Briella mendengarkan dalam kebingungan, tidak begitu yakin, tetapi juga tidak berani bertanya lebih lanjut. Dia hanya bisa mengubah topik pembicaraan dan membahas pekerjaan, tidak lupa menunjukkan senyuman."Terima kasih atas pengertiannya. Tapi saya nggak akan menunda terlalu lama dan akan membiasakan diri dengan pekerjaan sesegera mungkin. Pegawai sebelumnya meninggalkan banyak proyek yang perlu diserahterimakan. Kalau ada sesuatu yang nggak saya ketahui, saya masih perlu meminta bimbingan Anda. Mohon bantuannya."Pak Indar mengangkat pergelangan tangannya dan melihat waktu."Nggak masalah. Saya harus pergi rapat. Kalau ada hal lainnya, aku akan mengatakannya kepadamu nanti.""Baik, terima kasih."Briella beranjak dan kembali ke ruang kerjanya. Saat itu sudah jam makan siang, jadi dia memutuskan untuk mengesampingkan pemeriksaan medis untuk saat ini.Bagaimanapun juga, masih ada si kecil di dalam perutnya, jadi dia harus tetap makan.Briella hendak menuju ke kantin, tiba-tiba Kinan d
Setelah itu, Briella kembali melangkah menuju kantin.Melihat kalau kata-katanya tidak membuat Briella kesal, Kinan menjadi agak marah dan berbalik berjalan ke arah yang berlawanan.Dia berjalan menuruni lorong tangga dan mengeluarkan ponselnya untuk menelepon sepupunya, Elbert."Kak, kamu nggak salah, 'kan, bilang Briella lagi hamil?""Tentu saja.""Tapi kenapa sikapnya nggak menunjukkan kalau dia hamil? Dia bahkan sangat tenang dan nggak gugup sama sekali.""Briella sudah bekerja sama Valerio selama lima tahun, apa kamu pikir dia bisa bertahan karena kecantikannya saja? Tolong gunakan otakmu. Dia berada di level yang jauh lebih tinggi darimu.""Jadi apa yang harus aku lakukan! Aku akan mencari cara untuk mengumumkan kehamilannya, jadi dia nggak akan bisa bekerja di Taralay Property lagi!""Jangan impulsif. Tunggu sampai sore dulu. Ada pertunjukan yang menarik.""Benarkah?""Tentu saja."Senyum kemenangan mengembang di wajah Kinan. "Kalau begitu aku jadi tenang."Briella memasuki kant
"Kamu salah orang." Briella mengangkat telepon. "Aku akan telepon satpam."Wanita itu merebut telepon dari tangan Briella dan langsung mengembalikannya ke dudukan telepon. Dia pun mencibir."Telepon satpam? Cih, perusahaan ini saja milikku, mana mungkin seorang satpam berani mengusirku?"Briella mengamati wanita di depannya dan melihat penampilan wanita itu yang mengenakan banyak perhiasan. Mungkin dia istri dari keluarga kaya. Hanya saja, ucapan dan perilakunya sangat kasar.Mungkin dia istri dari salah satu atasan di perusahaan ini?Briella menunjukkan sikap ramah dan berkata dengan tenang kepada wanita itu, "Sepertinya Ibu salah paham. Ini hari pertamaku masuk ke perusahaan, jadi aku nggak tahu apa-apa."Wanita itu kembali menggerutu."Hehe, suamiku diam-diam menempatkanmu di departemen inti perusahaan dan mengatur ruangan pribadi untukmu. Dia menyembunyikanmu dengan sangat erat. Tentu saja kamu boleh pura-pura nggak tahu. Aku sudah lihat semua obrolan antara kamu dan suamiku. Kamu
Pak Indar berada di tengah sebagai penengah situasi. Istri wakil presdir di sampingnya sedikit canggung, membelai rambutnya dan memalingkan muka, mencoba menghindari topik tersebut.Briella mengibaskan pergelangan tangannya dan dalam hati sudah bisa memahami apa yang sedang terjadi.Mungkin karena pegawai sebelumnya yang bertanggung jawab di bagian ini melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan, jadi Briella lah yang terkena imbasnya.Hanya saja, Briella tidak bisa membiarkan masalah ini berlalu begitu saja. Semua orang sudah melihat dia diperlakukan dengan tidak pantas dan mungkin rumor tentang dirinya sudah menyebar ke seluruh penjuru perusahaan. Jadi, mana mungkin masalah ini bisa diselesaikan hanya dengan kata 'jangan memasukkannya ke dalam hati?'"Begini, ini bukan masalah kecil dan berdampak besar pada pekerjaan saya. Anda nggak bisa meminta saya melupakannya begitu saja."Briella menunjukkan sikapnya. Meskipun dia karyawan baru, tetapi dia juga orang yang bermartabat. Kalau menun
Kinan tercengang dengan jawaban Briella, bahkan sampai ternganga karena terkejut. Seketika, dia tidak tahu harus menjawab apa, jadi hanya berdiri diam di depan Briella. Baru setelah itu dia mengumpat dengan gagap."Briella, kamu ... kamu benar-benar nggak tahu malu! Dasar kalang!"Briella menatap Kinan dengan angkuh, cukup melegakan karena bisa membuat Kinan marah.Briella sudah menghabiskan lima tahun untuk berada di sekitar orang besar seperti Valerio. Jadi, dia menguasai seperangkat aturan untuk hal-hal yang tidak menguntungkannya.Kadang-kadang pembuktian diri adalah hal yang sangat tidak berarti. Kalau ada orang yang menuduh kita memakan makanannya, kita tidak perlu membedah perut kita untuk membuktikan ketidakbersalahan kita. Cukup cungkil mata itu dan telan ke dalam perut, biar dia lihat apa isi di dalam perut kita.Memang benar kalau Briella menyembunyikan sesuatu tentang kehamilannya, tetapi Briella tidak perlu menjelaskannya kepada semua orang.Kinan mengatakan hal itu, mungk
"Mana bisa begitu?" Briella bersungut-sungut, "Aku nggak akan bergantung sama siapa pun. Kamu tahu sendiri."Briella masuk ke Taralay Property dengan bantuan koneksi yang dimiliki Nathan, jadi nggak boleh terlalu serakah. Briella harus bisa berdiri di atas kedua kakinya sendiri."Oh ya, kamu bilang aku habis operasi apa sama atasan?"Briella bertanya dengan nada serius, tetapi Nathan malah tertawa.Briella merasa kalau Nathan tertawa dengan sangat puas."Nathan, kamu bilang apa sama mereka? Cepat katakan.""Aku bilang kalau kamu melakukan operasi pembesaran payudara dan sedot lemak."Mulut Briella ternganga karena terkejut, bahkan wajahnya terlihat heran dan tidak habis pikir."Kamu ... kenapa kamu mengatakan alasan seperti itu tentangku!"Briella membentak dengan wajah merah. "Kenapa kamu bilang hal seperti itu, sih!""Tapi kamu 'kan memang ...." Nathan masih tertawa pelan, menyiratkan kesan jahat, yang malah membuat wajah Briella makin memerah."Nathan, aku membencimu!"Nathan yang b
Setelah mengakhiri panggilan dengan Zayden, Briella kembali ke ruang kerjanya. Begitu dia masuk, rekan kerja lain yang sibuk berbincang tiba-tiba langsung terdiam.Semua orang menatap Briella dengan tatapan aneh. Briella mengamati sekeliling kantor dan tiba-tiba merasa sedikit tidak berdaya.Sebenarnya pekerjaannya tidak melelahkan, tetapi hubungan dengan lingkungan kantor lah yang terasa sangat melelahkan. Itulah rasa lelah yang sesungguhnya.Kenyataan bahwa, mengalami hal semacam ini di hari pertama bekerja di Taralay Property membuat Briella cukup frustrasi. Namun, dia tidak akan menyerah begitu saja.Dalam hati, Briella menguatkan mentalnya, menenangkan emosinya dan melanjutkan langkahnya menuju ruang kerja yang terpisah dari rekan yang lain. Dia pun mulai tenggelam dalam pekerjaannya.Baru pada saat jam pulang kantor, ada pesan masuk ke ponselnya, yang ternyata dikirim oleh Nathan. Nathan mengingatkannya kalau mobil jemputan akan segera tiba di depan gedung perusahaan, jadi memint
"Di mataku nggak ada perbedaan antara pria dan wanita. Siapa pun yang mengganggu orangku memang harus dihajar."Wanita yang barusan bersikap begitu sombong itu langsung menangis.Nathan menarik Briella ke belakangnya dan menyipitkan matanya ke arah wanita yang sedang duduk di lantai."Kenapa? Nggak mampu balas? Kamu dari departemen desain, 'kan?" Nathan melirik nama pada kartu pegawai di pakaian wanita itu. "Nomor kerja 11301, Linda Resantika. Kamu dipecat. Besok kamu nggak perlu datang ke perusahaan lagi."Wanita itu terdiam sejenak, lalu berdiri dan mengumpat, "Siapa kamu! Kenapa aku harus mendengarkanmu?"Nathan mendengus dingin, tatapannya beralih ke Briella. "Selama dia ada di perusahaan, kamu nggak akan bekerja di sana, begitu pun sebaliknya."Nathan seperti seekor anjing serigala besar yang mencoba menyenangkan hati Briella. Bahkan nada suaranya pun mengandung kesan protektif dan rasa sayang yang kuat.Briella melirik wanita itu dan menyipitkan matanya. "Ya, begitu saja."Nathan