"Maaf Yah, hati aku sudah sangat sakit. Asal Ayah tahu, sejak awal pernikahan Mas Bastian sudah menyakiti hati aku. Selama ini aku masih terus bertahan, dan berharap Mas Bastian akan berubah. Aku masih merasa yakin, kalau cinta akan hadir seiringnya waktu. Tapi, ternyata aku lihat kelakuannya semakin menjadi. Bahkan dia tak peduli dengan program ingin mempunyai anak, dia tak pernah mengharapkan kehadiran seorang anak dari rahim aku ini. Jadi, untuk apalagi aku pertahankan," ungkap Zarianti.
Ayah Agus dan Bunda Maura terlihat begitu terpukul. Sebenarnya, Zarianti pun merasa tak tega kepada mereka. Terlebih selama ini, kedua mertuanya itu begitu menyayangi dirinya. Zarianti juga sudah menganggap keduanya sebagai orang tua penggantinya yang telah tiada. Namun, jika Zarianti mengingat perlakuan Bastian kepadanya. Dia tak akan mengubah keputusannya lagi. "Sekarang Bastian mana?" tanya Ayah Agus kepada Bastian. "Paling diAyah Agus dan Bunda Maura menyuruh Zarianti tinggal di rumahnya. Mereka khawatir dengan kondisi Zarianti yang saat ini baru saja di talak oleh Bastian, tapi Zarianti tetap kekeuh tidak mau tinggal di rumah orang tua Bastian,walaupun Ayah Agus dan Bunda Maura sangat menyayangi Zarianti. "Zarianti, maafkan Ayah sama Bunda. Pasti kamu sangat kecewa dengan keputusan orang bodoh ini. Ayah yakin kalau kamu itu adalah wanita yang baik. Suatu saat nanti, kamu pasti menemukan laki-laki yang baik juga. Semoga kamu bisa terima keputusan Bastian. Ayah yakin, suatu saat nanti dia akan menyesal karena telah membuang kamu. Sebagai orang tua Ayah merasa gagal, karena tak bisa mendidik dia menjadi orang yang bertanggung jawab," ucap Ayah Agus. Bastian hanya menyimak percakapan ayahnya dengan Zarianti, walaupun Bastian juga tidak mau membuat Ayah dan Bunda nya kecewa dengan prilaku Bastian, tapi Bastian tidak bisa berbuat dan menurutin kemauan Ayah dan Bunda nya, kare
Bastian sudah sampai di apartemen tempat dia tinggal bersama Claudia. Terlihat raut kecewa di wajahnya. Dia merasa kecewa, karena kedua orang tuanya lebih membela Zarianti dibandingkan dia anak kandungnya sendiri. Claudia terbangun dari tidurnya, saat mendengar bunyi bel apartemennya berbunyi. Dia langsung beranjak turun untuk segera membukakan pintu kamar apartemennya. "Kamu kenapa Mas? Mengapa wajah kamu kusut sekali? Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Claudia. Saat sang suami melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Bastian langsung meletakkan bokongnya di sofa, wajahnya terlihat kusut. Bastian mulai menceritakan apa yang terjadi tadi. Entah Claudia harus merasa senang atau sedih dalam hal ini. Karena akhirnya, dialah yang berhasil memenangkan Bastian. Keinginannya terwujud, untuk memiliki Bastian seutuhnya. Pada akhirnya, Bastian memilih dirinya dan menceraikan Zarianti, Claudia tersenyum atas kemenangan nya. "Sudah, jangan bersedih
Masih dia ingat, saat foto pernikahan itu terjatuh dan kaca figura itu pecah berhamburan. Hingga akhirnya, Zarianti terpaksa mengganti kembali figura itu, Tapi sekarang hanya kenangan semata dan sekejap. "Sini, Bunda bawa saja foto itu. Bunda enggak mau kamu terus mengingatnya," ujar Bunda Maura. "Tidak apa apa Bunda aku, sudah terbiasa dengan semua ini kok, Bun? aku cuma hanya mengingat nya saja , Bunda jangan khawatir dengan diri ku, Bun." Zarianti meyakinkan mantan mertua nya itu, bahwa dirinya sudah lebih tenang Bunda Maura menyuruh Bi Santi untuk menyingkirkan foto itu dari hadapan Zarianti. Bunda Maura dan Bi Santi langsung memasukkan barang-barang milik Bastian ke dalam koper dan juga kantong plastik besar. "Coba Rianti kamu cek! Ada lagi enggak barang dia yang ketinggalan? Biar dia enggak usah masuk kesini lagi, dan enggak ada alasan untuk balik lagi kesini. Oh ya Bi, kalau besok-besok ada Pak Bastian kesini, kamu jan
"Cek pembukuan selama Bastian memimpin perusahaan!" Titah Ayah Agus kepada orang suruhannya. Bastian pikir, dirinya akan aman. Dia bisa hidup tenang dengan harta yang masih dia miliki. Mungkin dirinya lupa, siapa ayahnya. Dia adalah seorang yang tegas, bahkan selama ini dia pun sangat takut dengan sang ayah. Tujuan Ayah Agus hanya satu, dia ingin membuat anaknya itu jatuh di titik paling terendah. Agar sang anak menyadari apa yang telah dia lakukan selama ini. Tak ada yang patut disombongin, karena selama ini anaknya hebat karena bantuannya, Ayah Agus benar benar ingin menghukum Bastian. "Berani berbuat, berani bertanggung jawab," ucap Ayah Agus. "Ayah ingin tahu, sekuat apakah kamu bisa bertumpu di kedua kakimu. Ayah juga tak rela, jika harta kekayaan ayah dinikmati wanita matre itu. Lebih baik harta ayah untuk cucu ayah," ucap Ayah Agus dalam hati. Hari yang dilalui Bastian begitu berat. Dia mencoba melama
Tiga tahun sudah aku menjalani pernikahan ini. Kupikir aku sudah bahagia. Suami tampan, kaya, berpendidikan, dengan pekerjaan yang 'wah'.Senyum merekah serta pakaian yang sederhana aku menghadiri reuni keluarga suamiku. Aku tidak sendirian, ada suami tercinta yang selalu siap menemani. Tapi sayangnya aku harus masuk lebih dulu, lantaran pria itu harus mengambil sesuatu yang tertinggal.Baru saja aku menginjakkan kaki ke dalam gerbang rumah mewah yang orang sebut sebagai kediaman Tuan Besar Agus Nugraha. Pernyataan tidak enak sudah menyapa telingaku.Kalau aku tidak memandang suami aku ,mungkin aku sudah pergi dari rumah Tuan besar Agus,tapi karena aku masih menghargai dan menghormati suami aku ,jadi aku tetap masih bertahan di rumah istana itu."Kamu siapa?" tanya seorang wanita yang terlihat seumuran denganku. Ada balita manis dalam gendongannya.Hatiku merasa gemas dengan bocah itu, tapi baru saja akan menjawab ucapannya, ia kembali me
Semua mata tertuju kepada pemilik suara yang begitu lantang sekali.mereka semua terkejut dan kaget bahwa yang datang adalah"SILVI"Semua orang terkejut atas kedatangan Silvi ke acara reunian keluarga Nugraha,padahal Silvi bukan keluarga Nugraha."Kenapa kalian,pada terkejut,kaya lagi melihat hantu saja."Dengan gaya Silvi yang sombong dan angkuh,yang selalu dia tunjukkan pada semua orang."Hai.""Bastian, apa kabar,sudah lama kita tidak berjumpa,apakah kamu masih ingat aku,yang selalu membuat diri mu tidak bisa jauh dari ku."Bastian terdiam, mendengar apa yang Silvi katakan barusan,ada tanda tanya besar dalam kedatangan silvi di acara reuni keluarga Nugraha."Mau apa,kamu kesini hai janda ja**ng,apakah kamu tidak cukup sudah menghancurkan anak saya waktu itu."ucap nyonya Mauria."Bukan saya yang menghancurkan anak,nyonya,tapi anak nyonya sendiri yang menghancurkan diri nya,kalau bukan karena ketulusan
Kejadian yang kemaren bagi aku trauma buat Mariam,aku tidak mau Mariam,jadi trauma,dimasa kecil nya.Walapun Mariam bukan lahir dari rahim ku tapi aku sangat begitu menyayangi Mariam seperti anak kandung aku sendiri,aku sekarang tidak begitu terlalu untuk berfikir apakah aku bakal punya anak dari mas Bastian atau tidak ,itu aku gak mau berfikir jauh dulu.Karena rezeki,jodoh,maut,itu semua Allah yang memberikan ,kita hanya berusaha,berusaha sudah,tapi Allah belum memberikan aku keturunan,aku bisa apa?.Bastian menjelaskan ke istri nya ,bahwa Bastian akan pergi ke luar kota ,untuk menjalankan pembangunan mall di luar kota, zarianti sempat bingung,apakah di izinkan atau tidak,tapi ini semua demi perusahaan Bastian.Zarianti bisa aja,menyuruh anak buah zarianti untuk menjalankan tugas suami nya,tapi zarianti tidak mau Bastian merasa kecewa sama zarianti.****Zarianti mengintip dari jendela. Mobil suaminya sudah masuk ke halaman rum
Zarianti duduk dimeja rias miliknya, hatinya penuh kegusaran karena la harus menghadapi cobaan terberat dalam hidupnya,'Rupanya diriku tak muda lagi, tapi sampai saat ini aku belum bisa memberikan anak kepada mas Bastian,' gumam zarianti didalam hati sambil mentap wajahnya di cermin.Zarianti menatap wajah Bastian dibalik cermin, yang selalu tersenyum menatapnya, menunggu pujaan hatinya selesai berdandan, karena Bastian sudah tahu kebiasaan istrinya yang suka berdandan sebelum tidur,sedang Zarianti hanya bisa membalas senyuman Bastian, meski didalam hatinya sedang berkecamuk, tekanan batin yang la rasakan membuatnya sakit, saking sakit yang la rasakan, la berusaha menenangkan dirinya dengan meremas kuat dadanya.'Sampai kapan mas kamu akan menyimpan kekasih mu itu di rumah kita mas, apakah kamu ga bisa menjaga perasaan hati istri kamu mas,walupun sakit,tapi aku tetap tersenyum di depan mu dan kekasih gelap mu itu mas.' Rianti berkata dalam hati.Namun semua itu tidak menghalangi ren