Share

Bab 443

Penulis: Julio
Saat Briella dan Queena tengah berbincang, Valerio sudah memarkir mobilnya dan menuju ke arah mereka.

Pria itu melirik sekeliling, lalu tatapannya berhenti di wajah Briella, menatapnya dengan tatapan menelisik. Dia mengambil Queena dari gendongan Briella dan menggendongnya sendiri.

"Kenapa? Kami cuma mau numpang makan, tapi kamu nggak rela begitu?"

Briella sangat ingin mengatakan ya. Dia tidak ingin makan bersama Valerio atau memasak untuknya.

Masalah pribadi dan pekerjaan harus dibedakan dengan jelas. Tidak baik untuk hubungan mereka kalau dicampur aduk.

Valerio sepertinya sudah bisa menebak pikiran Briella. "Bukannya aku sudah kasih kamu kartu? Kamu bisa ambil uang makan malam dari kartu itu, sekaligus dengan biaya pelayanan, jasa dan lainnya. Kamu bisa menganggap kami sebagai pelanggan yang harus kamu layani."

Setelah mengatakan itu, Valerio dengan sengaja melirik ke arah tanaman hias yang berada tidak jauh dari situ, memperlihatkan sudut depannya.

Briella sedikit bingung dengan apa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 444

    Valerio menyeka tangannya dan bisa membereskan pria itu dengan mudah, tidak lupa memberikan peringatan."Kalau melakukannya lagi, kamu akan mati."Setelah mengatakan itu, Valerio menyingkirkan ekspresi kejam di wajahnya, menunjukkan senyum layaknya ayah yang penyayang. Dia kembali menggendong Queena ke dalam pelukannya.Queena yang penasaran pun melihat ke kejauhan melewati arah bahu Valerio. Sebelum bisa melihat genangan darah di tanah, dia digendong Valerio dan masuk ke dalam lobi apartemen, menuju ke lift.Briella menyaksikan semuanya dengan hati yang sesak. Rasanya ingin berteriak keras-keras dalam hati.Dia membenci orang-orang yang dengan seenaknya mengekspos privasi orang lain dan melacak kehidupan pribadi mereka. Dia juga bukanlah publik figur, kenapa harus merecoki kehidupan pribadinya?Setelah dipikir-pikir, dia bertanya-tanya. Mungkinkah orang itu bukan reporter, melainkan orang yang diperintahkan Davira untuk mengikuti dan menguntitnya?Briella menatap Valerio dan pria itu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 445

    Briella membuat makan malam dan membawanya ke meja makan. Dia melangkah keluar dari ruang makan dan melihat Valerio sedang mengajari Queena tugas sekolah. Dia melangkahkan kakinya dan berjalan pelan ke ruang kerja. Melihat keduanya yang tengah sibuk, dia tidak ingin mengganggu."Satu kalimat salah dua puluh huruf. Kamu salah mengeja dua belas kata. Kesalahanmu terlalu banyak. Ulurkan tanganmu, Papa akan menghukummu.""Jangan pukul Queena. Queena tahu itu salah. Queena akan mengingatnya biar nggak salah lagi lain kali."Queena menarik tangannya karena takut dan menatap Valerio dengan tatapan memelas."Queena, sudah berapa kali kamu bilang nggak akan melakukannya lagi? Setiap kali kamu juga bilang begini dan melakukan kesalahan lagi lain kali.""Kalau begitu Papa pukul Queena saja, tapi pelan-pelan, ya ...."Queena dengan patuh mengulurkan kedua tangan kecilnya di depan Valerio.Pria itu menunduk dan melihatnya. Queena masih kecil dan lemah, mana ada orang yang tega memukulnya."Papa mem

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 446

    Briella mengeluarkan kacamata dan mengusapnya hingga bersih, mulai menggambar di buku catatannya.Ponselnya berdering. Dia melirik dengan cepat ke arah penelepon yang muncul di layar, lalu menyematkan ponselnya di leher dan bahunya, serta memiringkan kepalanya."Klinton, ada apa?""Bukan apa-apa. Aku baru selesai rapat dan sekarang lagi jalan-jalan menikmati pemandangan malam. Di sini tempat yang indah untuk dikunjungi saat malam. Aku bawa hadiah untukmu. Kalau punya waktu, kamu bisa datang.""Hmm ... baiklah." Briella sibuk dengan pekerjaan, jadi mengiakan dengan asal, "Perjalanan bisnismu berjalan dengan baik, aku di sini juga baik-baik saja. Nggak perlu khawatir, bekerja saja dengan baik.""Kamu baik-baik saja maksudnya ....""Apa?""Aku sedikit merindukanmu.""..." Kepala Briella berdengung, dia pun senyum kering. "Hari ini kamu aneh sekali. Aku masih lembur menggambar karena desainnya mau diserahkan kepada kontraktor. Sudah dulu, ya. Kita lanjutkan lagi setelah kamu pulang nanti."

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 447

    Renata memikirkan semua itu di dalam hati dan wajahnya menunjukkan gurat tidak terima tanpa dia sadari.Valerio yang melihat itu pun bertanya kepadanya, "Kenapa? Ada yang sakit?"Briella mengatur kembali emosinya dan menunjukkan senyum sopan. "Saran dari Pak Valerio sangat berharga dan sangat membantu. Aku harus berterima kasih."Sikap Briella langsung membawa desain kepada Valerio untuk diberi saran sama saja dengan mengambil jalan pintas. Briella sebenarnya merasa puas di dalam hatinya.Wajah Valerio masih terlihat datar, lalu dia melanjutkan, "Nggak perlu bersikap sopan. Kamu seorang desainer dalam proyek ini. Sebagai pihak kontraktor, sudah menjadi tugasku untuk menyampaikan pendapatku terhadap desainmu."Briella menganggukkan kepala dan menjawab dengan sopan, "Jangan khawatir, Pak Valerio, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk mengerjakan proyek ini dengan baik."Pria itu bersandar dengan malas di sofa, tidak lupa melipat kedua kakinya yang panjang. "Sabtu ini ada pesta koktail,

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 448

    Mata Briella berkedut saat melirik Queena yang dengan senang hati memijit-mijit kakinya, "Aku akan bertemu denganmu. Tapi aku harus mengantar putriku ke sekolah dulu. Kita ketemu jam sepuluh pagi. Tempatnya di kafe dekat taman kanak-kanak anakku sekolah."Terdengar keheningan yang cukup lama di seberang sana, seakan terkejut dengan kata-kata Briella.Setelah beberapa saat, pria itu menjawab, "Ya. Kirimkan alamat sekolah putrimu."Briella memberikan alamat taman kanak-kanak Queena, kemudian menutup telepon.Dia mengatakan kepada Nathan kalau dia sudah punya seorang anak karena tidak ingin Nathan curiga kalau dia adalah Briella. Sekarang, karena mereka sudah bertemu, jadi ada beberapa hal yang tidak bisa dihindari. Jadi, Briella terpaksa harus menghadapinya.Briella memikirkan hal ini dan menggendong Queena turun dari tempat tidur. Mereka berdua berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri."Siapa barusan?" Queena bertanya dengan usil kepada Briella saat dia duduk di wastafel kamar ma

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 449

    Briella mengenakan kacamata dan topi, serta mengenakan pakaian kasual. Dia mencoba untuk berpakaian berbeda dengan Briella yang dulu.Setelah semuanya selesai berkemas, Briella mengantar Queena ke sekolah. Dia mengantar Queena sampai ke gerbang sekolah sebelum pergi untuk melakukan kegiatannya sendiri.Briella baru mengasuh Queena selama tiga hari, tetapi sudah merasa sedikit kewalahan. Saat ini, dia benar-benar mengagumi para ibu yang memiliki anak dan mengurusnya sendiri.Sesuai kesepakatan, Briella pergi ke kafe terdekat. Nathan sudah ada di sana, duduk di kursi yang paling depan. Begitu Briella masuk, Nathan melambaikan tangan, memberi isyarat agar Briella duduk.Briella duduk di seberang pria itu dan membenarkan posisi kacamatanya. Sepasang mata indah di bawah lensa kacamata itu terhalang, tetapi masih tidak mampu menyembunyikan fitur wajahnya yang sangat menawan.Nathan melihatnya sekali dan langsung memanggil namanya, "Briella!"Briella mengerutkan kening, menunjukkan tatapan me

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 450

    Masa lalu sudah berlalu sangat lama, bahkan Briella sengaja menghapus kenangan itu dari pikirannya."Kedengarannya indah sekali." Briella menyeringai. "Sepertinya wanita yang bernama Briella itu cukup membekas dalam hatimu. Kalian memiliki hubungan cinta dan benci yang saling beradu."Nathan sangat marah ketika melihat ekspresi wajah Briella yang semringah. "Aku sudah bicara banyak hal, tapi kamu malah menganggap semua ini menarik?"Briella menyilangkan kedua tangannya di bawah dagu dan kembali bertanya dengan tatapan penasaran, "Tapi saat kamu bilang dia sudah mati, mungkin saja dia sudah benar-benar nggak ada di dunia ini. Kamu nggak boleh asal menyebarkan berita. Mungkin saja wanita yang kamu cari itu benar-benar sudah mati.""Sial." Nathan menggertakkan gigi dan mengumpat pelan, menatap Briella dengan jengkel. "Jangan berpura-pura, Briella. Ibu asuhmu saja bilang kalau putrinya lah yang membayar semua biaya selama dia dirawat di panti rehabilitasi. Itu sudah cukup menjadi bukti kal

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 451

    Setelah mengatakan itu, Briella langsung masuk ke dalam mobilnya.Nathan menghela napas dalam sambil melihat mobil yang hilang dari pandangannya. Dia mengeluarkan ponselnya, memberikan informasi tentang Renata kepada anak buahnya dan meminta mereka untuk menyelidikinya.Seperti yang diduga, memang ada seorang wanita bernama Renata yang memiliki paras sangat mirip dengan Briella. Hanya saja, latar belakang keluarganya jauh lebih unggul dari Briella. Terlebih lagi, Renata memiliki hubungan yang erat dengan putra pertama Keluarga Atmaja, Klinton Atmaja. Berita di luar negeri mengungkapkan kalau mereka sudah bertunangan.Nathan melihat semua informasi tentang Renata dan masih tidak bersedia untuk mempercayainya.Dia sangat yakin kalau Renata adalah Briella. Informasi ini tidak lebih dari sebuah penutup mata yang digunakan untuk mengalihkan perhatian orang. Dia juga bisa menciptakan sesuatu yang seperti ini.Nathan sedikit frustrasi. Apa yang perlu dia lakukan sekarang bukanlah membuat Brie

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status