Home / Romansa / SALAM TERAKHIR / Memulai Masa Sulit

Share

Memulai Masa Sulit

last update Last Updated: 2021-07-29 21:51:50

"Aku tahu aku akan menghadapi masa-masa sulit ketika aku akan memulai kembali semuanya. Namun aku tahu, cintamu begitu luar biasa untukku. Jangan biarkan aku berlama-lama larut dalam kesedihanku."

Tania menoleh ke belakang dan mendapati ayahnya sedang memeluk ibunya. Tania berhenti sejenak memandangi ibunya lalu dengan kuat hati berbalik dan terus berjalan melewati ruang tunggu. Sebentar lagi ia akan berangkat dan meninggalkan kedua orang tuanya, Bimo dan segala kesedihan yang sepanjang jalan menuju bandara telah menemaninya.

"Ibu tahu kamu berpura-pura tegar, Nak. Ibu tahu persis apa yang kamu rasakan saat ini. Ini tidak mudah bagimu. Tapi Ibu pun tak bisa melarangmu. Doa ibu menyertaimu," kata Maria memecah keheningan di dalam taksi ketika dalam perjalanan dari rumah menuju bandara.

Tania hanya diam dan memeluk erat ibunya. Air matanya hampir saja jatuh jika ia tak berusaha agar itu tidak terjadi.

"Tania akan baik-baik saja, Bu. Aku akan segera mengabari Ayah dan Ibu jika sudah tiba disana."

Tania mendaratkan sebuah ciuman di pipi ibunya, lalu melayangkan pandangan pada wajah ayahnya yang sedari tadi belum mengatakan apapun. Tania tentu tahu bagaimana perasaan ayah dan ibunya saat ini.

Namun ia biarkan saja, berusaha menyembunyikan semua isi hatinya saat ini. Meninggalkan kota Ambon dan kembali ke Jakarta.

"Aku rapuh, Bu. Aku rapuh. Tapi biarkan aku pergi. Aku akan baik-baik saja walau harus melewati ini seorang diri."

                                                           * * * * *

Hari ini Tania kembali menginjakkan kaki di kota seribu kenangan pahit dan manisnya. Menghabiskan waktu liburnya sejak kepergian Mike, Tania telah melakukan sebuah perjalanan yang sangat jauh. Jakarta ke Flores, ketika ikut mengantarkan jenazah Mike, setelah itu kembali ke Ambon. Dari Ambon ia kembali ke Flores untuk mengunjungi pusara Mike, lalu kembali ke Ambon lagi. Dan hari ini, ia kembali ke Jakarta ketika pagi tadi ia berangkat dari Ambon.

"Bu, Tania udah tiba di Jakarta. Puji Tuhan, Tania baik-baik aja dalam perjalanan."

Tania mengirimkan sebuah pesan waslap untuk ibunya lalu merebahkan tubuhnya. Tak ada yang berubah dengan isi kamar kostnya. Hanya ada sebuah penambahan pada dinding kamar; sebuah bingkai foto praweddingnya dengan Mike.

Sebuah babak baru kehidupan telah dimulainya hari ini. Menapaki jalan kehidupan seorang diri, ia memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Beruntungnya, klinik tempat ia bekerja masih mau menerimanya kembali sehingga besok ia akan kembali beraktivitas seperti sediakala dan berharap kesibukannya dapat sejenak membuatnya lupa akan kepedihan hatinya yang ia rasakan.

Mega dan Kevin mengetahui kepulangan Tania ke Jakarta. Mereka berdua berencana akan pergi ke kostnya untuk mengunjunginya. Namun Tania meminta untuk nanti malam saja datangnya. Ia ingin mengistirahatkan sejenak tubuhnya dari lelah perjalanannya.

"Baiklah, Tania. Sampai nanti," balas Mega singkat melalui sebuah pesan waslap.

Hubungan Mega dan Kevin masih baik-baik saja. Keduanya pun telah memutuskan untuk melangkah lebih jauh ke jenjang lebih serius.

Mega menghabiskan waktunya sebagai seorang guru pada sebuah sekolah dasar di daerah Jakarta Pusat, sedangkan Kevin, berkat pinjaman modal dari orangtuanya, ia sibuk mengembangkan usahanya. Ia sekarang memilik sebuah cafe live music.

"Tania udah kembali kesini lagi. Aku berencana buat ketemuan sama dia nanti malam. Kamu mau temenin aku gak, sayang?"

"Ajak Tania ke cafe aja kalau dia gak keberatan," jawab Kevin membalas pesan waslap dari Mega.

"Jangan, kita aja lah yang datang ke kostnya. Dia masih kelelahan banget sih pastinya. Kasihan dia."

"Baiklah. Aku jemput ya nanti malam."

Kevin tak pernah lagi bermain bebas seperti sebelumnya. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya di cafe, karena ia dan grup bandnya-lah yang mengisi live musicnya.

Sesekali setiap akhir pekan dalam sebulan, ia mengajak Mega untuk berkencan, menghabiskan waktu jalan-jalan ke luar kota. Kedua orang tua mereka pun telah mengetahui hubungan mereka.

Ketakutan Mega akan kehadirannya di keluarga Kevin tampaknya tak menjadi masalah yang berarti. Mega pernah mengobrol langsung dengan ayah dan ibu Kevin via video call waslap.

Mega pernah menanyakan tentang ini pada Kevin ketika di awal-awal pacaran mereka namun Kevin meyakinkannya dan itu betul, orangtuanya tidak mempermasalahkan itu.

"Siapapun gadis pilihanmu, Ayah dan Ibu tak akan melarangnya. Kalau dia baik menurutmu dan pantas untuk kamu miliki, jangan takut untuk menikahinya," pesan ayah dan ibu Kevin pada sebuah percakapan melalui telepon.

                               

                                                                * * * * *

Tania menyilakan Mega dan Kevin untuk masuk ke dalam kamar kostnya. Ukuran kamar kostnya memang tidak terlalu besar tapi masih bisa menampung kedua sahabatnya itu.

"Maaf, kamarku kecil. Kita duduk bersila aja ya di lantai."

"Gak masalah, Tania. Yang penting itu kami bisa ketemu sama kamu, udah kangen banget soalnya," sahut Mega sambil memeluk Tania.

Tak ada sama sekali tampak kesedihan pada raut wajah Tania. Berpura-pura kuat dan menyembunyikan segala kepedihan hatinya saat ini, Tania memberikan senyum nan merekah di bibirnya untuk Mega dan kekasihnya, Kevin.

Mega dan Kevin pun tak berani untuk menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan Mike. Mereka tahu itu akan melukai hati Tania.

"Eh, kalian mau minum apa?" Tanya Tania memulai percakapan kembali.

"Gak usah. Gak usah repot-repot. Nanti kita ngambil sendiri aja kalo mau minum. Air putih aja udah cukup kok," sahut Mega cepat.

Tak sengaja, mata awas Mega mendapati bingkai foto pada dinding kamar Tania. Di sana Mike berdiri sambil tersenyum di samping Tania. Ia tampak sangat bahagia. Tania memergoki Mega yang sedang memandangi foto prawedding mereka yang ada di dinding kamar.

"Minggu kemarin aku ke Flores mengunjungi makam Mike."

Mega mengalihkan pandangan ke mata Tania. Raut wajah yang sedari tadi berusaha menyembunyikan suasana hatinya kini mulai berubah. Matanya menampung banyak sekali air mata yang harusnya sudah jatuh tanpa permisi.

"Ibu Mike ngasih aku sebuah sarung tenun. Aku bawain kesini," lanjut Tania cepat agar dapat menyembunyikan kesedihannya.

Dengan cepat Tania berdiri dan mengambil sarung tenun itu dan menunjukkannya pada Mega. Mega menerimanya dan melihat-lihat kain sarung itu.

Suasana hening seketika. Kevin dan Mega melihat-lihat bersamaan kain tenun pemberian ibu Mike.

"Kain ini tuh mahal harganya, Tania. Kamu beruntung banget loh bisa dapetin ini secara cuma-cuma."

Tania hanya tersenyum mendengar apa yang dikatakan Kevin. Ia tahu hal itu, ibu Mike telah menjelaskan padanya.

"Biasanya itu, perempuan di sana termasuk yang masih muda dan belum berkeluarga pun mengenakannya ketika menghadiri pesta atau upacara adat, juga kalau ke gereja," lanjut Kevin menjelaskan.

"Berarti nanti aku juga bakal dapet dong kalau aku ikut kamu ke Flores?" Tanya Mega tiba-tiba.

"Tentu dong sayang, dan pastinya akan lebih banyak dari ini," jawab Kevin pada Mega.

Mega tersenyum dan mengembalikan sarung itu ke Tania. Tania meraihnya lalu menyimpannya kembali. Tania lalu mengambil sebuah kertas putih yang masih berada di dalam tasnya lalu memberikannya kepada Mega.

Mega meraih kertas putih itu dengan wajah penuh tanda tanya. Ia melirik ke arah Kevin, seolah-olah bertanya pada Kevin kertas apa yang ia pegang saat ini. Di sana, Tania duduk dan melayangkan pandangannya pada bingkai foto pada dinding kamar.

"Dia ada disini, Mega."

Related chapters

  • SALAM TERAKHIR   Rindu Ayah dan Ibu

    "Memilikimu memang bukan sesuatu yang menjadi kenyataan bagiku. Namun hari ini, bersama sisa-sisa cintaku yang masih belum berubah sedikitpun aku ingin dirimu tetap tinggal walau tanganmu tak dapat kujamah."Di meja makan ayah dan ibu Tania sudah ada, Bimo pun sudah menunggu kapan ibunya akan mengambilkannya nasi. Satu per satu wajah ayah dan ibunya ia pandangi."Ada apa? Mengapa Ayah dan Ibu kelihatan sedih?"Ayah dan ibu terkejut mendengar pertanyaan Bimo yang seketika langsung membuyarkan lamunan mereka. Sang ibu lalu terburu-buru menyiapkan piring dan mengambilkan nasi untuk putranya."Apakah Ayah dan Ibu memikirkan Ka Nia?"Tak satu pun dari ayah ataupun ibunya yang merespon pertanyaannya. Ayahnya menunduk, ibunya berusaha menyembunyikan raut wajah sedihnya."Setelah makan kita telpon Ka Nia. Sekarang makan dulu, Nak," kata ibu mengalihkan pembicaraan. Bimo mengangguk lalu mengajak ayah dan ibunya berdoa.Tanpa disuruh, Bimo tahu tugasnya sebelum dan sesudah makan. Ayah dan ibuny

    Last Updated : 2021-07-29
  • SALAM TERAKHIR   Sosok Misterius

    "Aku sadar perlahan-lahan aku mulai terbiasa dengan kesendirianku namun kehadiranmu masih sangat kurasakan".Tania membuka pintu kamar dan seketika aroma khas parfum yang sangat ia kenal menyengat hidungnya. Ia menyadari satu hal bahwa itu adalah wangi parfum milik kekasihnya, lebih tepatnya calon suaminya yang sehari sebelum pernikahan, maut telah lebih dahulu merenggut salah satu dari mereka.Tania mengabaikan wangi parfum itu. Ia tahu betul Mike ada di dekatnya. Ia meletakkan tasnya ke atas meja, lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya."Terus? Aku harus nangis gitu? Meratapi keadaan aku saat ini dan meminta Mike untuk nunjukin auranya di hadapan aku?"Tania duduk di tepi ranjang setelah selesai berpakaian. Sejenak terlintas dalam ingatannya perkataan salah seorang rekan kerjanya tadi siang."Eh, Tania. Tadi ada yang nyariin kamu. Tapi dia perg gitu aja pas aku bilang kalau kamu lagi makan siang ke luar.""Siapa? Pasien, bukan?" Tanya Tania penasaran."Aku juga gak kenal

    Last Updated : 2021-08-05
  • SALAM TERAKHIR   Sosok Misterius (+)

    "Apapun yang terjadi aku harus tetap hidup. Aku tidak boleh mati percuma dengan cara yang tidak semestinya seperti ini."Tamatlah riwayatku hari ini, pikir Tania. Jantungnya lagi-lagi berdegup dengan sangat kencang. Nafasnya kian tak teratur, ditambah lagi cekikan keras pria itu membuatnya semakin tak berdaya. Ia pasrah, tubuhnya lunglai tak berdaya."Mikeeeeee, to,,, to,,, tolong aku, Mikeeee,,,,"Tak ada pilihan lain bagi Tania untuk meminta pertolongan. Satu-satunya orang yang ia yakini dapat membantunya hanyalah Mike. Kalaupun saat ini, ditengah bahaya yang mengancam hidupnya, Mike tak bisa muncul dan menampakkan dirinya ia berharap setidaknya ada satu tanda dari calon suaminya itu untuk menolongnya.Ia sungguh-sungguh tak kuasa lagi untuk berteriak. Dengan sisa-sisa tenaganya ia berusaha menahan sakit karena cengkraman pria tak dikenal itu."Masih mau mengajak berlari lagi, hah?" Tanya penuh ejek salah satu dari mereka dengan suara penuh amarah. Ia mendekatkan wajahnya pada wajah

    Last Updated : 2021-08-11
  • SALAM TERAKHIR   Sosok Misterius (++)

    "Aku tahu kamu masih disini bersamaku. Terima kasih telah menjadi malaikat pelindungku. Aku merindukanmu."Tania mencoba menyapa lelaki itu namun suaranya terasa berat. Ia mencoba menggerakan tubuhnya namun sama sekali tak bisa karena masih terasa sakit.Lelaki itu membalikkan tubuhnya dan tersenyum memandangi Tania yang sedang bergetar ketakutan. Senyum lelaki itu tak berubah. Masih menawan seperti sebelum-sebelumnya."Mikeeeeee..."Teriak Tania kaget. Ia berteriak kaget dan terbangun dari lelapnya."Ya Tuhan, ternyata aku cuma mimpi."Tania mengusap wajahnya. Tak lupa juga ia memeriksa seluruh tubuhnya. Tak ada luka di lehernya. Tubuhnya ia gerakkan. Tak ada sakit yang ia rasakan."Ternyata aku cuman mimpi aneh," gumam Tania lagi. Ia kemudian bergerak turun dari ranjang dan berjalan ke arah sudut kamarnya. Ia menemukan sebotol air mineral di atas meja lalu menenggaknya.Sorot matanya ia tujukan ke dinding kamarnya. Dari sana, Mike tersenyum melihatnya. Dari sebuah gambar bisu yang di

    Last Updated : 2021-08-17
  • SALAM TERAKHIR   Pertemuan

    "Bagaimana mungkin aku merasa seperti telah lama mengenalnya? Siapa dia? Mengapa aku merasa begitu dekat dengannya?"Seorang lelaki terdiam lesu di teras rumahnya. Tak henti-hentinya ia memaki hujan yang turun begitu deras dan telah membatalkan rencananya.Sebentar lagi hari akan gelap. Ia paling tidak suka bepergian malam-malam seorang diri. Apalagi esoknya adalah hari Senin.Setelah menunggu lama, hujan akhirnya reda setelah ia hampir membatalkan niatnya untuk pergi. Tanpa basa-basi, ia langsung bergegas menuju garasi mobil dan melesat pergi.Tinggal seorang diri, Nathan memang sudah terbiasa mandiri. Segala sesuatu selalu ia lakukan seorang diri. Ia tak pernah ingin merepotkan orang lain. Ojek online sekalipun.Ia sudah terbiasa pergi seorang diri. Ibunya membiarkannya tinggal seorang diri. Usianya pun masih muda. Karirnya pun melejit sehingga ia tak pernah kesulitan jika menginginkan sesuatu. Ibunya mempercayakan sebuah anak cabang perusahaan milik ibunya. Tetapi tidak tentang urus

    Last Updated : 2021-08-25
  • SALAM TERAKHIR   Mega dan Kevin: Sahabat

    "Bagaimana mungkin kamu tak marah? Sebenarnya apa yang terjadi? Apa maksud dari semua ini?"Setelah seharian menemani Kevin di cafe, Mega diantar pulang oleh Kevin ke kostnya. Mereka memang belum bisa tinggal serumah karena belum menikah.Siang malam Kevin standby di cafe miliknya lantaran persiapan untuk pernikahan mereka. Bandnya sendirilah yang mengisi live music di cafenya.Kevin tak mau membebankan semua ke orangtuanya lagi. Ia ingin membiayai sendiri pernikahannya. Semangat yang diajarkan alamarhum Mike padanya masih ia laksanakan hingga saat ini."Kamu pasti lelah, sayang. Langsung istirahat aja ya. Maaf udah ngrepotin kamu seharian di cafe," kata Kevin setelah Mega turun dari sepeda motornya."Gak apa-apa, sayang. Ini juga demi kita berdua," balas Mega sambil tersenyum.Kevin lalu mendekatkan bibirnya dan mengecup kening Mega sebelum ia pergi dan meninggalkan Mega seorang diri."Hati-hati, sayang. Jangan begadang lagi ya, langsung istirahat. Kamu juga pasti lelah banget."Kevi

    Last Updated : 2021-08-28
  • SALAM TERAKHIR   Tiba Tiba Muncul

    "Entahlah, aku merasa Mike masih selalu ada di dekatku. Mengikutiku kemanapun aku pergi." Tania langsung menuju cafe milik Kevin dan Mega setelah selesai bekerja. Kali ini ia benar-benar ingin bertemu dengan kedua sahabatnya itu. Ia ingin menceritakan semua kejadian aneh yang akhir-akhir ini membuatnya bingung dan merasa bahwa Mike masih hidup. Tania langsung mendorong pintu cafe setelah ia tiba disana. Ia tak peduli dengan tatapan kaget sebagian pengunjung yang sedang menikmati hidangan mereka. Tania langsung menemui Mega dan Kevin yang sedang sibuk. "Aku gak tau harus memulai ceritaku dari mana. Tapi, aku beneran butuh kalian. Kalian harus tahu ini...." Tania tiba-tiba muncul dan menyerang Mega dan Kevin dengan keresahan yang sedang ia rasakan saat ini. "Tan, tenang dulu. Kamu minum aja dulu ya, baru cerita." Mega memberikan Tania segelas air mineral dan memberikan kode kepada Kevin untuk meninggalkan kesibukannya sebentar dan menemui mereka berdua. Tania menenggak segelas a

    Last Updated : 2021-09-02
  • SALAM TERAKHIR   Kembali ke Masa Lalu

    "Siapa kalian? Mengapa aku seperti telah lama mengenal kalian? Dan gadis ini, mengapa aku selalu merasa sangat dekat dengannya? Ada apa ini? Apa yang sebenarnya telah terjadi padaku? Siapa aku?" Setelah mencoba beberapa kali, tetap saja tak ada jawaban. Yosep dan Maria mulai khawatir. Tidak seperti biasanya Tania mengabaikan telepon dari kedua orangtuanya. Maria hendak mencoba sekali lagi namun Yosep membatalkannya. Gawai ditangan istrinya itu ditariknya lalu diganti dengan sebuah pelukan. Lukas tahu istrinya sudah mulai tak tenang memikirkan putrinya. "Bu, tenanglah dulu. Nanti kita coba lagi, ya. Tania mungkin sedang sibuk," bisik Yosep lembut sambil mengusap punggung istrinya. Maria kemudian menatap mata suaminya itu kemudian menempelkan kepalanya ke dada bidang suaminya. Ia tak lagi kuasa menahan air matanya. Ia benar-benar mengkhawatirkan Tania. "Baru kali ini Tania tidak menjawab telepon kita, Yah. Padahal sudah berkali-kali kita meneleponnya." Yosep tak mengatakan apa-apa.

    Last Updated : 2021-09-03

Latest chapter

  • SALAM TERAKHIR   Kado Untuk Tania

    "Genggam erat tanganku dan jangan kau lepas. Aku akan semakin mencintaimu setelah ini. Percayalah."Pagi-pagi sekali Tania sudah bangun, membantu Ibu Icha memasak di dapur. Selain menyiapkan sarapan untuk pak Ujad suami ibu Icha dan Adhari anaknya, mereka juga masak untuk para pelanggan bu Icha yang bekerja di pabrik.Rasanya sudah lama sekali Tania tidak melakukan aktivitas itu lagi. Selama hidup di Jakarta, ia tak pernah memasak sebanyak ini. Makan pun selalu dibeli dari warung, sesekali memasak sendiri di kost tapi itu juga hanya sayur dan ikan.Tania tak lupa juga mengabari Novy, temannya bahwa hari ini ia akan melakukan penelitiannya. Semalam setelah sampai, ia lupa mengabari Novy karena saking seriusnya mengobrol dengan keluarga barunya."Eneng, hampura ibu teh teu bisa temanin eneng," kata bu Icha di sela-sela menyediakan sarapan ke atas meja.Tania hanya mengangguk kecil. Ia memang tak harus mem

  • SALAM TERAKHIR   Rahasia Besar Terbongkar

    Setelah melewati perjalanan yang panjang dan melelahkan, Tania akhirnya tiba di tempat tujuannya, Desa Margaluyu. Waktu kira-kira pukul 16.37 WIB.Berkat bantuan salah seorang teman kampusnya yang merupakan putri kelahiran Desa Margaluyu, Tania akhirnya bertemu dengan Kepala Desa setempat dan dia akhirnya diantar oleh istri bapak Kepala Desa menuju rumah Ibu Icha Nur Aida, salah satu tetangga dari Novi, temannya.Perjalanan yang melelahkan namun terbayar lunas dengan sambutan hangat dari keluarga Ibu Icha. Ibu Icha adalah seorang ibu rumah tangga, usianya 56 tahun. Ia tinggal bersama suami dan seorang anak laki-lakinya yang masih duduk di bangku SMA. Suaminya bernama pak Ujad Sudrajad.Mereka memiliki sebuah warung nasi yang menjadi tempat langganan para karyawan pabrik susu, PT. Nusantara Agri Sejati Dairy Farm. Jarak pabrik susu itu tak jauh dari rumah ibu Icha - hanya melangkahkan kaki sekitar tujuh langkah, kita sudah menginjakkan kaki di area pabrik s

  • SALAM TERAKHIR   Rencana Baru

    Mike PoVMike telah siap di meja piketnya dan akan menjalankan tugasnya seperti biasa sebagai seorang security. Wajahnya tak menunjukan sama sekali ada keceriaan disana - ia masih memikirkan rencananya yang sudah gagal dan juga tantangan yang Tania berikan padanya.Tak berpikir panjang lebar, ia merogohkan tangan ke dalam sakunya lalu mengeluarkan handphonenya. Ia mencari nama Mega pada kontak lalu menelepon Mega."Halo, Mike. Ada apa?" Tanya Mega setelah menjawab telepon dari Mike.Mega tak menunggu waktu lama untuk menjawab telepon dari Mike karena handphonenya sedang berada di tangannya."Mega, apakah aku mengganggumu?" Tanya Mike cepat."Tidak, Mike. Ada apa?" Tanya Mega balik."Sepertinya rencana kita telah gagal, Mega. Tania akan pergi ke Sukabumi beberapa hari ke depan," kata Mike dengan suara datar."Berarti ulang tahunnya dia tidak di Jakarta?" Tanya Mega sambil mengernyitkan dahinya."Ya, Mega. Aku tak tahu lagi harus bagaimana," jawab Mike masih dengan suara datar."Apakah

  • SALAM TERAKHIR   Kabar Baik

    Tania PoVHari yang melelahkan. Betapa tidak? Setelah lama berargumen dengan dosen pembimbingnya, akhirnya pengajuan judul skripsi Tania disetujui.Dengan wajah berseri, Tania melangkah meninggalkan ruangan dosen pembimbingnya. Ia memutuskan untuk langsung kembali ke kostnya.Tania tidak mau menunggu lagi - satu atau dua minggu kedepan, ia akan meninggalkan hiruk-pikuk kota Jalarta dan pergi ke luar kota.Untuk metode penelitian lapangan (empiris), Tania akan pergi ke daerah pelosok untuk mempelajari Perkembangan Gizi Ibu dan Anak Balita - dan tentu saja, ia akan merayakan ulang tahunnya disana.Tania memilih Desa Margaluyu, salah satu desa yang berada di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat.Tania merebahkan tubuhnya, tangannya meraih handphone dan mengirim sebuah pesan waslap pada Mike. Ia harus mengabari Mike - tak biasanya ia memutuskan untuk terlebih dahulu mengabari Mike tentang kabar baik ini."Mike, bagaimana hari-harimu? Lama tak bertemu ya. Aku harap k

  • SALAM TERAKHIR   Rindu

    Seperti biasa setelah pulang dari kampus, Mike mengajak Mega untuk singgah ke Taman Kenangan. Ia beruntung, hari ini Mega menyetujuinya - mereka kembali meski tak seperti dulu.Mega tentu saja menjaga jarak karena ia sekarang adalah kekasih Kevin. Kembali ke taman adalah salah satu hal yang akhir-akhir ini ingin ia lupakan namun karena Mike memaksanya, ia mengiyakan meskipun dalam hatinya menolak."Aku ingin berbicara denganmu, Mega. Kali ini saja. Kembali ke taman bersamaku," rengek Mike ketika keluar dari ruangan kelas tadi.Sesampainya mereka di taman, Mega tak menunggu Mike yang sedang memarkirkan sepeda motornya. Ia berjalan terlebih dahulu, toh tidak kemana-mana, pasti di tempat yang sama.Mega menunjukan aura tak berseri sama sekali. Mike menyadarinya namun ia masa bodoh. Ia tahu Mega sedang berusah menjaga jarak karena sekarang Mega adalah kekasih Kevin, temannya.Mega bukan lagi gadis bodoh yang masih mengharapkan cintanya, ia ki

  • SALAM TERAKHIR   Terakhir

    Laura meletakan segelas susu ke atas meja lalu melangkah ke ranjang tidurnya. Disana masih ada Mike yang masih tidur dengan pulasnya.Entah apa yang ia mimpikan semalam dalam tidurnya, pagi-pagi sekali Laura sudah bangun dan langsung membersihkan dirinya. Ia sengaja masih mengenakan tanktop yang semalam ia kenakan.Layaknya seorang istri, Laura menyediakan segelas susu yang telah ia letakkan di atas meja. Laura memegang pundak Mike, menggoyang pelan - membangunkannya.Mike kaget dan membuka matanya, ia melihat Laura duduk di hadapannha. Ia mengusap matanya, lalu memberikan senyuman pada Laura. Laura membalas senyumnya."Kamu mengagetkanku, Laura," kata Mike setelah mengumpulkan kembali sebagian nyawanya."Bangunlah, Mike. Sudah pagi. Kamu harus ke kampus hari ini, bukan? " sahut Laura sambil berdiri meninggalkan Mike yang masih duduk di ranjang.Laura sengaja meninggalkannya karena lelaki itu masih telanjang dada. Dadanya yang bi

  • SALAM TERAKHIR   Aku Milikmu Malam Ini

    Tak menunggu lama bagi Mike, ia segera menuruti permintaan Laura. Ia menggendong Laura dan membawanya ke ranjang. Tatapan matanya sedikitpun tak beralih dari tatapan mata Laura yang menatapnya dengan penuh nafsu saat ini.Mike lalu membuka bajunya dan membiarkan tubuhnya tak ditutupi apa-apa lagi. Batangnya yang sedari tadi sudah tegak sepenuhnya membuat tatapan Laura langsung berpindah ke situ. Mike mengabaikan perasaan malunya saat ini bahwa untuk pertama kalinya ia telanjang di hadapan seorang gadis. Ia juga tak peduli bahwa ukuran batangnya besar atau kecil menurut Laura.Nafsu telah mengalahkan semua itu dan ia tak bisa berbuat apa-apa lagi selain menyelesaikan apa yang harus ia selesaikan malam ini.Laura perlahan bangun dari ranjang dan mendorong tubuh Mike yang sudah tak mengenakan apa-apa lagi. Laura memang lebih berpengalaman jika dibanding dengan Mike meskipun pengalaman percintaaannya tidak didasari rasa cinta.Mike pasrah de

  • SALAM TERAKHIR   Malam Pertama

    Tak bisa lagi menahan semuanya, Mike lalu menyambutnya, membalas dengan mesra ciuman Laura padanya kemudian mendorong tubuh Laura dengan lembut hingga terjatuh kembali ke ranjang.Dengan posisi seperti itu, siapapun lelaki yang memandangnya tentu tak akan menahan diri untuk segera menjamahnya saat itu juga.Mike perlahan naik ke atas ranjang, berniat untuk memangkas jarak diantara mereka berdua. Namun Laura memikirkan hal lain. Ia tidak ingin Mike yang mendominasinya.Laura tahu betul bahwa Mike belum pernah melakukan hal ini sehingga dirinyalah yang harus memulainya. Ia dapat melihat dengan jelas keraguan dari tatapan Mike padanya.Laura kemudian bangun dari ranjang lalu menarik Mike ikut bersamanya. Perlahan, ia menggiring Mike mengikutinya kembali ke ruang tamu, kembali ke atas sofa.Jari telunjuk Laura menyentuh dengan lembut dan manja pada dada bidang Mike, bergerak pelan membentuk sebuah garis tak lurus lalu secepat kilat mendorong Mike agar jatuh dan duduk ke atas sofa.Mike ha

  • SALAM TERAKHIR   Malam ini Saja, Mike

    Mike mendehem pelan. Ia memegangi resleting jaket dan menariknya ke bawah, membuka jaketnya. Ia menuruti saran Laura karena ia memang merasa gerah.Namun ia merasa gerah bukan karena hawanya panas di dalam kamar Laura melainkan situasi yang belum pernah ia rasakan: berdua dengan seorang gadis yang berpakaian seksi di hadapannya.Sementara Laura masih tetap tenang pada posisinya. Tanpa mereka sadari sudah satu jam berlalu. Mereka masih berkutat dengan perasaan masing-masing.Laura merasa malu terhadap dirinya sendiri yang berani menampakan lekuk tubuhnya sedangkan Mike, kegusaran nampak jelas di wajahnya. Ia telah mandi keringat semenjak masuk ke dalam kamar hotel Laura.Kata-kata Laura terakhir masih terekam jelas. Ia berharap, Tania tidak akan meninggalkannya sama seperti apa yang Laura lakukan padanya.Ia tidak menyalahkan Laura dalam hal ini. Ia mendukung Laura, baginya apa yang dilakukan sebagai anak untuk menyelamatkan orang tuanya yang dililit hutang sudah tepat.Perpisahan Laur

DMCA.com Protection Status