Faleesha Wijaya merupakan gadis cantik yang polos dan anggun. Faleesha yang biasa juga dipanggil Sasa merupakan mahasiswa semester akhir di salah satu Universitas ternama di Indonesia. Sasa menjalin hubungan dengan seorang pengusaha, Rendi Kurniawan selama 2 tahun. Dalam pandangan Sasa, Rendi merupakan sosok pria yang baik hati dan ramah. Awal kedekatan mereka terjadi secara tidak sengaja.
Seminggu yang lalu, Rendi menyiapkan kejutan untuk melamar Sasa. Suasana romantis dengan dekorasi kelopak mawar merah yang berhamburan di pasir putih pantai. Lantunan ombak menghantam batu karang menghasilkan melodi yang menenangkan hati. Lilin-lilin memberi cahaya dalam gelapnya malam yang mencekam. Mengingat itu membuat hati Sasa berbunga-bunga. Dia tak menyangka Rendi bisa seromantis itu terhadapnya."Hello Sasaku sayang," kata Miranda Lucas atau biasa dipanggil Mira. Dia memeluk dan mencium pipi Sasa dengan wajah genit dan centil. Biasanya, dia melakukan itu kepada keluarga atau seseorang yang dekat dengannya. Mira merupakan sahabat baik Sasa. Mira memiliki kepribadian yang ceria dan menyenangkan.Sasa tersenyum kepada Mira. Dia memandang ke arah gadis yang tepat di belakang Mira. Gadis itu bermuka datar dan dingin. Gadis itu bernama Laura Husen. Laura keturunan blasteran Indo-Amerika. Jika orang yang mengenal dirinya akan merasa sombong dan angkuh, tetapi hatinya baik hati dan suka menolong."Apa kalian tahu kabar Rus? Aku merasa dia mulai menjauh dari kita. Apa yang sedang dia lakukan sekarang ya?" tanya Sasa kepada kedua sahabatnya. Sasa memandang wajah dua sahabatnya untuk menunggu jawaban pertanyaannya. Laura menggeleng-gelengkan kepala seperti tidak tahu. Sasa pun melirik ke arah Mira yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Sasa pun menunggu Mira bercerita.Kemarin lusa, Mira yang sedang menyelusuri lorong kampus dengan tumpukan beberapa buku yang dibawanya. Dia tersenyum dan menyapa setiap orang yang dilewatinya. Tanpa sengaja, dia menabrak seseorang yang berlari di lorong menuju parkiran. Buku yang dia bawa berserakan di lantai. Namun orang yang menabraknya tetap lari tanpa membantu."Sungguh sial," batin Mira sambil mengambil buku-buku tersebut. Saat sibuk mengambil, dia mendengar suara seseorang yang dia kenal. Mira pun mencari ke sekelilingnya. Dia melihat mobil yang terlihat familiar menurutnya. Namun dirinya tidak ingat pernah melihat dimana. Di samping mobil tersebut, berdiri seseorang yang dia kenal.
"Bukannya itu Rus. Sedang apa dia disana? Sial, pasti dia yang tadi menabrakku. Aduh sakit sekali punggungku jadinya," batin Mira mengelus punggungnya. Mira memandang Rus yang masuk ke mobil tersebut. Saat mobil menghilang, Mira melanjutkan mengambil buku-bukunya. "Begitulah ceritanya Sa," jelas Mira menceritakan kejadian kemarin lusa."Paling jual diri," kata Laura dengan tajam dan dingin. Laura merasa tidak suka dengan Rus. Menurutnya, Rus hanya ingin memanfaatkan kepolosannya Sasa untuk keuntungan pribadinya. Jadi, Laura akan tidak akan berbaik hati seperti Mira yang mau berteman dengan Rus. Dia merasa Rus itu menjijikkan."Kau tidak boleh begitu, Laura. Bagaimanapun dia teman kita juga. Ya kan, Mir?" balas Sasa sambil meminta dukungan Mira agar Rus tidak dihina Laura. Sasa sudah tahu, kedua sahabatnya tidak menyukai Rus tetapi dia juga tidak bisa berbuat apapun. Mira hanya bisa mengangguk memandang Sasa saat ini."Hmmm," jawab Laura dengan enggan. Dia merasa malas untuk berdebat dengan kedua sahabatnya. "Nah, daripada kita sedih, bagaimana kalau kita ke mall? Sudah lama, kita tidak jalan-jalan daripada mumet mikirin revisi jurnal terus," ajak Sasa pada keduanya. Keduanya pun mengiyakan ajakan Sasa. Sesampainya mereka di mall. Mereka pun mencari barang-barang yang sudah mereka incar sebelumnya. Walaupun mereka dari keluarga kaya raya tetapi mereka juga tetap memperhitungkan apa saja yang mereka akan beli. Mereka tidak suka terlalu boros tetapi juga tidak pelit. Mereka pun menutupi indentitas mereka untuk tidak terlalu disorot publik. Pandangan mereka menunjukkan patung yang menurutnya unik. Bagaimana tidak, pernak-pernik ini berbentuk tengkorak dengan rantai yang mengelilinginya. Ini seperti tengkorak asli yang diawetkan. Setelah semua setuju untuk membelinya, Laura mengeluarkan black card dan memberikannya kepada pelayan disana. Mereka pun melanjutkan untuk pergi ke restoran yang tidak jauh dari tempat pernak-pernik. Mereka memilih meja yang paling pojok dengan jendela menghadap ke arah luar. Mereka memesan beberapa makanan untuk disajikan. Setelah makanan yang dipesan datang. Mereka makan dengan lahapnya. Setelah selesai makan, Sasa izin ke toilet. Mira mengangguk sambil mengunyah makanan. Laura hanya diam dan meminum jus yang dipesannya. Tak mendapat jawaban dari sahabatnya. Sasa langsung pergi ke toilet. Laura mengamati sekeliling restoran. Sampai matanya menuju dua orang yang sepertinya tidak asing baginya. "Mir, mir," kata Laura kepada Mira dengan pikiran entah kemana."Apa sih. Mir mir terus. Emang aku Mak Lampir apa?" balas Mira yang kesal dengan sahabatnya yang satu ini.
"Jangan berisik bodoh. Coba kau lihat disebelah sana," kata Laura menunjukkan kedua orang yang tidak asing menurutnya kepada Mira. Mira hanya mengikuti arah yang ditunjuk Laura. Setelah melihat itu, dia jadi berpikir siapa kedua orang itu. Punggungnya seperti tidak asing untuk Mira. Mira terkejut saat mengetahui Rendi dan Rus sedang bersama. Mira melirik ke arah Laura dan dibalas dengan anggukan. Mira seperti tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Sekarang dia ingat bahwa mobil yang ditumpangi Rus saat itu adalah mobilnya Rendi. Pantas saja dia familiar dengan mobil tersebut.Tanpa mereka sadari, sahabatnya Sasa sudah datang. Sasa mendadak bingung melihat tingkah sahabatnya. Sasa pun mengikuti arah yang dilihat oleh kedua sahabatnya. Sasa diam membeku seperti tidak percaya dengan apa yang dilihatnya."Sejak kapan mereka dekat seperti itu? Terlihat sangat mesra. Bahkan Rus bermanja-manja dalam pelukan Mas Rendi. Apa ada sesuatu di antara mereka? Aku juga tidak pernah seperti itu sama Mas Rendi," batin Sasa memandang keduanya. Sasa yang penasaran pun akhirnya mendekati keduanya secara perlahan-lahan. Ada perasaan takut yang dirasakan Sasa. Sasa hanya berharap apa yang dia lihat dan dengar, tidak sesuai dengan apa yang dipikirkannya.
Laura memanggil pelayan untuk menutup restoran dan mengusir semua pelanggan yang ada di dalam restoran. Dia juga mengganti semua kerugian restoran tersebut. Tak lama kemudian, semua pelanggan berhamburan keluar dari restoran. Suasana resto menjadi sunyi dan sepi. Namun kedua orang tersebut tidak menyadari hal tersebut karena masih asyik berbincang-bincang. Sasa yang melangkah mendekati mereka pun. Sasa merasa sesak nafas saat melihat Rendi mencium bibir Rus dengan rakus. Mereka seperti tidak menyadari tempat dan waktu. Desahan terdengar di telinga Sasa. Bahkan Laura dan Mira yang memandang kejadian itu menjadi jijik dengan sepasang kekasih itu.Waktu seakan berhenti menjadi saksi bisu mulainya penderita Sasa. Saat kekasih yang dia cintai dan teman dekatnya menjadi duri di dalam hatinya. Tangan Sasa meremas gaun yang dia kenakan seolah tidak percaya dengan penglihatan dan pendengarannya.Jika ditanya bagaimana perasaan Sasa, hatinya hancur berkeping-keping. Sasa bertanya-tanya dengan penasaran, mengapa kedua orang yang kenal dia kenal bisa melakukan itu dibelakangnya. Sasa pun melangkah mendekati keduanya dan secara tidak langsung mengetahui fakta yang menyakiti hatinya saat itu juga.Rus menanyakan kepastian pembatalan pernikahan yang dilakukan oleh Rendi. Penyebabnya karena Rus sedang mengandung anak dari Rendi. Kandungan Rus saat ini memasuki usia 2 bulan. Sehingga perselingkuhan terjadi sebelum Rendi melamar Rus. Sasa sangat terkejut mengetahui fakta tersebut.Ditambah dengan fakta bahwa Rendi ingin berhubungan intim dengannya. Sasa beruntung selama pacaran, dia tetap menjaga kesuciannya. Sasa memang diajarkan oleh orangtuanya untuk selalu menjaga kehormatannya untuk suaminya kelak. Selama menjalani hubungan dengan Rendi, Sasa cukup berpegangan tangan dan cium pipi."Se...jak...ka...pan....?" tanya Sasa dengan suara b
Setelah dua jam menghilang, Laura memerintahkan pengawalnya untuk mencari keberadaan Sasa. Mira juga menelepon beberapa teman kenalannya untuk menanyakan kabar Sasa. Namun hasilnya, tidak ada satu pun temannya yang melihat Sasa. Mira merasa khawatir dan panik. Laura hanya bisa menenangkan Mira saat ini. Laura juga merasakan apa yang dirasakan Mira. Dia berharap tidak ada hal yang terjadi pada Sasa. Begitu juga, Mira. Dia sudah berjanji untuk menjaga Sasa dengan sepunuh raganya. Dia bahkan bisa memberikan nyawanya untuk menyelamatkan Sasa. Dia tidak rela, kalau terjadi apa-apa dengan Sasa. Beberapa menit kemudian, Laura mendapatkan informasi bahwa Sasa saat ini berada di Hotel F&W. Saat mengetahui kabar itu, Laura dan Mira pergi menjemput Sasa. Namun pengawal tersebut tidak memberitahu informasi lain bahwa Sasa sedang bersama laki-laki yang lain. Sasa memandang sekeliling setelah sadarkan diri dari pengaruh obat perangsang. Sasa meras
Saat mengetahui alamat kosan Sasa, pria tersebut mendatanginya. Ternyata Sasa sudah pergi beberapa jam yang lalu bersama kedua sahabatnya. Dia memetik kecewa kedua kalinya. Dia pun memerintahkan asistennya untuk menemukan keberadaan Sasa.Di bandara Soekarno-Hatta, Sasa dan kedua sahabatnya sudah bersiap meninggalkan negara ini. Mereka akan pergi dengan menggunakan pesawat pribadi milik Laura. Beberapa kali Sasa menengok ke belakang. Laura dan Mira hanya bisa menghela nafas melihat tingkah laku Sasa. Mereka tahu, apa yang sedang dipikirkan sahabatnya itu.Sasa memiliki perasaam tidak rela untuk meninggalkan negara ini. Apalagi dia belum bisa mencaritahu informasi mengenai pria yang sudah bersamanya di hotel. Sasa berharap setelah masalah selesai, dia bisa menemukan pria tersebut. Jujur, Sasa merasa takut akan kehadiran janin dalam rahimnya. Namun dia tidak bertindak sekarang karena banyak orang yang akan memperhat
Suasana mencekam terjadi, saat tiba-tiba kakek Frans kejang. Dokter pun langsung datang untuk melakukan tindakan secepatnya. Pada saat itu, posisi Sasa telah kembali dari taman. Saat melihat itu, Sasa menjadi panik. Apalagi Laura dan Mira sedang tidak ada di tempat.Sasa terdiam duduk menunggu di luar ICU. Dia berharap tidak ada hal yang terjadi pada kakeknya. Saat dia menantikan kabar kakeknya. Sepasang paruh baya mendekatinya dengan langkah yang angkuh. Dia memandang sesaat dan berdoa dalam hati untuk keselamatan kakeknya.Sepasang paruh baya tersebut memperlihatkan Sasa dari ujung kepala hingga kaki. Mereka adalah paman dan bibi angkatnya. Pamannya adalah seorang anak yang diangkat oleh kakek karena keluarganya meninggal dunia. Ayah kandung pamannya tersebut adalah mafia. Beliau terlibat perselisihan dengan musuh bebuyutannya sehingga keluarganya dibantai. Tersisa hanya paman saja yang saat itu berusia 7 tahun.Kakek merawat paman seba
Sasa mengalami kenaikan berat badan. Nafsu makan yang meningkat menjadi faktor utamanya. Sasa memilih untuk tidak terlalu memikirkan apa yang terjadi pada tubuhnya. Beda halnya dengan Laura dan Mira. Keduanya berpikir bahwa Sasa sedang mengandung bayi. Namun mereka tidak bisa memikirkan terlalu jauh tentang hal tersebut karena belum pasti kebenarannya.Sasa menjalani hari dengan tenang dan nyaman. Dia selalu melakukan penyerangan kepada pamannya. Dia mengambil semua hal yang menjadi haknya. Dia tidak rela kalau semua harta yang susah payah dikumpulkan kakeknya hilang begitu saja. Dia menekan perusahaan pamannya setelah mengakuisisi saham yang dimiliki pamannya.Berbeda dengan Sasa yang melakukan serangan balik untuk balas dendam kepada pamannya. Pria tersebut mencari-cari keberadaan Sasa. Dia menyewa detektif untuk menyelidiki Sasa. Namun Sasa lebih pintar dua langkah dari pria tersebut sehingga detektif yang dia sewa tidak menemukan hasil apapun. Dia
Sasa melihat beberapa anak kecil sedang bermain di sebuah taman bunga yang indah. Bunga tersebut memiliki warna bermacam-macam seperti pelangi. Anak-anak tersenyum dan tertawa dengan bahagia. Mereka seperti tidak menyadari kehadiran Sasa saat ini. Sasa merasa kehangatan melihat pemandangan di depannya. Dia tidak menyangka mengalami hal tersebut.Sasa duduk di hamparan bunga-bunga yang tidak jauh dari anak-anak itu bermain. Ada yang berlari dan bersembunyi agar tidak ditemukan oleh yang menjaga benteng tersebut. Seorang anak perempuan menghitung dengan mata tertutup dari angka satu sampai sepuluh. Setelah angka terakhir selesai, anak gadis itu sibuk mencari keberadaan anak-anak yang lain. Dia menghampiri Sasa untuk meminta petunjuk."Mama," kata gadis itu memanggil Sasa yang tepat berada di depannya. Sasa yang melihat gadis itu merasa keheranan. Sasa tidak merasa mempunyai anak seumur ini. Bahkan dirinya pun belum memiliki anak. Jantung Sasa berdetak dengan
Acara 4 bulanan biasanya dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Acara tersebut dilakukan oleh ibu hamil. Saat itu, Tuhan meniupkan ruh ke dalam kandungan. Jadi, banyak ibu hamil untuk pertama kali akan melakukan acara tersebut. Sasa yang sudah 3 tahun tinggal di Indonesia, dia berniat untuk melaksanakan acara seperti itu disini. Sasa menyiapkan semua kebutuhan yang dibutuhkan.Menurut Sasa yang paling wajib ada dalam acara 4 bulanannya adalah rujak delima. Rujak delima adalah menu favorit untuk para bumil. Bahkan Sasa secara khusus meminta Laura untuk mengimpor buah delima dari Indonesia. Sasa tidak ragu untuk mengeluarkan banyak uang dalam rangka acara 4 bulanan. Walaupun tidak banyak orang yang akan mendoakan dirinya dan sang bayi. Namun dia tetap mensyukuri karena masih ada yang bersedia untuk datang.Acara 4 bulanan itu di dekorasi dengan mewah dan megah. Dengan warna putih yang dipadukan oleh bunga mawar putih memenuhi gedung tersebut. Sasa secara
Bagi seorang ibu hamil, ngidam adalah hal yang lumrah terjadi. Begitu pula yang dirasakan Sasa. Tiba-tiba ada kejadian beberapa hari yang lalu, saat Sasa sedang menatap burung di atas pohon yang tinggi. Di dalam tubuhnya terdapat perasaan menantang untuk berdiri di atas pohon tersebut. Sasa pun memerintahkan pelayan untuk mengambil tangga di gudang. Sasa menengok ke atas, dia melihat pohon yang menjulang tinggi. Pelayan yang sudah membawa tangga pun meletakkannya di sisi pohon tersebut. Sasa menanjak tangga itu dengan hati-hati. Laura dan Mira yang kebetulan sedang mencari Sasa merasa mau jantungan. Mereka berlari mendekati Sasa. Mereka memerintahkan Sasa untuk turun ke bawah. Sasa bisa naik tapi tidak bisa turun. Akhirnya kepanikan terjadi. Laura pun menelepon helikopter untuk menurunkan Sasa saat itu juga. Untungnya, Sasa dapat diselamatkan dengan aman. Ngidam yang di alami Sasa mempengaruhi makanan semua orang. Sasa ingin seluruh penghuni rumah itu makan say
Menjelang melahirkan kebanyakan pasangan suami istri merasa was-was atau takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Begitu pula yang dirasakan oleh Sasa. Dia sangat menjaga kandungannya agar tidak terjadi sesuatu yang diinginkan seperti terakhir kalinya. Sasa juga tidak mau selalu diingatkan oleh Laura dan Mira. Menurutnya, kedua sahabatnya itu terlalu protektif kepadanya. Kemanapun dia pergi, mereka pasti ikut.Sasa pergi ke mall yang khusus disediakan di pulau pribadinya. Dia bisa berbelanja sepuasnya sesuai apa yang ada di dalam mall tersebut. Sistem mall ini akan buka saat Sasa memberitahu asistennya bahwa dirinya ingin berbelanja. Secara otomatis, Laura akan menyiapkan semua kebutuhan termasuk penjaga toko di mall tersebut.Sasa berjalan-jalan melihat sekeliling mall yang sepi dan sunyi. Sasa pun memberitahu Laura bahwa dia tidak puas selama 2 jam di mall tersebut. Dia ingin berjalan-jalan di luar pulau. Namun Laura menging
Beberapa hari lagi, kandungan Sasa menjelang 7 bulan. Dia berencana untuk menggelar upacara tingkeban. Upacara tingkeban atau mitoni merupakan acara yang terkenal dalam masyarakat Jawa di Indonesia saat menjelang kandungan 7 Bulanan dan hanya untuk kelahiran anak pertama. Upacara tingkeban memiliki beberapa prosesi yang terdiri dari sungkeman, siraman, acara brojolan, mecah kelapa, angreman, dan dodolan rujak.Laura dan Mira mendengarkan rencana gila Sasa cukup menggelengkan kepala. Sasa suka dengan budaya Jawa tetapi mereka tidak mengira sampai ke tahap ini. Mereka akan selalu mendukung keinginan Sasa walaupun mereka yang harus bersusah payah. Sasa pun membagi tugas kepada dua sahabatnya itu. Laura akan bertanggung jawab dalam acara yang berlangsung dan Mira dalam urusan bahan-bahan yang dibutuhkan dan makanan. Keduanya cukup mengangguk seperti mengerti keinginan Sasa.Sasa tersenyum bahagia dan mengelus perut yang sudah mulai membesar. Dia yang gemb
Bagi seorang ibu hamil, ngidam adalah hal yang lumrah terjadi. Begitu pula yang dirasakan Sasa. Tiba-tiba ada kejadian beberapa hari yang lalu, saat Sasa sedang menatap burung di atas pohon yang tinggi. Di dalam tubuhnya terdapat perasaan menantang untuk berdiri di atas pohon tersebut. Sasa pun memerintahkan pelayan untuk mengambil tangga di gudang. Sasa menengok ke atas, dia melihat pohon yang menjulang tinggi. Pelayan yang sudah membawa tangga pun meletakkannya di sisi pohon tersebut. Sasa menanjak tangga itu dengan hati-hati. Laura dan Mira yang kebetulan sedang mencari Sasa merasa mau jantungan. Mereka berlari mendekati Sasa. Mereka memerintahkan Sasa untuk turun ke bawah. Sasa bisa naik tapi tidak bisa turun. Akhirnya kepanikan terjadi. Laura pun menelepon helikopter untuk menurunkan Sasa saat itu juga. Untungnya, Sasa dapat diselamatkan dengan aman. Ngidam yang di alami Sasa mempengaruhi makanan semua orang. Sasa ingin seluruh penghuni rumah itu makan say
Acara 4 bulanan biasanya dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Acara tersebut dilakukan oleh ibu hamil. Saat itu, Tuhan meniupkan ruh ke dalam kandungan. Jadi, banyak ibu hamil untuk pertama kali akan melakukan acara tersebut. Sasa yang sudah 3 tahun tinggal di Indonesia, dia berniat untuk melaksanakan acara seperti itu disini. Sasa menyiapkan semua kebutuhan yang dibutuhkan.Menurut Sasa yang paling wajib ada dalam acara 4 bulanannya adalah rujak delima. Rujak delima adalah menu favorit untuk para bumil. Bahkan Sasa secara khusus meminta Laura untuk mengimpor buah delima dari Indonesia. Sasa tidak ragu untuk mengeluarkan banyak uang dalam rangka acara 4 bulanan. Walaupun tidak banyak orang yang akan mendoakan dirinya dan sang bayi. Namun dia tetap mensyukuri karena masih ada yang bersedia untuk datang.Acara 4 bulanan itu di dekorasi dengan mewah dan megah. Dengan warna putih yang dipadukan oleh bunga mawar putih memenuhi gedung tersebut. Sasa secara
Sasa melihat beberapa anak kecil sedang bermain di sebuah taman bunga yang indah. Bunga tersebut memiliki warna bermacam-macam seperti pelangi. Anak-anak tersenyum dan tertawa dengan bahagia. Mereka seperti tidak menyadari kehadiran Sasa saat ini. Sasa merasa kehangatan melihat pemandangan di depannya. Dia tidak menyangka mengalami hal tersebut.Sasa duduk di hamparan bunga-bunga yang tidak jauh dari anak-anak itu bermain. Ada yang berlari dan bersembunyi agar tidak ditemukan oleh yang menjaga benteng tersebut. Seorang anak perempuan menghitung dengan mata tertutup dari angka satu sampai sepuluh. Setelah angka terakhir selesai, anak gadis itu sibuk mencari keberadaan anak-anak yang lain. Dia menghampiri Sasa untuk meminta petunjuk."Mama," kata gadis itu memanggil Sasa yang tepat berada di depannya. Sasa yang melihat gadis itu merasa keheranan. Sasa tidak merasa mempunyai anak seumur ini. Bahkan dirinya pun belum memiliki anak. Jantung Sasa berdetak dengan
Sasa mengalami kenaikan berat badan. Nafsu makan yang meningkat menjadi faktor utamanya. Sasa memilih untuk tidak terlalu memikirkan apa yang terjadi pada tubuhnya. Beda halnya dengan Laura dan Mira. Keduanya berpikir bahwa Sasa sedang mengandung bayi. Namun mereka tidak bisa memikirkan terlalu jauh tentang hal tersebut karena belum pasti kebenarannya.Sasa menjalani hari dengan tenang dan nyaman. Dia selalu melakukan penyerangan kepada pamannya. Dia mengambil semua hal yang menjadi haknya. Dia tidak rela kalau semua harta yang susah payah dikumpulkan kakeknya hilang begitu saja. Dia menekan perusahaan pamannya setelah mengakuisisi saham yang dimiliki pamannya.Berbeda dengan Sasa yang melakukan serangan balik untuk balas dendam kepada pamannya. Pria tersebut mencari-cari keberadaan Sasa. Dia menyewa detektif untuk menyelidiki Sasa. Namun Sasa lebih pintar dua langkah dari pria tersebut sehingga detektif yang dia sewa tidak menemukan hasil apapun. Dia
Suasana mencekam terjadi, saat tiba-tiba kakek Frans kejang. Dokter pun langsung datang untuk melakukan tindakan secepatnya. Pada saat itu, posisi Sasa telah kembali dari taman. Saat melihat itu, Sasa menjadi panik. Apalagi Laura dan Mira sedang tidak ada di tempat.Sasa terdiam duduk menunggu di luar ICU. Dia berharap tidak ada hal yang terjadi pada kakeknya. Saat dia menantikan kabar kakeknya. Sepasang paruh baya mendekatinya dengan langkah yang angkuh. Dia memandang sesaat dan berdoa dalam hati untuk keselamatan kakeknya.Sepasang paruh baya tersebut memperlihatkan Sasa dari ujung kepala hingga kaki. Mereka adalah paman dan bibi angkatnya. Pamannya adalah seorang anak yang diangkat oleh kakek karena keluarganya meninggal dunia. Ayah kandung pamannya tersebut adalah mafia. Beliau terlibat perselisihan dengan musuh bebuyutannya sehingga keluarganya dibantai. Tersisa hanya paman saja yang saat itu berusia 7 tahun.Kakek merawat paman seba
Saat mengetahui alamat kosan Sasa, pria tersebut mendatanginya. Ternyata Sasa sudah pergi beberapa jam yang lalu bersama kedua sahabatnya. Dia memetik kecewa kedua kalinya. Dia pun memerintahkan asistennya untuk menemukan keberadaan Sasa.Di bandara Soekarno-Hatta, Sasa dan kedua sahabatnya sudah bersiap meninggalkan negara ini. Mereka akan pergi dengan menggunakan pesawat pribadi milik Laura. Beberapa kali Sasa menengok ke belakang. Laura dan Mira hanya bisa menghela nafas melihat tingkah laku Sasa. Mereka tahu, apa yang sedang dipikirkan sahabatnya itu.Sasa memiliki perasaam tidak rela untuk meninggalkan negara ini. Apalagi dia belum bisa mencaritahu informasi mengenai pria yang sudah bersamanya di hotel. Sasa berharap setelah masalah selesai, dia bisa menemukan pria tersebut. Jujur, Sasa merasa takut akan kehadiran janin dalam rahimnya. Namun dia tidak bertindak sekarang karena banyak orang yang akan memperhat
Setelah dua jam menghilang, Laura memerintahkan pengawalnya untuk mencari keberadaan Sasa. Mira juga menelepon beberapa teman kenalannya untuk menanyakan kabar Sasa. Namun hasilnya, tidak ada satu pun temannya yang melihat Sasa. Mira merasa khawatir dan panik. Laura hanya bisa menenangkan Mira saat ini. Laura juga merasakan apa yang dirasakan Mira. Dia berharap tidak ada hal yang terjadi pada Sasa. Begitu juga, Mira. Dia sudah berjanji untuk menjaga Sasa dengan sepunuh raganya. Dia bahkan bisa memberikan nyawanya untuk menyelamatkan Sasa. Dia tidak rela, kalau terjadi apa-apa dengan Sasa. Beberapa menit kemudian, Laura mendapatkan informasi bahwa Sasa saat ini berada di Hotel F&W. Saat mengetahui kabar itu, Laura dan Mira pergi menjemput Sasa. Namun pengawal tersebut tidak memberitahu informasi lain bahwa Sasa sedang bersama laki-laki yang lain. Sasa memandang sekeliling setelah sadarkan diri dari pengaruh obat perangsang. Sasa meras