Zarianti duduk dimeja rias miliknya, hatinya penuh kegusaran karena la harus menghadapi cobaan terberat dalam hidupnya,
'Rupanya diriku tak muda lagi, tapi sampai saat ini aku belum bisa memberikan anak kepada mas Bastian,' gumam zarianti didalam hati sambil mentap wajahnya di cermin.Zarianti menatap wajah Bastian dibalik cermin, yang selalu tersenyum menatapnya, menunggu pujaan hatinya selesai berdandan, karena Bastian sudah tahu kebiasaan istrinya yang suka berdandan sebelum tidur,sedang Zarianti hanya bisa membalas senyuman Bastian, meski didalam hatinya sedang berkecamuk, tekanan batin yang la rasakan membuatnya sakit, saking sakit yang la rasakan, la berusaha menenangkan dirinya dengan meremas kuat dadanya.'Sampai kapan mas kamu akan menyimpan kekasih mu itu di rumah kita mas, apakah kamu ga bisa menjaga perasaan hati istri kamu mas,walupun sakit,tapi aku tetap tersenyum di depan mu dan kekasih gelap mu itu mas.' Rianti berkata dalam hati.Namun semua itu tidak menghalangi rencana Zarianti yang akan berpura pura tidak ada masalah di depan Bastian,walaupun Rianti tidak setuju bastian membawa seorang gadis yang la temui satu minggu belakangan ini.Zarianti mencoba mengumpulkan seluruh tenaganya, la menghela nafas panjang lalu menghampiri Bastian yang sedari tadi menunggunya diranjang asmara milik mereka, dimana ranjang itulah yang menjadi saksi bisu awal pernikahan mereka hingga saat ini."Mas," panggil Rianti sambil mendekapkan kepalanya di dada Bastian yang bidang nan berotot."Iya sayang" sahut Bastian membelai rambut zarianti."Kamu sayang gak sama aku?" tanya Zarianti dengan sedikit gugup"Yah sayang dong" jawab Bastian dengan santai"kamu cinta gak sama aku?" tanya Zarianti lagi"Ya cinta lah sayang," jawab Bastian sambil tersenyum menatap Zarianti."Apa kamu akan melakukan apapun yang aku mau mas?""Hmm selagi aku mampu, akan aku lakukan apapun untukmu sayang""Hmm seperti itu yah,""lya sayang, kamu ini kenapa sih? tiba-tiba bertanya seperti itu?" tanya Bastian keheranan melihat tingkah istrinya yang aneh itu."Tidak apa-apa mas, aku hanya ingin megatakan sesuatu padamu mas,""Apa itu sayang?"Mendengar pertanyaan Bastian membuat Zarianti semakin gugup, sejenak ia menarik napasnya lalu menghembuskannya dengan perlahan."Sebenarnya, aku ingin menanyakan sesuatu sama kamu mas,tapi aku takut kamu, marah sama aku!"Mendengar ucapan Zarianti membuat Bastian terkejut, Bastian langsung mengerutkan dahinya tak mengerti dengan ucapan Zarianti barusan."Apaa? maksud kamu apa sayang?" tanya Bastian mulai penasaran.Zarianti langsung duduk disamping Bastian lalu memegang lembut tangan Bastian, la menghela nafasnya sejenak lalu mencoba menjelaskan maksudnya kepada Bastian."Mas, kalau aku belum di kasih keturunan juga dari Allah , apakah, kamu akan menikah dengan wanita pilihanmu Mas dan besok aku harus bertemu dengan dokter kandungan kembali, Mas" jelas Zarianti serius.'Aku sebenar nya hanya ingin mengetes kamu aja mas,apakah! kamu jujur atau tidak,atau apakah! kamu emang punya rencana ingin menikahi Claudia mantan pacar kamu yang sekarang sedang hamil anak kalian'Mendengar penjelasan Zarianti, seketika Bastian menarik tangannya dari genggaman Zarianti, la tak percaya Zarianti akan melakukan hal sekonyol itu."Apa kamu sudah gila Rianti! Aku gak mau, kamu boleh menyuruhku apapun, tapi jangan menyuruhku menikahi wanita lain" ucap Bastian yang mulai emosi."Aku tidak menyuruh mas,harus menikah lagi mas,cuma aku kan berkata ,seandainya aku ga bisa memiliki anak dari rahim aku dan darah daging kita,apakah kamu mau menikah lagi atau tidak."ucap Zarianti,"Tapi mas kalau emang kamu ada niat mau menikah lagi, hanya ingin memiliki keturunan , silakan saja, mas ,aku tidak punya cara lain, kalau emang mas mau menikah lagi karena mas ingin mempunyai anak,hanya itu satu satunya jalan agar kamu bisa mempunyai anak Mas" ucap Zarianti dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.'walaupun batin aku tidak ikhlas dengan itu semua mas,aku tidak mau di bagi,masalah nya mas,tapi aku ga bisa menjadi wanita yang egois, kalau emang kamu ingin mempunyai anak dari darah daging kamu sendiri mas,maaf kan aku mas,akhirnya aku akan menyerah dengan pernikahan kita.' Rianti tak sadar bahwa bulihan air mata nya keluar begitu saja."Tapi kita kan masih bisa berusaha dengan cara lain Rianti, dengan bayi tabung aku siap" seru Bastian mulai emosi."Tidak bisa Mas, aku tidak mau karena itu terlalu beresiko, aku mohon Mas turutin permintaanku yah" ucap Siska bermohon disamping Bastian.'ya Allah ,aku harus menerima kenyataan ini semua ,ya Allah,kalau emang jalan yang terbaik suami ku menikah lagi,aku tidak apa apa,aku ikhlas lahir banthin,yang penting mas Bastian ada keturunan dari diri mas Bastian, ya walaupun bukan dari Rahim ku,aku juga tidka bisa berbuat apa apa, semua itu kehendak Mu Ya Allah.' Rianti bermonolog dalam hati.Seketika Bastian langsung menoleh ke hadapan Zarianti, lalu memegang bahu Zarianti dengan kuat, Bastian menatap mata zarianti dengan tajam"Aku katakan padamu Rianti, Aku tidak bisa" seru Bastian dengan nada tegas menghempaskan Rianti diatas tempat tidur, lalu perlahan berjalan meninggalkan Rianti.Bastian sebenar nya bingung,mau menerima atau menolak keinginan Rianti, walaupun nanti pasti akan ketahuan,bahwa Claudia sedang hamil anak Bastian,tapi Bastian sangat mencintai Zarianti, Bastian tidak mencintai Claudia.Bastian hanya menganggap Claudia adalah teman dan mantan pacara Bastian dulu,tapi Bastian juga tidak bisa pungkirin bahwa Bastian juga,sudah ada rasa sedikit dengan Claudia."Kalau kamu tidak mau mengikuti kemauanku, lebih baik kamu tinggalkan saja aku Mas hiks hiks" teriak Rianti mulai terisak karena Bastian menolak permintaannya itu.Zarianti tau ini sangat sakit di hati nya,tapi dari pada ,menambah dosa ,apasalah nya Bastian dan Claudia menikah saja,biar halal,karena Zarianti tidak mau Bastian menambah dosa,setiap malam datang ke kamar Claudia melakukan yang tidak boleh di lakukan.Mendengar teriakan Zarianti, membuat Bastian menghentikan langkahnya, la langsung membalikkan tubuhnya lalu kembali menghampiri Zarianti."Rianti, apa kamu yakin akan melakukan ini semua?" tanya Bastian dengan nada emosi."Iya, aku sudah yakin Mas" jawab Rianti dengam lantang seketika membuat mata Bastian terbuka lebar."Apa yang kamu pikirkan Rianti? kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu? atau jangan-jangan kamu sudah gak cinta sama aku Rianti?"Walaupun zarianti tidak ikhlas,tapi Zarianti bisa apa,dengan semua ini, orang tua mas Bastian selalu menanyakan kapan punya anak,ya Allah mudah mudahan hati aku kuat tegar untuk menghadapin ini semua."Justru karena aku cinta kepadamu Mas, aku melakukan semua ini, karena aku ingin melihat kamu bahagia, aku juga ingin melihat mama bahagia melihat cucunya, hiks hiks hiks" ujar Zarianti sambil meneteskan air matanya."Aku juga,sudah tahu semua mas,bahwa Claudia adalah mantan pacar kamu,mas, dan sekarang Claudia sedang mengandung anak kamu kan mas!,tapi kenapa kalian berpura pura dan bersandiwara di depan ku mas,apa salah aku ,sampai kalian tega bersandiwara, seolah olah itu adalah kecelakaan yang terjadi pada Claudia dan pacar nya,pada hal itu kecelakaan ,atas dasar suka sama suka,aku juga tahu mas,setiap malam mas ,kekamar Claudia,dan kalian melakukan itu semua,apakah itu tidak menambah dosa,mas, masa yang melakukan tapi aku juga yang kena dosa nya,karena aku melihat itu semua, dengan mata kepala aku sendiri,mas, jadi apakah aku salah menyuruh mas dan Claudia,cepat melakukan pernikahan biar menjadi halal,walaupun aku tahu mas,aku belum ikhlas sepenuh nya dengan kejadian mas ini,tapi aku harus apa mas,aku ga bisa berbuat apa apa,mas, mau marah sama mas dan Claudia juga percuma,karena sudah kejadian mas."ucap Zarianti dengan menarik nafas dalam dalam dan mengatur kembali.Bastian langsung memeluk erat tubuh Zarian.Bastian langsung memeluk tubuh Zarianti yang terguncang karena menangis, hingga akhirnya Bastian pun ikut menangis.'Aku tidak tahu kalau istri sudah mengetahui ini semua,dan aku juga tidka tahu kalau setiap malam istri ku,melihat ini semua,begitu terpukul nya perasaan dan hati Rianti, melihat itu semua,apakah aku suami yang sangat kejam dan tega,terhadap Rianti.' Bastian berkelana dengan hati dan pikiran nya sendiri."Kamu tahu Rianti, hampir 8 tahun kita bersama, tak sedikitpun aku mempunyai pikiran untuk menghianatimu Rianti, dan sekarang kamu tega menyuruhku untuk menduakanmu" bisik Bastian ditelinga Zarianti."Maafkan aku, Mas" ucap Zarianti memeluk erat Bastian.Kemudian Bastian melepaskan pelukannya lalu menatap Istrinya yang sesenggukan menangis."Baiklah Rianti kalau itu memang kemauanmu, akan aku turuti, tapi ingat aku tidak akan memperlakukan dia sepertimu,aku memp
sesampainya dirumah aku melihat Zarianti sedang memasak hidangan untuk makan malam."dari mana saja kamu ini, masa beli garam aja lama?" tanya Zarianti dengan penasaran."maaf mbak, tadi Clau ngantri diwarung bu Rima, jadi lama banget" jawabku sedikit kebingungan."oh gitu, ya sudah kamu bantu mbak masak dulu ya, Clau." kata Zarianti lagi.'Sebenar nya aku males mau bantuin Zarianti masak, emang tidak ada asisten rumah tangga gitu yang bantuin Rianti,masak, enak banget tinggal nyuruh nyuruh,mentang mentang aku nanti akan menjadi istri muda mas Bastian jadi segampang itu dia nyuruh nyuruh aku'.ucap Claudia dalam hatiuntunglah Zarianti gak curiga dengan aku, soalnya Rianti dan Bastian itu orangnya keras, mereka gak pernah ngijinin aku untuk bertemu laki laki lain, sebelum aku menikah dan melahirkan dan, setelah melahirkan aku pengen mencari kerja,aku tidak mau hanya menjadi ibu rumah tangga saja.Selesai makan malam, aku segera m
Zarianti mulai keluar dari Penginapan dengan membawakan sebuah seserahan kecil untuk dihadiahkan kepada Claudia, sedang Bastian menyusul Zarianti keluar dari penginapan, Segera Bastian memencet tombol yang berada di kunci mobil, agar Zarianti bisa segera masuk mobil, tampa harus menunggunya,Bastian pun ikut masuk ke mobil, lalu mulai menyetir, kemudian melajukan mobilnya menuju rumah ibu Pratiwi.Sampai dirumah Ibu Pratiwi, Zarianti mulai menuruni mobil dengan membawa seserahan, disana sudah terlihat beberapa orang sedang menunggu, termasuk pak penghulu, perlahan Zarianti dan Bastian masuk ke dalam rumah, lalu memberikan seserahan itu kepada Ibu pratiwi.Bastian mulai duduk dilantai kayu beralaskan tikar yang mulai usang menghadap pak penghulu, sedang Zarianti sibuk mencari keberadaan Claudia."Bu, Claudia mana?" tanya Zarianti."Claudia ada di dalam kamarnya nak""Boleh saya masuk Bu?""Boleh sekali nak, Silahkan"
"Jadi bagaimana nanti jika Claudia dirumah? nanti apa yang akan kita katakan kepada orang tua kita, jika mereka tanya tentang Claudia?" tanya Bastian sambil menyetir mobilnya."Hmm lya juga Mas, aku juga belum memikirkan soal itu" Sejenak Bastian menghela napasnya lalu mengatakan sesuatu kepada Zarianti."Bagaimana kalau dia berpura-pura sebagai pembantu kita disana? hanya untuk sementara waktu saja""Bener juga idemu mas""Bagaimana Claudia, kamu mau kan pura pura jadi pembantu kita""Hmm iya Mbak, saya mau" ucap Claudia mengiyakan pendapat Bastian dan Zarianti.Mendengar claudia yang setuju membuat Zarianti merasa lega dan senang.Walaupun keluarga Bastian jarang main kerumah tapi ini hanya berjaga jaga saja,supaya kalau keluarga nya menanyakan itu.Tapi bagaimana dengan Mariam,yang tidaj menyukai Bastian menikah lagi dan mempunyai ibu dua, Zarianti jadi bingung untuk menjelaskan ke Mariam."Makasih
"Kenapa kamu terkejut,melihat saya dan Rianti, bermesraan?" tanya Bastian.."Aku juga istri kamu mas,! Mengapa kita tak tidur satu kamar? Pernikahan macam apa ini?" protes Claudia."Jangan pernah bermimpi pernikahan yang indah! Karena aku tak akan pernah mencintai kamu. Sudahlah tak perlu protes! Paling tidak, hal ini lebih baik daripada kamu hidup sebatang kara. Paham?" cerocos Bastian."Aku lebih baik menjadi janda, daripada harus menikah seperti ini. Lebih baik sekarang kamu talak aku, daripada kamu menyiksa aku secara perlahan. Aku hanya tinggal bilang sama ibu, kita ingin bercerai. Selesai!" Ucapan Claudia membuat Bastian menelan salivanya.Claudia marah sama Bastian karena pakaian Claudia tidak bareng dengan Bastian, Claudia di tempatkan di kamar bawah,sedangkan Bastian di kamar atas bersama Zarianti, Claudia sangat kecewa,dengan semua ini.Ternyata istrinya ini bukanlah istri yang lemah. Justru dirinya yan
"Nggak juga. Rasanya sakit tapi juga enak." Claudia mulai memejamkan matanya. "Kalau begini?" Bastian mengubah posisi kaki Claudia, kalau tadi ada di pahanya, kini ia menaikan sedikit, menggantung di udara sambil dipegang oleh salah satu tangannya. "Ya begitu mas. Aku suka posisinya kayak gini, ...agak pelan, jangan terlalu cepat." Ujar Claudia saat dirasakan kalau Bastian kembali menusuk kakinya dengan kayu. Posisi seperti ini sebenarnya kurang nyaman karena kini Bastian bisa melihat dalaman Claudia yang berwarna hitam. Bastian merasakan matanya menjadi berat. Apakah dia kelelahan disaat tubuhnya justru merasa bergairah karena melihat Claudia? Ponsel Claudia kembali berbunyi. Gadis itu tahu kalau Zarianti sudah tak ada. "Sebentar Mas, aku angkat ponselku dulu." Claudia langsung berdiri dan meraih ponselnya. la pura-pura mengangkatnya. Pada hal itu dari bi Rini. "Hallo, Ricky..how are you?" "Nona Zarianti sudah ke
"Kenapa lehel Ayah? Di gigit nyamuk ya? Apakah kamar Ayah sama Bunda ada nyamuknya?" Tanya Mariam lagi. Bastian yang sedang menguyah makanan menatap Mariam tak mengerti. Ia melepaskan sendok dan garpu yang ada di ditangannya lalu menatap Mariam. "Maksudnya?" "Leher Ayah melah. Ada dua." Perasaan Bastian mulai tak enak. Apalagi bi Rini yang ada di belakang Mariam tersenyum malu-malu. Claudia yang menunduk di sampingnya berusaha menahan tawanya. la memang tadi yang membuatnya saat Bastian masih terlelap dalam tidurnya.Raihana nampak juga menahan senyum namun Zarianti menatapnya tajam dengan menahan rasa kesabaran dalam diri Zarianti,karena demi keluarga Bastian yang ingin mempunyai anak dari Bastian. "Leher Ayah merah?" Tanya Bastian semakin bingung. "Riam punya kaca. Nih...!" Mariam memberikan mainannya yang ada kaca. "Riam, jangan ganggu Ayah!" terdengar suara Zarianti menegur putrinya. "Tolong
"Mas," ucapan Zarianti terhenti dan dia langsung menutup matanya, karena Bastian dengan cueknya saat itu baru mengenakan penutup miliknya. Sedangkan Bastian dalam hati justru tertawa geli.Berhasil membuat Zarianti merasa malu. "Mas, aku turun ya!" ujar Zarianti dan langsung pergi meninggalkan Bastian yang tersenyum puas. Zarianti sudah menunggu Bastian di meja makan, tak lama kemudian Bastian turun menyusul Zarianti. Dia sudah terlihat rapih, dan tinggal sarapan pagi. Zarianti merasa senang, karena akhirnya Bastian mau makan masakan dirinya. Paling tidak, Bastian sudah mau makan masakan dia, Zarianti yakin setelah itu Bastian akan membuka hatinya. "Aku berangkat dulu ya," ucap Bastian. Zarianti langsung menyambar tangan Bastian dan mencium tangan suaminya. "Selamat kerja ya Sayang, semoga pekerjaannya lancar," ucap Zarianti dan Bastian hanya menganggukkan kepalanya. Zarianti mengantarkan suaminya sampai suaminya p