sesampainya dirumah aku melihat Zarianti sedang memasak hidangan untuk makan malam.
"dari mana saja kamu ini, masa beli garam aja lama?" tanya Zarianti dengan penasaran."maaf mbak, tadi Clau ngantri diwarung bu Rima, jadi lama banget" jawabku sedikit kebingungan."oh gitu, ya sudah kamu bantu mbak masak dulu ya, Clau." kata Zarianti lagi.'Sebenar nya aku males mau bantuin Zarianti masak, emang tidak ada asisten rumah tangga gitu yang bantuin Rianti,masak, enak banget tinggal nyuruh nyuruh,mentang mentang aku nanti akan menjadi istri muda mas Bastian jadi segampang itu dia nyuruh nyuruh aku'.ucap Claudia dalam hatiuntunglah Zarianti gak curiga dengan aku, soalnya Rianti dan Bastian itu orangnya keras, mereka gak pernah ngijinin aku untuk bertemu laki laki lain, sebelum aku menikah dan melahirkan dan, setelah melahirkan aku pengen mencari kerja,aku tidak mau hanya menjadi ibu rumah tangga saja.Selesai makan malam, aku segera membereskan meja, lalu menuju kamar untuk melanjutkan rebahan ku, karena besok akan mulai ada pernikahan.Saat aku sedang fokus mainkan hp tiba tiba saja aku teringat perkenalanku dengan mas Rudi tadi.entah kenapa ada rasa bahagia di hatiku. ternyata lelaki yang dari tadi memperhatikan di belakang ku itu namanya Rudi, hmm kalau dipikir pikir mas Rudi itu tampan juga sih, meskipun kelihatanya sih dia lebih dewasa dari aku, gumamku dalam hati sambil tersenyumKe esokan harinya saat aku sedang Olah Raga pagi tiba tiba aku melihat mas Rudi sudah ada didepan warung bu Rima. aku kaget bukan kepalang, aku kira yang dikatakan mas Rudi kemaren itu cuma bercanda, ternyata betulan dia ingin bertemu aku. mana banyak ibu ibu lagi.Aku berusaha pura pura tidak melihatnya dengan harapan agar mas Rudi juga tidak melihatku."Claudia..." panggil mas Rudi sambil melambaikan tangannya."Eh...iya mas,? Ada apa mas ?."Claudia berpura pura tidak melihat nya.Claudia merasa ketakutan,masalah nya ini masih pagi, Bastian belum berangkat kerja,aku tidak mau gagal dengan rencana aku ingin merebut mas Bastian dari Zarianti, dan aku tidak mau juga gagal menikah dengam Bastian.Claudia masih tetap melihat kekanan dan ke kiri,takut Bastian dan Zarianti keluar rumah."Kamu,kok di panggil dari tadi ga nengok nengok si.""Aku dari tadi loh nungguin kamu disini,kenapa baru datang."ucap Rudi memastikan Claudia."Maaf kan aku mas,aku baru bisa keluar rumah,karena,aku takut mbak aku nanti marah,kalau aku bertemu laki laki mas."ucap Claudia.Apa yang harus aku lakukan ya Allah,aku takut banget dengan pertemuan aku dengan Rudi,aku tidak mau jadi masalah nanti kedepan nya,dan anak yang dalam kandungan aku tidak akan mau di aku oleh Bastian.Mariam sangat terkejut mendengar bahwa ayah nya akan menikah lagi, Mariam merasa,sudah tidak nyaman dan tentram untuk tinggal bersama ayah, Mariam rasa nya ingin pergi dari rumah ini,tapi Mariam bingung mau pergi kemana,sedangkan Mariam tahu nya saudara saudara bunda tinggal nya pada di pedesaan.Keterkejutan Mariam, membuat hati Mariam hancur dengar semua ini, Mariam tidak akan mengikuti acara pernikahan ayah nya sampai selesai, Mariam pergi mengurung diri dikamar, Mariam tidak mau di ganggu siapa siapa,karena Mariam sudah kecewa dengan keputusan ayah,bunda dan kakek nenek nya Mariam.****Setelah tiga minggu yang lalu berhadapan dengan Rudi,akhirnya Claudia bisa bernafas lega,karena Rudi tidak menemukan aku lagi.Bastian sudah siap dengan mengenakan kemeja putih,celana hitam,bersama dasinya yang bergaris horizontal berwarna hitam biru.Bastian kembali menatap dirinya dibalik cermin kamar penginapan, la tampak begitu cemas menghadapi semua ini,Karena untuk kedua kalinya la akan mengikrarkan janji suci didepan penghulu, bersama wanita yang tidak la cintai,dan tentu saja paksaan dari istri tercintanya itu.Berulang kali Bastian meyakinkan dirinya, menghilangkan segala kecemasannya yang ada pada dirinya, tapi tetap saja tak bisa.'Arrrghh, ini benar benar konyol, bagaimana bisa aku akan menikah dengan mantan pacar aku dan teman aku waktu masih kecil' gerutu Bastian dalam hati.Sedangkan zarianti tampak sibuk dari tadi pagi menyiapkan seseraha untuk pernikahan Bastian dan Claudia, la hanya kesana kemari menelfon seseorang."Rianti" panggil Bastian."Iya Mas" sahut Rianti menghentikan langkahnya."Hmm, Itu nama nya siapa?" tanya Bastian."Oh Claudia"'"Hmm lya iya, nama lengkapnya siapa? soalnya aku lupa,dan aku harus menghapal namanya jika Ijab kabul nanti"' Bastian pura pura lupa dengan nama lengkap Claudia."Oh iya aku lupa mas, seharusnya aku sudah memberitahukan ini kepadamu dari semalam" ucap Zarianti menepuk jidatnya."Namanya Claudia Anggraini Binti Sudarsono Mas" lanjut Zarianti menyebut nama lengkap Claudia,.Rianti sempat bingung dengan pikiran Bastian, Claudia itu kan mantan pacar mas Bastian,gak mungkin dia tidak hapal nama lengkap Claudia dan nama bapak nya Claudia, Rianti menggeleng geleng."*Apa? Claudia Anggaran?""Bukan Mas, Claudia Anggraini" Aneh"Oh ya ya""Macam nama artis saja, hah" gumam Bastian dalam hati merasa heran,dan tertawa mendengar nama mantan pacar nya itu akan menjadi istri nya sebentar lagi."Mas kamu sudah Siap?""Hmmm"Bastian hanya menganggukan kepalanya lalu membalikan badannya kembali ke arah cermin. Tiba tiba Zarianti memeluk Bastian dari arah belakang, la merasakan betul kesedihan yang mendalam, Sehingga butiran kristal dimatanya jatuh membasahi pipinya.Bastian juga turut merasakan kesedihan istrinya, seketika la mengerjapkan matanya lalu berbalik arah menatap Istrinya yang sudah 8 tahun la kenal itu."Sayang kenapa kamu sedih? bukankah ini kemauanmu?" tanya Bastian membelai kepala Zarianti yang dibalut hijab pashmina berwarna kuning keemasan itu.Zarianti langsung mengusap Air matanya, lalu mendongakkan kepalanya menatap wajah Bastian.kepalanya sambil mengusap wajahnya, ia berusaha menahan kekecewaannya terhadap Zarianti, sejujurnya ia tak sanggup melakukan ini semua, namun apa daya rasa cintanya terlalu besar terhadap Zarianti,hingga dengan terpaksa Bastian harus menikahi Claudia.Kemudian Claudia menghampiri dan memeluk ibu Pratiwi, untuk meminta restu karena dia adalah satu satu orang tua yang tersisa dikeluarganya."Selamat yah Nduk, semoga kamu bahagia bersama suamimu dan Mbakmu" ucap ibu Pratiwi terisak."Iya Bu, Makasih hiks hiks" terisak. ucap Claudia"Aku, tidak sedih Mas, Aku hanya merasakan terharu bahagia karena kamu akan menikah" ucap Zarianti berusaha menutupi kesedihannya, walau ada rasa sakit menggerogoti lehernya."Sudahlah Zarianti, kamu tak perlu berbohong, aku tahu kamu sedang sedih, aku sudah lama mengenalmu jadi aku tahu betul sifat kamu yang sebenarnya"Mendengar ucapan Bastian, Rianti langsung menundukkan wajahnya, la langsung melepaskan pelukannya kepada Bastian."Sudahlah Mas, nanti kita bicarakan itu, bersiaplah karena penghulu akan segera datang di rumah Claudia" ucap Zarianti berusaha mengalihkan suasana dengan beranjak pergi dari Bastian, namun tiba tiba Bastian menahan tangan Zarianti."Apa kamu sudah yakin Rianti, ?" tanya Bastian memegang tangan Rianti."kalau kamu tidak yakin kamu bisa membatalkannya pernikahan ini sekarang" lanjut Bastian berbicara.Tiba tiba Zarianti terdiam sejenak, la berusaha menahan Air matanya agar tidak tumpah, la menarik nafasnya lalu berbalik arah menatap Bastian.Aku akan menutupi kesedihan itu dari Bastian,aku tidak mau rencana ku gagal,aku ingin keluarga Bastian,bisa menerima Claudia sebagai mantu nya,bukan aku yang hanya orang desa kampungan.Seandainya mereka tahu siapa aku,pasti mereka sangat menghargai aku sebagai istri Bastian,tapi aku tidak akan membuka dan membongkar siapa jati diri aku sebenar nya."Mas kamu tahu kan aku orangnya keras kepala, jadi sekali aku memutuskan, aku tak akan merubahnya" ucap Zarianti melepaskan tangannya dari genggaman Bastian, dan berlalu meninggalkan Bastian.Sedang Bastian hanya mengepalkan jari jemarinya, menahan emosinya, saat Zarianti meninggalkannya,Zarianti mulai keluar dari Penginapan dengan membawakan sebuah seserahan.Zarianti mulai keluar dari Penginapan dengan membawakan sebuah seserahan kecil untuk dihadiahkan kepada Claudia, sedang Bastian menyusul Zarianti keluar dari penginapan, Segera Bastian memencet tombol yang berada di kunci mobil, agar Zarianti bisa segera masuk mobil, tampa harus menunggunya,Bastian pun ikut masuk ke mobil, lalu mulai menyetir, kemudian melajukan mobilnya menuju rumah ibu Pratiwi.Sampai dirumah Ibu Pratiwi, Zarianti mulai menuruni mobil dengan membawa seserahan, disana sudah terlihat beberapa orang sedang menunggu, termasuk pak penghulu, perlahan Zarianti dan Bastian masuk ke dalam rumah, lalu memberikan seserahan itu kepada Ibu pratiwi.Bastian mulai duduk dilantai kayu beralaskan tikar yang mulai usang menghadap pak penghulu, sedang Zarianti sibuk mencari keberadaan Claudia."Bu, Claudia mana?" tanya Zarianti."Claudia ada di dalam kamarnya nak""Boleh saya masuk Bu?""Boleh sekali nak, Silahkan"
"Jadi bagaimana nanti jika Claudia dirumah? nanti apa yang akan kita katakan kepada orang tua kita, jika mereka tanya tentang Claudia?" tanya Bastian sambil menyetir mobilnya."Hmm lya juga Mas, aku juga belum memikirkan soal itu" Sejenak Bastian menghela napasnya lalu mengatakan sesuatu kepada Zarianti."Bagaimana kalau dia berpura-pura sebagai pembantu kita disana? hanya untuk sementara waktu saja""Bener juga idemu mas""Bagaimana Claudia, kamu mau kan pura pura jadi pembantu kita""Hmm iya Mbak, saya mau" ucap Claudia mengiyakan pendapat Bastian dan Zarianti.Mendengar claudia yang setuju membuat Zarianti merasa lega dan senang.Walaupun keluarga Bastian jarang main kerumah tapi ini hanya berjaga jaga saja,supaya kalau keluarga nya menanyakan itu.Tapi bagaimana dengan Mariam,yang tidaj menyukai Bastian menikah lagi dan mempunyai ibu dua, Zarianti jadi bingung untuk menjelaskan ke Mariam."Makasih
"Kenapa kamu terkejut,melihat saya dan Rianti, bermesraan?" tanya Bastian.."Aku juga istri kamu mas,! Mengapa kita tak tidur satu kamar? Pernikahan macam apa ini?" protes Claudia."Jangan pernah bermimpi pernikahan yang indah! Karena aku tak akan pernah mencintai kamu. Sudahlah tak perlu protes! Paling tidak, hal ini lebih baik daripada kamu hidup sebatang kara. Paham?" cerocos Bastian."Aku lebih baik menjadi janda, daripada harus menikah seperti ini. Lebih baik sekarang kamu talak aku, daripada kamu menyiksa aku secara perlahan. Aku hanya tinggal bilang sama ibu, kita ingin bercerai. Selesai!" Ucapan Claudia membuat Bastian menelan salivanya.Claudia marah sama Bastian karena pakaian Claudia tidak bareng dengan Bastian, Claudia di tempatkan di kamar bawah,sedangkan Bastian di kamar atas bersama Zarianti, Claudia sangat kecewa,dengan semua ini.Ternyata istrinya ini bukanlah istri yang lemah. Justru dirinya yan
"Nggak juga. Rasanya sakit tapi juga enak." Claudia mulai memejamkan matanya. "Kalau begini?" Bastian mengubah posisi kaki Claudia, kalau tadi ada di pahanya, kini ia menaikan sedikit, menggantung di udara sambil dipegang oleh salah satu tangannya. "Ya begitu mas. Aku suka posisinya kayak gini, ...agak pelan, jangan terlalu cepat." Ujar Claudia saat dirasakan kalau Bastian kembali menusuk kakinya dengan kayu. Posisi seperti ini sebenarnya kurang nyaman karena kini Bastian bisa melihat dalaman Claudia yang berwarna hitam. Bastian merasakan matanya menjadi berat. Apakah dia kelelahan disaat tubuhnya justru merasa bergairah karena melihat Claudia? Ponsel Claudia kembali berbunyi. Gadis itu tahu kalau Zarianti sudah tak ada. "Sebentar Mas, aku angkat ponselku dulu." Claudia langsung berdiri dan meraih ponselnya. la pura-pura mengangkatnya. Pada hal itu dari bi Rini. "Hallo, Ricky..how are you?" "Nona Zarianti sudah ke
"Kenapa lehel Ayah? Di gigit nyamuk ya? Apakah kamar Ayah sama Bunda ada nyamuknya?" Tanya Mariam lagi. Bastian yang sedang menguyah makanan menatap Mariam tak mengerti. Ia melepaskan sendok dan garpu yang ada di ditangannya lalu menatap Mariam. "Maksudnya?" "Leher Ayah melah. Ada dua." Perasaan Bastian mulai tak enak. Apalagi bi Rini yang ada di belakang Mariam tersenyum malu-malu. Claudia yang menunduk di sampingnya berusaha menahan tawanya. la memang tadi yang membuatnya saat Bastian masih terlelap dalam tidurnya.Raihana nampak juga menahan senyum namun Zarianti menatapnya tajam dengan menahan rasa kesabaran dalam diri Zarianti,karena demi keluarga Bastian yang ingin mempunyai anak dari Bastian. "Leher Ayah merah?" Tanya Bastian semakin bingung. "Riam punya kaca. Nih...!" Mariam memberikan mainannya yang ada kaca. "Riam, jangan ganggu Ayah!" terdengar suara Zarianti menegur putrinya. "Tolong
"Mas," ucapan Zarianti terhenti dan dia langsung menutup matanya, karena Bastian dengan cueknya saat itu baru mengenakan penutup miliknya. Sedangkan Bastian dalam hati justru tertawa geli.Berhasil membuat Zarianti merasa malu. "Mas, aku turun ya!" ujar Zarianti dan langsung pergi meninggalkan Bastian yang tersenyum puas. Zarianti sudah menunggu Bastian di meja makan, tak lama kemudian Bastian turun menyusul Zarianti. Dia sudah terlihat rapih, dan tinggal sarapan pagi. Zarianti merasa senang, karena akhirnya Bastian mau makan masakan dirinya. Paling tidak, Bastian sudah mau makan masakan dia, Zarianti yakin setelah itu Bastian akan membuka hatinya. "Aku berangkat dulu ya," ucap Bastian. Zarianti langsung menyambar tangan Bastian dan mencium tangan suaminya. "Selamat kerja ya Sayang, semoga pekerjaannya lancar," ucap Zarianti dan Bastian hanya menganggukkan kepalanya. Zarianti mengantarkan suaminya sampai suaminya p
Bastian tampak bersikap manis. Menggendong Zarianti kembali dari kamar mandi. "Tak perlu pakai baju, malam ini! Jika aku mau lagi, aku jadi mudah," ujar Bastian yang meletakkan tubuh istrinya di ranjang, kemudian dia menyelimuti tubuh istrinya dengan selimut. "Aku lelah, ingin tidur," ucap Zarianti. Untuk malam ini, Bastian mengizinkan Zarianti untuk tidur bersamanya. Perlahan mata Zarianti meredup, hingga akhirnya dia tertidur pulas. Berbeda halnya dengan Bastian yang akhirnya sudah merasakan malam pertama yang tertunda bersama Zarianti. Claudia justru sedang merasa kesal, karena Bastian tak juga menghubunginya. Bahkan ponselnya saat ini tak aktif. "Aku akan buat kalian terpisah!"************ Suara bunyi bel berbunyi. Sang ART bergegas untuk membukanya. "Permisi, saya ingin bertemu dengan Bastian. Sampaikan padanya. Ada Claudia datang," ucap Claudia dengan percaya diri. San
"Benar-benar jahat pak Bastian. Kasihan Ibu Zarianti. Padahal dia wanita yang baik, lemah lembut, cantik lagi. Pintar masak, dan bahkan sudah memberikan dia anak, walaupun cuma anak angkat doang, Aku yakin, suatu saat nanti Pak Bastian akan menyesal kalau Bu Zarianti pergi meninggalkannya, dan lebih memilih wanita murahan itu," umpat Bi Santi. Dengan tak tahu malunya, Claudia mengajak Bastian ke kamar untuk bermesraan. Claudia sengaja membuat Bastian teran***ang kembali. Membuat Bastian gelap mata, dan menginginkannya lagi. Hingga akhirnya Bastian menuruti keinginan Claudia, dia pun menginginkannya lagi. Keduanya memasuki kamar, dan melihat Zarianti yang sedang membaringkan tubuhnya di ranjang. "Awas kamu! Pindah sana ke kamar sebelah! Claudia ingin mencoba bercinta di kamar ini," usir Bastian. "Tapi Yang, kalau dia mau lihat adegan live enggak apa-apa dia disini atau mungkin kita mau main bersama," ucap Claudia. "Benar-benar ket