Share

Bab 251

Penulis: Julio
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-20 18:00:00
Mata Rieta bergerak cepat dan jatuh di tangan Nathan yang menggenggam tangan Briella. "Jangan terlalu dekat dengannya. Dia selingkuhan Valerio."

Nathan menatap Rieta dengan raut wajah marah. "Nyonya, aku nggak memberimu izin untuk menggunakan kata menghina seperti itu untuk menggambarkan pacarku."

Rieta terkejut, tidak kalah terkejutnya dengan kenyataan ketika dia tahu kalau Briella tengah mengandung anak Valerio.

"Apa katamu? Katakan lagi!" Rieta berdiri dan tiba-tiba berjalan mendekati keduanya. Dia menarik tangan Nathan yang menggandeng tangan Briella, mencoba memisahkan keduanya.

Nathan menegakkan tubuh dan melindungi Briella di belakangnya, menghalangi ledakan emosi Rieta.

Nathan menatap Rieta dan mengulangi perkataannya tanpa ekspresi, "Briella pacarku. Anak di dalam kandungannya adalah anakku."

Emosi Rieta saat ini tidak bisa lagi digambarkan sebagai keterkejutan. Dia menatap Briella dengan mata terbelalak, mengambil kopi di atas meja dan menyiramkannya ke arah Nathan dan Briell
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 252

    Briella mencoba mengatur pikirannya dan mulai bertanya, "Apa kamu membiayai biaya pengobatan ibuku karena statusku sebagai sekretaris Valerio?"Nathan mengangguk mengiakan, "Aku akui kalau aku punya niat buruk saat mendekatimu dulu. Tapi ....""Nggak ada tapi." Briella mengangkat tangannya untuk menghentikan apa yang akan dikatakan Nathan. "Yang harus kamu lakukan adalah bilang ya atau nggak atas pertanyaanku."Nathan menghentikan mobil di pinggir jalan dan menanggapi pertanyaan Briella dengan sangat serius, "Mungkin tujuanku pada awalnya memang nggak baik, karena aku punya pikiran buat memanfaatkanmu. Tapi setelah itu perasaanku berubah dan niat untuk mendekatimu untuk mengincar Valerio pun lenyap entah ke mana."Briella menempelkan jarinya ke bibir, mengisyaratkan kepada Nathan untuk diam."Lalu aku hamil dan kamu ingin menjadikan bayi ini sebagai anakmu. Apa kamu juga ingin menggunakan bayi ini untuk melawan Valerio?""Nggak sepenuhnya begitu." Nathan meraih tangan Briella, tetapi d

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 253

    Briella bersandar di kursi mobil dan mengembuskan napasnya pelan. "Ya. Kamu tahu aku sedang bimbang, mana mungkin aku tega melibatkanmu juga."Nathan tersenyum tipis. "Apa kamu pernah berpikir, kalaupun nggak ada kamu, kebencian itu nggak akan hilang."Briella meletakkan tangannya di atas pembuka pintu mobil. "Tapi aku nggak mau membuat segala sesuatu di antara kita menjadi rumit."Setelah mengatakan itu, Briella membuka pintu mobil dan turun."Nathan, aku berharap yang terbaik untukmu. Lebih baik kita nggak saling berhubungan."Senyum pucat mengembang di bibir Nathan. "Aku pernah bilang sebelumnya. Kamu ini wanita yang nggak tahu terima kasih.""Pikirkan apa pun yang kamu inginkan." Briella berkata tanpa daya, "Aku akan mencari cara untuk mengembalikan semua biaya yang sudah kamu keluarkan untuk pengobatan ibuku. Aku bisa mengirimkannya pada rekening yang kamu pakai buat membayar tagihan, 'kan?"Briella berkata dengan datar. Tepat setelah dia mengetahui hubungan antara Rieta dan Natha

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 254

    "Kamu yakin mau aku ikut denganmu?" Briella mendongak, tepat menatap mata Valerio."Jangan banyak omong kosong." Valerio melihat Briella dari atas ke bawah, melihat kalau Briella mengenakan pakaian longgar dan terlalu santai.Briella memutuskan untuk datang ke sini secara tiba-tiba, bahkan kopernya saja ada di mobil dan di bawa pergi sama Marco. Tidak baik kalau dia muncul di depan kamera dengan penampilan seperti ini bersama Valerio.Valerio melakukan panggilan dan berjalan mondar-mandir di depan jendela kamar. Dia bersandar di pagar dan matanya tetap tertuju pada Briella, masih dengan telepon di telinga."Siapkan setelan kerja perempuan." Valerio menyipitkan matanya dan terus mengamati Briella. "Dada 92, pinggang 60, pinggul 88."Briella sedikit tidak nyaman dengan tatapan pria itu. Meskipun keduanya sudah sering melakukannya, tetapi tatapan pria itu terlalu tajam, seperti raja binatang buas di hutan yang sedang menatap mangsanya yang akan masuk ke dalam perangkap dan siap disantap.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 255

    Valerio beralih menggenggam tangan Briella, membuat Briella tidak bisa berkutik.Briella mulai sedikit lelah dan menepis tangan pria itu, lalu memasang wajah cemberut.Valerio tidak bisa berbuat apa-apa dengan wanita itu."Bicaralah dengan benar.""Hmm." Briella bersikap sangat patuh, mengaitkan ibu jari kecil pria itu dan melanjutkan. "Yang ingin aku katakan, aku sudah memutuskan hubunganku dengan Nathan, tapi selama ini dia sudah membiayai perawatan medis ibuku. Nggak mungkin 'kan, aku nggak membalas kebaikannya."Valerio menjawab, "Jadi kamu datang kepadaku karena ingin aku membantumu membayar hutangmu?"Perkataan pria itu tepat mengenai sasaran. Briella berkedip beberapa kali dengan menutup mulutnya saat tersenyum."Kenapa tertawa?""Aku mentertawakan fakta kalau Presdir Valerio memiliki penilaian yang tajam dan tahu isi hatiku dalam sekejap."Melihat Briella tertawa, Valerio mencengkeram pergelangan tangan Briella dan menariknya ke dalam pelukannya. Dia membungkuk, lalu berbisik d

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 256

    "Aku mengerti." Valerio berkata dengan suara yang dalam ke arah asisten wanita itu, "Aku yang akan mengurus mereka berdua. Lanjutkan saja pekerjaanmu."Asisten wanita itu mengiakan dan melanjutkan urusannya.Pada saat Briella selesai mengganti pakaiannya, Valerio sudah selesai bersiap dan tengah menunggunya keluar.Valerio melihat Briella dari atas ke bawah dan merasa puas dengan pakaian yang dikenakan wanita itu.Briella berjalan menghampiri Valerio dan membantunya merapikan dasinya yang agak longgar.Setelah Briella selesai, dia menatap Valerio dan tersenyum. "Sudah, Pak Valerio."Valerio menatap Briella dan keduanya hanya saling menatap. Sebuah pemahaman diam-diam mengalir di antara mereka.Briella mempertahankan senyumnya dan mengatakan, "Pak Valerio, ayo kita pergi."Valerio mengangguk, Briella berjalan ke pintu dan membuka pintu kamar, membiarkan Valerio pergi terlebih dahulu sementara dia sendiri berjalan di sampingnya dan sedikit lebih ke belakang.Begitu melangkah keluar dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 257

    Sopir itu menurut dan segera melakukan apa yang dikatakan Valerio. Dia mengumpulkan belasan petugas keamanan di sekitar mobil untuk membuka jalan agar mereka bisa masuk ke dalam perusahaan tanpa terhalang.Mata Valerio melirik keluar mobil. Ketika melihat semuanya sudah diatur dengan baik, dia baru memerintahkan sopir untuk melajukan mobilnya.Sopir berjalan ke bagian belakang mobil dan membuka pintu, Valerio dan Briella pun keluar dari mobil. Dalam sekejap, para reporter dan media mengerumuni mobil tersebut. Semua kamera terfokus pada mereka berdua. Lampu yang berkedip dari kamera mereka menyilaukan mata Briella, membuatnya menunduk tanpa sadar dan menggunakan tangannya untuk menutupi matanya.Saat menjadi sekretaris Valerio, dia sering mengalami kejadian seperti ini. Namun, saat itu, dia adalah sekretaris Valerio. Situasi sekarang berbeda. Valerio sudah menyatakan hubungannya dengan Davira, jadi Valerio harus menjaga jarak dari lawan jenis.Briella berjalan di belakang Valerio, masih

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 258

    Tidak ada yang bisa dilakukan Valerio kepada Briella. Jadi, dia hanya membiarkannya saja.Briella tidak ingin berada di hadapan publik bersama dengannya, jadi dia akan membiarkannya.Ujung-ujung jari pria itu menyentuh ponsel dan dia mengirim pesan kepada asistennya. Blokir semua media dan minta mereka diam.Valerio menjelaskan dengan jelas. Pintu lift terbuka dan sudah ada orang-orang yang berdiri di luar untuk menyambut mereka.Karena tidak ingin terlalu berlebihan, Valerio membiarkan beberapa dari mereka melaporkan pekerjaannya, setelah itu meminta yang lainnya melanjutkan pekerjaan mereka."Pak Valerio, pemilik toko kue sudah menunggu di ruang rapat cukup lama. Selain itu, tampaknya mereka nggak puas dengan harga yang Anda tawarkan dan berpikir untuk menjual toko kue itu dengan harga yang sangat tinggi."Valerio berjalan ke arah ruang rapat. Dia tidak terlihat terganggu sedikit pun saat mendengar laporan dari bawahannya. "Ya. Selama mereka bersedia menyerahkan resep kue itu, nggak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 259

    Pria itu segera menjawab, "Hanya saja, kalau Pak Valerio masih menginginkan resep-resep kue rahasia dari toko kue kami, Anda harus membayarnya secara terpisah.""Baiklah." Valerio menghela napas dalam. "Berapa yang kalian inginkan?"Pria itu ragu-ragu dan mengulurkan jarinya, "Sebanyak ini."Valerio mengangkat alisnya, "Dua miliar?"Pria itu menggelengkan kepalanya dengan malu-malu, lalu menjawab hati-hati, "Terlalu sedikit.""Dua puluh miliar?"Wajah Valerio benar-benar dingin setelah itu. Bukan karena jumlahnya, melainkan karena sikap sok pria itu.Briella pun melirik pria itu. Valerio bisa memberinya kesempatan untuk duduk di sini dan bernegosiasi saja sudah membuatnya terkejut. Sekarang, rasanya sudah bisa disebut keajaiban karena sikap pria itu yang seenaknya, tetapi Valerio masih meladeninya dengan sabar.Bisa dibayangkan betapa pentingnya toko kue ini bagi Valerio."Katakan saja berapa. Waktu Pak Valerio sangat berharga. Ada kalanya kita harus berhenti di saat yang tepat."Briel

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status