Sasa mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai. Setelah berpakaian, Sasa meninggalkan kamar hotel tersebut. Saat menyadari bahwa pria yang sudah tidur dengannya di dalam kamar mandi. Sasa menengok ke belakang, tepatnya kamar hotel tersebut. Sasa menghela nafas dan berjalan menuju lobby hotel.
Tepat pada saat itu, Laura dan Mira sampai di hotel tersebut. Sasa yang melihat kedua sahabatnya pun berlari dan memeluk keduanya. Laura memandang Sasa dengan hati-hati. Dia pun melihat beberapa tanda di leher Sasa. Namun Sasa menggeleng-gelengkan kepala untuk menghentikan Laura untuk bertanya. Laura diam dengan ekspresi sulit diartikan.Pria tersebut tidak menyadari bahwa Sasa sudah meninggalkan dirinya di kamar hotel sendirian. Pria itu hanya merenungkan apa yang dia lihat tadi. Saat memandang tetesan darah yang mengotori sprei. Dia menyadari bahwa Sasa adalah wanita baik-baik dan terhormat. Jika bukan karena obat perangsang, Sasa tidak akan melakukan hal seperti itu.Setelah 30 menit kemudian, pria tersebut keluar dari kamar mandi. Dia memandang ke arah ranjang. Namun tidak ada keberadaan Sasa disana. Dia pun memerintahkan beberapa anak buahnya untuk mencari keberadaan Sasa. Hasilnya tidak memuaskan hatinya.Saat memandang ke sekeliling kamar tersebut, matanya melihat sebuah tas ransel sederhana yang digunakan Sasa tadi. Dia pun melihat ke dalam ransel tersebut. Dirinya menemukan dompet dan handphone yang digunakan Sasa. Sebab penasaran, akhirnya dia mencari kartu pelajar Sasa.Pria tersebut tersenyum dingin dan menatap nama pemilik kartu indentitas tersebut yaitu Faleesha Wijaya. Nama yang sangat cantik menurutnya. Dia memandang wajah perempuan yang sudah memenuhi pikirannya. Dia pun memerintahkan asistennya untuk mencari keberadaan Faleesha.Sesampainya di tempat kosan mereka, Sasa pun menceritakan apa yang sudah dia alami kepada kedua sahabatnya. Laura dan Mira tidak sanggup berkata-kata dengan apa yang dialami sahabatnya. Sasa hanya tersenyum memandang Laura dan Mira. Dia mengaku bahwa ini kesalahannya karena tidak bisa menjaga diri. Dia tidak akan meminta pertanggungjawaban pria tersebut. Laura berpikir sejenak sambil memandang sahabatnya tersebut. Dari cerita Sasa, dia tidak mengetahui siapa lelaki tersebut. Namun bukan Laura, jika tidak mencari kebenarannya. Dia akan meminta pertanggungjawaban pria itu untuk Sasa. Dia tidak ikhlas apabila Sasa menanggung semua bebannya sendiri."Aku tahu, apa yang sedang kamu pikirkan Laura. Namun aku berharap bahwa kamu tidak menyelidiki kasus ini. Aku tidak mau kamu ikut campur urusanku. Cukup dukung aku dari belakang. Lagipula laki-laki itu tidak bersalah. Aku yang menggodanya walaupun terpengaruh obat perangsang yang tidak tahu dari mana asalnya. Namun aku akan mencari tahu semuanya nanti. Laura, aku tahu kamu merasa bersalah karena sudah gagal melindungi dan menjagaku. Tetapi ini sudah menjadi takdirku. Jangan kamu merasa bersalah. Begitu juga kamu Mira. Sudah berhenti menangis. Muka kamu jadi tidak cantik lagi karena air mata yang terbuang sia-sia. Ha....ha...ha...," kata Sasa sambil tertawa melihat ekspresi wajah Mira yang hidungnya sudah dipenuhi lendir. Mendengar hal tersebut, Laura dan Sasa hanya bisa menghela nafas. Susah berbicara dengan Sasa. Menurut mereka, Sasa terlalu baik hati sebagai manusia. Sasa bagaikan malaikat yang putih dan polos. Sasa memandang ke arah langit sore. Sasa ingin menangis. Namun air matanya tidak bisa menetes. Sakit tapi tidak berdarah. Sasa merindukan orangtuanya yang sudah lama meninggal. Andaikan orangtuanya masih hidup, Sasa akan menangis di pelukan orangtuanya. Itu hanya harapan kecil Sasa.Kring....kring...kring.... panggilan dari handphone Laura. Mira dan Sasa bisa melihat perubahan ekspresi Laura yang sedih. Laura menganggukkan dan mengiyakan panggilan tersebut. Laura memandang sekilas ke arah Sasa. Setelah panggilan selesai. Laura pun menjelaskan kepada Sasa tentang kakek Sasa yang tidak sadarkan diri di rumah sakit. Dari panggilan tadi, kakek pingsan di ruang kerja. Sasa yang mendengar kejadian tersebut memutuskan untuk kembali ke negara asalnya, New York.Di kamar hotel, pria tersebut masih duduk diam di kursi mewah di sudut ruangan. Kursi tersebut menghadap jendela. Dia bisa melihat matahari tenggelam dari luar jendela. Dia menunggu jawaban dari asistennya yang sudah berdiri di samping kursi."Informasi yang kami temukan adalah nona Faleesha Wijaya merupakan mahasiswa semester akhir berusia 20 tahun. Dia tinggal di kamar kosan tidak jauh dari kampusnya bersama kedua sahabatnya. Namun dari data tersebut, kedua sahabatnya nona Faleesha merupakan anak dari orang terpandang dan kaya raya," kata asisten tersebut kepada bosnya sambil memberikan selembar dokumen mengenai identitas Sasa dan kedua sahabatnya. Pria tersebut memikirkan sesuatu saat membaca indentitas sahabat baik dari Sasa. Menurutnya, ada sebuah rahasia besar di balik tertutupnya identitas Sasa. Namun dia tidak bisa melangkah lebih jauh lagi. Sebab ini bukan ranah dia untuk ikut campur di dalamnya.Setelah berpikir beberapa hal mengenai apa yang terjadi. Di tambah informasi bahwa ada seseorang gadis yang sengaja memberikan obat perangsang kepada dirinya. Namun ternyata Sasa yang meminum alkohol tersebut. Hal tersebut menyebabkan sesuatu di luar pengetahuannya. Gila tapi itu yang terjadi.Pria itu pun melangkah menjauh kamar hotel tersebut. Kamar hotel yang menjadi saksi bisu tersebut tertutup rapat dari sekarang dan selamanya. Dia secara khusus membeli kamar tersebut agar tidak pesan oleh semua orang. Dia ingin menjadikanya kamar pribadinya. Pria tersebut memandang wajah cantik Sasa yang terlihat natural. Menurutnya, wajah tersebut menenangkan hatinya yang beku menjadi hangat. Dia tidak tahu perasaan apa yang hadir. Namun dia mengakui bahwa dia tertarik dengan Sasa. Bahkan melabelkan Sasa sebagai wanitanya.Saat mengetahui alamat kosan Sasa, pria tersebut mendatanginya. Ternyata Sasa sudah pergi beberapa jam yang lalu bersama kedua sahabatnya. Dia memetik kecewa kedua kalinya. Dia pun memerintahkan asistennya untuk menemukan keberadaan Sasa.Di bandara Soekarno-Hatta, Sasa dan kedua sahabatnya sudah bersiap meninggalkan negara ini. Mereka akan pergi dengan menggunakan pesawat pribadi milik Laura. Beberapa kali Sasa menengok ke belakang. Laura dan Mira hanya bisa menghela nafas melihat tingkah laku Sasa. Mereka tahu, apa yang sedang dipikirkan sahabatnya itu.Sasa memiliki perasaam tidak rela untuk meninggalkan negara ini. Apalagi dia belum bisa mencaritahu informasi mengenai pria yang sudah bersamanya di hotel. Sasa berharap setelah masalah selesai, dia bisa menemukan pria tersebut. Jujur, Sasa merasa takut akan kehadiran janin dalam rahimnya. Namun dia tidak bertindak sekarang karena banyak orang yang akan memperhat
Suasana mencekam terjadi, saat tiba-tiba kakek Frans kejang. Dokter pun langsung datang untuk melakukan tindakan secepatnya. Pada saat itu, posisi Sasa telah kembali dari taman. Saat melihat itu, Sasa menjadi panik. Apalagi Laura dan Mira sedang tidak ada di tempat.Sasa terdiam duduk menunggu di luar ICU. Dia berharap tidak ada hal yang terjadi pada kakeknya. Saat dia menantikan kabar kakeknya. Sepasang paruh baya mendekatinya dengan langkah yang angkuh. Dia memandang sesaat dan berdoa dalam hati untuk keselamatan kakeknya.Sepasang paruh baya tersebut memperlihatkan Sasa dari ujung kepala hingga kaki. Mereka adalah paman dan bibi angkatnya. Pamannya adalah seorang anak yang diangkat oleh kakek karena keluarganya meninggal dunia. Ayah kandung pamannya tersebut adalah mafia. Beliau terlibat perselisihan dengan musuh bebuyutannya sehingga keluarganya dibantai. Tersisa hanya paman saja yang saat itu berusia 7 tahun.Kakek merawat paman seba
Sasa mengalami kenaikan berat badan. Nafsu makan yang meningkat menjadi faktor utamanya. Sasa memilih untuk tidak terlalu memikirkan apa yang terjadi pada tubuhnya. Beda halnya dengan Laura dan Mira. Keduanya berpikir bahwa Sasa sedang mengandung bayi. Namun mereka tidak bisa memikirkan terlalu jauh tentang hal tersebut karena belum pasti kebenarannya.Sasa menjalani hari dengan tenang dan nyaman. Dia selalu melakukan penyerangan kepada pamannya. Dia mengambil semua hal yang menjadi haknya. Dia tidak rela kalau semua harta yang susah payah dikumpulkan kakeknya hilang begitu saja. Dia menekan perusahaan pamannya setelah mengakuisisi saham yang dimiliki pamannya.Berbeda dengan Sasa yang melakukan serangan balik untuk balas dendam kepada pamannya. Pria tersebut mencari-cari keberadaan Sasa. Dia menyewa detektif untuk menyelidiki Sasa. Namun Sasa lebih pintar dua langkah dari pria tersebut sehingga detektif yang dia sewa tidak menemukan hasil apapun. Dia
Sasa melihat beberapa anak kecil sedang bermain di sebuah taman bunga yang indah. Bunga tersebut memiliki warna bermacam-macam seperti pelangi. Anak-anak tersenyum dan tertawa dengan bahagia. Mereka seperti tidak menyadari kehadiran Sasa saat ini. Sasa merasa kehangatan melihat pemandangan di depannya. Dia tidak menyangka mengalami hal tersebut.Sasa duduk di hamparan bunga-bunga yang tidak jauh dari anak-anak itu bermain. Ada yang berlari dan bersembunyi agar tidak ditemukan oleh yang menjaga benteng tersebut. Seorang anak perempuan menghitung dengan mata tertutup dari angka satu sampai sepuluh. Setelah angka terakhir selesai, anak gadis itu sibuk mencari keberadaan anak-anak yang lain. Dia menghampiri Sasa untuk meminta petunjuk."Mama," kata gadis itu memanggil Sasa yang tepat berada di depannya. Sasa yang melihat gadis itu merasa keheranan. Sasa tidak merasa mempunyai anak seumur ini. Bahkan dirinya pun belum memiliki anak. Jantung Sasa berdetak dengan
Acara 4 bulanan biasanya dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Acara tersebut dilakukan oleh ibu hamil. Saat itu, Tuhan meniupkan ruh ke dalam kandungan. Jadi, banyak ibu hamil untuk pertama kali akan melakukan acara tersebut. Sasa yang sudah 3 tahun tinggal di Indonesia, dia berniat untuk melaksanakan acara seperti itu disini. Sasa menyiapkan semua kebutuhan yang dibutuhkan.Menurut Sasa yang paling wajib ada dalam acara 4 bulanannya adalah rujak delima. Rujak delima adalah menu favorit untuk para bumil. Bahkan Sasa secara khusus meminta Laura untuk mengimpor buah delima dari Indonesia. Sasa tidak ragu untuk mengeluarkan banyak uang dalam rangka acara 4 bulanan. Walaupun tidak banyak orang yang akan mendoakan dirinya dan sang bayi. Namun dia tetap mensyukuri karena masih ada yang bersedia untuk datang.Acara 4 bulanan itu di dekorasi dengan mewah dan megah. Dengan warna putih yang dipadukan oleh bunga mawar putih memenuhi gedung tersebut. Sasa secara
Bagi seorang ibu hamil, ngidam adalah hal yang lumrah terjadi. Begitu pula yang dirasakan Sasa. Tiba-tiba ada kejadian beberapa hari yang lalu, saat Sasa sedang menatap burung di atas pohon yang tinggi. Di dalam tubuhnya terdapat perasaan menantang untuk berdiri di atas pohon tersebut. Sasa pun memerintahkan pelayan untuk mengambil tangga di gudang. Sasa menengok ke atas, dia melihat pohon yang menjulang tinggi. Pelayan yang sudah membawa tangga pun meletakkannya di sisi pohon tersebut. Sasa menanjak tangga itu dengan hati-hati. Laura dan Mira yang kebetulan sedang mencari Sasa merasa mau jantungan. Mereka berlari mendekati Sasa. Mereka memerintahkan Sasa untuk turun ke bawah. Sasa bisa naik tapi tidak bisa turun. Akhirnya kepanikan terjadi. Laura pun menelepon helikopter untuk menurunkan Sasa saat itu juga. Untungnya, Sasa dapat diselamatkan dengan aman. Ngidam yang di alami Sasa mempengaruhi makanan semua orang. Sasa ingin seluruh penghuni rumah itu makan say
Beberapa hari lagi, kandungan Sasa menjelang 7 bulan. Dia berencana untuk menggelar upacara tingkeban. Upacara tingkeban atau mitoni merupakan acara yang terkenal dalam masyarakat Jawa di Indonesia saat menjelang kandungan 7 Bulanan dan hanya untuk kelahiran anak pertama. Upacara tingkeban memiliki beberapa prosesi yang terdiri dari sungkeman, siraman, acara brojolan, mecah kelapa, angreman, dan dodolan rujak.Laura dan Mira mendengarkan rencana gila Sasa cukup menggelengkan kepala. Sasa suka dengan budaya Jawa tetapi mereka tidak mengira sampai ke tahap ini. Mereka akan selalu mendukung keinginan Sasa walaupun mereka yang harus bersusah payah. Sasa pun membagi tugas kepada dua sahabatnya itu. Laura akan bertanggung jawab dalam acara yang berlangsung dan Mira dalam urusan bahan-bahan yang dibutuhkan dan makanan. Keduanya cukup mengangguk seperti mengerti keinginan Sasa.Sasa tersenyum bahagia dan mengelus perut yang sudah mulai membesar. Dia yang gemb
Menjelang melahirkan kebanyakan pasangan suami istri merasa was-was atau takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Begitu pula yang dirasakan oleh Sasa. Dia sangat menjaga kandungannya agar tidak terjadi sesuatu yang diinginkan seperti terakhir kalinya. Sasa juga tidak mau selalu diingatkan oleh Laura dan Mira. Menurutnya, kedua sahabatnya itu terlalu protektif kepadanya. Kemanapun dia pergi, mereka pasti ikut.Sasa pergi ke mall yang khusus disediakan di pulau pribadinya. Dia bisa berbelanja sepuasnya sesuai apa yang ada di dalam mall tersebut. Sistem mall ini akan buka saat Sasa memberitahu asistennya bahwa dirinya ingin berbelanja. Secara otomatis, Laura akan menyiapkan semua kebutuhan termasuk penjaga toko di mall tersebut.Sasa berjalan-jalan melihat sekeliling mall yang sepi dan sunyi. Sasa pun memberitahu Laura bahwa dia tidak puas selama 2 jam di mall tersebut. Dia ingin berjalan-jalan di luar pulau. Namun Laura menging
Menjelang melahirkan kebanyakan pasangan suami istri merasa was-was atau takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Begitu pula yang dirasakan oleh Sasa. Dia sangat menjaga kandungannya agar tidak terjadi sesuatu yang diinginkan seperti terakhir kalinya. Sasa juga tidak mau selalu diingatkan oleh Laura dan Mira. Menurutnya, kedua sahabatnya itu terlalu protektif kepadanya. Kemanapun dia pergi, mereka pasti ikut.Sasa pergi ke mall yang khusus disediakan di pulau pribadinya. Dia bisa berbelanja sepuasnya sesuai apa yang ada di dalam mall tersebut. Sistem mall ini akan buka saat Sasa memberitahu asistennya bahwa dirinya ingin berbelanja. Secara otomatis, Laura akan menyiapkan semua kebutuhan termasuk penjaga toko di mall tersebut.Sasa berjalan-jalan melihat sekeliling mall yang sepi dan sunyi. Sasa pun memberitahu Laura bahwa dia tidak puas selama 2 jam di mall tersebut. Dia ingin berjalan-jalan di luar pulau. Namun Laura menging
Beberapa hari lagi, kandungan Sasa menjelang 7 bulan. Dia berencana untuk menggelar upacara tingkeban. Upacara tingkeban atau mitoni merupakan acara yang terkenal dalam masyarakat Jawa di Indonesia saat menjelang kandungan 7 Bulanan dan hanya untuk kelahiran anak pertama. Upacara tingkeban memiliki beberapa prosesi yang terdiri dari sungkeman, siraman, acara brojolan, mecah kelapa, angreman, dan dodolan rujak.Laura dan Mira mendengarkan rencana gila Sasa cukup menggelengkan kepala. Sasa suka dengan budaya Jawa tetapi mereka tidak mengira sampai ke tahap ini. Mereka akan selalu mendukung keinginan Sasa walaupun mereka yang harus bersusah payah. Sasa pun membagi tugas kepada dua sahabatnya itu. Laura akan bertanggung jawab dalam acara yang berlangsung dan Mira dalam urusan bahan-bahan yang dibutuhkan dan makanan. Keduanya cukup mengangguk seperti mengerti keinginan Sasa.Sasa tersenyum bahagia dan mengelus perut yang sudah mulai membesar. Dia yang gemb
Bagi seorang ibu hamil, ngidam adalah hal yang lumrah terjadi. Begitu pula yang dirasakan Sasa. Tiba-tiba ada kejadian beberapa hari yang lalu, saat Sasa sedang menatap burung di atas pohon yang tinggi. Di dalam tubuhnya terdapat perasaan menantang untuk berdiri di atas pohon tersebut. Sasa pun memerintahkan pelayan untuk mengambil tangga di gudang. Sasa menengok ke atas, dia melihat pohon yang menjulang tinggi. Pelayan yang sudah membawa tangga pun meletakkannya di sisi pohon tersebut. Sasa menanjak tangga itu dengan hati-hati. Laura dan Mira yang kebetulan sedang mencari Sasa merasa mau jantungan. Mereka berlari mendekati Sasa. Mereka memerintahkan Sasa untuk turun ke bawah. Sasa bisa naik tapi tidak bisa turun. Akhirnya kepanikan terjadi. Laura pun menelepon helikopter untuk menurunkan Sasa saat itu juga. Untungnya, Sasa dapat diselamatkan dengan aman. Ngidam yang di alami Sasa mempengaruhi makanan semua orang. Sasa ingin seluruh penghuni rumah itu makan say
Acara 4 bulanan biasanya dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Acara tersebut dilakukan oleh ibu hamil. Saat itu, Tuhan meniupkan ruh ke dalam kandungan. Jadi, banyak ibu hamil untuk pertama kali akan melakukan acara tersebut. Sasa yang sudah 3 tahun tinggal di Indonesia, dia berniat untuk melaksanakan acara seperti itu disini. Sasa menyiapkan semua kebutuhan yang dibutuhkan.Menurut Sasa yang paling wajib ada dalam acara 4 bulanannya adalah rujak delima. Rujak delima adalah menu favorit untuk para bumil. Bahkan Sasa secara khusus meminta Laura untuk mengimpor buah delima dari Indonesia. Sasa tidak ragu untuk mengeluarkan banyak uang dalam rangka acara 4 bulanan. Walaupun tidak banyak orang yang akan mendoakan dirinya dan sang bayi. Namun dia tetap mensyukuri karena masih ada yang bersedia untuk datang.Acara 4 bulanan itu di dekorasi dengan mewah dan megah. Dengan warna putih yang dipadukan oleh bunga mawar putih memenuhi gedung tersebut. Sasa secara
Sasa melihat beberapa anak kecil sedang bermain di sebuah taman bunga yang indah. Bunga tersebut memiliki warna bermacam-macam seperti pelangi. Anak-anak tersenyum dan tertawa dengan bahagia. Mereka seperti tidak menyadari kehadiran Sasa saat ini. Sasa merasa kehangatan melihat pemandangan di depannya. Dia tidak menyangka mengalami hal tersebut.Sasa duduk di hamparan bunga-bunga yang tidak jauh dari anak-anak itu bermain. Ada yang berlari dan bersembunyi agar tidak ditemukan oleh yang menjaga benteng tersebut. Seorang anak perempuan menghitung dengan mata tertutup dari angka satu sampai sepuluh. Setelah angka terakhir selesai, anak gadis itu sibuk mencari keberadaan anak-anak yang lain. Dia menghampiri Sasa untuk meminta petunjuk."Mama," kata gadis itu memanggil Sasa yang tepat berada di depannya. Sasa yang melihat gadis itu merasa keheranan. Sasa tidak merasa mempunyai anak seumur ini. Bahkan dirinya pun belum memiliki anak. Jantung Sasa berdetak dengan
Sasa mengalami kenaikan berat badan. Nafsu makan yang meningkat menjadi faktor utamanya. Sasa memilih untuk tidak terlalu memikirkan apa yang terjadi pada tubuhnya. Beda halnya dengan Laura dan Mira. Keduanya berpikir bahwa Sasa sedang mengandung bayi. Namun mereka tidak bisa memikirkan terlalu jauh tentang hal tersebut karena belum pasti kebenarannya.Sasa menjalani hari dengan tenang dan nyaman. Dia selalu melakukan penyerangan kepada pamannya. Dia mengambil semua hal yang menjadi haknya. Dia tidak rela kalau semua harta yang susah payah dikumpulkan kakeknya hilang begitu saja. Dia menekan perusahaan pamannya setelah mengakuisisi saham yang dimiliki pamannya.Berbeda dengan Sasa yang melakukan serangan balik untuk balas dendam kepada pamannya. Pria tersebut mencari-cari keberadaan Sasa. Dia menyewa detektif untuk menyelidiki Sasa. Namun Sasa lebih pintar dua langkah dari pria tersebut sehingga detektif yang dia sewa tidak menemukan hasil apapun. Dia
Suasana mencekam terjadi, saat tiba-tiba kakek Frans kejang. Dokter pun langsung datang untuk melakukan tindakan secepatnya. Pada saat itu, posisi Sasa telah kembali dari taman. Saat melihat itu, Sasa menjadi panik. Apalagi Laura dan Mira sedang tidak ada di tempat.Sasa terdiam duduk menunggu di luar ICU. Dia berharap tidak ada hal yang terjadi pada kakeknya. Saat dia menantikan kabar kakeknya. Sepasang paruh baya mendekatinya dengan langkah yang angkuh. Dia memandang sesaat dan berdoa dalam hati untuk keselamatan kakeknya.Sepasang paruh baya tersebut memperlihatkan Sasa dari ujung kepala hingga kaki. Mereka adalah paman dan bibi angkatnya. Pamannya adalah seorang anak yang diangkat oleh kakek karena keluarganya meninggal dunia. Ayah kandung pamannya tersebut adalah mafia. Beliau terlibat perselisihan dengan musuh bebuyutannya sehingga keluarganya dibantai. Tersisa hanya paman saja yang saat itu berusia 7 tahun.Kakek merawat paman seba
Saat mengetahui alamat kosan Sasa, pria tersebut mendatanginya. Ternyata Sasa sudah pergi beberapa jam yang lalu bersama kedua sahabatnya. Dia memetik kecewa kedua kalinya. Dia pun memerintahkan asistennya untuk menemukan keberadaan Sasa.Di bandara Soekarno-Hatta, Sasa dan kedua sahabatnya sudah bersiap meninggalkan negara ini. Mereka akan pergi dengan menggunakan pesawat pribadi milik Laura. Beberapa kali Sasa menengok ke belakang. Laura dan Mira hanya bisa menghela nafas melihat tingkah laku Sasa. Mereka tahu, apa yang sedang dipikirkan sahabatnya itu.Sasa memiliki perasaam tidak rela untuk meninggalkan negara ini. Apalagi dia belum bisa mencaritahu informasi mengenai pria yang sudah bersamanya di hotel. Sasa berharap setelah masalah selesai, dia bisa menemukan pria tersebut. Jujur, Sasa merasa takut akan kehadiran janin dalam rahimnya. Namun dia tidak bertindak sekarang karena banyak orang yang akan memperhat
Setelah dua jam menghilang, Laura memerintahkan pengawalnya untuk mencari keberadaan Sasa. Mira juga menelepon beberapa teman kenalannya untuk menanyakan kabar Sasa. Namun hasilnya, tidak ada satu pun temannya yang melihat Sasa. Mira merasa khawatir dan panik. Laura hanya bisa menenangkan Mira saat ini. Laura juga merasakan apa yang dirasakan Mira. Dia berharap tidak ada hal yang terjadi pada Sasa. Begitu juga, Mira. Dia sudah berjanji untuk menjaga Sasa dengan sepunuh raganya. Dia bahkan bisa memberikan nyawanya untuk menyelamatkan Sasa. Dia tidak rela, kalau terjadi apa-apa dengan Sasa. Beberapa menit kemudian, Laura mendapatkan informasi bahwa Sasa saat ini berada di Hotel F&W. Saat mengetahui kabar itu, Laura dan Mira pergi menjemput Sasa. Namun pengawal tersebut tidak memberitahu informasi lain bahwa Sasa sedang bersama laki-laki yang lain. Sasa memandang sekeliling setelah sadarkan diri dari pengaruh obat perangsang. Sasa meras