Home / Romansa / SAHABAT DAN KISAH CINTAKU / 3. SINTIA DI WAKTU KECIL

Share

3. SINTIA DI WAKTU KECIL

Author: Nyi Mas Ratu Intan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

 

Metro Lampung, ya tepat di sanalah aku di besarkan dan di manjakan oleh kedua orang tuaku. Sebuah kota kecil yang sangat agraris, terdapat sawah yang luas terhampar hijau bak permadani dan merupakan kota kecil yang baru berkembang sebagai pusat perdagangan dan pendidikan. Sungguh aku nyaman tinggal di kota ini.

 

Kota yang asri, jauh dari hiruk-pikuk dan kesibukan seperti kota besar lainnya yang pernah aku kunjungi. Di sanalah aku tinggal dengan keluarga yang benar-benar harmonis dan penuh kebahagiaan, tentu bersama mama dan papaku. Masa kecilku di isi dengan kebahagiaan-kebahagiaan indah yang penuh warna layaknya anak kecil normal lainnya.

Namaku Sintia, aku adalah seorang putri tunggal dari pasangan bapak Juniar dan ibu Sofia, bagi mereka aku adalah kebanggaan dan anak yang paling mereka manjakan sejak kecil. Aku sosok seorang anak yang pendiam, manis, lucu dan manja, memiliki aneka kegiatan ekstra kurikuler selain sekolah dan yang pasti aku sangat suka bergaul dan bersahabat dengan teman-temanku. Seperti hari ini aku baru saja masuk Sekolah Menengah Pertama Negeri  2 Metro Lampung. Jujur aku bahagia, walau belum bisa masuk ke sekolah favorit yang aku impikan.

 

Metro, seperti yang aku bilang tadi sebuah kota kecil yang asri, terkenal sebagai kota pendidikan dan persawahan yang lumayan luas, setiap orang yang berkunjung pasti akan di buat betah dan senang. Setiap hari aku pergi ke sekolah di antarkan oleh mama dan papaku seperti saat Sekolah Dasar atau Taman Kanak-kanak,  kami selalu beraktivitas pagi hari bersama -sama. Semoga saja hari ini aku memperoleh banyak teman, setidaknya harus sama serunya seperti saat Sekolah Dasar kemarin. Oh ya, kebetulan sekali, ada tiga teman Sekolah Dasarku yang masuk ke Sekolah Menengah Pertama yang sama denganku mereka adalah Yuanita, Safitri dan Chandra.

 

Setidaknya aku tidak akan kesepian hari ini. Dan masih merasakan ada teman yang sama dan aku kenal. Pagi ini sungguh sibuk sekali, karena pagi ini hari pertamaku masuk Sekolah Menengah Pertama, duh senangnya hatiku.

"Sintia, ayo nak lekas kesini Papa sudah siap mau ke kantor."

"Iya, bentar lagi Pap, Sintia lagi buat kucir rambut nih, ribet Pap, OSPEK (hari perkenalan pertama sekolah) wajib di kucir dua rambutnya  kanan dan kiri setiap hari."

"Aduh, kamu ini Sin. Mana sisir dan ikat rambutnya biar Papa bantu sekarang!”

"Ini Pap, tingginya harus sama, jangan tinggi sebelah ya."

“Dari Taman Kanak-Kanak papa yang kucir rambut kamu itu, sudah jangan cerewet!”

“Hehehehe, siap bos.” begitulah kelakarku dengan papa.

Hampir setiap hari, kalau mau ke sekolah papa selalu menyisiri rambutku, seperti yang selalu di bilang sejak Sekolah Dasar dahulu, sedangkan si mama selain bersiap - siap untuk mengajar ke sekolah tentu saja dia sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk kami, mama tidak handal memasak seperti papaku, tapi dia selalu berusaha belajar memasak setiap harinya, dan papa menghargai sekali kerja kerasnya walau tetap papa yang selalu masak segala menu di waktu senggang dan libur,  dan mama selalu menjuluki papa adalah koki keluarga kami.

Setelah selesai mengikat rambutku, kami pun sarapan bersama, kebetulan hari ini mama membuat nasi goreng dan telur mata sapi setengah matang kegemaranku. Jam 06.30 tepat papa memanaskan mobilnya, sebuah mobil sedan tua kesayangannya yang berwarna hijau tua dengan merek Holden kesayangannya. Walau mobil sedan tua, tapi jangan diragukan untuk kecepatan papa dalam mengemudi di jalan, papa sopir berpengalaman yang biasa jalan antar kota, seperti Jakarta dan Bandung, ya di sanalah kampung halaman kami. Aku dan mama pun bersiap, mengunci semua pintu rumah dan kami berangkat ke sekolah dan bekerja bersama- sama dengan segera.

 

Perjalanan ke sekolah baruku lumayan lama, dan kami membutuhkan waktu berkisar antara 30 menit lamanya, cukup jauh. Nama daerahnya adalah Kampus Metro, lucu ya namanya. Mungkin karena di sekitar sana banyak kumpulan sekolah baik dari Taman Kanak -Kanak sampai perguruan tinggi dan banyak kantor pemerintahan yang berpusat di sana sejak dulu semenjak tahun 1980an. Bisa di bilang, sekolahku masih satu area dengan kantor papa bekerja dan Sekolah Menengah Pertama tempat mama mengajar.

 

Mama mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4, sedangkan aku sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2, dan papa di kantor Departemen pendidikan dan kebudayaan yang hanya butuh waktu 5 menit saja jarak tempuh  dari kantor papa, sekolahku dan sekolah mama, dekat sekali bukan? Duh entah enak atau enggak enak, yang pastinya dimana-mana akan jadi sorotan perhatian karena semua teman mama dan papa akan mengenaliku. Dulu saat aku Taman Kanak-Kanak, aku pun bersekolah di lokasi ini, Kampus Metro Lampung, tepatnya Taman Kanak -Kanak  PGRI Metro. Terdapat banyak kisah dan kenangan manis di sana. Ya kenangan tentang sahabat dan kisah cinta moyetku dahulu, bersama Agung cucu dari pak Slamet juragan tanah yang terkenal di zamannya.

 

Ada beberapa sahabat saat aku kecil ada Vina, Evi, Alek dan Agung, ya Agung kisah cinta monyet ku itu. Sudah enam tahun lalu kami terakhir bertemu dan akankah di pertemukan lagi nanti? Kami berlima saat Taman Kanak-Kanak  memiliki banyak kenangan, kami belajar bersama dalam satu meja, bermain, bernyanyi dan yang pasti dulu aku masih sering menangis kalau di tinggal mama dan papa untuk sekolah mandiri. Ups malu rasanya. Dan saat yang paling aku kenang adalah saat aku terjatuh dari perosotan di Taman Kanak Kanak, bisa di bilang hal itu sangat sakit, karena lumayan tinggi dan masih terkenang di memori ingatanku kini.

Di perjalanan, aku dan papa selalu mengisi waktu luang, seperti halnya mendengarkan lagu kesukaan kami masing -masing, papa dan mama hobi musik nostalgia dan Golden memori, sedangkan aku suka lagu pop-Rocks, yang identik dengan Anak Baru Gede. Dan baru saja tiga hari yang lalu aku beli kaset Stinky yang baru, aku sangat suka dengan band nya dengan lagunya yang lagi tren seperti lagu Mungkinkah yang di setiap tempat di gandrungi oleh anak-anak muda.

Papa sosok orang yang sangat asyik, beliau sama sekali tidak kolot, mama juga sama hanya mama lebih pendiam dan lebih sibuk dari papa, selain mengajar mama buka usaha konveksi, sehingga aku lebih akrab dan manja kepada papa setiap harinya. Karena papa selalu ada untukku sepanjang waktu. Ya mereka bagaikan bidadari dalam sosok yang hidup bagiku.

"Sin, siap-siap, jangan sampai peralatan OSPEK dan sekolahmu ketinggalan ya, terus kalau ketemu teman-teman mama guru barumu jangan lupa sapa."

"Iya Ma, (nah ini dia yang sesungguhnya agak berat CCTV tersebar dimana-mana dalam hatiku bergumam).

"Sin, sudah sampai sekolahmu nih, ayo bersiap!”

"Iya Pap, Sintia berangkat ya Mama dan Papa."(Bergegas, terburu-buru sampai lupa cium tangan mereka).

"Sin, jangan jajan es dan makanan pedas ya!"

"Iya Pap ok"

Duh jadi kikuk aku, sudah mulai ramai sih, aku pun berjalan masuk ke pagar sekolah. Sudah berjejer beberapa guru dan kepala sekolah di depan pagar sekolahku.

"Anak kelas 1 Ya?"Sapa dari seorang guru kepadaku."

"Iya Pak."

"Berkumpul ke ruangan sebelah sana ya Nak,  itu yang ada pak Yanto berdiri." Sambil menunjuk satu ruangan yang tepat di tengah-tengah lapangan sekolah.

"Ya Pak, terima kasih Pak."

Aku pun berjalan menuju ruang kelas yang ditunjuk oleh pak guru tadi. Aku di persilahkan masuk dan memilih kursi oleh Pak Yanto, tampaknya pak Yanto tak terlalu mengenaliku, mungkin saja dia pangling kepadaku, syukurlah jika memang begitu, aku jadi tidak akan canggung di sekolah. Selain teman mamaku, pak Yanto pun teman kuliah mama dan papa setiap sore hari, mereka lanjut kuliah S-1 kembali, untuk syarat naik jabatan, gaji dan sertifikasi guru yang wajib mereka miliki.

Tampak sudah banyak teman baru yang datang di kelas, tapi ketiga kawanku belum juga sampai nih ke sekolah, payah nih mereka, semoga saja mereka tidak telat, besok aku akan ajak mereka berangkat sama -sama dengan aku saja bersama papa. Aku pilih duduk di bangku depan saja, biar jelas nanti saat mendengarkan penjelasan pak guru atau Bu guru. Maklum saja mataku tidak sebaik kawan -kawan, seharusnya aku menggunakan kaca mata tapi aku malas untuk membeli dan memakainya. Yang lebih tepat akan lebih terlihat seperti anak kutu buku dan kurang modis sekali.

Lima menit berselang kelas mulai ramai, wajar jam sudah menunjukkan pukul 07.25 pagi lima menit lagi kami akan masuk dan memulai OSPEK, OSPEK oh OSPEK, terkadang aku penasaran walau sedikit takut, mereka bilang sering di kerjai kalau jadi murid baru oleh guru atau kakak kelas, semoga saja jangan aku yang mereka kerjai.

Tak lama berselang, ada seseorang teman baru yang menghampiri kursiku. Dan seperti nya dia ingin duduk bersamaku. Dan aku mulai tersenyum-senyum siap menyapa.

"Hai, boleh duduk di sini?"

"Oh iya silakan - silakan."

"Kenalkan nama aku Ervina, Ervina Sari."

"Hai aku Sintia, Sintia Budiyanti."

Aku dan Vina bercakap -cakap, tampaknya dia cukup dominan, cerewet dan seru orangnya, dia tampak tidak canggung mengobrol denganku walau baru kenal, dan dari kejauhan tampak Fitri, Nita dan Chandra yang baru datang dan memilih tempat duduk, kami hanya saling melempar senyum dan bermain mata saja, anggap -anggap latihan mencari teman baru di kelas dan sekolah. Biarkanlah hari ini kami beradaptasi dan mencari teman baru dulu masing -masing.

Aku dan Fina kemudian mendapat teman yang lain namanya Darzuli, Aris, dan Khairul. Karena dua hari ini masih kelas OSPEK,  kami bebas untuk masuk dan duduk di  kelas mana pun yang kami pilih. Lusa baru kami akan diberikan kelas yang sebenarnya. Semoga saja masih sama -sama dengan mereka biar seru bisa selalu bersama -sama, tapi tak akan mungkin sepertinya.

Pelajaran yang kami terima hanya sekitar kegiatan ekstrakurikuler saja seperti pramuka, PMR, etika menari dan kesenian saja, tujuannya hanya untuk memilih kegiatan ekstra kurikuler, dan kegiatan apa yang akan kami pilih nanti sebagai kelas tambahan dan minat bakat di sekolah.

Tampaknya aku tertarik dengan kegiatan pramuka dan menari saja. Begitu pun teman-temanku. Tapi konsekuensinya bulan depan kami wajib mengikuti Perkemahan Sabtu dan Minggu.  Oke lah siapa takut, penasaran sih seumur hidup aku belum pernah tidur di lapangan terbuka, saat Sekolah Dasar dulu kami di perkemahan, hanya tidurnya di kelas saja bersama -sama karena hujan yang tidak di sangka -sangka turun. 

Teng....Teng.....Teng....

Bel sekolah pun berdentang, waktunya kami pulang sekolah. Aku, Fitri, Nita dan Chandra berkumpul di halaman sekolah dengan segera. Kami pulang bersama -sama, pengalaman pertama kali naik angkutan umum tanpa pengawasan orang tua, kami akan menaiki dua kali angkutan umum yang berbeda. Dari sekolah ke terminal, kemudian dari terminal ke rumah masing -masing yang satu arah tujuan pulangnya. Aku turun sebelum Nita,  rumah Nita paling jauh di antara kami berempat. Sedangkan Fitri dan Chandra turun bersamaan lebih awal karena rumah mereka berdekatan satu dan yang lainnya. Kami mengobrol sepanjang jalan tentang keseruan di sekolah hari ini. Hari pertama kami bersekolah dengan teman -teman baru yang kami kenal.

 

Ups, lelahnya hari ini, lebih baik aku tidur -tiduran dulu sambil menunggu mama dan papa pulang dari kantor masing -masing, mungkin bisa jadi kalau pulang siang mereka langsung kuliah. Tak lupa aku hidupkan tape recorder kesayanganku di kamar, aku peluk boneka bebek dengan ukuran besar kesayanganku. Siapa lagi temanku di rumah selain boneka ini? Dan musik sebagai pengisi sepi hariku, andaikan aku punya adik atau kakak mungkin saja hari -hariku akan terasa sangat seru.

Sore harinya,

Tin....tin...tin

Terdengar suara klakson mobil papa. Aku bergegas membukakan pintu garasi. Mama dan papa pun turun dari mobil dan bergegas masuk ke rumah. Tampak sekali mereka sangat lelah beraktivitas seharian pastinya.

 

"Sin, bagaimana di sekolahnya?"

"Seru Ma, besok kami harus bawa makanan telur mata sapi yang kuningnya tepat di tengah dan sayur kacang panjang yang ukuran panjangnya 3 cm rata tanpa terkecuali."

"Ha...ha...ha...ada -ada saja gurumu." Papa meledekku dengan santainya, tanpa peduli kekesalanku dengan tugas yang aneh itu dari guru dan kakak kelasku.

"Aah....Papa! Ma tuh Papa jahat sama Sintia"

"Ya sudah, nanti kamu beli kacang panjangnya di warung mbak Sri ya, terus kamu potong sesuai ukuran yang di minta.

"Iya Ma, baiklah -baiklah"

Benar -benar ya, apa betul besok akan di cek oleh pak guru atau kakak -kakak OSIS (organisasi Siswa) yang bertugas OSPEK, gumamku dalam hati. Sambil memotong kacang panjang dengan sebuah penggaris di tanganku, ribet pastinya tapi mau tak mau harus aku kerjakan. Tiga sentimeter harus rata tanpa terkecuali, Gokil. Tapi ya seperti itulah aku.

Related chapters

  • SAHABAT DAN KISAH CINTAKU   4. SMP PENUH CINTA

    Hari keduaku di sekolah yang baru, dengan segala kesibukan yang lain dari kebiasaan pagi -pagi sebelumnya yang aku biasa lakukan di Sekolah Dasar yang terletak dekat dari rumahku. Ya kalau enggak meramaikan hari, tentu rumahku tak akan ramai bukan? Siapa lagi yang mau buat gaduh dan ramai kalau bukan aku si Sintia. "Ma, kok telur mata sapinya meleber si! Dan Ma sayur kacang panjangnya sudah matang belum?" "Cerewet ah kamu, nih masak sendiri kalau tidak percaya ke Mama." "Duh Mama, Aku kan mau mandi, nanti telat lagi." “Ya sudah sana, mandi saja duluan, jangan cerewet dan ganggu Mama masak!” “Iya deh Ma, Aku mandi duluan dan bersiap saja.” Seperti kemarin, kami bersiap mandi, dan sarapan pagi serta sedikit cemberut di wajahku setelah aku lihat telur mata sapi yang mama buat meleber ke mana -mana warna kuningnya, tidak pas di tengah sesuai yang aku inginkan, ingin komplain masalah telur mat

    Last Updated : 2024-10-29
  • SAHABAT DAN KISAH CINTAKU   5. RASANYA JADI ANAK SMP

    Senin pagi, Ups hampir saja akutelat berangkat ke sekolah, aku bangun lebih siang padahal mama dan papa sudah sibuk membangunkan aku, tapi ya begitu aku selalu nikmat tidur, mereka sering meledekiku kalau tidur seperti kerbau atau orang mati saja. Aku lari saat bel masuksekolah berbunyi. Ya hari ini aku piket menjadi petugas pengibar bendera. Aku mengambil bendera, aku rapikan bersama Vina dan Maria, dan kami bersiap. Dari kejauhan tampak Iwan yang telah siap sebagai pemimpin upacara, dia tersenyum kepadaku. Aku pun tak lupa membalas senyumannya itu. Gugup, ini hari pertama aku mengibarkan bendera di Sekolah Menengah Pertamaku. Banyak kakak kelas tentunya begitu pula teman -teman kelas satu. Total sebanyak 21 kelas, tiba saatnya aku mengibarkan bendera. Aku yang bertugas memberikan aba -aba. Aku pun yang harus memantau pergerakan bendera agar stabil berkibar sesuai dengan ketukan lagu Indonesia Raya saat di nya

    Last Updated : 2024-10-29
  • SAHABAT DAN KISAH CINTAKU   6. APAKAH INI CINTA PERTAMAKU

    Keesokan harinya aku berangkat ke sekolah, dan aku lihat Iwan sudah menungguku di depan muka kelas, duh malu, gugup sekali rasanya, sepatuku mendadak terasa berat begitu pun langkah kakiku ini, aduh serasa gemetar dan ingin putar arah saja kalau bisa. Dia malah berjalan mendekat ke arahku sekarang. Ingin menghindar, tapi tampaknya tidak mungkin deh, jantungku berdetak kencang sekali, apakah ini yang di namakan getar -getar cinta. Sangat gugup kalau berpapasan atau bertemu dengannya, tapi sebenarnya ingin ketemu sih walau sebentar. "Hai Sin, senang deh bisa lihat Kamu pagi ini, berarti Kita jadian ya mulai hari ini?” Aku pun hanya dapat menganggukkan kepalaku, dia terus memandangiku terus. Iwan Anak yang baik, dia selalu memperhatikan tugas -tugas sekolahku. Dia juga Anak yang pintar sekali, nilainya selalu bagus, seperti pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris sedangkan aku selalu saja memiliki nilai yang masih pas -pasan.

    Last Updated : 2024-10-29
  • SAHABAT DAN KISAH CINTAKU   7. AURA TEMAN LAMA

    Setelah pulang sekolah, dan menunggu mama dan papa pulang kerja, Catur memintaku menemaninya ngedate sama Bowi, alasannya sih main basket di lapangan basket sekolahan tempat mamaku mengajar. Ya oke deh cus, sekalian menunggu mamaku pulang sore nanti. Kami pun jalan bertiga dari sekolahku ke sekolah mamaku. Kami berjalan kompak menyusuri trotoar, dan aku kebetulan menjadi obat nyamuk atau setannya, istilah yang menemani orang pacaran. Di jalan iseng tuh Bowi bilang, mau kenal in aku sama sepupunya, biar tidak bosan sih sendirian terus, ya boleh lah aku rasa itu ide yang cukup baik "Sin, dari pada bengong nanti Aku telepon sepupuku ya, biar main basketnya Kita juga imbang dua lawan dua ok!" "Boleh, Anak mana Wi?" "Anak sekitar sini saja, namanya Agung dia seperti kita masih kelas 1 Sekolah Menengah Pertama kok." Ya ampun kayak dengar petir rasanya apa enggak salah Bowi bilang sepupunya

    Last Updated : 2024-10-29
  • SAHABAT DAN KISAH CINTAKU   8. CINTA MONYET SELALU NYAKITIN

    Sedangkan di satu sisi, aku dengar abang Iwan dan Eni sudah putus, dan Iwan akan pindah ke sekolah Menengah Pertama Favorit di kota kami ini ya satu sekolah dengan Agung. Sama, harusnya aku juga pindah sesuai dengan bantuan koneksi papa kami. Tapi kalau aku dan Iwan masih tak bertegur sapa, apa nanti yang Iwan pikirkan jika aku pun pindah sekolah dengannya? Dan aku sudah nyaman di sini, aku sudah punya banyak teman bahkan sahabat yang cukup baik -baik, mungkin nanti lebih baik aku batalkan saja niatku untuk pindah sekolah. Saat pulang sekolah, benar saja Masril mengacuhkanku, Aku coba untuk biasa saja, berasa tidak ada apa -apa dan berasa nyaman pulang bersama Masril dan Tika. Dan sore ini, kami akan ikut perkemahan bersama. Semoga saja yang kak Dimas bilang tidak benar, mungkin mereka lagi dekat saja karena suatu hal yang tidak kami tahu. Sore ini, mama dan papa mengantarkan aku ke sekolah, pakaian serba coklat seragam pramu

    Last Updated : 2024-10-29
  • SAHABAT DAN KISAH CINTAKU   9. PESONA 2 LELAKI TAMPAN

    Telepon di rumah aku berdering, eh ternyata Iwan meneleponku lagi. Seakan tidak ada masalah yang lalu, dia mengajak aku mengobrol banyak hal, tentang kabarku, sekolah, les dan kegiatan harianku. Entah apa ini, yang pasti Iwan yang dulu cuek kini telah kembali memperhatikan hari -hariku. Kini tidak ada kekakuan lagi di antara kami, semua telah membaik, temanku, sahabatku telah kembali ke pelukanku lagi. Segala keluh kesahku selain aku ceritakan kepada teman sudah ada Iwan yang setia mendengarku kembali. Terkadang dia memanggilku Sin, Dek atau panggilan manis lainnya, terkadang kami pun saling memanjakan kata -kata. Apakah ini yang di sebut Teman Tapi Mesra. Kalau di bilang balikan belum ada kata -kata untuk balikan menjalin hubungan spesial, tapi kalau di bilang teman, lebih dekat dan spesial dari teman pria yang lainnya. Apa pun itu aku merasa suka dan nyaman kini. Mungkin status bukan hal yang penting, sudah bisa dekat atau akrab itu sudah sangat aku syukuri.

    Last Updated : 2024-10-29
  • SAHABAT DAN KISAH CINTAKU   10. PACAR BARU SEPUPU GEBETANKU

    Aku pun melanjutkan aktivitasku. Fina dan Maria latihan baris berbaris, mereka enggak ada bakat untuk menari, beda hal dengan aku, Nicky dan Tika, sedangkan si tomboi Catur sedang latihan Tai Kwon Do, dengan Yeni dan Yayuk. Bagiku menari itu menyenangkan, dapat membuat aku merasa tenang dan bahagia. Aku mulai kursus tari sejak Sekolah Dasar. Belajar tari menjangan dan tari sembah asal mula pertamanya. Sekarang aku mendalami tari-tarian khas Lampung ada tari Bedana, Bedana Lunik, Tari Sembah dan Tari Melinting. Nama guru tari kami ibu Sri Wiji, beliau sangat baik orangnya, ramah dan lemah lembut. Kelak, kami akan tampil di beragam acara sekolah seperti perpisahan atau lomba tari antar sekolah, seru kan? Selesai menari, kami pun kumpul untuk pulang sekolah bersama-sama, hanya Fina yang tidak bareng jalan bersama ke arah kantor papaku, karena rumahnya berlawanan arah dengan kami. Aku, Catur dan Maria sengaja nebeng naik mobil papa saja, hemat ongkos. Kami n

    Last Updated : 2024-10-29
  • SAHABAT DAN KISAH CINTAKU   11. SAKITNYA PAPA SEDIHNYA AKU

    Minggu pagi ini, aku dan mama mengantarkan papa berobat ke dokter langganannya. Ya Allah, sedih rasanya kalau melihat papa setiap saat harus menelan obat yang banyak dan besar-besar itu. Dan papa masih saja menguatkan menyopir mobil tua kesayangannya itu kemanapun kami pergi. Terkadang inggin rasanya cepat menjadi sosok wanita dewasa agar bisa membantu mama dan papa dalam segala bidang pekerjaan. "Pa, masih pegang uang berapa?" "Ngga banyak Ma, hanya tinggal beberapa lembar lagi saja ini di dompet." "Ya, sabar Pa semoga saja kelak ada rezeki Allah dari yang lainnya Pa." “Iya Ma.” "Sin, Kita ke supermarket saja ya, belum bisa jalan-jalan jauh, Kita beli roti sama buah-buahan untuk Papa saja ya?" “Iya, sebenarnya papa ingin ajak Sintia main ke pantai pasti seru, kapan-kapan ya Sin?” "Iya Ma, iya Pa kapan-kapan saja kalau papa sehat dan ada rejeki yang lebih." Jujur setelah tahu kondisi sakit

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • SAHABAT DAN KISAH CINTAKU   63 KISAH

    Bagian 1 (Kisah Masa Lalu)Hari KelahirankuNamaku Sintia, aku terlahir di Bandung tanggal 23 September 1985, di seorang Bidan desa teman ibuku. Aku dilahirkan dari ibunda yang bernama Eni suryani dan ayah yang bernama Wito. Bagi mereka lahir itu anugerah, tetapi bagiku itu awal kepergianku, ya aku akan di adopsi. Tidak lain tidak bukan yang akan mengadopsi ku adalah Kakak dari papa kandungku sendiri, yang tidak punya keturunan karena menderita penyakit dan sangat menginginkan keberadaan anak dalam rumah tangganya.Hal itu berawal saat ibu kandungku yang sedang mengandungku tiga bulan bingung mendapatkan kenyataan bahwa ia akan memiliki seorang anak kembali, Sedangkan beliau sudah memiliki empat orang anak yang masih kecil - kecil. Akhirnya mereka berniat membantu kakaknya agar memiliki anak, ahli waris dan teman saat tua nanti. Ya mungkin saja keputusan yang mereka ambil telah di diskusikan dan menjadi jalan keluar yang tepat.“Wito ke mana En, mas

  • SAHABAT DAN KISAH CINTAKU   62. SEMUANYA BELUM USAI

    Sudah hampir tiga tahun sejak ayah dan ibuku meninggal. Namun faktanya, kini persoalan sengketa tanah dan rumah tampaknya belum juga usai. Aku lelah, dan bisa dibilang jika aku sudah menyerah.Saya telah memberikan amanah kepada kakak laki-laki saya, untuk membantu mengurus semua ini. Entah kenapa hal yang biasanya mudah menjadi sulit dan rumit seperti ini mereka buat. Ya, itu karena bibi dan paman saya terus bertindak buruk, seolah-olah mereka tidak puas dengan hasil yang saya berikan dan jalan yang saya berikan. Saya telah pasrah dengan semua permintaan mereka untuk menjual harta dan warisan mama dan papa. Dan pada saat proses penjualan pertama saya juga hadir dalam transaksi tersebut. Padahal dari kecil hati saya menjerit dan sakit hati karena kehilangan warisan yang saya miliki dari ibu dan ayah. Meski sangat berat, terpaksa saya jual, dengan alasan menjaga hubungan baik antar keluarga. Saya berharap dengan keputusan saya semuanya akan berakhir, tetapi

  • SAHABAT DAN KISAH CINTAKU   62. TAROT

    Tahun terus berjalan walau sering terseok-seok dalam masalah. Malam ini aku iseng mulai melihat tentang hoki, keberuntungan, rasi bintang, shio ataupun tentang tarot. Kebetulan ada tarot online yang melintas di dinding Geoglle info saat membaca berita. Tak harus tunggu lama aku langsung mengklik nya dengan cepat. Aku masuk ke link admin, mereka meminta aku memasukan nama, tanggal lahir dan jenis kelamin. Langsung deh iseng, aku isi semua itu tanpa ragu. Beberapa detik kemudian aku berganti layar. Admin meminta agar aku memilih kartu tarot secara online sebanyak 3 lembar. Karena ketutup semua jelas saja aku klik secara acak. Tak lama kemudian layar HP memperlihatkan layar 3 kartu yang aku pilih. Sosok wanita sederhana itu kartu pertama yang aku dapat, sosok permaisuri dalam kematian, dan sosok permaisuri yang tampak duduk anggun dalam singgasananya. Tak lama berselang setelah aku melanjutkan pilihan lanjutan munculnya penjelasan dari ke tiga kartu

  • SAHABAT DAN KISAH CINTAKU   60. MENGGAPAI CITA LEWAT TULISAN

    Semenjak mama dan papa meninggal, selain mengurus Suami dan anak aku pun mulai mengisi kekosongan hariku dan kegiatanku, aku berjualan pulsa HP dan token listrik, membantu suami menjalani bisnis percetakan, jualan Online Shop kecil-kecilan, dan menulis puisi dan novel di sela-sela mengajar. Itu merupakan hobi dan kegiatan baruku. Walau aku tidak bisa berkarier seperti dulu lagi tapi aku harus tetap dapat berkarya di kelilingi kegiatan anak-anak. Alhamdulillah mas Dwi sebagai suami sangat mengertikan aku, beliau selalu mendukungku, walau tidak banyak modal yang dapat di berikan tapi dukungan itu menjadi sangat penting dan berharga sekali. Begitu pun aku, dengan kebebasan untuk berkarya, bergaul dan berkegiatan dari yang Dwi berikan padaku aku harus berikan segala yang terbaik, seperti mengurus rumah ku, anak-anakku dan keperluan mereka dengan baik. Apalagi jika mereka sakit, merawat, menjaga dan memperhatikannya menjadi hal yang lebih penting dari segala aktiv

  • SAHABAT DAN KISAH CINTAKU   59. MENGENANG KISAH

    Sudah hampir dua tahun mama dan papa meninggal. Terkadang masih timbul rasa sedih yang masih sesekali muncul di benakku. Teringat masa kecilku dulu, di saat mama dan papa yang sangat mencintaiku, dan memberikan ku segala hal yang terbaik. Rindu sekali saat-saat itu Mama yang sering menelepon ku, mengingatkan aku makan, mengingatkan aku Shalat, aturan jam 21.00 malam harus sudah ada di rumah saat pacaran, atau berbeda pendapat dalam mengasuh ketiga anakku, dan segala celoteh Mama yang sering membuatku gemas dan kesal. Atau sosok dia papaku, kalau aku sakit atau jatuh papa akan menjadi orang yang paling cemas, buru-buru membawa aku ke dokter atau mengurut kaki dan tangan ku jika terkilir, bahkan papa jua lah yang selalu menangis kalau dulu melihat aku di putus in pacar-pacarku atau gagal mengarungi rumah tangga. Terkadang beliau menjadi teman, dan kadang menjadi musuh terbesarku jika beda pendapat. Tapi kini mereka sudah tiada, aku pun hanya dapat merin

  • SAHABAT DAN KISAH CINTAKU   58. MENUA BERSAMAMU

    Usia kami aku dan mas Dwi kini sudah tak muda lagi, Mas Dwi sudah 43 tahun dan aku hampir 37 tahun. Belum lama sih kami mengarungi hidup bersama membentuk rumah tangga, yang baru ini, tak terasa sudah menginjak 5 tahunan bersama dalam rumah tangga. Tiga orang anak-anak yang lucu pun memberikan keindahan dan kebahagiaan tersendiri bagi hari-hari kami, dan mas Dwi kian rajin bekerja, demi memberikan segala kebutuhan yang terbaik untuk kami, begitu pun aku yang terus berusaha membantu dengan cara dan gayaku kini. Walau semua itu perlu 1 kata iklas dan perjuangan. Iklas menerima takdir tuhan baik kebaikan ataupun paket ujian-ujian yang Allah berikan kepada kami. Mas Dwi masih selalu romantis, jika saja aku masih muda pasti ingin menambah seorang anak lagi, hal itu mungkin akan memberikan keramaian lebih di rumah ini, tapi sudah cukup tiga anak saja. zaman sekarang memiliki anak banyak cendrung harus memiliki finansial yang baik, kita harus ter

  • SAHABAT DAN KISAH CINTAKU   57. PUTRA DAN PUTRI KEBANGGAAN SINTIA

    Tak terasa sudah hampir lima tahun pernikahan aku dengan mas Dwi. Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar, ketenangan hidup perlahan - lahan pun aku peroleh. Kami pasangan yang di naungi dua bintang yang menurut primbon saling besebrangan, suamiku Taurus dan aku libra. Istilah perbintangan kami berasal dari unsur yang bertolak belakang, bumi dan langit. Di satu sisi kami sama-sama sosok yang romantis, di satu sisi kami sama-sama sosok yang pendiam atau sulit berkomunikasi. Komunikasi cendrung ke arah datar, dewasa dan secukupnya saja. Mungkin awalnya terasa canggung, tapi lama-lama kami saling terbiasa. Setiap hari kegiatanku adalah menjaga ketiga buah hati yang sangat lucu - lucu, selain memilih bekerja membuka pendidikan bimbingan belajar anak-qnak kelas dasar dan menggeluti dunia sebagai penulis. Semua kegiatan positif itu memberikan ku kebahagiaan dan hiburan tersendiri. Walaupun 1000 kenakalan anak-anak sering muncul, ya seperti itul

  • SAHABAT DAN KISAH CINTAKU   56. SAHABAT YANG SELALU ADA

    Memilih tinggal dan berada di tempat yang asing dengan di kelilingi orang yang masih tampak asing bukanlah hal yang mudah. Dan untuk hidup di sebuah perumahan itu ternyata gampang-gampang susah. Kendatinya selalu ada yang suka, atau sebaliknya, ada saja yang tidak suka dengan tingkah kita, gaya kita atau apapun hal kecil tentang kita, bagiku semua itu sah-sah saja. Aku lebih berprinsip ingin hidup tenang tanpa mengurus hal-hal yang tidak penting termasuk hal-hal sepele tentang tetangga. Banyak tetangga yang lain yang lebih suka saling balas dengan kelakuan-kelakuan konyol tetangga yang lain. Kebiasaan buruk ibu-ibu yang hobi kumpul, ngerumpi dan saling menjelekkan suka berdampak cekcok. Tapi beda dengan prinsipku yang cendrung cuek dan tak mau KEPO( ikut campur) dengan masalah kehidupan orang lain. Ada beberapa dari mereka yang suka cari gara-gara kepadaku atau anggota keluargaku lainnya. Tapi dengan sikap kami yang kompak cuek, alhasil merekapun ca

  • SAHABAT DAN KISAH CINTAKU   55. RAMALAN YANG KEMBALI

    Pagi ini aku menerima pesan masuk di Face book aplikasi, cukup banyak pesan iseng yang masuk, dan aku terbiasa untuk menghapusnya satu - persatu, aku lebih suka mengabaikan karna F******k lebih banyak kawan yang terbilang hanya kawan dalam dunia Maya saja. Lain halnya dengan pesan satu ini, pesan masuk dari Rahman. Aku berpikir Rahman seperti dulu, memberi pesan ancaman atau makian karena perpisahan kami masa lalu. Tidak halnya dengan hari ini aku tetap membacanya dan aku beranikan diri untuk membaca pesan dari Rahman itu, ternyata dia mengucapkan bela sungkawa atas kepergian mama dan papaku. Cukup terlambat sih, tapi aku bersyukur dia masih ada rasa perduli kepada kami. Peduli atas kesedihan dan rasa kehilanganku atas mama dan papa. “Assalamualaikum Sin, aku mengucapkan turut bela sungkawa ya atas kepergian Mama dan Papa, semoga Sintia dan keluarga bisa sabar dan iklas dan sabar.”Akupun membalasnya“Waalaikum salam Rahman, terima kasih

DMCA.com Protection Status