Share

SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI
SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI
Author: 3traTigatra

Bab 1 Dirut Baru

Author: 3traTigatra
last update Last Updated: 2021-07-12 09:42:48

Pagi yang cerah untuk memulai aktifitas. Amara Daft mengeluarkan mobilnya dari garasi dan bergegas menuju kantor. Sementara ia memasuki lalulintas pagi ini, ia merasa bersemangat melalui prospek yang akan ia kerjakan hari ini.

Dalam perjalanan ia bayangkan strategi jangka pendek yang telah ia rumuskan untuk mengubah TNcorp menjadi lebih baik.  Kemungkinan besar ia akan memberhentikan orang-orang yang dianggap bertanggung jawab atas situasi perusahaan saat itu.

Amara tau ia juga membutuhkan solusi jangka panjang untuk memastikan pertumbuhan perusahaan di masa depan. Sementara ia mendekati gedung TNcorp yang mengesankan itu untuk memulai hari pertama nya sebagai Dirut Baru. Ada suatu ide yang berkecamuk di benak nya.

Kalau tidak mengetahui apa yang salah,  bagaimana mungkin bisa memperbaikinya. Amara Daft telah mempelajari laporan keuangan TNcorp dan ia curiga ada beberapa faktor penyebab nya.

Ketika tiba dikantornya Amara mulai dengan rencana awalnya untuk mencari penyebab masalah yang terjadi diperusahaan TNcorp. Ia menyapa sekretaris nya, Eva 

"Selamat Pagi, Eva Tolong sampaikan pada direktur keuangan untuk bertemu dengan ku." 

"Selamat pagi, Non. Baik akan saya sampaikan." Sahut Eva

Beberapa menit kemudian sosok pria beruban masuk ke ruangan nya. Amara menyapa Reyn dan kedua nya duduk

"Menurut anda kenapa TNcorp ini bermasalah?" Tanya Amara memulai obrolan mereka.

"Menurut saya ini adalah akibat dari kinerja pendahulu anda. Ia terlalu cepat berekspansi dan terlalu luas berdiversifikasi, ia memaksa kita untuk menggali pasar modal sedangkan reputasi kredit perusahaan sedang memburuk. Pembiayaan yang tinggi dan tidak ada nya keahlian membuat kita tidak bisa bersaing memenuhi ke butuhkan pelanggan." Kata Reyn

Penilaian Reyn hampir sama dengan  pandangan Amara. Tetapi Amara tidak senang mendegar Reyn menyalahkan orang lain dalam memberi keterangan. Maka ia pun mengucapkan "Terimakasih." Dan mengantarkannya ke luar.

Amara pun menyampaikan pada sekretaris nya untuk memanggil wakil presiden 

10 menit kemudian Tom, pria paruh baya telah menunggu di ruang tunggu depan ruangan Amara dengan gugup dan ketika masuk ke dalam ruang Amara,  ia hanya terdiam menunggu Amara memulai percakapannya

"Tolong jelaskan apa masalah sebenarnya di TNcorp?" Tanya Amara 

Tom merasa terancam dan menjadi tegang dibuat nya.

"Saya saya mewarisi banyak masalah ketika saya mengambil alih jabatan tugas  wakil presiden. Namun, kondisi saat ini jauh lebih baik dari awal saya menerima jabatan ini." Tom pun menceritakan kisah nya secara detail.

Amara mendengarkan penjelasan Tom dengan serius. Tapi yang ia tidak mengerti mengapa departemen tidak bekerjasama untuk menyelesaikan masalah TNcorp. Ia pun mengucap "Terimakasih." Lalu mengantar Tom keluar dan kembali berkata pada Eva

"Tolong panggilkan wakil presiden".

Pitter tidaklah persis seperti ia perkirakan. Terbalik dari dua rekan yang sebelum nya telah bertemu Amara, Pitter lebih berani meledek-ledek dengan antusiasme.

"Mengapa TNcorp ini bermasalah?" Ucap Amara memulai pertanyaan yang sama pada Pitter

" Non, menurut saya masalah utama kita adalah kualitas produk yang buruk dan terlambat nya pengiriman. Banyak pelanggan kita yang mengharapkan pengiriman tepat waktu tapi kita berulang kali mengecewakan mereka. Karena dua masalah itu kita telah kehilangan pelanggan kita. Kami lah yang sering kena maki ketika pelanggan marah dan banyak produk cacat yang dikembalikan para pelanggan."

Komentar Pitter menyadarkan Amara akan masalah yang tengah di hadapi TNcorp. Ia ingin bertanya lebih banyak pada Pitter dan ia memutuskan untuk menunda pertanyaan nya.

"Terimakasih pak, atas masukan yang telah pak Pitter sampaikan." Ucap Amara dan mempersilahkan Pitter  pergi.

Amara termenung, ia sadar bahwa ia membutuhkan detail lebih rinci dan informasi yang lebih bisa ia andalkan. Ia pun memanggil Eva ke ruangan nya

"Selama satu minggu, saya ingin melihat semua laporan yang masuk ke mejamu." Ucap Amara saat Eva menghampiri dan berdiri di depannya.

"Baik Non, dan ini adalah daftar orang yang ingin berjumpa dengan non." Ucap Eva Menyerah laporan pertemuan pada Amara

"Terima kasih, kecuali mendesak, saya memilih menjumpai mereka minggu depan, saya tidak mau di pusing kan dengan rapat selama seminggu ini." Setelah terdiam sejenak, Amara memandang Eva dan berkata, " saya mau anda membantu saya mengenali lebih jauh tentan perusahaan ini."

Eva tersenyum. "Akan saya usahakan sebaik nya. Bagaimanakah non ingin memulainya?" Tanya Eva

"Pertama tolong atur pak Ken untuk bertemu saya."

Eva mengangguk dan keluar sebentar dan kemudian kembali membawa tumpukan berkas lalu meletakan di meja Amara

"Silahkan membaca!" Kata Eva dengan senyum simpatik 

Satu jam kemudian Ken tiba

"Saya harap anda lah yang bisa membantu saya." Ucap Amara saat Ken telah duduk berhadapan dengan nya

"Apa yang non butuhkan?" Tanya Ken

"Saya butuh informasi tentang produk, pelayanan, pelanggan dan pemasaran kita."

"Ijinkan saya tulis dulu kategori informasi yang non butuhkan, dan nanti dengan senang hati akan saya siapkan laporan nya untuk non." Kata Ken

"Pertama saya butuh laporan keuangan semua unit masing-masing pabrik. Kedua, saya butuh informasi spesifik operasi kita dan kualitas produk menurut persepsi pelanggan. Ketiga, saya ingin tau penjualan dan bagaimana produk kita dibanding pesaing. Keempat saya ingin mengetahui harga unit dan biaya produk secara detail."

Ken menulis semua permintaan Amara, semakin panjang daftar nya wajah nya semakin serius lalu bertanya

"Apa non ingin mengetahui semua informasi ini dari masing-masing pabrik?"

"Tentu." Ucap Amara santai

"Saya coba yah non." Kata Ken ragu

"Kapan?" Amara kembali bertanya

"Saya akan mempelajari nya dulu. Mungkin beberapa minggu. Tidak tau juga saya tidak bisa memastikan."

"Tetapi saya ingin informasi nya besok!" Tegas Amara

"Mustahil non, menyusun laporan seperti ini dalam waktu singkat. Non kan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang belum pernah diajukan orang sebelum nya. Jadi saya belum siap memberi jawaban instan."

"Jadi selama ini Anda belum pernah memberikan informasi seperti ini? Apa tidak ada laporan yang bisa saya lihat?"

"Ada, saya berencana mengambil informasinya  dari berbagai laporan, lalu  dirangkum dan itu akan memakan waktu yang lama sekali."

"Ya sudah Tolong beri saya laporan apa ada nya dulu." Ucap Amara

"Ok! Kalau begitu besok sudah bisa saya serahkan." Ucap Ken menjabat tangan Amara lalu keluar.

Amara menyusun jadwal di kalender nya lalu keluar ke tempat Eva.

"Tolong panggilakan Luck, manajer SDM."

10 menit kemudian Luck tiba dan Amara mempersilahkan wanita itu.

"Kita sama-sama tahu bahwa sumber daya manusia  yang menjadikan perusahaan ini sukses atau tidak, saya ingin mengenal orang-orang yang terlibat dan termotivasikan untuk bekerja menjadi team dan saya butuh bantuan anda." Ucap Amara memulai obrolan

"Apa yang bisa saya bantu?" Ucap Luck tersenyum

"Saya butuh informasi tentang orang-orang kita. Mencakup jumlah dan data diri karyawan,  upah, prestasi dan bagaimana perusahaan memberi imbalan atas prestasi tersebut?"

Luck binggung dan bertanya. " Mengapa non mau memberi imbalan kepada orang-orang walaupun perusahaan sedang permasalah?"

"Saya tau perusahaan merugi. Tetapi bukan berarti tidak ada yang berprestasi bukan? Saya mau mengenal semua bukan hanya sekedar mereka-mereka yang beruntung diekspos. Saya ingin mengetahui siapa yang benar-benar layak diakui."

"Non menginginkan seluruh informasi itu dari saya?" Luck bertanya

"Siapa lagi kalau bukan anda? Anda tentunya lebih tau orang-orang kita dibanding yang lain."

Luck binggung. Amara memperhatikan wajah Luck dan sadar ia menuntut terlalu banyak.

"Tolong kumpul kan saja informasi sebisa Anda, nanti kita lihat bagaimana jadi nya."

"Ok!" Luck setuju tetapi ragu. "Kapan?"

"Besok." Kata Amara

"Saya coba ya non, apa yang bisa saya hasilkan besok sore."

"Boleh." Ucap Amara mengantar Luck ke luar ruangan nya.

***

Ketika Amara kembali dari makan siang,  ia melihat tumpukan kertas diatas meja tulis nya.

"Apa ini? Tanya nya pada Eva

"Itu semua laporan pertama yang masuk siang ini. Dan sesuai pemintaan non saya letakan semua nya di meja non." Jawab Eva

"Terima kasih. Kau boleh pergi."

Amara duduk dan mulai membuka dan membaca semua surat-surat tersebut. Hampir setengah tumpukan ia baca, ia menemukan sebuah surat yang aneh, bunyi surat itu. "Yang terhormat nona Amara Daft : saya bisa membantu nona, memecahkan masalah informasi yang nona butuhkan." Amara mulai tertawa geli dan melempar surat itu ke tempat sampah dan kembali membaca laporan yang lain nya

Sepuluh menit kemudian, Amara kembali mencari surat yang di buang nya tadi

"Bagaimana orang ini mengetahui aku punya masalah informasi?" Amara bertanya dalam hati. Ia kembali membaca salam hormat "pemberi informasi." Amara kembali membuang surat itu sambil menghela napas panjang. "Seandai nya saja di tanda tangani oleh manusia super." Ia pun tersenyum sinis

Amara menghabiskan sisa hari nya hanya dengan membaca laporan.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.2 hari kedua Dirut

    Hari yang menjanjikan dan menyenangkan bagi Amara. Saat ia tiba di kantor dengan antusias ingin membaca semua laporan yang akan di serahkan oleh Ken dan LuckKen datang lebih awal dan telah menunggu nya dengan 20 map laporan"Kalau non menginginkan laporan lebih detail dari tiap pabrik, ada ratusan laporan seperti ini diruangan saya, saya akan meminta orang untuk membantu saya memindahkan nya ke sini dan akan saya bawakan laporan operasi nya sebentar lagi." Ucap Ken meletakan tumpukan map di atas meja rapat di ruang kerja Amara lalu ia keluar dan kembali lagi membawa satu troli tumpukan laporan dan meletakan dengan hati-hati di meja rapat Amara.Amara shock, ia terdiam melihat banyak nya laporan yang di bawa Ken karena tidak mungkin ia membaca seluruhnya dengan cepat"Tidak mungkin aku mencari fakta-fakta yang ku butuhkan diantara tumpukan data ini," kata nya dalam hati. Amara menyadari rencana nya tidak lah efektif, ia akan menghabiskan waktu berbu

    Last Updated : 2021-07-12
  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.3 Awal bertemu

    Kamis pagi tepat pukul 10, seorang Pria tampan berpakaian rapih datang memperkenalkan diri nya pada Eva. Sosok pria berkarisma, sosok yang menjadi impian para gadis, kesempurnaan yang hanya dimiliki orang terpilih, Ia terlihat mempesona."Selamat pagi, saya Pemberi Informasi. Apa nona Amara ada?""Selamat pagi, Pemberi Informasi, nona Amara sudah menanti kedatangan Anda, silahkan ke ruangan nya." Jawab Eva sambil tersenyum manis mempersilahkan Pemberi Informasi menuju ruang Amara, ada kekaguman dalam benak EvaSang Pemberi Informasi balas tersenyum." Saya senang bertemu Anda dan bisa datang ke sini." Katanya. Ia tampak bermartabat, tenang dan percaya diri membuat wajah tampan nya semakin mempesona. Sang Pemberi Informasi pun mengetok pintu ruang Amara lalu masuk.Amara sedang duduk di meja nya, ia sibuk membaca surat-surat yang masuk hari ini yang menambah tumpukan laporan hari kemarin. Ia pun berdiri dan menyambut sang Pemberi Informa

    Last Updated : 2021-07-12
  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.4 sesuatu yang tidak biasa

    Setelah tiba di rumah Amara menyandarkan tubuh nya di sofa untuk beberapa saat untuk melepas lelah nya dan kemudian ia bergegas menyiapkan makan malam nya, bagi sebagian orang mungkin kehidupan yang ia jalani benar-benar tidak menarik kehidupan yang monoton dengan rutinitas yang sama tiap hari nya. Setelah pulang kerja atau pada saat hari libur, Ia akan lebih senang menyendiri dirumah di banding harus berkumpul dengan orang lain untuk menghabiskan waktu.Setelah makan malam dan saat ia hendak memejamkan mata ia teringat kartu nama sang Pemberi Informasi, ia pun bergegas bangun meraih tas nya mencari kartu nama itu. "Gaung Sam!" Ucap nya, ia terdiam beberapa saat memegang erat kartu nama itu, ada rasa penasaran yang menganjal tentang sang Pemberi Informasi, ia pun mengirim pesan singkat pada nomor yang tertera pada kartu nama itu"Bagaimana kau tau aku sedang menghadapi masalah dan bagaimana kau tau siapa nama ku?"Sang Pemberi Informasi

    Last Updated : 2021-07-12
  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.5 kesalahan

    Tiba di rumah Amara membenamkan tubuh nya di sofa."Bodoh!" Gumamnya pelan pada dirinya sendiri sebelum akhirnya, ia bergegas membersih kan diri. Tak lama setelah itu Hpnya berdering ada nama Misterius disana dan stelah beberapa kali panggilan dengan enggan ia menjawab panggilan itu "Ya." Jawabnya singkat "Apa kau sudah tiba dengan selamat?" Tanya sang Pemberi Informasi dari seberang sana "Iya." Jawab Amara dingin "Maaf! Aku melibatkan mu, untuk urusan pribadiku. Jika kau ada waktu dan berkenan, aku ingin bertemu dan menjelaskan." Ucap Pemberi Informasi "Baiklah! Kapan dan dimana?" Tanya Amara memastikan "Aku sekarang di depan rumahmu, jika kau tak keberatan kita bicara sekarang!" Jawab sang Pemberi Informasi "Bagaimana kau tau alamatku?" Tanya Amara terkejut "Akanku jelaskan setelah kita bertemu." Ucap sang Pemberi Informasi "Baiklah, aku akan keluar setelah menganti pakaianku

    Last Updated : 2021-07-15
  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab. 6 kenangan

    Tiba di rumah Amara membenamkan tubuh nya di sofa."Bodoh!" Gumam nya pelan pada dirinya sendiri sebelum akhir nya, ia bergegas membersih kan diri.Tak lama setelah itu Hp nya berdering ada nama Misterius disana dan stelah beberapa kali panggilan dengan enggan ia menjawab panggilan itu"Ya." Jawab nya singkat"Apa kau sudah tiba dengan selamat?" Tanya sang Pemberi Informasi dari seberang sana"Iya." Jawab Amara dingin"Maaf! Aku melibatkan mu, untuk urusan pribadi ku. Jika kau ada waktu dan berkenan, aku ingin bertemu dan menjelaskan." Ucap Pemberi Informasi"Baik lah! Kapan dan dimana?" Tanya Amara memastikan"Aku sekarang di depan rumah mu, jika kau tak keberatan kita bicara sekarang!" Jawab sang Pemberi Informasi"Bagaimana kau tau alamat ku?" Tanya Amara terkejut"Akan ku jelaskan setelah kita bertemu." Ucap sang Pemberi Informasi"Baik lah, aku akan keluar setelah menganti pakaian

    Last Updated : 2021-07-15
  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.7 mencoba mengenang masa lalu

    pagi yang segar, mentari yang tampak kekuningan baru terbangun dari balik malam sinarnya terasa hangat di badan dan angin pagi berhembus dengan sejuknya, awal hari yang sempurna bersama secangkir kopi panas dan seseorang sahabat yang sangat berarti bagiku, Cuing. kami duduk di beranda rumah bersama mengawali pagi dengan curahan hati tentang aku dan tentang cinta yang kejam, aku bertanya padanya cara melupakan orang yang di sayangi yang telah menghianati cinta, dan tentu aku selalu terpukul saat dipermainkan seseorang "Jangan berusaha melupakannya, kadang kita suka lupa dan seenaknya saja ingin melupakannya, padahal kita telah lama bersama dan menjalin cinta, lalu dengan sekejap mata memori itu ingin di hapus? sepertinya tidak semudah yang di bayangkan. Jangan berusaha untuk melupakannya, itu prinsipnya" jawabnya meyakinkanku aku tampak murung mendengar nasihatnya, tapi itu harus aku lakukan demi mengembalikan kembali semangat hidupku yang kembali hilang k

    Last Updated : 2021-07-15
  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.8 Melepas semua beban

    Pagi yang cerah di penghujung minggu, alam seakan-akan mendukung Amara untuk melakukan rutinitas yang sama diakhir pekan, Amara beranjak keluar dari rumah. Menikmati indahnya kota dan seraya menghirup segarnya udara kota di pagi hari. Beberapa langkah ia berlari meninggalkan rumah nya, tiba-tiba Amara terkejut, ia melihat sosok pria yang telah berlari sejajar dengan nya dan terus mengiringi langkah nya. Pria itu tak lain adalah Gaung Sam sang Pemberi Informasi. Mereka berlari kecil mengelilingi kompleks perumahan tempat tinggal Amara, tak ada kata yang terucap, hampir 30 menit Amara berlari kecil berkeliling lingkungan tempat tinggalnya di ikuti Gaung Sam. Beberapa saat setelah itu mereka pun tiba kembali di depan rumah Amara.Amara membuka pagar rumah ingin bergegas masuk. Namun saat ia hendak menutup kembali pintu gerbang, Gaung Sam sang Pemberi Informasi menahan pintu itu dan sedikit mendorong nya hingga terbuka."Aku ingin bicara dengan mu." Ucap

    Last Updated : 2021-07-16
  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.9 Janji yang di tepati

    Amara tiba di kantor dengan penuh semangat, ia menyibukan diri dengan membaca laporan yang sudah tertumpuk di ruangan nya, ia tidak terlalu berharap sang Pemberi Informasi akan datang membantu nya menyelesaikan masalah TNcorp yang ia hadapi mengingat masalah pribadi di antara mereka. sesekali Amara menghela napas dalam dan memijit tengah kening nya.Tak seperti dugaan nya sang Pemberi Informasi tiba tepap waktu sesuai apa yang telah ia janji kan pada Amara. Amara menyambut nya" Saya berpikir Anda tidak akan datang dan saya tidak sabaran mendengar lebih banyak lagi bagaimana ketiga laporan satu halaman itu bisa membantu memecahkan masalah di TNcorp ini." Amara memulai obrolan tanpa berpikir masalah lain diluar masalah kerja"Ketiganya akan memecahkan masalah informasi Anda dengan memberi para manejer informasi kunciyang mereka butuhkan." Kata sang Pemberi Informasi"Tetapi bagaimana sistem penyaringnya mengetahui informasi apa saja yang dibutuhkan para ma

    Last Updated : 2021-07-16

Latest chapter

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab. 21 anak ku Prioritas ku

    Amara yang teburu-buru membuat para karyawan merasa heran, Amara Daft dikenal sebagai sosok pemimpin yang bijaksana juga disiplin, entah apa yang membuatnya tiba-tiba meninggalkan kantor tanpa memperdulikan meeting yang masih berlanjut dengan para manejer.Gaung Sam yang juga melihat tingkah aneh Amara Daft dengan wajah sedikit memuat bergegas mengejarnya, firasatnya mengatakan apa yang terjadi berhubungan dengan putri mereka. Saat keluar dari pintu kantor Amara Daft sudah berlalu dengan mobilnya, Gaung Sam segera menghubungi salah satu kenalannya yang bekerja di bandara untuk mengecek daftar penumpang untuk hari ini.Setelah itu Gaung Sam kembali keruang meeting untuk menyelesaikan pembahasan dengan para manejer***Pukul empat sore Amara tiba di kota A, kota dimana putri semata wayangnya melanjutkan studi, ia bergegas menuju klinik asrama Putrinya setelah menghubungi guru pembimbing akademi.Hampir sejam perjalanan Amara tiba di Klinik asrama d

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab. 20 kekawatiran yang membebani

    Saat meeting Sang Pemberi Informasi sering kali mencuri pandang pada Amara Daft. Amara Daft sama sekali tifak memperdulikan kehadiran Sang Pemberi Informasi, ia hanya fokus pada pembahasan meeting saat itu dan berharap masalah TNcorp bisa cepat terselesaikan agar ia dapat segera mengakhiri kerjasama bersama Sang Pemberi Informasi.Waktu menunjukan pukul dua belas siang hari meeting bersama para manejer dan Sang Pemberi Informasi diakhiri dengan perjamuan makan siang bersama, Eva mempersilahkan semua untuk menyantap makan siang yang telah tersedia sebelum mereka melanjutkan kegiatan mereka pada saat itu. Amara Daft memilih kembali ke ruang kerjanya dan menyantap makan siangnya disana, ia ingin menghindari Sang Pemberi Informasi, namun tanpa ia sadari Sang Pemberi Informasi mengikuti langkahnya keruangan kerjanya dan membuat Amara Daft tudak bisa lagi menghindarinya."Apa kau harus seperti ini? Jika kau pikir kau dapat menghindari ku, maka ku pastikan pada mu, aku akan menca

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.19 menghindarpun tak bisa

    Kisah pahit yang selalu ingin dilupakan Amara Daft, cerita dibalik perjalanan hidupnya yang membuat Amara berjuang keras menjalani hari-hari dengan menyibukan diri dengan larut dalam dunia kerjanya hingga ia melupakan semua kenangan pahit untuk kesalahan yang telah ia perbuat di masa lalu..Tok ... tok ...tok ...Suara ketukan dari balik pintu ruang kerja Amara membuatnya tersentak kaget dan tersadar akan lamunan pahit yang masa lalunya."Iya, silahkan masuk.""Maaf Non, rapat sepuluh menit lagi akan di mulai," ucap Eva saat tiba di hadapan meja Amara"Apa semua sudah berkumpul?" tanya Amara tersenyum pada Eva"Manejer pemasaran dan manejer keuangan belum hadir di ruang meeting, saya telah menghubungi mereka agar bisa segera hadir sebelum jadwal yang ditentukan untuk meeting hari ini," jawab Eva membalas pertanyaan Amara Daft"Baikla! Jika semua telah berkumpul tolong beritahukan pada ku agar aku juga bisa segera keruang meeting, sekarang kau boleh

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.18 Tuhan Berkehendak lain

    Malam hari nya Amara mulai menelpon Gaung."Orang tua dan Kakak ku, telah mengetahui kehamilan ku dan mereka menginginkan aborsi. Aku akan menghubungi mu lagi setelah aborsi telah selesai dilakukan." Ucap Amara saat mengetahui panggilannya terhubung. Amara pun mengakhiri panggilan nya tanpa mendengar jawaban dari Gaung***Dua hari kemudian setelah waktu aborsi di jadwalkan Kakak sepupu. Kakak mengantar Amara kerumah Kakak sepupu untuk bersama-sama ke rumah bidan senior yang akan melakukan tindakan aborsi, pukul sepuluh mereka tiba di rumah bidan Jean. Saat bidan Jean melihat kedatangan kami, Amara di ajak masuk ke dalam ruang pemeriksaan dan diminta untuk berbaring diatas ranjang pemeriksaan. Semua telah di persiapkan, sepuluh menit kemudian bidan Jean, memasukan alat dan obat untuk melakukan tindakan aborsi, hampir setengah jam Amara berbaring diatas ranjang menahan rasa sakit." Sudah selesai, kita tunggu paling lambat dua kali dua puluh empa

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab 17 Terungkapnya Rahasia

    Hari berlalu serasa cepat, usia kandungan Amara hampir lima bulan. Suara bising mulai sayup-sayup terdengar di telinganya tentang kehamilannya. Amara seakan-akan menjadi sorotan semua mata dan menjadi bahan gunjingan, saat ia berada di lingkungan sekolah, entah dari mana dan siapa yang menyebar tentang kehamilannya.Amara mulai merasa tidak nyaman, ia pun mulai aktif membolos dan menghindari semua teman-teman sekolah dan juga tiga sahabat yang sejak kelas satu selalu bersama nya. Timbul kecurigaan pada Cuing karena hanya Cuinglah yang mengetahui cerita tentang kehamilannya.Rasa kecewa membuat Amara memilih tidak ke sekolah, hampir sebulan sudah Amara memilih mengurung diri di rumah. Amara beralasan sedang masa tenang sekolah, kadang pula Amara berpura-pura berangkat dan kembali lagi ke kamarnya mengurung diri.***"Ra, nanti siang tolong ke bank, transfer uang bulanan kakak-kakakmu." Perintah mama pada Amara melihatnya keluar dari kamar"Jam berapa, M

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.16 Kenyataan Pahit

    Setelah tak lagi berkomunikasi Amara mulai kembali menghubungi Gaung. Saat ia mengetahui dirinya tak datang bulan, hanya dalam kurun waktu satu bulan, dalam dua kali berhubungan intim. Amara hamil, ia menyadari itu setelah selesai ujian semester."Malam ini kita harus bicara." Pesan singkat yang dikirim Amara pada Gaung"Apa masih ada yang perlu kita bicarakan!" Jawab singkat Gaung acuh tak acuh saat membalas pesan Amara "Ya, aku harap kau harus datang dan ini sangat penting." "Oke!"Pukul delapan malam Gaung sudah menunggu Amara di depan gang seperti janji mereka."Aku ada masalah." Ucap Amara saat telah berhadapan dengan Gaung."Masalah apa?" Tanya Gaung dengan raut wajah binggung tapi tetap cuek"Aku belum datang bulan.""Apa kau yakin dan apa hubungannya dengan ku?" Ucap Gaung seakan-akan tidak percaya untuk apa yang ia dengar dari bibir Amara"Sangat yakin, terakhir datang bulan dua minggu sebelum kit

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.15 Merelakan

    Ini memang sakit. Sungguh sakit, aku dan sahabatku mencintai orang yang sama. Setiap kali sahabatku membicarakan tentang dirinya, ada rasa yang berkecamuk hebat dalam dada ini. Kadang hati kecilku berbisik lirih, aku juga mencintainya sobat. Sakit memang memendam rasa cemburu ini. Walaupun sakit, aku tetap jadi pendengar setianya. Rose selalu bercerita tentang Gaung. Pemuda bermata coklat dengan senyumnya yang bgitu manis."Ah, rasanya aku ingin memilikimu Gaung." Bisikku lirih dalam hati.Tapi, cinta ini terhalang oleh sahabat. Rose juga menyimpan rasa yang sama terhadap Gaung. Setiap ada waktu luang Rose selalu curhat tentang Gaung kepadaku juga Cuing. Awalnya memang perasaanku biasa saja. Aku nampak mendukung Rose pada masa itu. Namun kini, smuanya berubah menjadi rasa cemburu yang diam membisu.

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.14 Rindu

    Sore itu, di tepi pantai pada hamparan pasir. Yang Amara lakukan hanya duduk menatap lepas lautan tanpa batas, sejauh mata memandang. Ini adalah hal favorit yang selalu ku lakukan untuk mencari kedamaian. Rasanya ketika ku saksikan debur ombak yang beradu dengan karang, seperti meredam setiap gemuruh dalam dada. Sejenak menghempas masalah yang menjadi beban. Menikmati senja adalah alasan yang ku ciptakan. Meski sebenarnya, jika hanya menikmati langit jingga bisa ku lakukan dimana saja selama awan mendung tak menggelapkan. Namun seperti yang dikatakan banyak orang, menyaksikan matahari tenggelam kembali ke peraduannya di tepi pantai adalah hal indah yang sempurna. Aku menatap langit di ujung barat seperti penikmat senja lainnya. Untuk sepersekian detik, tanpa sengaja terputar satu memori dalam ingatan yang sudah mati-matian aku berusaha lupakan. Kupejamkan mata untuk menyadarkan diri, namun malah lebih terlarut didalamnya, menyelam jauh mengenang masa itu. Rasanya tak

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.13 cerita kita

    Akhirnya aku sampai pada titik yang biasanya aku sendiri takuti. 'Titik jenuh'Mengingat perkataanmu kala itu, hatiku sakit teriris batu kerikik tajam. "Kadang yang berjuang malah tidak dapet apa-apa, justru yang tidak berjuang malah dapet banyak. Ya, sudah kalo gitu aku tidak usah berjuang aja biar dapet banyak." Ujar Gaung kesal "Kalo udah tau ga dapet apa-apa, ngapain masih ngejar-ngejar." dengan nada ketusku. seketika Gaung terdiam mendengar kata ketus yang keluar dari mulutku. Kamu tahu rasanya? Seperti ada yang menancapkan belati di nadiku. Aku terdiam. Nafasku berubah sesak. Dan mati. Lagi-lagi. Airmataku rasanya ingin luruh dengan derasnya. Tapi lagi-lagi aku hanya bisa menyembunyikan tangis dibalik tawa. Lagi-lagi aku selalu sok tegar dihadapan semua orang, semua teman-temanmu. Aku berusaha menyadarkan diriku sendiri bahwa kamu mungkin bukan milikku. Dan takkan pernah jadi milikku lagi.Kini aku telah berada

DMCA.com Protection Status