Beranda / Romansa / SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI / Bab.19 menghindarpun tak bisa

Share

Bab.19 menghindarpun tak bisa

Penulis: 3traTigatra
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-03 00:33:11

Kisah pahit yang selalu ingin dilupakan Amara Daft, cerita dibalik perjalanan hidupnya yang membuat Amara berjuang keras menjalani hari-hari dengan menyibukan diri dengan larut dalam dunia kerjanya hingga ia melupakan semua kenangan pahit untuk kesalahan yang telah ia perbuat di masa lalu..

Tok ... tok ...tok ...

Suara ketukan dari balik pintu ruang kerja Amara membuatnya tersentak kaget dan tersadar akan lamunan pahit yang masa lalunya.

"Iya, silahkan masuk."

"Maaf Non, rapat sepuluh menit lagi akan di mulai," ucap Eva saat tiba di hadapan meja Amara

"Apa semua sudah berkumpul?" tanya Amara tersenyum pada Eva

"Manejer pemasaran dan manejer keuangan belum hadir di ruang meeting, saya telah menghubungi mereka agar bisa segera hadir sebelum jadwal yang ditentukan untuk meeting hari ini," jawab Eva membalas pertanyaan Amara Daft

"Baikla! Jika semua telah berkumpul tolong beritahukan pada ku agar aku juga bisa segera keruang meeting, sekarang kau boleh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab. 20 kekawatiran yang membebani

    Saat meeting Sang Pemberi Informasi sering kali mencuri pandang pada Amara Daft. Amara Daft sama sekali tifak memperdulikan kehadiran Sang Pemberi Informasi, ia hanya fokus pada pembahasan meeting saat itu dan berharap masalah TNcorp bisa cepat terselesaikan agar ia dapat segera mengakhiri kerjasama bersama Sang Pemberi Informasi.Waktu menunjukan pukul dua belas siang hari meeting bersama para manejer dan Sang Pemberi Informasi diakhiri dengan perjamuan makan siang bersama, Eva mempersilahkan semua untuk menyantap makan siang yang telah tersedia sebelum mereka melanjutkan kegiatan mereka pada saat itu. Amara Daft memilih kembali ke ruang kerjanya dan menyantap makan siangnya disana, ia ingin menghindari Sang Pemberi Informasi, namun tanpa ia sadari Sang Pemberi Informasi mengikuti langkahnya keruangan kerjanya dan membuat Amara Daft tudak bisa lagi menghindarinya."Apa kau harus seperti ini? Jika kau pikir kau dapat menghindari ku, maka ku pastikan pada mu, aku akan menca

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-03
  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab. 21 anak ku Prioritas ku

    Amara yang teburu-buru membuat para karyawan merasa heran, Amara Daft dikenal sebagai sosok pemimpin yang bijaksana juga disiplin, entah apa yang membuatnya tiba-tiba meninggalkan kantor tanpa memperdulikan meeting yang masih berlanjut dengan para manejer.Gaung Sam yang juga melihat tingkah aneh Amara Daft dengan wajah sedikit memuat bergegas mengejarnya, firasatnya mengatakan apa yang terjadi berhubungan dengan putri mereka. Saat keluar dari pintu kantor Amara Daft sudah berlalu dengan mobilnya, Gaung Sam segera menghubungi salah satu kenalannya yang bekerja di bandara untuk mengecek daftar penumpang untuk hari ini.Setelah itu Gaung Sam kembali keruang meeting untuk menyelesaikan pembahasan dengan para manejer***Pukul empat sore Amara tiba di kota A, kota dimana putri semata wayangnya melanjutkan studi, ia bergegas menuju klinik asrama Putrinya setelah menghubungi guru pembimbing akademi.Hampir sejam perjalanan Amara tiba di Klinik asrama d

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab 1 Dirut Baru

    Pagi yang cerah untuk memulai aktifitas. Amara Daft mengeluarkan mobilnya dari garasi dan bergegas menuju kantor. Sementara ia memasuki lalulintas pagi ini, ia merasa bersemangat melalui prospek yang akan ia kerjakan hari ini. Dalam perjalanan ia bayangkan strategi jangka pendek yang telah ia rumuskan untuk mengubah TNcorp menjadi lebih baik. Kemungkinan besar ia akan memberhentikan orang-orang yang dianggap bertanggung jawab atas situasi perusahaan saat itu. Amara tau ia juga membutuhkan solusi jangka panjang untuk memastikan pertumbuhan perusahaan di masa depan. Sementara ia mendekati gedung TNcorp yang mengesankan itu untuk memulai hari pertama nya sebagai Dirut Baru. Ada suatu ide yang berkecamuk di benak nya. Kalau tidak mengetahui apa yang salah, bagaimana mungkin bisa memperbaikinya. Amara Daft telah mempelajari laporan keuangan TNcorp dan ia curiga ada beberapa faktor penyebab nya. Ketika tiba dikantornya Amara mulai dengan rencana

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-12
  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.2 hari kedua Dirut

    Hari yang menjanjikan dan menyenangkan bagi Amara. Saat ia tiba di kantor dengan antusias ingin membaca semua laporan yang akan di serahkan oleh Ken dan LuckKen datang lebih awal dan telah menunggu nya dengan 20 map laporan"Kalau non menginginkan laporan lebih detail dari tiap pabrik, ada ratusan laporan seperti ini diruangan saya, saya akan meminta orang untuk membantu saya memindahkan nya ke sini dan akan saya bawakan laporan operasi nya sebentar lagi." Ucap Ken meletakan tumpukan map di atas meja rapat di ruang kerja Amara lalu ia keluar dan kembali lagi membawa satu troli tumpukan laporan dan meletakan dengan hati-hati di meja rapat Amara.Amara shock, ia terdiam melihat banyak nya laporan yang di bawa Ken karena tidak mungkin ia membaca seluruhnya dengan cepat"Tidak mungkin aku mencari fakta-fakta yang ku butuhkan diantara tumpukan data ini," kata nya dalam hati. Amara menyadari rencana nya tidak lah efektif, ia akan menghabiskan waktu berbu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-12
  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.3 Awal bertemu

    Kamis pagi tepat pukul 10, seorang Pria tampan berpakaian rapih datang memperkenalkan diri nya pada Eva. Sosok pria berkarisma, sosok yang menjadi impian para gadis, kesempurnaan yang hanya dimiliki orang terpilih, Ia terlihat mempesona."Selamat pagi, saya Pemberi Informasi. Apa nona Amara ada?""Selamat pagi, Pemberi Informasi, nona Amara sudah menanti kedatangan Anda, silahkan ke ruangan nya." Jawab Eva sambil tersenyum manis mempersilahkan Pemberi Informasi menuju ruang Amara, ada kekaguman dalam benak EvaSang Pemberi Informasi balas tersenyum." Saya senang bertemu Anda dan bisa datang ke sini." Katanya. Ia tampak bermartabat, tenang dan percaya diri membuat wajah tampan nya semakin mempesona. Sang Pemberi Informasi pun mengetok pintu ruang Amara lalu masuk.Amara sedang duduk di meja nya, ia sibuk membaca surat-surat yang masuk hari ini yang menambah tumpukan laporan hari kemarin. Ia pun berdiri dan menyambut sang Pemberi Informa

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-12
  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.4 sesuatu yang tidak biasa

    Setelah tiba di rumah Amara menyandarkan tubuh nya di sofa untuk beberapa saat untuk melepas lelah nya dan kemudian ia bergegas menyiapkan makan malam nya, bagi sebagian orang mungkin kehidupan yang ia jalani benar-benar tidak menarik kehidupan yang monoton dengan rutinitas yang sama tiap hari nya. Setelah pulang kerja atau pada saat hari libur, Ia akan lebih senang menyendiri dirumah di banding harus berkumpul dengan orang lain untuk menghabiskan waktu.Setelah makan malam dan saat ia hendak memejamkan mata ia teringat kartu nama sang Pemberi Informasi, ia pun bergegas bangun meraih tas nya mencari kartu nama itu. "Gaung Sam!" Ucap nya, ia terdiam beberapa saat memegang erat kartu nama itu, ada rasa penasaran yang menganjal tentang sang Pemberi Informasi, ia pun mengirim pesan singkat pada nomor yang tertera pada kartu nama itu"Bagaimana kau tau aku sedang menghadapi masalah dan bagaimana kau tau siapa nama ku?"Sang Pemberi Informasi

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-12
  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.5 kesalahan

    Tiba di rumah Amara membenamkan tubuh nya di sofa."Bodoh!" Gumamnya pelan pada dirinya sendiri sebelum akhirnya, ia bergegas membersih kan diri. Tak lama setelah itu Hpnya berdering ada nama Misterius disana dan stelah beberapa kali panggilan dengan enggan ia menjawab panggilan itu "Ya." Jawabnya singkat "Apa kau sudah tiba dengan selamat?" Tanya sang Pemberi Informasi dari seberang sana "Iya." Jawab Amara dingin "Maaf! Aku melibatkan mu, untuk urusan pribadiku. Jika kau ada waktu dan berkenan, aku ingin bertemu dan menjelaskan." Ucap Pemberi Informasi "Baiklah! Kapan dan dimana?" Tanya Amara memastikan "Aku sekarang di depan rumahmu, jika kau tak keberatan kita bicara sekarang!" Jawab sang Pemberi Informasi "Bagaimana kau tau alamatku?" Tanya Amara terkejut "Akanku jelaskan setelah kita bertemu." Ucap sang Pemberi Informasi "Baiklah, aku akan keluar setelah menganti pakaianku

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab. 6 kenangan

    Tiba di rumah Amara membenamkan tubuh nya di sofa."Bodoh!" Gumam nya pelan pada dirinya sendiri sebelum akhir nya, ia bergegas membersih kan diri.Tak lama setelah itu Hp nya berdering ada nama Misterius disana dan stelah beberapa kali panggilan dengan enggan ia menjawab panggilan itu"Ya." Jawab nya singkat"Apa kau sudah tiba dengan selamat?" Tanya sang Pemberi Informasi dari seberang sana"Iya." Jawab Amara dingin"Maaf! Aku melibatkan mu, untuk urusan pribadi ku. Jika kau ada waktu dan berkenan, aku ingin bertemu dan menjelaskan." Ucap Pemberi Informasi"Baik lah! Kapan dan dimana?" Tanya Amara memastikan"Aku sekarang di depan rumah mu, jika kau tak keberatan kita bicara sekarang!" Jawab sang Pemberi Informasi"Bagaimana kau tau alamat ku?" Tanya Amara terkejut"Akan ku jelaskan setelah kita bertemu." Ucap sang Pemberi Informasi"Baik lah, aku akan keluar setelah menganti pakaian

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15

Bab terbaru

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab. 21 anak ku Prioritas ku

    Amara yang teburu-buru membuat para karyawan merasa heran, Amara Daft dikenal sebagai sosok pemimpin yang bijaksana juga disiplin, entah apa yang membuatnya tiba-tiba meninggalkan kantor tanpa memperdulikan meeting yang masih berlanjut dengan para manejer.Gaung Sam yang juga melihat tingkah aneh Amara Daft dengan wajah sedikit memuat bergegas mengejarnya, firasatnya mengatakan apa yang terjadi berhubungan dengan putri mereka. Saat keluar dari pintu kantor Amara Daft sudah berlalu dengan mobilnya, Gaung Sam segera menghubungi salah satu kenalannya yang bekerja di bandara untuk mengecek daftar penumpang untuk hari ini.Setelah itu Gaung Sam kembali keruang meeting untuk menyelesaikan pembahasan dengan para manejer***Pukul empat sore Amara tiba di kota A, kota dimana putri semata wayangnya melanjutkan studi, ia bergegas menuju klinik asrama Putrinya setelah menghubungi guru pembimbing akademi.Hampir sejam perjalanan Amara tiba di Klinik asrama d

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab. 20 kekawatiran yang membebani

    Saat meeting Sang Pemberi Informasi sering kali mencuri pandang pada Amara Daft. Amara Daft sama sekali tifak memperdulikan kehadiran Sang Pemberi Informasi, ia hanya fokus pada pembahasan meeting saat itu dan berharap masalah TNcorp bisa cepat terselesaikan agar ia dapat segera mengakhiri kerjasama bersama Sang Pemberi Informasi.Waktu menunjukan pukul dua belas siang hari meeting bersama para manejer dan Sang Pemberi Informasi diakhiri dengan perjamuan makan siang bersama, Eva mempersilahkan semua untuk menyantap makan siang yang telah tersedia sebelum mereka melanjutkan kegiatan mereka pada saat itu. Amara Daft memilih kembali ke ruang kerjanya dan menyantap makan siangnya disana, ia ingin menghindari Sang Pemberi Informasi, namun tanpa ia sadari Sang Pemberi Informasi mengikuti langkahnya keruangan kerjanya dan membuat Amara Daft tudak bisa lagi menghindarinya."Apa kau harus seperti ini? Jika kau pikir kau dapat menghindari ku, maka ku pastikan pada mu, aku akan menca

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.19 menghindarpun tak bisa

    Kisah pahit yang selalu ingin dilupakan Amara Daft, cerita dibalik perjalanan hidupnya yang membuat Amara berjuang keras menjalani hari-hari dengan menyibukan diri dengan larut dalam dunia kerjanya hingga ia melupakan semua kenangan pahit untuk kesalahan yang telah ia perbuat di masa lalu..Tok ... tok ...tok ...Suara ketukan dari balik pintu ruang kerja Amara membuatnya tersentak kaget dan tersadar akan lamunan pahit yang masa lalunya."Iya, silahkan masuk.""Maaf Non, rapat sepuluh menit lagi akan di mulai," ucap Eva saat tiba di hadapan meja Amara"Apa semua sudah berkumpul?" tanya Amara tersenyum pada Eva"Manejer pemasaran dan manejer keuangan belum hadir di ruang meeting, saya telah menghubungi mereka agar bisa segera hadir sebelum jadwal yang ditentukan untuk meeting hari ini," jawab Eva membalas pertanyaan Amara Daft"Baikla! Jika semua telah berkumpul tolong beritahukan pada ku agar aku juga bisa segera keruang meeting, sekarang kau boleh

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.18 Tuhan Berkehendak lain

    Malam hari nya Amara mulai menelpon Gaung."Orang tua dan Kakak ku, telah mengetahui kehamilan ku dan mereka menginginkan aborsi. Aku akan menghubungi mu lagi setelah aborsi telah selesai dilakukan." Ucap Amara saat mengetahui panggilannya terhubung. Amara pun mengakhiri panggilan nya tanpa mendengar jawaban dari Gaung***Dua hari kemudian setelah waktu aborsi di jadwalkan Kakak sepupu. Kakak mengantar Amara kerumah Kakak sepupu untuk bersama-sama ke rumah bidan senior yang akan melakukan tindakan aborsi, pukul sepuluh mereka tiba di rumah bidan Jean. Saat bidan Jean melihat kedatangan kami, Amara di ajak masuk ke dalam ruang pemeriksaan dan diminta untuk berbaring diatas ranjang pemeriksaan. Semua telah di persiapkan, sepuluh menit kemudian bidan Jean, memasukan alat dan obat untuk melakukan tindakan aborsi, hampir setengah jam Amara berbaring diatas ranjang menahan rasa sakit." Sudah selesai, kita tunggu paling lambat dua kali dua puluh empa

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab 17 Terungkapnya Rahasia

    Hari berlalu serasa cepat, usia kandungan Amara hampir lima bulan. Suara bising mulai sayup-sayup terdengar di telinganya tentang kehamilannya. Amara seakan-akan menjadi sorotan semua mata dan menjadi bahan gunjingan, saat ia berada di lingkungan sekolah, entah dari mana dan siapa yang menyebar tentang kehamilannya.Amara mulai merasa tidak nyaman, ia pun mulai aktif membolos dan menghindari semua teman-teman sekolah dan juga tiga sahabat yang sejak kelas satu selalu bersama nya. Timbul kecurigaan pada Cuing karena hanya Cuinglah yang mengetahui cerita tentang kehamilannya.Rasa kecewa membuat Amara memilih tidak ke sekolah, hampir sebulan sudah Amara memilih mengurung diri di rumah. Amara beralasan sedang masa tenang sekolah, kadang pula Amara berpura-pura berangkat dan kembali lagi ke kamarnya mengurung diri.***"Ra, nanti siang tolong ke bank, transfer uang bulanan kakak-kakakmu." Perintah mama pada Amara melihatnya keluar dari kamar"Jam berapa, M

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.16 Kenyataan Pahit

    Setelah tak lagi berkomunikasi Amara mulai kembali menghubungi Gaung. Saat ia mengetahui dirinya tak datang bulan, hanya dalam kurun waktu satu bulan, dalam dua kali berhubungan intim. Amara hamil, ia menyadari itu setelah selesai ujian semester."Malam ini kita harus bicara." Pesan singkat yang dikirim Amara pada Gaung"Apa masih ada yang perlu kita bicarakan!" Jawab singkat Gaung acuh tak acuh saat membalas pesan Amara "Ya, aku harap kau harus datang dan ini sangat penting." "Oke!"Pukul delapan malam Gaung sudah menunggu Amara di depan gang seperti janji mereka."Aku ada masalah." Ucap Amara saat telah berhadapan dengan Gaung."Masalah apa?" Tanya Gaung dengan raut wajah binggung tapi tetap cuek"Aku belum datang bulan.""Apa kau yakin dan apa hubungannya dengan ku?" Ucap Gaung seakan-akan tidak percaya untuk apa yang ia dengar dari bibir Amara"Sangat yakin, terakhir datang bulan dua minggu sebelum kit

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.15 Merelakan

    Ini memang sakit. Sungguh sakit, aku dan sahabatku mencintai orang yang sama. Setiap kali sahabatku membicarakan tentang dirinya, ada rasa yang berkecamuk hebat dalam dada ini. Kadang hati kecilku berbisik lirih, aku juga mencintainya sobat. Sakit memang memendam rasa cemburu ini. Walaupun sakit, aku tetap jadi pendengar setianya. Rose selalu bercerita tentang Gaung. Pemuda bermata coklat dengan senyumnya yang bgitu manis."Ah, rasanya aku ingin memilikimu Gaung." Bisikku lirih dalam hati.Tapi, cinta ini terhalang oleh sahabat. Rose juga menyimpan rasa yang sama terhadap Gaung. Setiap ada waktu luang Rose selalu curhat tentang Gaung kepadaku juga Cuing. Awalnya memang perasaanku biasa saja. Aku nampak mendukung Rose pada masa itu. Namun kini, smuanya berubah menjadi rasa cemburu yang diam membisu.

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.14 Rindu

    Sore itu, di tepi pantai pada hamparan pasir. Yang Amara lakukan hanya duduk menatap lepas lautan tanpa batas, sejauh mata memandang. Ini adalah hal favorit yang selalu ku lakukan untuk mencari kedamaian. Rasanya ketika ku saksikan debur ombak yang beradu dengan karang, seperti meredam setiap gemuruh dalam dada. Sejenak menghempas masalah yang menjadi beban. Menikmati senja adalah alasan yang ku ciptakan. Meski sebenarnya, jika hanya menikmati langit jingga bisa ku lakukan dimana saja selama awan mendung tak menggelapkan. Namun seperti yang dikatakan banyak orang, menyaksikan matahari tenggelam kembali ke peraduannya di tepi pantai adalah hal indah yang sempurna. Aku menatap langit di ujung barat seperti penikmat senja lainnya. Untuk sepersekian detik, tanpa sengaja terputar satu memori dalam ingatan yang sudah mati-matian aku berusaha lupakan. Kupejamkan mata untuk menyadarkan diri, namun malah lebih terlarut didalamnya, menyelam jauh mengenang masa itu. Rasanya tak

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.13 cerita kita

    Akhirnya aku sampai pada titik yang biasanya aku sendiri takuti. 'Titik jenuh'Mengingat perkataanmu kala itu, hatiku sakit teriris batu kerikik tajam. "Kadang yang berjuang malah tidak dapet apa-apa, justru yang tidak berjuang malah dapet banyak. Ya, sudah kalo gitu aku tidak usah berjuang aja biar dapet banyak." Ujar Gaung kesal "Kalo udah tau ga dapet apa-apa, ngapain masih ngejar-ngejar." dengan nada ketusku. seketika Gaung terdiam mendengar kata ketus yang keluar dari mulutku. Kamu tahu rasanya? Seperti ada yang menancapkan belati di nadiku. Aku terdiam. Nafasku berubah sesak. Dan mati. Lagi-lagi. Airmataku rasanya ingin luruh dengan derasnya. Tapi lagi-lagi aku hanya bisa menyembunyikan tangis dibalik tawa. Lagi-lagi aku selalu sok tegar dihadapan semua orang, semua teman-temanmu. Aku berusaha menyadarkan diriku sendiri bahwa kamu mungkin bukan milikku. Dan takkan pernah jadi milikku lagi.Kini aku telah berada

DMCA.com Protection Status