Beranda / Romansa / SENJA YANG KELABU / 2. Sungguh memalukan, lupakan dan tinggalkan

Share

2. Sungguh memalukan, lupakan dan tinggalkan

Penulis: 295 channel
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-20 17:53:47

"Tunggu!! teriak suara dari arah belakang," yang tidak lain adalah Dika.

"Dika, sini aku bantu bawa jusnya?" ujar Sari.

"Tidak perlu!!!" menepis tangan Sari dengan kasar.

Sontak membuat Sari merasa kesal, diperlakukan seperti itu didepan umum, belum lagi, Dika yang tiada hentinya marah - marah dengan nada yang keras dan kasar, sekan tidak perduli dengan semua mata yang memandang kearah mereka. Sari hanya memaku seperti patung mendengar semua makian Dika, karena Sari merasa tidak salah apapun, kenapa Dika semarah itu.

"Kamu kenapa lagi sih? cape Aku, kalau kamu terus -terusan marah seenaknya, tanpa melihat sekitar," wajah Sari mulai kesal.

"Diam!!! tidak usah membela diri," bentak Dika.

"Terserah!" lakukan saja semaumu, yang jelas, kamu sudah keterlaluan, Dika. balas Sari, sambil menarik tangan wina untuk pergi dari hadapan Dika.

"Aku bilang tunggu!" jangan pergi, kamu! teriak Dika.

Sari sudah masa bodoh dengan Dika, mau teriak sekencang apapun Dika, atau marah - marah sesuka jidatnya, bagi Sari, ini merupakan hal yang sangat memalukan, didepan semua orang, Dika seenaknya saja membentak Sari, membuat Sari merasa kehilangan muka didepan semua orang yang ada disitu.

Sari terus berjalan dengan menggandeng tangan Wina, untuk secepat mungkin pergi dari hadapan Dika, Sari hanya berusaha menghindari pertengkaran berlanjut, karena berada ditempat umum dan menghormati Naura yang sedang berulangtahun, jangan sampai jadi kacau karena pertengkaran mereka.

Dika yang diperlakukan seperti itu merasa bahwa Sari sudah tidak menghargainya.

"Pranggg."

Semua mata memandang kearah suara tersebut termasuk Sari dan Wina, menghentikan langkahnya dan menoleh kearah suara, yang seperti gelas pecah dilempar.

"Wanita jalang sialan!" kurang apa aku selama ini, kamu sengaja buat aku semakin marah. "Aku sudah mencoba sabar dan menahan emosiku, kamu malah asik mesra - mesra, dengan cowok lain, pantes akhir - akhir ini kamu berubah," dasar pelacur!

Mendengar Dika yang terus - terusan memojokan Sari, menghina dan memaki sesuka mulutnya, membuat Sari, kembali menghampiri Dika, berjalan meninggalkan Wina untuk menuju Dika, dengan wajah memerah karena malu, kesal dan muak dengan kelakuan Dika, tanpa Sari tahu, apa salahnya.

"Plakkkk."

Tanpa sepatah katapun, Sari langsung menapar Dika, lalu bergegas pergi melangkah menuju luar dengan hati yang sakit dan kecewa atas tindakan yang Dika lakukan, yang sudah di luar batas.

Dika yang diperlakukan seperti itu semakin memuncak kemarahannya, saat Sari sedang berjalan melangkah ke luar, dika bergegas menyusul dan langsung menarik tangan Sari ke belakang, sontak membuat sari hampir terjatuh.

"Setelah apa yang kamu lakukan," kamu mau pergi begitu saja, jangan harap! dasar wanita licik, sok suci aslinya kayak tai, cuihhhh dika meludah kesamping merasa jijik dengan Sari.

"Cukup Dika!" dari tadi aku diam karena aku masih menghargai hubungan kita dan Naura, tapi kamu terus saja bersikap seenaknya dan memojokanku, aku salah apa, hah! apakah tamparanku tidak membuatmu berfikir, kenapa aku sampai berani menggunakan tangan, oh iya, aku lupa kalau orang seperti kamu, mana mau mikir, kebanyakan pakai ego bukan otak jadinya tidak tahu malu dan tidak bisa bersikap rasional, bisa kebawa gila aku lama - lama dekat orang seperti kamu, harusnya kamu, tanya baik - baik, siapa Adrian.

Dika semakin emosi, karena ucapan Sari, emosi yang sudah membutakan logikanya, Dika menarik tangan Sari dengan kasar dan melayangkan tangannya akan menampar Sari.

Prakkk." suara tangan menangkis tangan Dika dan mendorong Dika kebelakang membuat Dika hampir terjatuh."

Untung Adrian cepat menangkis tangan Dika, telat sedikit saja, pasti tamparan Dika, sudah mengenai wajah sari.

"Kamu tidak ada yang terluka, kan?"

"Tidak Bang," terimakasih Bang Adrian, Sari mau pulang saja, Sari udah males disini.

Sari melambaikan tangan nya ke Wina untuk mengajaknya keluar dan pulang.

"Mau jadi pahlawan lu bro, gara - gara lu, gw dan sari bertengkar, gara - gara lu, sari jadi berubah sama gw."

"Sabar bro? kamu itu, salah paham." "Jangan bertindak terlalu jauh, karena kamu sendri nanti, yang akan menyesal."

Adrian masih bersikap sabar dan menahan emosinya, yang sebenarnya sudah meluap - luap dari tadi, karena Dika sudah memperlakukan Sari seburuk itu, didepan umum, Adrian masih menghargai Sari, karena Adrian tahu Dika kekasih Sari, yang pernah dua bulan lalu memperlihatkan foto mereka berdua saat chatingan, awalnya adrian berfikir bahwa pertengkaran antara pasangan itu hal yang wajar, selama tidak bersikap kasar apalagi sampai memukul, Adrian hanya mengamati dari jauh dan tidak ingin ikut campur, tapi melihat apa yang terjadi membuat Adrian akhirnya ikut campur.

"Ahhhh! peduli setan, lu siapa berani ceramahi gw! hardik dika."

Dika langsung menyerang Adrian dan mengepalkan tangannya untuk memukul, Sari yang belum terlalu jauh, niatnya ingin buru - buru pergi,  mendengar perdebatan antara Dika dan Adrian membuatnya kembali menghampiri keduanya, tepat saat Dika melayangkan tinjunya, Sari dengan cepat menarik Adrian ke belakang, sehingga pukulan Dika hanya mengenai angin.

"Kamu kembali untuk menyelamatkan pahlawanmu ini hah! jangan - jangan,  dia benar selingkuhanmu, jawab?" bentak Dika dengan mata yang melotot.

"Kamu mau tahu jawabannya! mulai sekarang kita putus, jangan ganggu hidupku lagi," ucap Sari dengan tegas.

Mendengar apa yang di ucapkan Sari, membuat Dika langsung terdiam mematung, diamnya dika bukan karena menyadari atas semua tindakannya, tetapi merasa seperti tidak percaya, karena Sari yang selama ini Dika kenal adlah wanita sabar dan selalu mengalah, tapi sekarang Sari berubah, ucapan sari yang meminta putus secara sepihak membuatnya terasa hancur dan terluka, membuat Dika berasumsi sendiri bahwa sari lebih membela laki - laki itu daripada dirinya.

Naura yang memperhatikan dari jauh, bergegas menghampiri Dika, karena bagaimanapun Dika adalah sepupunya, mencoba untuk menenangkan Dika agar tidak bertindak terlampau jauh.

"Dika..." sudahlah, kamu yang sabar ya. "harusnya kamu bisa lebih bersikap tenang dan selesaikan semuanya secara baik - baik, lebih baik biarkan Sari sendiri dulu, besok temui Sari dan bicarakan baik - baik, mungkin Sari berkata seperti itu karena sesang emosi," bujuk Naura."

Dika hanya menoleh ke arah Naura tanpa mengucapkan sepatah katapun, berusaha menerima, apa yang Naura katakan, sekarang bagi Dika seakan dunianya telah hancur, begitu sakit yang Dika rasakan, Dika merasa bahwa sari sudah benar - benar tidak mencintainya lagi, sehingga sari berubah dan memutuskan Dika begitu saja.

Naura menjelaskan kepada Dika siapa Adrian, karena Naura tahu Kalau adrian adalah sepupunya Sari, mendengar penjelasan Naura, membuat Dika merasa lemas dan menyesal, karena sudah bertindak keterlaluan, tanpa memberi Sari kesempatan untuk menjelaskan terlebih dahulu, yang pada akhirnya Dika yang rugi, karena sudah membuat orang yang dicintainya malu di depan semua orang, nasi sudah jadi bubur, karena api cemburu akhirnya membakar diri Dika sendiri.

Terkadang, setiap manusia tidak akan pernah menyadari kesalahannya sendiri, karena itu lah sifat sejati manusia, dominan lebih kepada merasa diri adalah korban tanpa sadar dirinya sendirilah salah, pepatah lama memang benar, bahwa saat kita menunjuk dengan satu jari ke arah orang didepan kita, sebenarnya yang empat jari  menunjuk ke arah diri sendiri.

Sementara, Sari dan Wina sudah berada diparkiran mobil, diantar oleh Adrian, Sari sudah tidak perduli dengan acara ulang tahun Naura, sebenarnya tidak enak juga pergi begitu saja tanpa berpamitan kepada Naura, bukan karena Naura adalah sepupunya Dika, bukan itu masalahnya, tapi Sari memang sudah benar - benar ingin pulang, sudah terlanjur malu dan muak dengan Dika.

"Kamu langsung pulang ya." Abang nunggu teman Abang dulu disini, barusan dia sedang pamit ke Naura, Wina tolong jaga Sari, ya? hibur dia, ungkap Dika.

"Iya Bang...siappp," tenang saja Wina nginep kok dirumah Sari jadi Sari tidak akan sendirian.

"Terimakasih Wina," ya sudah hati - hati di jalannya.

"Iya Bang," jawab Wina dan Sari.

"Sari, hiraukan saja ucapan Dika," laki - laki seperti dia tidak pantas kamu tangisi, kabarin kalau sudah sampai rumah.

"iya Bang, makasih ya Bang, jangan lupa kalau sudah kelar kerjaan kantor abang , sempatin main ke rumah, ayah dan bunda pasti senang Bang Adrian mampir.

"Iya Sari, in sya Allah, pasti Abang kerumah, ya sudah cepetan pulang, inget jangan bersedih, nanti cantiknya ilang, hehehehe, hibur Adrian.

Bab terkait

  • SENJA YANG KELABU   3. Menjadi Diri Sendiri

    Pagi nya dirumah Sari, pintu kamar Sari dibuka oleh wanita paruhbaya yang tidak lain adalah ibunya Sari, melangkah menuju jendela dan membukakan tirai jendela agar matahari pagi masuk ke dalam kamar.Sari dan Wina menarik selimut menghalangi dengan kompak, menghalangi matanya, yang terasa silau oleh cahaya matahari yang masuk kamarnya."Anak gadis Bunda yang cantik - cantik, ayo bangun, sayang." menarik selimut yang menutupi wajah mereka."Bunda..." ini kan hari libur, Sari masih ngantuk."Ayo bangun, sayang," sekarang sudah jam tujuh, kita joging biar sehat, anak gadis Bunda, masa masih muda loyo begini, semangat dong, sayang. "Bunda, tunggu kalian di meja makan ya, kita sarapan dulu sebelum jogging."Wina bangun duluan dan menarik Sari untuk bangkit dari tempat tidurnya."Permatasari Nugraha! ayo bangun?""Bentar lagi ya..." mata susah sekali di ajak kompromi ini."Ya udah ga usah bangun! pokoknya, aku tidak akan mengin

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-20
  • SENJA YANG KELABU   4. Pertemuan Tanpa Rencana

    Singkat cerita, Sari dan Wina telah siap - siap untuk pergi ke Gramedia, untuk mencari buku sebagai bahan materi tambahan proposal sidang, sekalian jalan - jalan refresh otak dan makan sore di mall, Wina yang memang sudah meminta ijin kepada orang tuanya, dari saat acara ulang tahun Naura, untuk menginap di rumah Sari beberapa hari, karena Sari maupun Wina kadang saling menginap, dan orangtua mereka sudah sama - sama tahu dan sudah seperti keluarga.Saat mereka tiba di mall, mereka tidak langsung ke Gramedia, padahal rencana awalnya adalah ke gramedia dulu, baru jalan - jalan, itu semua karena mata mereka sudah tertuju lebih dulu ke arah butik di dekat pintu masuk, jiwa wanita mereka sudah meronta melihat pakaian - pakaian yang begitu bagus, tanpa berfikir dua kali mereka langsung masuk ke butik athenajaya yang memang terkenal di mall itu dengan model - model pakaian yang berkualitas bagus dan kekinian.Sari dan Wina sibuk memilih - milih baju mana yang akan mereka bel

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-21
  • SENJA YANG KELABU   5. Bertemu kembali dan berkenalan

    Sari dan Wina bangun kesiangan, merekapun tergesa - gesa untuk mandi bergantian, efek semalem bergadang, membuat mereka sampai lelap tidur dan tidak mendengar jam waker yang berdering berulang kali, untungnya Wina mendengar walau itupun sudah yang kesekian kalinya berdering.Di meja makan sudah disiapkan sarapan oleh ibunya Sari."Sayang, kenapa buru - buru makannya?""Iya, Bun, kesiangan Sari, bangunnya," mana sekarang ada janji dengan Dosen pembimbing."Kenapa gak bilang sama Bunda?" biar Bunda bangunin."Lupa, Bun, semalem serius ngerjain proposal sampai larut malam."Waktu sudah menunjukan pukul delapan tiga puluh, setelah buru - buru sarapan, Sari dan Wina bergegas menuju mobil, karena jam sembilan, mereka harus menemui Dosen pembimbing, untungnya diperjalanan tidak macet, sehingga mereka tepat waktu tiba dikampus.Sari dan Wina sudah berada di kelas, setelah mempersiapkan proposal sidang yang mereka susun, walaupun belum s

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-21
  • SENJA YANG KELABU   6. Terimakasih Angkasa

    Setelah mengantarkan Wina pulang, Sari kembali kerumah, merebahkan badannya sejenak di tempat tidurnya, fikirannya menerawang mengingat Dika, walau bagaimanapun perlakuan Dika, Dika pernah memberi warna di hidupnya walau itu hanya sesaat.Dalam hatinya berbicara sendiri, kenapa malah mikirin Dika, harusnya aku bersyukur karena Tuhan telah membuka fikiranku bahwa Dika tidak pantas untukku, aku terlalu bodoh sudah percaya kebaikannya yang ternyata palsu, benar kata Bang Adrian aku tidak boleh bersedih apalagi sampai menangisi laki - laki seperti Dika.Malam semakin larut, hanya suara binatang malam yang meramaikan suasana di keheningan, saat ini waktu baru menunjukan pukul sembilan, setelah sejenak rehat dan mandi, Sari sendirian di teras belakang rumahnya, duduk di depan kolam ikan ditemani secangkir teh hangat dan cemilan kesukaannya, jemari indahnya sibuk memainkan game di handphonenya, sedang asiknya, tiba - tiba handphonenya beralih ke layar panggilan video call, te

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • SENJA YANG KELABU   7. Liburan

    Akhirnya mereka tiba di rumah nenek Ranti, neneknya Wina yang kini sudah berusia 65 tahun, nenek Ranti tinggal bertiga dengan Wenti yang adalah adik papahnya Wina, yang sudah menjanda. Suaminya telah meninggal karena sakit dan di karuniai satu anak laki - laki yang masih SD. Nenek Ranti walau sudah berumur, kondisi badannya masih bugar, karena nenek Ranti selalu menjaga pola makannya dan sering berolahraga.Malam semakin dingin, mengalahkan dinginnya Kota Bandung, itu karena kediaman Nenek Ranti memang dekat pegunungan, yang memang terkenal cuaca dinginnya, dengan kesejukan dan keindahan alamnya, sementara Sari dan Wina memilih beristirahat dikamar, agar besok bisa bangun pagi dan jalan - jalan berkeliling disetiap tempat yang bagus pemandangannya, yang tidak terlalu jauh dari kediaman nenek Ranti.Keesokan harinya, Wina dan Sari setelah sarapan meminta ijin kepada orangtua Wina dan nenek Ranti, untuk bersepeda, menikmati udara sejuk pagi hari dan keindahan alam

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • SENJA YANG KELABU   8. Hari sibuk!

    Setelah Wina pulang, Sari bergegas memasuki kamarnya, setelah membersihkan diri, bersiap untuk tidur siang, lumayan lelah dan pegal kakinya karena perjalanan ketika kegunung batu jonggol.Sementara diruang keluarga, Bunda sambil menonton TV, sedang menikmati oleh - oleh yang dibawakan Sari, ditemani oleh si mbok, kita panggil saja Mbok Inah yang memang bekerja sudah lama dikelurga Sari, si mbok sudah dianggap seperti keluarga, karena sudah bekerja lama, semenjak orangtua Sari baru menikah, jadi tidak sungkan majikan dan pembantu seperti saudara, Bunda sendiri memperlakukan si mbok sopan dan selalu di ajak sebagai temn bicara, dikala tidak ada siapa - siapa dirumah.Tak terasa waktu sudah sore, Sari masih terbaring ditempat tidur.Bunda Sari, memanggil si mbok. "Mbok, tolong bangunkan Sari, tadi bilangnya, sore minta dibangunkan.""Iya, bu."Inah bergegas menuju kamar Sari, untuk membangunkan Sari, mengetuk pintu kamar Sari, karena tidak

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-26
  • SENJA YANG KELABU   9. Kenyamanan baru

    Tak terasa Sari sudah menginap dua hari dirumah Wina, rencananya sore sekarang pulang kerumah, setelah berpamitan dengan kedua orangtua Wina, Sari bergegas untuk pulang diantar Wina sampai depan mobilnya, Sebenarnya Wina menahan Sari untuk pulang dulu, biar makan bareng keluarganya terlebih dahulu dan pulang nanti sehabis magrib saja, tapi Sari menolak karena Sari ingin segera pulang dan tidur sepuasnya.Dua hari ini memang Sari dan Wina kurang tidur karena mengerjakan proposal sampai larut malam, fikirnya juga tidak enak sama kedua orangtua Wina kalau Sari ingin tidur seharian, tempat ternyaman, ya kamarnya sendiri.Sari melajukan mobil toyota yarisnya menuju jalan besar, masih jauh untuk sampai rumahnya, mobilnya tiba - tiba mogok, berkali - kali Sari menstarer mobilnya tapi tidak mau menyala, Sari mencari tas miliknya, untuk mengambil HP dan menelpon Wina, agar Wina menyusulnya, tapi yang Sari cari ternyata tidak ada dimobilnya, padahal dompet dan HP nya ada d

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-26
  • SENJA YANG KELABU   10. Dikantin kampus

    Keesokan harinya, Sari bergegas untuk kekampus, setelah dua minggu ini mengerjakan proposalnya bersama Wina, setelah menelpon Wina dengan telephon rumahnya, karena HP dan dompetnya yang tertinggal dirumah Wina, untuk mengajaknya kekampus, sekalian untuk dibawakan HP dan dompetnya, Sari berpamitan kepada Bundanya. Sari pergi kekampus diantar pak husen supir keluarganya, karena mobilnya masih dibengkel dan baru beres diperbaiki siang sekarang, setibanya dikampus ternyata sudah ada Wina menunggunya diarea parkir kampus, yang sedang asik mendengarkan musik didalam mobilnya dengan mulutnya yang tak berhentinya mengunyah cemilan. Sari turun dari mobilnya menghampiri Wina. Tuuk...ttuuk..ttukk. Sari mengetuk kaca mobil Wina yang sedang asik sendiri, dari dalam mobil Wina tersenyum dan menurunkan kaca mobilnya. "Sorry, ada perlu apa, ya?" canda Wina. Sari yang tahu kalau Wina sedang ingin bercanda, membalasnya dengan bercanda juga. "Tol

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-29

Bab terbaru

  • SENJA YANG KELABU   39. Hal Menyakitkan

    Keduanya telah tiba di Purwakarta, Angkasa mengajak Sari untuk masuk bersamanya, kedalam rumah Bayu, yang sudah menunggunya didalam, sebelumnya, memang Angkasa sudah menghubungi Bayu. "Hai, bro...apa kabar lu," sapa Bayu sambil menjabat tangan Angkasa dan Sari. Mereka sudah hampir tiga tahun tidak bertemu, Angkasa pindah ke Bandung, walau memang beberapa kali Angkasa berziarah ke makam ayahnya, tidak pernah bertemu Bayu karena sedang berada diluar kota, sebagai anak pemilik usaha sate maranggi dibeberapa kota membuat Bayu jarang berada di rumah, sibuk membantu ayahnya. Bayu dan Angkasa sahabat semenjak kecil, dulu rumah Angkasa, tidak jauh dari rumah Bayu hanya terhalang empat rumah, Bayu mempersilakan mereka untuk duduk. Reni datang dari arah dapur, membawa kopi hangat dan beberapa cemilan untuk disuguhkan. Angkasa melihat Reni seraya berkata. "Kamu Reni, kan?" "Iya, kak," jawab Reni. "Sudah besar sekarang, ya," ucap Angkasa.

  • SENJA YANG KELABU   38. Bersama Angkasa

    Langkah kaki semakin terdengar jelas, Sari menoleh kearah pintu, ternyata Hans dan Wina baru kembali dengan membawa bungkusan plastik ditangan Hans, setelah meletakan diatas meja, Hans pergi kedapur, sementara Wina menghampiri Sari seraya berkata. "Lama, ya, sorry, tadi ada kecelakaan ditikungan depan, buat macet jalan, makan bakso yuk, laper nih."Sari bangkit dari duduknya, kini berdiri disebelah Wina, Hans sudah membawa empat mangkuk dan sendok memberikannya kepada Wina dan Sari, mereka segera menyantap bakso, sesekali mata Angkasa dan Sari saling beradu pandang dengan bibir yang tersenyum.Setelah selesai makan, mereka mengobrol sejenak saling bercerita seputar skripsi, yang mana dua minggu lagi harus sudah dikumpulkan dan presentasi didepan para dosen penguji, Hans diminta oleh Wina untuk memberi masukan karena Hans yang memang sudah berpengalaman dalam membuat skripsi, karena sudah lulus lebih dulu sehingga lebih paham, Hans bersedia membimbing mereka dan ingin b

  • SENJA YANG KELABU   37. Pernyataan Cinta Angkasa

    Angkasa tetap diam tidak menjawab, namun tak memberikan penolakan, saat Sari membersihkan darah yang kering, memberinya betadine dan menutupnya dengan plester, Sari menatap wajah Angkasa begitu dekat jantungnya serasa berdetak dengan cepat, dengan jemari lentiknya perlahan mengkompres wajah Angkasa dibagian luka lebamnya, Angkasa tetap diam pandangannya menatap keluar jendela dan tangannya yang menggenggam gelas yang masih berisi alkohol akan ia teguk, Sari dengan cepat meraih gelas di tangan Angkasa. "Sudah ya, jangan minum lagi, kamu sudah mabuk, aku gak perduli kamu mau marah karena aku melarangmu minum, yang jelas semua demi kebaikanmu juga," ucap sari dengan nada yang lembut. Angkasa sama sekali tidak marah ia hanya diam dan menatap Sari, pandangan mata mereka beradu, Sari dengan cepat mengalihkan pandangannya, dan seraya berkata kepada Hans. "Hans, ini sudah selesai, kalau begitu aku dan Wina pamit pulang." "Sebaiknya tinggal dulu sebentar lagi, lagian

  • SENJA YANG KELABU   36. Kerumah Angkasa

    Singkat cerita, seminggu sudah Sari tak lagi mendengar tentang Angkasa, hatinya begitu sangat merindukan Angkasa, hanya sepenggal kenangan yang terukir dalam ingatannya, saat pertama kali bertemu dan beberapa kali Angkasa selalu menyelamatkannya, hingga pada akhirnya saling dekat.Hari ini jadwal cek-up Sari ke Dokter, ditemani Wina mereka segera ke rumah sakit, Sari sudah pulih dan merasakan badannya baik - baik saja begitu juga tangannya yang luka, sudah tidak terasa sakit dan ngilu, Setelah selesai dari rumah sakit, Wina mengajak Sari ke cafe Story di daerah Dago, agar Sari bisa refresh setelah seminggu lebih tidak pergi kemana - mana, Sari yang memang sedang tidak ingin sendiri dan butuh hiburan juga, akhirnya mau pergi bersama Wina, setelah menelpon Bundanya, untuk minta ijin, Sari dan Wina kini menuju Cafe Story, dengan menggunakan mobil Wina, Sari terlihat murung, duduk disebelah Wina yang sedang menyetir mobil."Kamu kenapa, Say?" tanya Wina yang sesekali mempe

  • SENJA YANG KELABU   35. Mengungkapkan

    Wina dan Sari saling lirik, lalu mereka tertawa, Hans semakin bingung jadinya, Wina yang melihat kebingungan diwajah Hans, seraya menjelaskan."Hans, kamu gak usah khawatir kita akan ribut, karena kita memang begini, sudah biasa, lagian cuma karena kata - kata, masa persahabatan kami jadi rusak, benar gak, Sar?""Yupsss..."Hans tersenyum lega, karena mereka hanya saling bercanda, ternyata mengobrol dengan cewek gak semudah yang Hans bayangkan, Hans sudah mikir terlalu jauh, melihat Wina dan Sari yang tertawa dengan riang dan saling bercanda, walau sebenarnya kadang ada kata - kata yang bisa saja jadi ribut, tapi mereka memang sama - sama mengenali sifat masing - masing, jadi obrolan apapun tidak hambar dan tidak memicu jadi emosi, wanita seperti ini yang Hans cari, semakin kagum saja Hans kepada Wina, karena bagi Hans, wanita yang selalu tertawa riang dan bisa menyikapi setiap obrolan tanpa harus emosi, itu akan memberikan energi positif baginya.Hans, m

  • SENJA YANG KELABU   34. Saling Bercanda

    Mereka berempat menghabiskan waktu dengan mengobrol dan menikmati cemilan dan jus, diselingi bercanda dan ketawa - ketawa, Sari begitu bahagia memiliki orangtua yang sangat menyanyanginya dan sahabat yang begitu tulus kepadanya, tak terasa waktu sudah hampir malam, setelah makan malam bersama, akhirnya mereka bergegas untuk istirahat, Wina tidur seranjang dengan Sari, sementara orangtua Sari, dibawah menggelar kasur karpet, Suasana Rumah Sakit yang sepi membuat mereka tidur dengan nyenyak.Suara Adzan Subuh terdengar berkumandang, Bunda Sari bangun lebih dulu untuk mandi, begitupun Ayah Sari dan Wina mereka mandi bergantian, sementara Sari belum bisa untuk mandi sendiri sehingga dibantu ibunya membersihkan tubuhnya, dengan dilap basah dan memapahnya kekamar mandi untuk wudhu, mereka melaksanakan Sholat Subuh berjamaah, untuk Sari sendiri duduk dikursi roda, karena belum kuat lama - lama berdiri, badannya masih terasa lemah, setelah melaksanakan Sholat berjamaah, mereka merapi

  • SENJA YANG KELABU   33. Permintaan Maaf

    Wina, berdiri dari duduknya dan membawakan kursi satu lagi disebelah Sari, untuk mempersilakan orangtua Sinta duduk, sementara Wina berdiri disisi satu lagi sebelah Sari.Ayah Sinta menjelaskan tujuannya kepada Sari, bahwa kedatangannya, untuk meminta maaf atas apa yang dilakukan Sinta kepadanya dan bersedia menanggung semua biaya pengobatan Sari sampai sembuh, dan memohon kepada Sari, untuk mencabut tuntutannya.Sari yang memang tidak merasa melaporkan kejadian tersebut kepada polisi, merasa bingung harus menjawab apa, hanya melirik kearah Wina, karena pasti Wina tahu semuanya, tapi Wina hanya diam seakan enggan mengatakan apapun, belum juga Sari menjawab ibu Sinta langsung memegang tangan Sari dengan menangis sesegukan, memohon - mohon kepada Sari, Sari semakin merasa tidak enak hati karena bagaimanapun mereka orangtua, dan Sari merasa dirinya tidak sopan, membuat orangtua harus bersikap seperti itu kepadanya."Nak, tolong cabut tuntutannya, ibu mohon dengan s

  • SENJA YANG KELABU   32. Merindukan Angkasa

    "Iya - iya, gak jadian...tapi bakal jadian kayaknya," tukas Sari."Udah, ah jangn bahas itu mulu, aku gak akan pacaran - pacaran, males, mending langsung dihalalin," ucap Wina seraya tertawa."Halalin mulu, lulus kuliah aja dulu."Pintu dibuka oleh ibu Sari, yang mulai melangkah masuk menghampiri Sari dan Wina, dengan membawa makanan dan baju ganti untuk Sari, seraya tersenyum melihat Sari sudah kembali membaik dan sedang tertawa bersama Wina, mendekat kearah Sari dan mencium kening Sari, lalu meletakkan makanan di atas meja, dan menyimpan baju ganti dilemari kecil, lalu kembali duduk disamping Sari, seraya mengusap - usap tangan Sari."Sari sayang, bagaimana kondisi kamu sekarang?" tanya Dina, bundanya Sari."Alhamdulillah sudah membaik, Bun, Bunda bawa makanan apa, Sari lapar, kangen makanan luar, makanan Rumah Sakit tidak membuat selera makan," tersenyum dengan manja."Iya Sayang, namanya juga sakit ya makanannya jangan macam - macam dulu

  • SENJA YANG KELABU   31. Penangkapan Sinta

    Hans yang merasa tidak pernah terlibat kriminal, seraya bertanya kepada pengawal tersebut. "Pak, apakah bapak menanyakan kepada polisi mengapa mencari saya?""Siap, tuan muda, beliau hanya berbicara ingin bertemu dengan tuan muda, ada hal lain serius yang ingin disampaikan." ucap Pengawal tersebut."Hal serius? mereka tidak menyebutkan hal seriusnya itu apa?""Tidak Tuan muda, dengan segala hormat lebih baik tuan muda temui polisi didepan, karena himbauan mereka kalau dalam sepuluh menit tuan muda tidak keluar maka mereka akan masuk dengan paksa."Papih Hans berdiri dan berbicara kepada Hans. "Ayo Hans kita temui mereka, jangan takut kalau kamu memang tidak bersalah.""Iya Pih."Mereka berdua keluar untuk menemui polisi yang menunggu di depan rumahnya, setelah saling berhadapan, polisi memberi salam dengan hormat."Selamat malam pak, maaf kalau kedatangan kami mengganggu waktu bapak, kami mendapatkan laporan dari bapak Andi nugraha or

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status