkan?” Tanya Felice pada staff yang sedang menyiapkan properti untuk foto.“Sudah.” Ucap staff properti foto.Ckrek ckrek ckrek.Xavier terus mengambil foto Felice dalam keadaan apapun. Baginya Felice terlihat sang

    Last Updated : 2024-10-26
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   AKHIRNYA AKU TAHU

    “Menemui Anthony. Setidaknya kita harus memberitahunya apa yang dia lewatkan dari kita.” Balas Felice.Saat Felice pergi ternyata Xavier mendengarkan percakapan mereka berdua. Namun, Felice dan Luna tidak menyadari ada Xavier di dekat mereka.***Sesuai dengan ucapannya, Felice benar menemui Anthony di acara Special Party. Hanya orang-orang yang memiliki tiket undangan yang bisa datang ke acara itu. Dalam party itu Felice mendekati Anthony untuk membujuknya agar mau melihat hasil desainnya dan mau diajak bekerja sama.Xavier yang menyadari Felice akan menemui Anthony di Special Party, membuatnya jadi pergi ke acara tersebut. Namun, Xavier datang menggunakan tiket undangan milik Arka. Saat Xavier berada di pintu masuk Xavier tidak sengaja menginjak kaki wanita dibelakangnya, Xavier segera menangkap tubuh wanita itu agar tidak jatuh.Bugh! Mata mereka saling bertatapan. Wanita itu tersenyum kepada Xavier. “Arina Greesa Reine.” Gumam Xavier dalam hati. Yaps benar wanita itu yang ia bantu

    Last Updated : 2024-10-27
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   INFLUENCER

    Hal pertama yang perlu dilakukan setelah gagal adalah mencoba cara lain yang lebih ekstrem. Itu semua bisa dimulai dengan mencari tahu apa yang orang inginkan.Psikologi orang yang ingin memakai warna berani seperti warna neon chartreuse atau warna kulit merah itu sebagai bentuk pelarian dari kenyataan yang penuh tekanan.“Vareena, kamu bertanggung jawab atas kaus polos, dan Sabrina kamu bertanggung jawab atas gaun. Minta sampel kain pada tim manufktur handmade. Aku akan pergi untuk mengatur semuanya.” Ucap Felice saat rapat tim.Setiap tahun, kurang lebih para desainer membuat 200.000 pakaian. Tapi pakaian bukanlah sekedar rancangan. Namun, para desainer merancang kebutuhan 200.000 orang.Kebutuhan akan mantra yang orang yakini agar mereka akan tampak menonjol atau tampil cantik dengan pakaian tertentu. Sebut saja itu hipnosis diri atau penghiburan diri. Satu pakaian membuat ilusi orang menjadi kenyataan. Jika kamu ingin bahagia, jadikanlah i

    Last Updated : 2024-10-28
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   KESALAHPAHAMAN

    “Tunggu disini. Aku akan meneleponmu begitu aku selesai.” Sahut Arka saat sampai di kantornya.“Apa Pak Yovie sudah tiba?” Tanya Arka saat menghubungi Liam.Setelah Arka masuk ke kantor, tidak lama kemudian Felice dan Direktur Arina tiba disana. Mereka segera berlari masuk ke kantor Arka.Situasi jadi sangat menegangkan dengan semua kekacauan yang Krystal buat. “Bagaimana ini Pak Yovie?” Tanya Arka yang sudah gemetar.“Aku sudah memberitahu Krystal bahwa kita menerima uangnya dan membuat kesepakatan. Tapi Influencer yang Pengikutnya lebih sedikit akan promosikan Layr. Jadi, dia berpikir bahwa dia salah mempromosikan merek local. Ah, dia juga membuatku sakit kepala.” Sahut Pak Yovie, manajer Krystal.“Sudah kirim daftar undangan?” Ucap Arka.“Mereka akan melakukan pencocokan ukuran pakaian besok.” Balas Liam.“Oke, dia akan dapat gift card tambahan. Dia akan menjadi yang terakhir berdiri di zona foto, dan kita akan memberikannya Limosin yang terbaik. Kita juga akan mempekerjakan pengaw

    Last Updated : 2024-10-28
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   HURU-HARA KRYSTAL

    Drtt drtt“Kamu ada dimana? Paris? Jakarta? Seoul?” Pesan dari Irene untuk Xavier. Setelah melihat pesan dari Irene, Xavier segera melihat postingan-postingan sosial media Irene.“Aku tiba di Jakarta siang tadi. Bagaimana kabarmu?” Balas Xavier pada Irene.***Saat sedang memilih setelan untuk acara pensiun Ezra, Papa Felice yang akan segera pensiun sebagai PNS. Yuri, Mama Felice terus membujuk agar Felice mau dikenalkan dengan anak kenalannya.“Felice mama mau kenalkan kamu dengan anak kenalan mama. Dia tinggal di Prancis.” Ucap Yuri.“Dia tingal di Prancis?” Sahut Felice sambil terus memilih-milih pakaian yang cocok untuk Papahnya.“Ya, itu dia intinya. Jika dia tinggal disini, wanita lain akan merebutnya. Dia gagal menemukan seseorang di Prancis.” Sahut Yuri.“Mungkin itu artinya ada yang salah dengannya.” Sahut Felice sambil terus melihat lihat setelan dan harganya.“Kamu sendiri bagaimana? Apa kamu masih lajang karena merasa sangat hebat dan sempurna?” Tanya Yuri sambil terus

    Last Updated : 2024-10-29
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   HARGA DIRI

    Tuut tuuut“Halo.” Sahut Xavier.“Oh, Xavier. Aku sudah mengirim setelan yang harus kamu pakai untuk acara besok, ke kamar hotelmu.” Sahut Camilla.“Apa Arka memberitahumu di mana aku tinggal?” Sahut Xavier yang sedang melakukan treadmil.“Berhubung kamu ada disini dan ini peringatan ke 5 tahun kematiannya. Aku rasa, kita harus mengadakan upacara yang layak. Berpakaianlah yang sesuai.” Sahut Camilla.“Aku akan memakai yang cocok untukku.” Balas Xavier.“Aku mengirim kemeja dan dasi. Pakai yang ibu kirimkan. Sampai jumpa.” Sahut Camilla kemudian Ia mematikan sambungan teleponnya.Setelah Camilla mematikan teleponnya, Xavier menaikan speed treadmil untuk menyalurkan emosinya. Xavier paling tidak suka jika Ibu tirinya itu ikut campur dalam semua urusannya.***Krystal s

    Last Updated : 2024-10-30
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   KENAPA HARUS KAMU ORANGNYA

    “Karena itu, menurutku dia profesional karena karyanya menyentuh perasaan seseorang yang melihatnya.” Ucap Felice.Flashback on.Paris, 5 tahun lalu.Suatu hari ketika sedang berjalan di keramaian dan sedang menganalisis apa yang disukai oleh masyarakat, Felice tersentuh dengan salah satu foto yang dijual oleh pedagang foto di pinggir jalan. Meskipun sedang membawa barang bawaan yang banyak di tangan kanan dan kirinya. Felice menyempatkan waktu untuk berhenti dan mengamati foto yang menarik perhatiannya itu.Felice terpaku pada salah satu foto yang menunjukkan jalanan yang baru terkena hujan. “Ini berapa harganya?” Tanya Felice pada pedagang foto.“Ini 20 euro.” Balas pria pedagang foto.Felice segera mengeluarkan uang yang Ia miliki untuk membeli foto itu. Setelah menyerahkan uangnya, barulah pedagang itu memberikan fotonya dan k

    Last Updated : 2024-10-31

Latest chapter

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   POSE TERINDAH

    Sesuai dengan janji Felice pada Keena, bahwa Felice akan mengajaknya untuk melakukan foto di tempat yang Felice pilih. Sebelum foto, Felice dan Arina mengajak Keena untuk pergi ke salon yang sudah Arina siapkan. “Aku kira aku harus memesan tempat. Terima kasih sudah membantu.” Ucap Felice pada Arina.“Jangan dulu berterima kasih. Kamu cenderung meremehkan ku.” Ucap Arina.“Ada lagi?” Sahut Felice.“Begitu dia selesai dirias, beberapa pakaian sampel yang mewah dari koleksi musim semi 2025 akan segera tiba.” Ucap Arina.“Ohh begitu!” Sahut Felice.“Aku cukup cekatan jika bukan soal pekerjaan. Aku berhasil merekrut beauty content creator pertama dan pelopor yang membuat K-Beauty populer. Nah itu, dia sudah datang.” Ucap Arina.“Hallo, Non Arina.” Ucap Ponny.“Hallo.” Ucap Felice. “Hallo!” Ucap Arina.“Sudah lama sekali kita tidak bertemu.” Ucap Ponny.“Ya benar! Kita udah lama ga ketemu.” Ucap Arina sambil cipika cipiki.“Tolong urus temanku dengan baik.” Pinta Arina.“Halo. Ini pasti ha

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   DIA BERNIAT MENGAKHIRINYA

    Hari ini di kantor Felice disibukkan dengan pemilihan kain dengan perusahaan partner kain mereka. Felice meeting dengan Kathy dan Pak Budi di ruang meeting The Premiére.“Kami juga ingin memakai poliester atau suede buatan Indonesia. Tapi seringkali, kami tidak bisa karena kualitasnya.” Ucap Kathy.“Perusahaan mode lokal membawa sampel kain impor dan kami membuatkan yang sama persis dengan itu. Bukan hanya itu saja. Jangan menyebutkan kualitas saat kamu membayar sepertiga dan memberi kami waktu yang mepet.” Ucap Pak Budi.“Benar bisa buat tekstur baru atau motif baru?” Tanya Felice.“Ya! Kami punya teknologi terbaik. Ada banyak perusahaan di Bogor.” Ucap Pak Budi“Banyak yang tutup juga.” Ucap Kathy.“Tujuh puluh persen brand lokal menggunakan kain impor. Tidak ada ruang bagi pembuat kain lokal untuk berkembang.” Ucap Pak BudiFelice melihat jam

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   NASIHAT PANJANG MAMA YURI

    Setelah pintu lift terbuka Felice bergegas mengecek siapa yang mencoba masuk ke rumahnya.“Mama? Ternyata itu mama?” Ucap Felice saat melihat Mama Yuri sedang berjongkok di depan rumahnya karena tidak tahu password rumah Felice.“Buka pintunya.” Ucap Mama Yuri.“Kenapa tidak menelepon?” Ucap Felice sambil membuka pintunya.Setelah masuk ke rumah Felice menyiapkan makanan untuk Mama Yuri. Mereka juga minum bersama malam ini untuk menghangatkan tubuhnya.“Kenapa Mama datang malam-malam begini tanpa menelepon aku dahulu?” Ucap Felice.“Aku ingin minum denganmu dan bermalam disini.” Balas Mama Yuri.“Bagaimana dengan Papa?” Tanya Felice.“Dia bukan anak kecil. Dia tidak takut pencuri atau hantu.” Balas Mama Yuri sambil menuangkan minuman untuk Felice.Felice meminumnya sambil melirik Mama Yuri yang terus minum dengan cukup cepat. “Ternyata Mama kuat juga minumnya.” Ucap Felice.“Mama biasa meminumnya dari botol langsung. Selama ini Mama hanya berpura-pura sopan karena Papahmu.” Ucap Mama

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   SALAH SANGKA

    “Sepertinya kamu benar jatuh cinta dengan Pak Arka.” Ucap Felice.“Hah? Haha! Astaga! Haha, tidak. Eh maksudku belum.” Ucap Arina saat mengelak.“Jadi, dia mengajakmu berkencan malam ini?” Sahut Felice.“Hm ya! Gayanya berubah total. Melihat dia berusaha keras padahal perpisahan sudah ditentukan membuatku teringat pada diriku sendiri.” Ucap Direktur Arina sambil merapikan riasannya.“Kamu harus serius memacarinya. Dia pria yang hebat.” Balas Felice.“Aku selalu menyukai seseorang dan ditolak. Jika aku mengambil langkah pertama dan ditolak, aku tidak menyesal karena setidaknya bisa berkencan beberapa kali. Tapi jika aku dicampakkan oleh seseorang yang menyukaiku, aku akan sangat terluka. Jadi, aku lebih suka hubungan kami murni bisnis. Kamu tidak boleh lari. Yang sangat menyakitkan bukanlah cinta yang hancur, tapi orang yang kamu cintai berpaling darimu. Itu saranku berdasarkan pengal

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   STUDIO BARU XAVIER

    Disaat tangis sudah mereda, Xavier dan Felice duduk di depan kaca jendela sambil melihat jalanan yang sepi.“Jika ibuku bilang kita tidak bisa mengatasinya. Tidak masalah. Jika dia tidak bisa memahami kita, itu juga tidak masalah. Namun, apa itu berarti kita tidak boleh mencintai? Karena alasan itu? Aku tidak mengerti kenapa harus seperti itu.” Ucap Xavier.“Kamu tidak bisa menghentikan matahari terbenam. Namun, aku mencintaimu. Berapapun waktu yang kita punya untuk bersama, aku tetap mencintaimu. Tidak peduli berapa banyak waktu yang tersisa.” Ucap Felice.“Aku juga. Aku mencintaimu dimanapun kamu berada.” Ucap Xavier.***Di tempat yang sama dengan Camilla bertemu Felice, kali ini Camilla pergi juga ke tempat itu untuk bertemu dengan Yuri, Ibunda dari Felice. Camilla datang dengan pakaian yang rapi dan terlihat sangat cantik di usianya. Berbeda dengan Yuri yang berpakaian biasa dan sedikit compang-camping karen

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   BERTEMU DENGAN IBU XAVIER

    “Merek lain memesan setidaknya 925 meter. Untuk apa aku menjual kain dalam jumlah kecil? Aku tidak akan mendapat margin yang cukup. Merek lokal selalu berusaha mendapatkan diskon. Kami tidak bisa menjual di bawah 920 meter.” Ucap Pak Faisal, pedagang kain di pasar.“Kami tidak bisa menyimpan banyak persediaan.” Ucap Felice.“Jai, maksudmu itu merepotkan kedua belah pihak, bukan? Kalau begitu, tidak ada yang bisa kita lakukan. Kita hanya perlu tetap seperti dahulu. Lalu bagaimana? Berapa meter wol yang kamu butuhkan?” Tanya Pak Faisal.Luna dan Felice hanya bisa menghela nafas dan mereka saling menatap satu sama lain setelah mendengar perkataan Pak Faisal yang semakin menyulitkan tim Lauré yang harus mengurangi pengeluaran.Setelah bernegosiasi di pasar, Felice dan Luna kembali ke kantor. Untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Felice mengecek kain sampel yang akan mereka gunakan untuk tim Lauré dan tim V

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   USAHA MELULUHKAN HATI SANG PRESDIR

    Di depan cermin Keena terus berlenggak-lenggok melihat dirinya yang terlihat cantik dengan baju lamanya yang dijahit ulang oleh sahabatnya itu. Felice dan Arina berhasil mengukir senyum lebar di wajah Keena.“Bagaimana penampilanku? Apa aku tampak cantik?” Ucap Keena.“Hmm! Sudah kuduga! Orang yang mengubah pakaian kamu pasti berbakat.” Ucap Felice.“Katakan dia tidak akan berhasil tanpa bantuan asistennya.” Ucap Arina yang tidak mau kalah.“Dengar! Aku pernah jadi bintang baru di industri modeling, meskipun hanya sebentar. Pokoknya, ketahuilah bahwa tubuhku yang langsing yang sudah melengkapi desainmu. Kalian setuju dengan itu?” Ucap Keena.“Aku setuju!” Balas Felice.“Dengan sepenuh hati aku setuju.” Ucap Arina.“Ini sangat cantik.” Puji Keena sambil menunjuk baju yang dia kenakan.“Kapan kamu pertama kali memakai pakaian itu?&rdqu

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   LANGKAH BARU

    Pagi hari ini semua anggota tim Lauré dan Viance sudah disibukkan dengan mengurus laporan tentang ukuran pakaian orang.“Ukuran alpha sizing ditetapkan pada tahun 1980an. Saat itu, tinggi rata-rata wanita Indonesia adalah 155 cm, dan lingkar dadanya 85 cm. Awalnya disebut ukuran 55 karena sesuai dengan digit terakhir kedua ukuran.” Ucap Felice.“Apa aku pesimis karena tidak cocok dengan ukuran dari 44 tahun lalu?” Ucap Vareena.“Tahun lalu, tinggi rata-rata wanita Indonesia di usia 20-an lebih tinggi 10 cm dari statistik lama. Memang agak kejam mengikuti sistem yang sudah berusia 44 tahun.” Ucap Luna.“Mereka membeli yang pas di pinggul dan mengurangi ukuran pinggang. Butuh lengan yang lebih panjang untuk mantel yang pas di bahu. Salah jika menelan itu mentah-mentah. Bentuk dan ukuran tubuh wanita beragam. Kita harus membuat ukuran yang lebih beragam.” Ucap Felice.“Haruskah aku mengetik

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   KUNJUNGAN MENYESAKKAN

    Yuri pulang ke rumah dengan kebahagiaan yang luar biasa. Akhirnya penantiannya untuk melihat Felice memiliki pasangan sudah terwujud. Yuri hanya kembali ke rumah bersama dengan Felice. Sedangkan Ezra pergi dengan Xavier untuk memenuhi janjinya untuk makan siang bersama.“Duduklah disini.” Ucap Yuri. Lalu Felice mengikuti perintah Yuri untuk duduk di sofa ruang tamu mereka.“Sedalam apa hubungan kalian? Jika kamu sudah memperkenalkannya kepada kami, itu artinya kamu mempertimbangkan untuk menikah, bukan?” Sahut Yuri.Felice hanya tersenyum dan terdiam sejenak untuk memikirkan bagaimana cara mengatakannya ke Mama Yuri.“Astaga, Mama ga percaya ini benar terjadi. Mama mendukung penyatuan ini. Mama setuju, tidak ada pertanyaan apa-apa dari mama hahaha!” Ucap Yuri. Yuri terus tertawa sambil tepuk tangan.Kebahagiaan Yuri membuat Felice merasa takut. “Mah! Ingat saja yang mama lihat hari ini. pikirkan

DMCA.com Protection Status