Satu kata yang tepat untuk mendefenisikannya
Yaitu sempurna
Tidak ada alasan untuk tidak menyukainya
Tapi perasaan tidak dapat di paksakan bukan?
~~~
"Salqueena Melody. Queena dimana dia?" Udah hadir belum?" tanya guru dengan kumis tebal dan kacamata yang bertengger di hidungnya, tidak lupa penggaris yang selalu ada di tangannya.
"Belum hadir Pak bambang,” jawab salah satu murid kelas IX 2, dia Adrian, ketua kelas di kelas itu dan guru tersebut adalah Pak Bambang, guru fisika di SMP Arven, ia termasuk guru paling killer di SMP itu.
Tok Tok Tok
Ketukan pintu mengalihkan semua perhatian siswa ke arah suara tersebut berasal. Tak terkecuali Pak Bambang.
"Permisi Pak, apa saya boleh masuk?" tanya siswa itu hati hati, dia tau, guru yang didalam itu adalah guru yang galak.
"Kenapa kamu terlambat? Saya kan sudah bilang berkali kali, siapa yang terlambat mengikuti pelajaran saya akan saya hukum sampai jam saya habis. Dan kamu akan saya hukum hormat bendera di tengah lapangan sampai jam saya habis. Tidak ada penolakan!" ucap guru itu menghadap ke siswa itu seraya mengangkat penggarisnya ke udara menunjuk ke luar pintu. melihat tidak ada pergerakan dari lawan bicara, Pak Bambang memukul penggarisnya di salah satu meja siswa yang membuat seisi kelas terkejut.
“ASTAGFIRULLAH PAK.”
“ASTAGA.”
“AYAM.”
Dan masih banyak lagi ungkapan keterkejutan siswa kelas tersebut.
"Apa yang kamu tunggu Queena? Cepat laksanakan hukuman kamu!" seru Pak Bambang sambil berjalan menuju pintu, tepatnya kearah gadis berambut lurus itu.
"Eh iya pak," jawab melody lalu berjalan ke lapangan meninggalkan kelas yang tegang itu.
Sesampainya di lapangan ia langsung meletakkan tasnya di pinggir lapangan dan melaksanakan hukumannya, yaitu hormat bendera.
"Astagaa gue lupa sarapan lagi tadi. Gimana kalau gue-eh ga ga mungkin. Ga boleh berfikir yang engga enggaa," ujar gadis beriris coklat itu.
"Iya buk, ibuk ini jangan marah marah terus, nanti cepat tua loh buk." Terdengar suara dari pinggir lapangan dan orang itu menuju ke arah Queen.
"Jangan banyak cerita kamu! Laksanakan saja hukuman kamu dan jangan coba coba untuk kabur dari hukuman ini kamu yaa!" Itu suara Bu Barina, guru tergalak di SMP Arven. Guru IPS, semua murid takut dengan Bu Barina, kecuali Bara dan kawan kawannya. Dan anak yang di marahi Bu Barina itu salah satu kawan Bara, Regal.
"Eh ada Queen juga, kenapa lo bisa ada di sini? Lo telat yaa?" tanya Regal, orang yang di tanya hanya mengangguk mengiyakan.
"Queen, tolong lihatin dia ini yaa, saya mau cari kawan kawanya dulu, awasi dan jangan sampai dia kabur," ucap Bu Barina berlalu meninggalkan Queen dan Regal di tengah lapangan.
"Iya bu." Queen mengangguk dan langsung melihat Regal yang sedang senyum melihatkan deretan gigi putihnya.
"Lo kenapa bisa di hukum?" tanya Queen lalu kembali hormat ke tiang bendera.
Regal mengangkat jarinya ke pipi dan melihat ke langit seperti orang yang sedang berfikir.
"Sekarang pelajaran IPS woy, sama Bu Barina lagi, bolos aja yuk, gue ngantuk ni, pasti pembahasannya tentang sejarah, daripada kita tidur di sini, mending kita bolos, ke kantin, atau ke rooftop, atau kemana ajalah, yang penting jangan di kelas lah." Regal mengusulkan dan langsung disetujui oleh 2 temannya.
"Yok lah, gue juga ngantuk ni, lo gimana bar?" tanya Langit melihat jam tangan yang melingkar di tangannya.
"Gue ngikut," jawab orang yang di tanya, dia Bara. Bara lalu beranjak dari duduknya dan diikuti oleh 2 temannya. Mereka keluar dari kelas dan pergi menuju rooftop. Saat akan berbelok, suara yang menggelegar menghentikan langkah mereka.
"MAU KE MANA KALIAN!" teriak guru itu, ia adalah Bu Barina.
"Mampus, Bu Barina," ucap Regal lalu dia melihat teman temannya dengan muka yang tegang.
"Kabur aja ga yaa?" tanya Langit dan langsung diangguki oleh Regal.
"MAU KE MANA KALIAN?" Suara Bu Barina lagi lagi menghentikan langkah mereka. Mereka berbalik dan mendapati guru yang gendut dan berambut keriting itu sedang berdecak pinggang dengan muka yang merah.
"Ini bu, kami mauuu mauuuu mau ke mana yaa? Mauu mau kemana Lang? Keeee keeeee," jawab Regal mencari alasan yang tepat untuk bolos kali ini.
"Ke wc bu,iya ke wc, kami mau ke wc, udah kebelet ni bu," lanjut Langit. Semoga saja kali ini alasan mereka bisa membuat Bu Barina percaya pada mereka. Mereka lalu memasang tampang kebelet pada Bu Barina agar lebih terlihat benaran kebelet.
"Iya bu, kebelet ni bu." Regal menyetujui ucapan Langit.
"Kalian kebelet? Ayo saya temenin ke wcnya, nanti saya-" Belum sempat Bu Barina menyelesaikan ucapannya, Regal sudah memotongnya terlebih dahulu.
"Engga, jangan bu, wc kami kan cowok, nah masa Ibu masuk wc kami sih bu? Kan gak bole Bu," potong Regal.
"Saya tunggu di luar, cepat!" seru Bu Barina tegas.
"Udah yok kita lari aja-au Buuuu, sakit Buuuu sakit, udah Buuuu," kata Regal yang ingin berlari namun telinganya berhasil di tarik Bu Barina sementara Langit dan Bara berhasil kabur dari amarah Bu Barina.
"Bu, kawan saya udah duluan tu Bu, saya mau ikut kawan saya Bu, Ibu mau bawa saya ke mana ni Bu?" tanyanya sambil berusaha melepaskan tangan Bu Barina dari telinganya.
"Gak adaa, kamu ikut saya, berdiri di lapangan hormat bendera sampai bel istirahat!" tegas Bu Barina dengan tangan yang masih menarik telinga Regal.
"Kok sampe istirahat Bu? Kan siap pelajaran Ibu saya harus belajar MTK Bu, kalau ketinggalan MTK nanti saya bisa bodoh loh Bu. Jadi nanti saya ga bisa masuk SMA dong Buu," ujar Regal dengan muka memelasnya dan berjalan mengikuti arah Bu Barina karena memegang tangannya.
"Percuma kamu cuma belajar MTK, pelajaran saya juga jadi modal untuk masuk SMA. Tidak belajar kamu pelajaran saya, bolos kamu pelajaran saya maka kamu gak akan ngerti pelajaran saya! Awas aja kamu kabur lagi dari hukuman saya. Saya mau cari kawan kawan kamu dulu," ucap Bu Barina sambil sedikit mencubit tangan Regal.
"Iya Bu, Ibu jangan marah marah terus, nanti cepat tua loh Bu."
"Ahahahaha parah mah kalian." Tawa Queen pecah mendengar cerita Regal. Ia memegangi perutnya yang terasa sakit karena tertawa. Regal memandang aneh ke arah Queen.
"Heh lo kok ketawa sih, orang kesusahan juga, lo malah ketawa. Ga boleh tertawa di atas penderitaan orang lain. Dosa," ujar Regal tidak terima Queen tertawa.
Aneh, batin Regal
"Yaaa, masa kalian berani sih sama Bu barina, dan kenapa kawan kawan lo bisa lari sedangkan lo tu jadi mangsanya Bu Barina," ucap Queen setelah itu melanjutkan tawanya dengan tangan yang berada di samping alis, hormat bendera.
"Ngapain takut? Toh Bu Barina cuma manusia, takut tu sama Allah, dan gue itu murid tercintanya Bu Barina. Kemana mana selalu Bu Barina cariin gue. Apa apa Regal apa apa Regal. Dan kawan gue, gue gatau kemana mereka lari. Padahal ni kan yaa gue yang nyuruh lari, eh malah mereka udah lari duluan. Teman laknat tu ga nunggu nunggu. Tega teganya mereka tinggalin gue sendiri, gue kan jadi sedih," celoteh Regal sambil pura pura mengahapus air matanya.
Diantara Bara, Langit, dan Regal, Regal lah yang paling usil dengan guru, suka mengganggu dan yang pasti aneh.
"Oh iya Queen, tumben lo telat, biasanya lo jadi murid teladan loh Queen," puji Regal mulai serius, menghadap sekilas kepada Queen lalu kembali melanjutkan hormatnya.
Queen menarik nafas panjang. "Tadi mobil yang ngantar gue bannya bocor jadi telat deh," jawabnya seadanya.
Memang benar, saat jalan menuju sekolah tadi, ban mobil Queen bocor, jadi daripada ia lama menunggu mendingan dia berjalan kaki, sekitar 15 menit berjalan dia akan sampai di sekolah tetapi saat itu 5 menit lagi bel masuk akan berbunyi, jadi Queen terlambat.
Tetapi untung tadi Pak Satpam lagi berbaik hati jadi dia tidak kena hukuman oleh guru piket tapi ia tidak akan bisa lolos dari hukuman Pak Bambang.
"Eh itu teman gue, mampus kalian, dapat jeweran juga dari guru favorit gue. Jauh jauh kalian lari akhirnya dapat sama Bu Barina. Huhuuu kasiiiiaaan. Capek lari larian, kena jewer, dihukum lagi," ejeknya sambil tertawa melihat temannya yang berjalan sambil di jewer Bu Barina menuju lapangan.
"Eh lo kok ketawa sih, tadi lo yang ga bolehin gue ketawa diatas penderitaan orang. Eh ini lo yang ketawa diatas penderitaan temen lo." Queen tidak mengerti jalan pikir anak yang satu ini. Tadi ia yang melarang Queen loh sekarang ia yang melakukan larangan itu. Memang anak aneh.
"Yaa abisnya lucu tu muka Langit sama Bara." Regal menunjuk mereka dengan telunjuknya membuat Queen menoleh ke arah yang ia tunjuk.
"Lihat Langit mukanya udah merah terus telinganya nanti juga jadi merah. Terus Bara mukanya datar datar kaya tembok ajaa, ahahahaha." Tawa Regal pecah melihat raut wajah kedua temannya. Queen hanya memandang heran Regal.
Tiga orang itu mendekat ke arah mereka. Melihat muka Bu Barina, Bara dan Langit seolah langsung mengerti apa maksudnya. Mereka langsung hormat bendera di samping Regal. Tidak terlalu susah mengatur Bara dan Langit. Tapi Regal, butuh kesabaran extra untuk mengatur anak itu.
"Awas aja kalau kalian kabur, saya kasih hukumannya sampai pulang sekolah," ancam Bu Barina menatap tajam kepada tiga anak nakal itu lalu meninggalkan lapangan. Mereka langsung bernafas lega.
Bara dan Langit melirik Regal dan orang yang dilirik ikut melirik dua orang tersebut bergantian.
"Apa lihat lihat gue!" ujar Regal garang. Ia memasang wajah marah. Queen yang melihat menyatukan alisnya, terlihat kerutan di dahinya.
Kok aneh yaa ni anak, tadi ketawa ga jelas lah sekarang malah marah marah ga jelas, batin Queen.
"Lo juga Queen, ngapain lihat lihat gue, gue tau gue ganteng, gausah lihatnya gitu juga kali. Gue emang mirip Zayn tapi gue ga pernah nyombongin diri, ga pernah ngeluh karna banyak yang minta foto sama gue, ga per-" Ucapan Regal langsung di potong cepat oleh Queen.
"Halu lo ketinggian," sanggah Queen.
"Mampus lo," saut Langit yang langsung menjatuhkan harga diri seorang Regal Ravael.
Regal merengek tidak terima, "mamiiiii papiiiiii Regal di hina di siniiiii, Regal mau pulang ajaaa miiii Regal mau di rumaaah aja miiii ga ma-"
"Diam." Satu kata yang keluar dari mulut Bara berhasil membuat Regal bungkam. Hawa di sekitar menjadi dingin. Regal tidak berani membantah perkataan dingin dari Bara.
20 menit lagi maka hukuman Queen akan berakhir. Queen melihat ke arah kiri, terlihat Regal yang sedang fokus pada hukuman.
Tumben tu anak diam, batin Queen.
Desahan kecil kecil terdengar dari mulut Queen. "Sssttt." Ia memegangi kepalanya yang terasa pusing. Tiga orang di sampingnya langsung melihat ke arahnya. Mereka bingung dengan Queen, ada apa dengannya?
Bruk
Queen ambruk di tempat. Bara, Langit, dan Regal langsung mengerubungi Queen. merasa tidak ada pergerakan seolah ini bukan tipuan, Bara segera menggendong Queen ala bridal style menuju UKS. Sementara Langit dan Regal mengikuti dari belakang.
Dengan hati hati Bara meletakkan Queen di atas brankar UKS. Ia langsung memanggil petugas PMR yang berjaga dan menyuruh mereka mencek kondisi Queen.
"Kak Queen kayaknya belum sarapan Kak, ditambah lagi cuaca hari ini panas Kak. Kak Queen ga kenapa kenapa kok kak, bentar lagi bangun kak, udah aku kasih minyak angin kok Kak Queennya. Yaudah Kak aku permisi dulu ya Kak," ucap petugas PMR yang pasti dari kelas 8 itu. Memang benar hari ini matahari seperti tepat berada di atas kepala. Sangat panas.
"Regal beliin dia sarapan," perintah Bara tegas dengan sedikit melirik Regal. Ia mengambil dompet dan menyodorkan uang birunya.
"Lah kok gue, Langit ada noh." Regal menunjuk Langit dengan dagunya dan tangannya di lipat di depan dada.
"Berdua!" Oke sudah tidak ada lagi yang bisa membantah perkataan dengan nada seperti itu yang keluar dari mulut Bara. Regal mengambil uang di tangan Bara dengan sedikit menyentak, tidak ikhlas, dan menarik tangan Langit untuk mengikutinya.
"Pergi sendiri bisa kok, bisanya cuma nyuruuh nyuruh ajaa, dasar Bara sialan." Umpatan kecil keluar dari mulut Regal.
"Gue denger," ucap Bara mengeluarkan layar pipih dari saku celananya.
"Gue sengaja besarin suara biar lo denger," ujar Regal keluar dari UKS bersama Langit.
Perlahan tapi pasti mata coklat itu membuka kelopak matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya. Ia memegang kapalanya yang sedikit pusing lalu duduk dan bersandar di kepala brankar. Dapat ia lihat orang yang tidak asing lagi di sebelah kanannya yang sedang melipat tangan di atas brankar dan meletakkan kepalanya di atas tangannya, ia tertidur mungkin.
Bara? batinnya.
Ia menarik kedua sudut bibirnya membentuk lengkungan indah, siapapun yang melihat bisa meleleh.
Orang yang selalu adaSenang ataupun susahSuka maupun dukaBahagia atau sedihItu baru bisa dipanggil sahabat~~~Bara? batinnya.Ia menarik kedua sudut bibirnya membentuk lengkungan indah, siapapun yang melihat bisa meleleh.Kenapa bara bisa ada di sini? atinnya lagi.Memang benar jika Queen menyukai Bara. Siapa yang tidak suka dengan seorang Albara Samudra. Hidung yang mancung, bibir yang merah ditambah mata yang indah, pahatan yang sangat indah. Juara umum menambah kesan Bara. Kapten basket di SMP Arven dan mantan ketua osis membuatnya terkenal di sekolah.Tapi siapa sangka, ternyata Bara sering bolos saat pelajaran tetapi tetap menjadi juara umum, ia sangat pintar. Aneh bukan, tetapi memang itulah yang terjadi.Eh tapi tung
Yang peduli belum tentu ada rasa kan?Bisa jadi dia cuma kasihan~~~Tidak sampai 2 menit Bara sudah sampai di UKS tentunya dengan pengikut setia di balakangnya. Stella memberikan tatapan tajam ke Regal dan Acha justru ia kembali mengambil kacanya. Tanpa babibu lagi, Bara langsung menganggkat Queen menuju parkiran."Dimana?" tanya Bara pada Stella. Stella yang di tanya mengerutkan keningnya dan bertanya, "maksudnya?""Dimana mobil?" tanya Bara lagi."Mobil itu di parkiran mobil, ini mobil juga ni Bar, masa lo gatau yang mana mobil sih?" ucap Stella menunjuk mobil mobil yang ada di parkiran itu."Ck, mobil lo mana?" Bara kesal, bisa bisanya dalam keadaan seperti ini Stella bercanda."Yaa bilang yang jelas dong, masa bicara setengah setengah, mana gue paham," ucapnya juga sama kesalnya seperti Bara.
Ingat satu halTidak ada yang benar benar setia di dunia iniBahkan bayangan yang selalu bersama kita saja bakalan ninggalin kita sendirian di dalam kegelapan~~~Seorang cewek berambut coklat tengah melihat pantulan dirinya di depan cermin, dengan baju sekolah dan juga tas yang sudah ia sandang, tak lupa senyum yang selalu terbit di wajah cantiknya. Kaki jenjangnya melangkah keluar dari kamar menuju meja makan yang berada di lantai 1."Pagi Mama, Papa, Argaa." Cewek itu menyapa Mama Papa juga adiknya dan menempati kursinya tanpa menghilangkan senyum di bibirnya."Pagii," jawab mereka serentak."Ma, Pa, aku udah tentukan pilihan aku dan aku akan tetap tinggal di sini, lagipula 1 tahun lagi SMP, 1 tahun 1 bulan sih, tapi kan nanggung, masa aku harus pindah pindah, terus juga 1 bulan lagi aku ujian terus naik kelas deh." Cewek itu berucap sambil memakan nasi goreng yang sudah di si
Mereka membuatku berarti dan bahagia lewat berbagai cara yang berbeda~~~regalgantengAlhamdulillahacha cantikKok alhamdulillah sih?regalgantengKarna ternyata cinta gue ga bertepuk sebelah tanganStella langsung melepas tawanya dan meletakkan hp itu di tengah agar sahabatnya bisa membacanya. Acha mengerjapkan matanya berkali kali dan kembali melihat layar hp itu."Ini beneran? Ga mimpi kan gue? Aaaaaa gue sukaaa main TOD." Acha lalu berjingkrak jingkrak di tempat sambil memeluk hpnya dan senyum senyum sendiri. Sahabatnya merinding melihat tingkah laku Acha."Udah tu jatuh cintanya, kita lanjut TOD nya dong," kata Tasya yang sudah jengah dengan tingkah Acha. Acha mengangguk lalu memutar pena dangan senyum yang belum luntur dari bib
Tidak semua kenangan harus di kenangTidak semua kenangan harus di lupakanTerkadang, kenangan itu yang menjadi Perbaikan diri kita untuk kedepannya~~~Tangan Queen bergerak menyentuh keningnya, matanya ia buka."Sakit," lirihnya lalu menoleh ke samping mendapati Bara yang sedang menatapnya."Minum dulu," ucap Bara lalu ia membantu Queen untuk duduk dan memberikan air hangat pada Queen. Queen menerimanya dan meminum air itu lalu mengembalikannya dan tak lupa ucapan makasih."Mau gue pijitin?" tawar Bara dan Queen menggeleng."Gausah Bar, oh iya Bar, kawan gue kemana?" Queen mengedarkan pandangannya ke sekeliling UKS tapi tidak menemukan Tasya, Acha, dan Stella."Ngintip di jendela," ucap Bara tanpa melihat Queen sambil melirik jendela lewat ujung matanya, dan mereka yang berada di jendela dapat mendengarnya dengan jelas. Mereka lalu masu
Ada dua hal yang ada di dunia iniYang pertama yang boleh kamu ketahuiDan yang kedua yang tidak boleh kamu ketahui~~~Tidak terasa hari begitu cepat berlalu. Sebentar lagi anak kelas 12 akan melaksanakan ujian nasional dan dilanjutkan anak kelas 9, itu artinya masa-masa SMP Queen akan segera berakhir dan digantikan dengan masa SMA yang katanya disebut masa yang paling indah.Hari ini hari kamis, guru guru sedang rapat, jadi Queen dan sahabat sahabatnya memutuskan untuk melihat anak cowok yang sedang bermain basket di lapangan basket. Mereka duduk di pojok tribun yang dekat dengan pohon agar bisa sedikit berteduh.Acha menyiapkan satu botol air mineral dingin yang akan ia berikan pada Regal nantinya. Hubungan mereka semakin dekat saja, itu karena permainan TOD hari itu, Acha sangat menyukai permainan itu.Queen juga menyiapkan satu botol air mineral dingin untuk Bara dan juga ro
Dia yang terlihat baik belum tentu benar benar baikDia yang selalu melindungi belum tentu akan selalu melindungiDia yang terus menyayangi belum pasti akan terus seperti ituDunia bisa berputarDan tidak akan ada yang mengetahui kehidupan selanjutnya~~~"Maaf Bu, hari ini Queen terlambat, karna tadi dia susah dibangunin, tadi malam dia sakit gigi," ujar Braka pada Bu Ita yang baru saja mengantar mengantar Queen jam 8.30. Pasalnya tadi malam Queen susah tidur karna sakit gigi dan paginya susah di bangunkan."Iyaa Pak, tidak apa apa, ayo Queen masuk," ucap Bu Ita langsung membawa Queen masuk ke dalam kelas B1."Sal, kok lama sih datangnya? Kaya ulat kaki seribu aja, kalau ke sekolah telat terus karna kakinya banyak untuk dipakein sepatu. Mau aku bantu pakein sepatunya?" Galaxy datang mengahampiri Queen yang duduk di belakang."Ih rey apaan sih, aku ini manusia, buka
Ingat satu halDi mana ada pertemuan pasti ada perpisahanEntah itu secara terpaksa ataupun dengan keikhlasanTapi bagaimanapun keadaannya pasti akan erasa menyakitkan bukan?~~~Tidak terasa perpisahan anak TK B sudah dekat, maka Queen akan menyandang gelar anak kelas 1 SD. Ia sudah di daftarkan orang tuanya di SD Cakrawala dan Galaxy juga demikian karna sekolah itu milik keluarga Galaxy.Hari ini Bu Ita meminta anak-anak itu untuk berpakaian rapi untuk foto kenang kenangan nantinya. Anak perempuan berjejer di depan dan duduk di kursi, sedangkan anak laki laki berdiri berjejer di belakang anak perempuan.Queen dan taman temannya sedang menunggu giliran kelasnya untuk berfoto. Galaxy datang menghampiri Queen yang sedang fokus melihat kelas lain berfoto."Sal, nanti aku di belakang kamu yaa," ucapnya memegang pundak Queen dan Queen menoleh ke samping tepatnya menatap Galaxy
Dia adalah orang yang selalu hadir di saat aku terjatuhDia adalah orang yang selalu mendukung di saat aku butuh sandaranDia adalah orang yang selalu membantu aku untuk kembali bangkit di saat aku sedang terjatuhDia adalah sahabatku~~~"Queen, ada yang nyariin di lorong IPA sebelah," ujar salah satu teman sekelas Queen. Queen meneritkan keningnya bingung."Siapa yang cari gue?" tanya Queen dan orang itu menggeleng tak tau. Queen mengucapak trimakasih dan berjalan ke tempat yang di sebutkan oleh cewek tadi sendiri karna teman temannya sednag ke kantin saat ini. Kaki cewek bermata coklat itu dengan ragu berjalan di lorong IPA yang tumben sekali sedang sepi itu.Lalu salah satu cewek datang membawa bunga mawar berwarna merah dam memerikannya pada Queen. "Aku," ujar cewek tadi lalu pergi dar
Apa gunanya lari dari masalah?Saat kita bersembunyi sebentar lalu keluar dengan masalah yang samaMasalah yang baru juga datang menghampiriItu akan membuat otak bekerja dua kali lebih cepat untuk menyelesaikan dua masalah sekaligus~~~"Ciee Achaaa," goda Alana dengan mencolek lengan Acha yang sedang tersipu malu."Ih apaan sih Alana," ujar Acha membekap mukanya dengan kedua tangan."Langsung tembak aja Ken, gak jaman main bunga sekarang," saut Stella pada Ken yang ada di ujung kelas.Ken baru saja memberikan bunga matahari pada Acha dan memberikannya coklat. Dengan malu Acha menerimanya dan itu sebabnya Alana menggoda Acha."Iya nih Ken, kasihan Acha di gantungin terus," sambung Queen membuat Ken menoleh padanya dengan senyuman. Ken berdiri lalu menarik tangan Acha keluar kelas.Tidak mau ketinggalan informasi, Queen, Alana, Tas
Ucapan itu hanya membutuhkan janjinyaJangan berucap jika tak bisa menepati~~~"WOII ADA ANAK BARUUU, CEWEK.""SUMPAH LO?""IYA SUMPAH.""DIMANA?""ADA TU LAGI DI RUANG GURU.""CANTIK PASTI KAN?""CANTIK BANGET LAH.""GUE TERSINGKIR JADINYA.""GUE MAU LIHAT AH.""Anak baru?" beo Stella melihat teman teman sekelasnya yang heboh di depan kelas. Stella lalu menoleh pada teman teman yang ada di depannya."Siapa?" tanya Tasya pada mereka semua. Mereka mengangkat bahunya acuh tanda tidak tau siapa anak baru itu."CEPAT DUDUK WOI, TU BU SILVI KE SINI SAMA ANAK BARUNYA.""KELAS SINI DIA?""IYAA CEPAT LAH DUDUK.""WAW BERTAMBAH CECAN SINII.""CECA
Kita dekat namun tak terikatKita saling menyayangi tapi tak memilikiKita saling cinta cuma sayang bukan siapa siapaRupanya hidup tak semudah yang di bayangkanTerkadang kita di paksa untuk menjadi dewasaMau tidak mauSiap tidak siapBisa tidak bisaKita harus menerimanyaMaju ke depan adalah pilihan terbaikDan kita harus yakin bahwa jalan yang kita pilih adalah jalan terbaikJalan yang membuat kita menjadi pribadi yang lebih baikJalan yang membuat kita bisa memulai semuanya dari awalTanpa bayangan masa lalu yang pahitWalaupun kita tau bahwa bayangan masa lalu yang pahit itu akan selalu adaTidak untuk di kenangDan tidak juga untuk di lupakanHanya saja di jadikan pembelajaran agar tidak terulang kembali
Penyesalan itu memang selalu datang di akhirKalau di awal pendaftaran namanya~~~"Lo telat Gal," jawab Ken mengalihkan pandangannya pada Galaxy. Galaxy menurunkan bahunya, mukanya terlihat kecewa."Telat kenapa?" tanyanya."Queen udah pindah Gal." Seperti kaca yang langsung pecah. Begitu juga hati Galaxy. Jadi selama ini Queen benar benar sudah pindah? Mukanya makin masam karna mendengar ucapan Ken itu."Jadi selama Queen gak ada ini dia pindah? Dari kapan dia pindah? Tapi kenapa?" tanya Galaxy lagi."Apa lo udah ingat sama dia Gal?" tanya Ken balik, Galaxy mengangguk mantap membuat Ken menepuk pundaknya."Queen sakit lagi gal. Dia udah pindah dari sebulan yang lalu malahan. Dia sedang berobat ke luar. Lo doain aja dia cepat sembuh biar dia bisa cepat balik ke sini lagi." Ken melihat muka Galaxy yang tidak semangat itu."K
Ada saatnya ketika dia ada di hadapan kita tak sukaDan saat dia hilang dari pandangan rasanya ingin mencariKarna sesuatu itu akan berharga saat sudah hilang dari hidup kita~~~"Selamat pagi Galaxy," sapa Glad yang baru saja melihat Galaxy turun dari motornya. Mereka tidak pernah berangkat dan pulang sekolah bersama, karna Galaxy tidak mau. Qntah apa yang Galaxy pikirkan, tapi dia mengacuhkan Glad yang menyapanya."Kasihan nek lampir gak di sapa balik." Natan tertawa melihat muka masam Glad. Ia mengikuti Galaxy yang berjalan saja tanpa melihatnya."Selamat pagi ratunya Galaxy,""Selamat pagi juga Galaxynya Queen,""Ini buat kamu. Aku buatin tadi malam. Tapi lihatnya di rumah aja ya.""Siap.""Yok berangkat.""Bahagia gue itu sederhana, cukup denga
Yang aku ingin kan hanya akhir yang bahagiasemoga cerita ini berakhir bahagia~~~"Queen, gue mohon sama lo. Kita pergi sekarang ya. Gue gak mau lo kenapa kenapa lagi." Stella menyatukan kedua tangannya di depan dada seperti orang yang memohon."Glad itu iblis Queen. Dia akan lakukan apapun. Dia juga bisa buat lo mati kalau bisa. Gue gak mau lo kenapa kenapa," lanjutnya.Mereka saat ini sedang berada di rumah sakit. Tadi Stella, Tasya dan Acha langsung berlari ke WC karna Queen tidak juga muncul setalah pelajaran Pak Bayu selesai. Saat merek mau masuk, Glad dan entek enteknya keluar dengan muka senangnya. Ternyata Queen sudah pingsan di WC dengan darah yang keluar dari hidungnya. Glad tidak bisa di biarin begitu aja, nanti dia akan laporkan pada BK. Ini semua juga salah Pak Bayu. Kalau saja Pak Bayu mengizinkan Stella untuk ke WC tadi, pasti tidak akan begini jadinya."Iya Queen, kami
Jangan bilang benci kalau ternyata masih peduli~~~"Galaxy gue mau bicara sama lo." Queen menggapai tangan Galaxy yang sedang berjalan santai sambil memasukkan tangannya di saku celana.Terpaksa Galaxy harus berhenti karena tangannya di tahan oleh Queen. Ia menoleh pada Queen. "Apa?!" bentaknya kesal."Lo sama sekali ga ingat gue?" Pertanyaan itu lagi, setiap hari Queen selalu menanyakan itu padanya. Dan dia sudah bosan mendengarkan pertanyaan itu."Gue udah selalu bilang sama lo, gue gak kenal sama lo apa lagi ingat. Lo ngerti bahasa gue ga sih?!" Galaxy mengepalkan tangannya, jika saja yang ada di hadapannya ini laki laki pasti dia sudah habis di tangan Galaxy. Tapi ini perempuan, Galaxy masih berusaha menahan amarahnya."Gal, gue ini pacar lo Gal, kenapa lo ga ingat sama gue?" Queen menatap manik mata Galaxy dalam, begitu juga dengan Galaxy. Tapi ada sesuatu yang Galax
Dia yang berjuang mempertahankanDan aku yang berjuang menghancurkanDan pejuang sesungguhnya adalah dia~~~"Dari mana aja kalian?" Suara berat dan dingin itu langsung memenuhi pendengaran Queen, Stella, Acha dan Tasya. Mereka langsung menoleh ke sumber suara. Mampus ketahuan."Dari mana?" beo Stella. Queen menelan ludahnya susah payah. Apa yang harus mereka katakan?"Hm dari, dari kelas," jawab Queen dengan sedikit ragu."Kenapa ke kelas? Ekskulnya di ruang musik." Kalian tau kan ketua ekskul musik itu siapa? Ya Halaxy. Dia sedang mengintropeksi keempat cewek yang baru saja datang ini.Halaxy berjalan ke arah pintu. Ia berdiri di depan Queen. Menatap Queen yang sedang menunduk. Ia mengangkat kepala Queen agar menatapnya. "Lihat mata gue," kata Galaxy membuat Queen menjadi takut, mampus lah dia. Kenapa tadi me