Share

Bab 25

Penulis: Fitri_alpha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Rin mengambil langkah lebar, menghampiri Ruu yang berada di belakang meja bar. Cowok itu sepertinya tidak melihat kedatangan Ry, mungkin tadi saat Ry memasuki Mobieus dia sedang mengantarkan pesanan sehingga tidak melihatnya. Ruu terus memperhatikan pintu masuk. 

"Ruu!" Rin menghentakkan tangan di meja bar di depan Ruu. Wajahnya memerah. "Kenapa, sih, bengong mulu sampai nggak liat Ry datang!"

"Hah?" 

Dugaan Rin benar, Ruu tidak menyadari kedatangan Ry. Sebenarnya ekspresi terkejut Ruu sangat lucu. Seandainya tidak sedang dalam masalah seperti sekarang ini, dia pasti akan mentertawakannya. Namun, berhubung sedang kacau karena khawatir yang berlebihan terhadap kakaknya, Rin justru mendengkus kesal. 

"Jadi, benar Ruu nggak tau Ry udah datang?"

"Beneran?" tanya Ruu dengan alis terangkat. Ia berdiri tegak, memanjangkan leher, menatap ke segala penjuru kedai es krim mencari keberadaan Ry. Di sudut sana Ruu menemukannya, Ry sedang bersama

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ry & Ruu   Bab 26

    "Ry mau nungguin aku pulang nggak?" tanya Ruu sambil meletakkan gelas es krim kedua di depan Rin. "Aku traktir Rin," katanya cepat melihat tatapan gadis itu yang mengerutkan alisnya.Ruu tersenyum, kembali mengalihkan tatapan pada Ry yang mencongkel-congkel es krimnya. Dia mencari potongan kecil cokelat madu kesukaannya yang diletakkan di dalam es krim. Selain porsi besar, es krim Ry juga spesial. Terdapat potongan kecil cokelat madu di dalamnya, bukan dijadikan toping. "Biar kita pulang bareng."Ry menganggukkan kepala tanpa mendengarkan apa yang dikatakan Ruu. Dia terlalu berkonsentrasi untuk mencari cokelat madu. Cokelat itu bagaikan harta karun baginya."Ry denger nggak, sih, apa yang Ruu bilang tadi?" tanya Rin gemas. Dia yakin jika kakaknya tidak mendengarnya.Ry tidak menjawab. Dia masih fokus pada penggalian harta karunnya. Beberapa detik kemudian dia memekik karena berhasil menemukan sebuah potongan cokelat yang dicarinya. "Liha

  • Ry & Ruu   Bab 27

    Di sudut sana, di deretan meja paling pojok, Ikki menatap semuanya dengan tangan terkepal. Ia tidak suka cara Ruu menatap Ry, tidak suka Ry tertawa karena lelucon dari cowok itu, tidak suka interaksi mereka. Pokoknya ia tidak suka dengan semua yang dilihatnya. Ini tidak benar. Kedatangannya ke kota ini adalah untuk mendapatkan kembali cintanya yang telah hilang, bukan melihatnya bahagia bersama cowok lain. Ia tidak dapat menerima jika Ry tertawa bersama yang lain. Ry harus melakukan semua bersamanya. Hanya dirinya yang boleh mengukirkan tawa di wajah Ry, tidak boleh cowok lain.Entah apa yang telah terjadi pada Ry dalam dua tahun mereka tidak bertemu. Namun, apa yang dirasakan Ry, juga dirasakannya. Dari sinar matanya yang dingin dan beku, ia dapat merasakan kesakitan yang diraskannya dulu karena ia juga merasakannya. Ia juga sakit, berusaha bertahan dengan segenap kekuatan dan keyakinan jika suatu saat mereka pasti akan bertemu lagi. Apa yang ia alami juga tidak mudah.

  • Ry & Ruu   Bab 28

    "Jadi, Ikki mantan cowok Ry?"Ry mengangguk tanpa berani menatap Ruu. Kepalanya terus tertunduk sejak dua menit yang lalu. Padahal Ruu tidak menyalahkannya, tapi dia merasa bersalah karena sudah mendiamkan dan tidak jujur padanya. Perasaan bersalah itu semakin dalam karena Ruu tidak terlihat menghakimi. Cowok itu hanya bertanya dengan nada yang lembut."Pantas dia sok kenal banget sama Ry." Ruu duduk tepat di samping Ry, mengusap pucuk kepalanya.Mereka sudah meninggalkan Mobieus, dan sekarang sedang dalam perjalanan pulang. Kereta akan tiba beberapa menit lagi. Sambil menunggu mereka makan malam di sebuah kafe yang terletak di dekat stasiun.Sementara Rin sudah pulang lebih dulu, Go menjemputnya. Awalnya Rin menolak, dia juga ingin pulang bersama kakaknya. Namun, Ry berhasil membujuknya untuk pulang saat itu juga, dengan alasan kasihan pada Go yang sudah susah payah menjemput.Mereka tidak duduk berseberangan seperti

  • Ry & Ruu   Bab 29

    Awal pekan selalu menjadi momok yang tidak menyenangkan bagi setiap orang. Termasuk Ry dan Rin. Kedua kakak-beradik Yamazuki itu terlihat ogah-ogahan menghabiskan sarapan mereka, keduanya masih mengantuk. Rin menyeruput susunya sekali-sekali, sedangkan Ry mengaduk omelette di atas piringnya, menjadikannya potongan-potongan kecil yang menjadi satu. Sarapan Ry sekarang terlihat seperti bubur berwarna kuning pucat, bukan sepiring omelette lagi."Astaga, ada apa sama kalian berdua?"Pertanyaan mengguntur dari Mama membuat keduanya berjengit –kaget. Dengan cepat Ry memperbaiki posisi duduknya, setelah menguap sekali dia langsung menguap sesendok omelette ke mulutnya. Bentuknya memang sudah seperti bubur, tapi rasanya tidak berubah. Ry mengagumi masakan Mama, rasanya tak pernah mengecewakan, selalu enak meskipun sudah berubah bentuk. Rin juga mempercepat acara minum susunya, dia tak ingin kena omel Mama yang memang terkenal galak –sifat yang menurun padanya

  • Ry & Ruu   Bab 30

    Sorakan penyemangat bergema dari pinggir lapangan. Meskipun pertandingan basket ini bukan pertandingan resmi, tapi anak-anak Banzare Gakuen tetap bersemangat mengikutinya. Mereka memberikan sorakan penyemangat untuk tim yang mereka unggulkan. Ah, bukan tim, tapi pertandingan perorangan. Rin dan Go sedang berebut bola basket di lapangan membuat hampir seluruh siswa, terutama adik kelas, menyaksikan pertandingan itu. Para penggemar Rin yang kebanyakan dari anak-anak cewek, berteriak-teriak, mengelu-elukan nama Rin setiap kali dia berhasil merebut atau memasukkan bola ke keranjang milik Go.Di antara anak-anak cewek itu, terdapat Ry dan Mina. Mereka berdua bergabung bersama para adik kelas dan siswa lainnya untuk memberikan semangat pada Rin. Pokoknya Rin harus menang, itu yang dilafalkan Ry dalam hati sejak pertandingan unik ini berlangsung. Dia masih dendam pada Go yang tidak memperhatikan pelajaran Bu Mizuno. Pertandingan ini juga tercipta karena dendam itu. Ry mencerit

  • Ry & Ruu   Bab 31

    "Go traktir kita juga, dong!" pinta Ry saat mereka memasuki Mobieus. Dia tersenyum lebar dan mengedipkan matanya beberapa kali, merayu Go agar ditraktir juga. Dia mendengar dari Rin soal taruhan adiknya itu dengan Go, dan meminta cowok itu untuk mentraktir dirinya juga.Pada dasarnya setiap orang itu sama. Mereka akan langsung menyerbu dan bertingkah seperti seorang hamba jika ada yang memberikan sesuatu secara gratis. Dalam kasus Ry, dia tidak seperti yang sudah disebutkan tadi. Dengan gaya polos dan manjanya dia merayu untuk minta ditraktir juga."Masa cuman Rin doang." Ry manyun. Dia menoleh pada Mina yang berjalan di belakangnya bersama Shoun dan Keiya. "Iya, nggak, Mina?"Cewek yang ditanya mennagangguk."Tuh, 'kan, Mina juga minta ditraktir." Ry memeluk lengan Rin, menariknya agar berjalan lebih cepat. "Boleh, ya, Go?" tanyanya kencang. Dia sudah berada di depan meja bar yang dijaga oleh Ruu. Sementara Go masih berjarak beber

  • Ry & Ruu   Bab 32

    Candaan dan tawa di meja dekat meja bar sangat menarik perhatian Ikki. Seandainya saja bisa, ia ingin sekali bergabung bersama mereka. Bercanda dan tertawa bersama Ry adalah impiannya dalam dua tahun terakhir. Setelah ke pindahannya ke Hokkaido, ditambah kehilangan ponsel beserta data-data dan semua nomor di dalamnya, ia berubah menjadi cowok pendiam. Apalagi di sekolah tak ada satu pun cowok yang mau berteman dengannya. Masa-masa awal kepindahannya adalah yang tersulit. Ia sempat terpuruk, tapi tak ada seorang pun yang tahu. Ia terlalu pandai merahasiakannya. Kedua orang tuanya pun tidak menyadari perubahannya, aktingnya terlalu hebat.Masuk ke perguruan tinggi, ia mulai bisa membuka diri, perlahan mulai bangkit dari keterpurukan. Tidak sama seperti masa SMA, di perguruan tinggi ia memiliki beberapa orang teman cowok. Salah satu dari mereka bersahabat dengannya. Sahabatnya juga yang menyarankan padanya untuk kembali ke kota ini jika ia memang benar-benar menyayangi cew

  • Ry & Ruu   Bab 33

    "Ruu, hari ini pulang bareng lagi mau nggak?"Ruu hanya mengangguk, tidak bisa menjawab dengan bersuara. Ia fokus pada pesanan pelanggan yang disodorkan Na padanya. Ia khawatir akan salah menyiapkan es krim jika menyahuti Ry."Na, ini pesanannya banyak banget." Ry mengamati memo yang diletakkan Ruu tepat di depannya. "Ada berapa orang yang mesan?" tanyanya sambil terus mengamati kertas kecil berisi tulisan Na. Kertas kecil itu hampir penuh, padahal Na menulisinya dengan huruf kecil-kecil.Na memggeleng. "Nggak, kok, Ry. Yang beli cuman dua orang." Na menoleh, mengintip pelanggan yang memesan banyak es krim melalui bahunya. "Itu, mereka cuman dua orang, tapi mesannya empat mangkuk varian rasa yang beda-beda setiap mangkuk."Ry mengikuti arah pandang Na. Dia memutar tubuh, sepasang alisnya terangkat melihat sepasang pelanggan yang duduk berseberangan. Dilihat dari interaksi dan cara m

Bab terbaru

  • Ry & Ruu   Bab 84. Happily Ever After (END)

    Pagi datang lebih cepat dari biasanya bagi Ruu. Suara kicau sekumpulan burung yang bertengger di pagar balkon jendela kamarnya yang membangunkannya. Suara itu lebih dahsyat dari suara jam alarm yang dipasangnya tadi malam. Jam itu terus berbunyi nyaris selama dua jam, tidak berhenti jika ia tidak mematikannya, dengan mata yang masih terpejam. Tadi malam ia tidur lewat tengah malam. Bukan karena begadang, melainkan karena mengerjakan pekerjaan kantornya. Setelah mengantarkan Ry pulang pada pukul sepuluh malam, dan tiba kembali di apartemennya tiga puluh menit kemudian, ia langsung mengerjakannya. Ada beberapa pekerjaan yang belum sempat ia kerjakan. Ia baru mengingatnya setelah berbaring di atas tempat tidur tadi malam. Dengan malas Ruu bangun. Rasanya masih belum puas tidur meskipun sekarang sudah pukul delapan pagi. Ruu sadar jika ia terlambat, dan itu bukan merupakan contoh yang baik bagi bawahannya. Namun, mau bagaimana lagi, walaupun ia bersiap dengan tergesa tetap saja tidak

  • Ry & Ruu   Bab 83. Apakah Ry Mau Menikah Denganku?

    Ruu mengembuskan napas mendengar pertanyaan itu. Tangannya terangkat mengusap tengkuk, dan meneguk ludah susah payah. "Aku ... ancam dia biar nggak ganggu Ry lagi " Mata bulat Ry melebar. "Kok, Ruu gitu?" tanyanya memprotes. "Habisnya dia nyebelin!" Ruu membela diri. "Masa mau sama cewek aku?" Sepasang alis Ry terangkat. "Dia nggak nolak dijodohin sama Ry pas udah liat foto Ry. Dia sampai mutusin ceweknya yang satu fakultas sama aku. Ya, udah, aku hajar aja!" Ry mengerjapkan mata beberapa kali. Apa kata Ruu tadi, menghajar seseorang yang mau dijodohkan dengannya? Astaga! Ry memencet pangkal hidung. Meskipun kesal, tapi dia tidak bisa marah. Hati kecilnya justru menganggap apa yang dilakukan Ruu sangat manis. "Astaga!" Ry menutup mulut dengan kedua tangan. "Maaf, Ry!" kata Ruu cepat, ia tak ingin mendapatkan kemarahan dari ceweknya. Mereka baru saja bertemu sore tadi setelah enam tahun berpisah, akan sangat tidak lucu jika mereka kemudian langsung bertengkar. "Aku cuman berusaha

  • Ry & Ruu   Bab 82. Rencana Perjodohan Ry yang Gagal

    Mata bulat Ry masih berkaca-kaca, tak percaya jika dia benar-benar bertemu dengan cowok yang selama ini dirindukannya . Semua seperti mimpi saja, Ruu datang ke kedai es krim tempatnya bekerja, memesan es krim yang tidak ada dalam daftar menu. Tak ada kedai es krim yang menjual es krim dengan rasa yang tawar, dan Ruu memesannya karena tidak menyukai makanan manis. Konyol memang, tapi Ruu melakukannya hanya ingin dia mengetahui keberadaannya. "Maafin aku, Ry." Ruu menggenggam tangannya erat. "Harusnya sejak awal aku udah tau kalo Ikki pengen kisahin kita, tapi aku nggak tau kalo dia bisa selicik itu."Ry menggeleng. Dia masih belum dapat berbicara. "Aku nyari Ry ke mana-mana selama beberapa bulan awal itu, tapi nggak ketemu. Hampir seluruh Tokyo aku cari, tapi Ry nggak ada. Sampai Papa nawarin aku bantuan dengan satu syarat." Ruu menundukkan kepala. "Aku harus mau lanjutin pendidikan aku."Ry mengangguk. Dia percaya dengan semua yang dikatakan Ruu. Cowok yang duduk di sebelahnya, seda

  • Ry & Ruu   Bab 81. Bertemu Lagi

    Osaka sekarang sama berartinya dengan Tokyo bagi Ruu. Jika dulu ia hanya menganggap Tokyo yang terpenting karena keluarganya tinggal di sana, sejak Papa memberi tahu keberadaan Ry di Osaka, kota ini juga menjadi yang penting untuknya. Ruu bahkan tak menyangka jika ia akan menjadi bagian dari kota ini. Mulai besok ia akan memimpin perusahaan cabang yang berada di sini. Perusahaan cabang yang diberikan Papa padanya seratus persen. Jadi, mulai besok perusahaannya akan berdiri sendiri. Meskipun begitu, ia tetap menggunakan nama perusahaan yang lama. Toh, Papa tidak keberatan dengan itu, malah Papa yang memintanya untuk tidak mengubah nama agar tidak merepotkan. Ruu sedang duduk di sofa ruang tamu di apartemennya setelah menempuh perjalanan lebih dari setengah hari mengendarai mobil. Rencana ia akan beristirahat beberapa jam sebelum menemui Ry nanti sore di tempatnya bekerja. Menurut informasi dari Rin, Ry tidak mengambil cuti dan tetap bekerja meskipun di akhir pekan. Satu perubahan y

  • Ry & Ruu   Bab 80. Pindah Ke Osaka

    Satu bulan ternyata tidak selama yang dipikirkan Ruu, waktu tiga puluh hari justru berjalan sangat cepat. Apalagi diselingi dengan celotehan Rin melalui setiap pesan yang dikirimkannya. Terkadang cewek yang sekarang sudah dekat kembali dengan Go itu mengiriminya video Ry saat mereka sedang mengobrol berdua, terkadang hanya mengirimkan suara Ry saja. Tiga tahun lagi dilalui dan Ry tetap tak berubah. Wajahnya masih menggemaskan dengan pipi yang masih saja sebulat bakpao. Seandainya saja bisa –Ry berada di dekatnya– akan dicubitnya pipi itu. Mungkin ia akan melakukannya nanti saat mereka bertemu.Omong-omong soal pertemuan mereka, ia tidak memberi tahu siapa-siapa. Yang pasti ia akan menemui Ry saat masa tiga tahun terakhir, berakhir. Untuk tempat, ia masih belum menentukannya. Ia memang memiliki nomor ponsel Ry, Rin yang memberikannya. Awalnya cewek itu tidak mau memberitahunya, Rin malah meminta pertukaran, nomor ponsel Ry dengan alasan kenapa ia tak ingin Ry melihatnya. Namun, setel

  • Ry & Ruu   Bab 79. Tiga Tahun Berlalu

    Benda pipih persegi panjang itu sudah sejak beberapa menit yang lalu berada di tangan Ruu. Ia menggunakannya untuk berbalas pesan dengan Rin. Setelah makan malam dan sesi penjatuhan hukuman selesai, Ruu langsung masuk ke kamar tidurnya dan menghubungi Rin. Ia mengirimkannya pesan melalui sebuah aplikasi. Ruu tidak menggunakan laptop, ia menggunakan benda itu untuk kepentingan belajarnya. Untuk hal lain, ia selalu menggunakan ponsel, termasuk berkirim pesan dengan Rin. [Pokoknya Rin jangan kasih tau Ry dulu, atau aku akan kena masalah] - RuuBerulangkali Ruu memberikan alasan pada Rin agar tidak memberikan nomor ponselnya pada Ry. Cewek yang sekarang juga sudah kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Osaka itu ingin memberikan nomornya kepada kakaknya. Kata Rin, sampai sekarang Ry masih berusaha mencari informasi tentangnya. Kabar yang membuatnya nyaris melompat-lompat tadi saling senangnya. Ry masih mencintai dan masih mengharapkannya, perasaan mereka masih sama. Sekarang,

  • Ry & Ruu   Bab 78. Tunggu Aku Tiga Tahun Lagi

    Ruu menundukkan kepala, pasrah dengan hukuman yang diberikan Papa. Ia ketahuan Rin, itu sudah cukup buruk baginya. Beruntung bukan Ry yang mengenalinya, bisa-bisa hukumannya jauh lebih berat dari sekarang. Ia tidak diperbolehkan lagi pergi ke Osaka, tidak sebelum ia lulus kuliah dan membuktikan jika dirinya mampu memimpin salah satu cabang perusahaan Papa yang berada di Tokyo sini. Jika berhasil maka Papa akan memberikan perusahaannya yang berada di Osaka, dan membiarkannya bertemu dengan Ry. Kedengarannya sangat tidak adil memang, tetapi ia tetap menerimanya. Semua memang salahnya yang menatap terlalu lama, tanpa sadar. Ia lupa jika Rin orangnya terlalu curiga, Rin bukan Ry yang tidak peka. Waktu tiga tahun bukanlah waktu yang lama, ia hanya harus lebih bersabar lagi. Ia bisa menggunakan waktu tiga tahun tambahan hukuman tanpa dapat melihat Ry secara langsung lagi, dengan lebih giat belajar. Ia yakin dapat melakukannya, ia harus lulus dengan nilai cumlaude terbaik sebagai pembukti

  • Ry & Ruu   Bab 77. Ketahuan

    Paman gendut membawa nampan berisi dua buah mangkuk ramen ke meja Ry dan Rin. Sepertinya dia sangat tahu kapan kedua cewek itu datang sehingga membuatkan pesanan mereka bersamaan dengan miliknya. Diam-diam Ruu mengaguminya dalam hati."Untuk Ry tanpa narutomaki!" Paman gendut meletakkan mangkuk pertama di depan Ry. Mangkuk itu tanpa kue ikan yang tidak disukai Ry. Paman gendut sudah mengingatnya, seminggu ini ia selalu menyajikan ramen untuk Ry tanpa narutomaki. "Ini untuk Rin!" Ia meletakkan sebuah mangkuk lagi tepat di depan Rin. "Terima kasih, Paman!" Kedua cewek itu berkata bersamaan. Ruu tersenyum mendengarnya. Sengaja ia tidak melirik ataupun menatap mereka secara langsung lagi, ia tak ingin menimbulkan kecurigaan. Rin beberapa kali memergokinya tengah menatap mereka. Ia tak ingin ketahuan, atau semua akan semakin sulit. Ruu semakin menurunkan topinya, ia merasa sedang diawasi. Terpaksa ia mempercepat makannya, dan meninggalkan kedai lebih cepat dari minggu sebelumnya. Ia jug

  • Ry & Ruu   Bab 76. Osaka (Lagi)

    Udara pagi memang lebih bersih bila dibandingkan pada siang hari. Sinar matahari yang hangat semakin menambah kesan sehat. Di dalam Shinkansen yang akan membawanya ke Osaka, Ruu memilih menghabiskan waktu untuk membaca. Bukan buku komik seperti yang biasa dibaca Ry, melainkan buku tentang bisnis. Ini adalah saran Papa agar ia tidak merasa bosan berada di dalam kereta cepat ini selama lebih dari dua jam. Bukan ide yang buruk karena waktu dua jam perjalanan seperti tak terasa, tahu-tahu kereta sudah berhenti di stasiun Shin-Osaka, tempat perhentiannya. Ruu turun bersama dengan para penumpang yang mempunyai tujuan yang sama.Ini adalah hari Minggu di pekan kedua ia diperbolehkan menemui Ry oleh Papa. Bukan menemui dalam artian sebenarnya, ia hanya diperbolehkan melihatnya dari jauh saja. Ia tidak boleh terlihat apalagi sampai bertegur sapa, sebagai salah satu syarat agar Papa tetap membantunya. Jika ia sampai melanggar sekali saja, maka Papa akan membiarkan laki-laki mana pun untuk mend

DMCA.com Protection Status