“Sshhhh! Kau membuatku tak sabar.” Dante kembali mendekat dan tangannya hampir menyentuh dua kembar milik Bella. Namun ponselnya berbunyi sehingga dia menghentikan apa yang hendak dilakukannya. ‘Ah….syukurlah! Hampir saja aku kelepasan atau aku akan menyesal seumur hidup.’Dante langsung mengambil ponselnya, dia tak ingin membuat keributan yang akan mengusik tidur Bella. Dai pun berjalan keluar dari kamar.“Halo sayang. Ada apa kau meneleponku?”“Apa kau sedang bersama teman-temanmu?” tanya Tatiana yang menelepon.“Tidak sayang. Aku sedang menunggu seseorang, pemilik club di jakarta. Aku masih ada urusan dengannya.”“Ok.Baiklah kalau begitu selesaikan urusanmu dulu ya sayang. Maaf aku sudah mengganggumu.”“Tidak apa-apa, sayang. Kau tidak pernah menggangguku. Kaatkan apdaku ada apa kau meneleponku?”“Ah bukan hal penting. Sudahlah.”“Maafkan aku meninggalkanmu malam ini.”“Tenanglah, tidak masalah. Aku hanya khawatir padamu, biasanya kau tidak keluar lagi dimalam hari tapi kau keluar
Namun dia tidak berani untuk menanyakan lebih jauh soal Bella. Dia hanya menatap sahabtanya yang menghajar Julian hingga babak belur.“Nick! Bawa orang ini pergi!”“Oh...sudah selesai ya?” tanya Nick. Tapi lirikan tajam mata sahabatnya membuat Nick takut. “Hei jangan kau pandangi aku seperti itu. Baiklah aku bawa dia pergi.”“Aku belum selesai dengannya. Berikan hukuman yang berat padanya. Dia harus menerima konsekuensi atas perbuatannya pada Bella!” teriak Dante penuh amarah, matanya menatap Julian dengan tajam membuat Nick segera menarik Julian kedalam lift dan pergi.Arrrgggggg!Bug!!!!!!!Dante sudah tidak bisa menahan emosinya lagi. Dia mengepalkan tangannya lalu memukul dinding. Melepaskan emosi yang sudah tertahan sejak tadi. Dante berteriak marah, “Apa yang kau lakukan? Aku sudah memberikanmu uang banyak tapi apa yang sudah kau lakukan? Bajingan! Kau menjual putrimu lagi? Aku memberikan kebebasan padanya tapi apa yang kau perbuat bajingan!Bug!!!! Tanganya kembali memukuli din
‘Dia sempurna seperti keinginanku, tidak ada cacat sama sekali tapi memang ada satu yang mengganjal. Kenapa dia punya tahi lalat disana? Belinda Alexandra Amani, kau cantik secantik namamu dan juga unik! Membuat Dante semakin menyukai gadis itu.“Aaahhhhh…...aku mohon hentikan!”Teriakan demi teriakan Bella tidak lagi didengar oleh Dante yang tak peduli, semakin gadis itu berteriak semakin menambah keinginan untuk merenggut sesuatu yang berharga dari gadis yang ditawannya.“Uuuuggghhhhh…..” rintihan tangis pelan keluar dari bibir Bella. "Tolong lepaskan aku. Jangan sakiti aku Tuan."‘Ternyata kau benar-benar sesuai,' Ucap Dante dalam hati sambil menyunggingkan senyum tapi membuatnya semakin bersemangat untuk membuat gadis itu kembali berteriak.“Aku mohon hentikan. Aku belum pernah melakukan ini sebelumnya, aku selalu menjaga diriku. Aku mohon jangan lakukan itu!”Dante menyeringai buas, ‘Kau memang belum pernah melakukannya tapi kau akan melakukannya denganku untuk pertama kalinya. A
Tatapan pria itu semakin tajam, menunggu penjelasan dari Bella. Dia ingin mengetahui semuanya, apa yang terjadi pada gadis itu. Setelah empat tahun lamanya, kini gadis itu jauh berbeda dari saat pertama kali bertemu.Tangan Dante terjulur kearah Bella tapi dia langsung menghentikannya. Bella hanya diam tak menolak dan pasrah jika pria itu melakukan apapun, dia membiarkan Dante melakukan apapun yang dia mau.“JAWAB!” ujar Dante marah.“I---iya Tuan.” Bella mengganguk dan merasa cemas. “Aku meminumnya hampir setiap jam saat mau tidur dan saat aku bangun aku juga meminum obatnya..Aku tidak bisa hidup tanpa itu, Tuan.” Dia mengungkapkan semuanya tanpa ada sedikitpun yang ditutupi.Dante tidak melihat kebohongan dimata gadis itu, hanya ketakutan dan kebingungan yang terpancar dari mata indah berwarna hijau itu.“Apa ada tambahan lain yang kau minum selain sepuluh butir itu?” Dante masih belum berhenti, dia ingin mendengar penjelasan lebih detail dari Bella. Hatinya panas penuh amarah. Kedu
Dante hanya diam tak menjawab, dia melirik Bella sekejap dan kembali berjalan lurus ke pintu meninggalkan Bella seorang diri didalam kamar. “Kenapa sih pria itu dingin sekali?” decaknya jengkel. “Aduh….ada apa denganku? Kenapa badanku menggigil begini?” tanya Bella bahkan saat kakinya turun menginjak lantai, seluruh tubuhnya bergetar dan lemas. Bahkan kedua tangannya ikut bergetar hebat.“Ayo Bella, kau harus kuat! Kau bisa melakukannya, jangan menyerah atau kau akan bernasib lebih buruk dari sekarang.” Bella berusaha sekuat tenaga memaksakan diri berjalan ke kamar mandi.Setelah selesai mandi dia pun kembali ke ruang ganti dan memakai apapun yang bisa dipakainya. Toh tidak ada satupun pakaian di wardrobe itu pantas dikatakan sebagai pakaian layak. ‘Huh….string romper lagi….ahhhhh pakaian bawahnya juga begini! Aku seperti kerja siang malam saja. Wah….aku suka model yang ini bagus!” Bella memilih pakaian dan segera turun ke bawah menemui Dante.“Tadi malam aku pasti membuat kesalahan
“Apa?”Hanya dengan satu kata itu saja sudah membuat wajah Bella tersenyum bahagia. ‘Ah….syukurlah dia bertanya. Itu artinya dia bersedia kalau aku menitip sesuatu, iyakan.’ ujar hatinya bahagia.“Tunggu sebentar Tuan aku harus mengambil sesuatu dulu dikamar atas. Tunggu ya.” ujar Bella bersemangat lalu pergi ke kamarnya. ‘Baiklah aku sudah mengerti sekarang, kalau kau diam begini artinya kau memberikanku kesempatan untuk melakukan apa yang kuinginkan, bukankah begitu? Atau kau tidak suka dengan apa yang kulakukan? Cuma dalam kasus ini, aku yakin pilihannya yang ertama,’ bisik hatinya yang sudah mulai mengerti bagaimana caranya berkomunikasi dengan Dante Sebastian.Saking gembiranya, saat dia kembali kelantai dasar sambil berjalan menundukkan kepala hanya agar pria itu tidak melihatnya tersenyum, tapi---Bukkkk….“Aduh.” suara ringisan Bella yang terdengar oleh Dante. Karena dia tidak ingin pria itu menunggu terlalu lama sehingga dia berlari menuruni tangga. Niat hati agar cepat malah
“Apa aku salah bicara tadi ya? Aduh….gawat….gawat kalau dia tidak mau menolongku bagaimana nanti nasib adikku menjalani hidupnya tanpa uang sepeserpun? Siapa lagi yang bisa menolongku memberikan uang ini pada Sarah? Uang simpanan yang ada dirumah tidak akan cukup untuk memenuhi semua kebutuhan Sarah sampai lulus sekolah.” kata Bella cemas.“Menyingkir dari hadapanku!” ucap Dante saat pintu lift terbuka.“Aku mohon Tuan! Tolong aku sekali ini saja. Adikku sangat membutuhkan ini, dia tidak akan bisa sekolah dan membiayai dirinya karena selama ini aku yang membiayai semuanya. Aku mohon.” Bella panik dan kebingungan.“Sekali kau menggangguku dengan urusan adikmu itu maka jangan salahkan aku jika aku akan mengambil adikmu dan melakukan hal yang jauh lebih buruk dari yang dilakukan Julian padamu. Mengerti?”Bella bergidik ngeri mendengar ucapan Dante. ‘Aku pikir dia baik tapi ternyata dia juga jahat sama seperti mereka semua yang jahat padaku selama ini.’ gumamnya sambil menyingkir dari had
Ya ampun apa yang sudah kulakukan pada istriku? Apa yang kuperbuat padanya? Bagaimana bisa aku tidak merasakan apa yang kulakukan tadi bersamanya? Mengapa aku malah menjadikannya pelampiasan dan malah membayangkan sedang bersama Bella? Perasaan tadi itu adalah perasaanku untuk wanita lain bukan untuk istriku. Tatiana maafkan aku!’ ucapnya dalam hati.Dia sama sekali tidak menikmati kebersamaannya bersama Tatiana tapi dia merasakan suatu perasaan lain saat dia membayangkan wajah Bella. Semuanya hanyalah Bella, yang mengisi hati dan pikirannya kembali.Dia bahkan sama sekali tidak mengingat wajah istrinya ketika mereka melakukannya, pikirannya entah berada dimana dan dia hanya mengingat Bella…..Bella dan Bella. Dia menumpahkan semua rasa itu dan ini belum pernah terjadi pada Dante sebelumnya.‘Kau sangat berbeda hari ini sayang,” ujar Tatiana tersenyum puas. Sikapnya makin manja pada Dante dan tidak peduli atas apa yang telah diperbuat oleh suaminya tadi.“Maafkan aku Tatiana! Aku bersik