Share

Bab 437

Penulis: Julio
"Ibu, jangan berpikir aneh-aneh. Apa aku salah kalau cari uang buat membiayai pengobatan Ibu?"

"Nggak. Mana mungkin kamu salah? Aku yang salah. Seharusnya aku nggak menyulitkanmu selama bertahun-tahun dengan penyakit serius seperti itu. Selama ini hidupmu pasti nggak mudah, karena itu kamu melakukan sesuatu yang memalukan dan mendapatkan uang yang nggak benar. Kamu merasa biasa saja saat menggunakan uang itu. Tapi begitu uang itu dipakai untukku, aku merasa kotor."

Briella menatap Erna dengan tatapan tidak percaya, bahkan mengira kalau dia salah dengar.

"Apa ada yang mengatakan sesuatu pada Ibu, sampai Ibu salah paham begini?"

"Aku nggak tahu apa itu salah paham atau bukan, tapi aku tahu kalau orang-orang yang tinggal di sini hanya pejabat atau pengusaha. Semua yang kamu lakukan padaku selama aku koma hanya bisa dilakukan oleh orang kaya. Mana mungkin kamu yang seorang karyawan mampu membayar seorang spesialis untuk merawatku selama bertahun-tahun? Aku nggak percaya kalau kamu nggak me
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 438

    Briella memiliki genderang kemarahan di dalam hatinya. Dia tahu dengan jelas maksud dari perkataan Erna. Briella juga mengalaminya sendiri. Namun, dia tidak terima kalau Erna mengatakan hal seperti ini kepadanya."Ibu salah. Klinton lah yang mengejarku.""Terus kenapa? Kalau merasa hebat, minta dia buat nikahin kamu. Kamu cuma anak kampung, tapi mimpimu tinggi sekali. Dia ngasih uang ke kamu, jadi kamu punya mimpi jadi istri orang kaya? Istri orang kaya hanya pantas disandang sama mereka yang juga berasal dari keluarga kaya. Jangan jadi orang yang nggak tahu diri!""Aku nggak mau berdebat lagi." Briella tiba-tiba merasa berdebat dengan Erna tentang hal ini adalah hal yang sia-sia dan benar-benar menguras energinya."Bu, aku mau tanya satu hal. Apa pria yang datang kemarin menyebutkan siapa namanya?""Kenapa? Dia mantanmu? Briella, hidupmu kacau sekali. Pria itu kelihatannya juga nggak kekurangan uang. Cepat atau lambat kamu akan hancur karena permainanmu sendiri!""Jadi kamu menceritak

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 439

    Briella menatap pria itu, tahu kalau dia adalah Nathan. Namun, Briella tidak bisa berbicara dengannya karena dia harus berpura-pura menjadi orang asing yang tidak mengenal Nathan.Nathan juga ragu-ragu sejenak, tetapi akhirnya dia melangkah mendekat. Dia berdiri di depan Briella dan tatapannya tertuju pada wajah Briella tanpa mengalihkannya satu detik pun."Briella, apa ini benar-benar kamu?"Briella menatap pria itu dengan tenang, ekspresinya bercampur dengan rasa tidak percaya."Permisi, apa kamu salah mengira aku orang lain?"Nathan terkejut. "Bukankah kamu Briella? Aku ingat kalau ada wanita yang tinggal di sini punya anak yang namanya Briella. Kebetulan, dulu aku pernah membiayai biaya perawatan wanita itu."Briella mengerjap. "Permisi, aku nggak paham dengan apa yang sedang kamu bicarakan. Tapi aku bisa yakin kalau kamu salah orang. Aku bukan Briella."Setelah mengatakan itu, Briella berniat untuk pergi.Nathan menarik tangan Briella dan menghentikannya. "Tunggu sebentar."Briell

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 440

    Briella melirik kaca spion, benar-benar takut kalau Davira akan bersikap gila dan terus mengoceh di dalam lingkungan perumahan, membuat para tetangga salah paham.Dia menepi dan keluar dari mobil.Berjalan menuju gerbang, dia memberi isyarat kepada satpam untuk membukakan pintu gerbang agar Davira bisa masuk.Davira berada di depan dan Ditha pun mengikutinya. Namun, dia dihentikan oleh Briella."Kalau memang mau bicara, salah satu dari kalian saja yang masuk. Bawa banyak orang begini, apa kalian mau berkelahi?"Ditha yang mendengar itu pun menjawab kesal, "Pengecut. Kalau nggak salah, kenapa harus takut?"Briella berdiri di dalam gerbang, menggosok-gosok telinganya. Dia menjawab datar, "Nggak takut. Aku cuma mau kedamaian dan ketenangan."Dia menatap Davira dan bertanya, "Kenapa bisa tahu kalau aku tinggal di sini?"Davira menjawab sinis, "Kamu bercanda? Seorang istri sah Valerio, sangat mudah kalau aku ingin menyelidiki seseorang."Briella berkata dalam hati, menganggap kalau Davira t

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 441

    Briella menelepon Valerio sesampainya di rumah.Alih-alih meminta nasihatnya, dia malah mengadu.Davira kini menjadi ancaman bagi privasi dan keamanan pribadinya. Dia tidak bisa membiarkan wanita itu melakukan sesuatu seenaknya dan melanggar privasinya.Urusan rumah tangga mereka bukan urusan Briella, tetapi dia harus memastikan keselamatannya sendiri. Bagaimanapun juga, seseorang yang tidak memiliki batasan seperti Davira bisa melakukan apa saja ketika marah.Telepon masuk ke kantor Valerio. Setelah berdering beberapa kali, suara pria itu terdengar."Siapa?""Pak Valerio, ini aku, Renata.""Ada apa?"Suara pria itu dalam, dingin dan acuh. Dari apa yang Briella ketahui tentang Valerio, pasti ada sesuatu yang terjadi dengannya. Karena itulah nadanya sedikit mendesak.Menyadari itu, Briella tidak membuang waktu dan menjelaskan singkat, "Bu Davira mendatangiku hari ini. Dia ingin bertemu dengan Queena, jadi aku menanyakan pendapat Pak Valerio.""Pendapat Queena adalah pendapatku. Biarkan

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 442

    "Tapi Queena ingin sekali makan malam bersama Tante." Queena mengatupkan kedua tangan kecilnya dan berkata dengan memelas, "Tolong, ya, Tante."Briella tidak luluh. "Queena, Tante lagi sibuk sama pekerjaan. Jadi, Tante mau pulang dan masak sendiri saja."Queena mengerjap. "Apa? Tante mengundangku dan Papa ke rumah untuk makan malam? Tante mau memasak untuk Queena dan Papa? Wah, bagus sekali. Queena akan memberi tahu Papa kabar baik itu sekarang juga."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Queena sudah menyelonong masuk ke dalam mobil Valerio. Separuh tubuhnya masuk ke dalam mobil terlebih dahulu. Dengan hentakan kaki kecilnya, pantatnya yang kecil dan dua kaki kecilnya yang gemuk bekerja sama untuk memasukkan semua tubuhnya ke dalam mobil, lalu menutup pintu mobil.Mulut Briella ternganga karena terkejut, terpana oleh gerakan si kecil yang begitu rapi.Dia awalnya berpikir kalau Queena hanya bercanda. Meskipun Queena ingin pulang bersamanya, Valerio tidak akan bertingkah seperti a

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 443

    Saat Briella dan Queena tengah berbincang, Valerio sudah memarkir mobilnya dan menuju ke arah mereka.Pria itu melirik sekeliling, lalu tatapannya berhenti di wajah Briella, menatapnya dengan tatapan menelisik. Dia mengambil Queena dari gendongan Briella dan menggendongnya sendiri."Kenapa? Kami cuma mau numpang makan, tapi kamu nggak rela begitu?"Briella sangat ingin mengatakan ya. Dia tidak ingin makan bersama Valerio atau memasak untuknya.Masalah pribadi dan pekerjaan harus dibedakan dengan jelas. Tidak baik untuk hubungan mereka kalau dicampur aduk.Valerio sepertinya sudah bisa menebak pikiran Briella. "Bukannya aku sudah kasih kamu kartu? Kamu bisa ambil uang makan malam dari kartu itu, sekaligus dengan biaya pelayanan, jasa dan lainnya. Kamu bisa menganggap kami sebagai pelanggan yang harus kamu layani."Setelah mengatakan itu, Valerio dengan sengaja melirik ke arah tanaman hias yang berada tidak jauh dari situ, memperlihatkan sudut depannya.Briella sedikit bingung dengan apa

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 444

    Valerio menyeka tangannya dan bisa membereskan pria itu dengan mudah, tidak lupa memberikan peringatan."Kalau melakukannya lagi, kamu akan mati."Setelah mengatakan itu, Valerio menyingkirkan ekspresi kejam di wajahnya, menunjukkan senyum layaknya ayah yang penyayang. Dia kembali menggendong Queena ke dalam pelukannya.Queena yang penasaran pun melihat ke kejauhan melewati arah bahu Valerio. Sebelum bisa melihat genangan darah di tanah, dia digendong Valerio dan masuk ke dalam lobi apartemen, menuju ke lift.Briella menyaksikan semuanya dengan hati yang sesak. Rasanya ingin berteriak keras-keras dalam hati.Dia membenci orang-orang yang dengan seenaknya mengekspos privasi orang lain dan melacak kehidupan pribadi mereka. Dia juga bukanlah publik figur, kenapa harus merecoki kehidupan pribadinya?Setelah dipikir-pikir, dia bertanya-tanya. Mungkinkah orang itu bukan reporter, melainkan orang yang diperintahkan Davira untuk mengikuti dan menguntitnya?Briella menatap Valerio dan pria itu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 445

    Briella membuat makan malam dan membawanya ke meja makan. Dia melangkah keluar dari ruang makan dan melihat Valerio sedang mengajari Queena tugas sekolah. Dia melangkahkan kakinya dan berjalan pelan ke ruang kerja. Melihat keduanya yang tengah sibuk, dia tidak ingin mengganggu."Satu kalimat salah dua puluh huruf. Kamu salah mengeja dua belas kata. Kesalahanmu terlalu banyak. Ulurkan tanganmu, Papa akan menghukummu.""Jangan pukul Queena. Queena tahu itu salah. Queena akan mengingatnya biar nggak salah lagi lain kali."Queena menarik tangannya karena takut dan menatap Valerio dengan tatapan memelas."Queena, sudah berapa kali kamu bilang nggak akan melakukannya lagi? Setiap kali kamu juga bilang begini dan melakukan kesalahan lagi lain kali.""Kalau begitu Papa pukul Queena saja, tapi pelan-pelan, ya ...."Queena dengan patuh mengulurkan kedua tangan kecilnya di depan Valerio.Pria itu menunduk dan melihatnya. Queena masih kecil dan lemah, mana ada orang yang tega memukulnya."Papa mem

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status