Share

Bab 18

Author: Julio
last update Last Updated: 2023-12-13 18:13:11
Briella mengambilkan makanan untuk Zayden, mencoba membungkam mulutnya yang terus berbicara. "Nggak ada tapi-tapian. Makan!"

Gita yang duduk di seberang meja memandangi ibu dan anak itu. Dia menjadi emosional.

Briella telah menjalani terlalu banyak kesulitan dan tahu betapa sulitnya bekerja di luar sana. Jadi, dia bertekad untuk membesarkan putranya dengan baik. Dia ingin putranya belajar, mendapatkan pendidikan terbaik dan mendapatkan pekerjaan yang terhormat.

Dia ingin menebus semua kesedihan yang pernah dia alami melalui putranya.

"Gita, ponselmu bunyi." Briella menunjuk ponsel Gita di atas meja yang layarnya menyala.

Gita mengambil ponselnya. Begitu melihat identitas penelepon, dia mendongak dan berkata dengan tergagap pada Briella.

"Dia ... dia ... dia telepon lagi ...."

Briella balik bertanya, "Valerio?"

"Ya. Apa yang harus aku lakukan? Angkat nggak?"

"Angkat saja. Kalau dia mau ketemu, bilang saja kamu nggak ada waktu. Lebih baik buang keinginannya buat ketemu Zayden."

Gita memberi tanda 'oke', menenangkan diri dan mengangkat telepon.

"Pak Valerio, saya sedang sibuk dan Zayden lagi nggak sama saya. Jangan telepon lagi. Saya nggak akan membiarkan Zayden bekerja dengan Anda. Dia baru lima tahun dan nggak tahu apa-apa. Sudah, begitu saja, saya tutup, ya."

Setelah mengatakan itu, Gita langsung menutup telepon. Dia menyilangkan tangannya di depan dada dan berkata dengan puas.

"Wah, aku bisa membanggakan diriku karena menolak seorang Valerio seperti ini."

Briella tersenyum. Saat menoleh, dia melihat wajah dingin Zayden, yang sepertinya sedang marah.

"Mama, kamu menolak tanpa menanyakan pendapatku. Kamu nggak menghormatiku."

Briella menepuk punggung putranya dengan lembut. "Kamu baru lima tahun, masih di bawah umur. Sudah, saat usiamu 18 tahun, kamu bisa membicarakan masalah ini dengan Mama, ya?"

Penolakan Briella bersifat pribadi. Dia tidak ingin Zayden berurusan dengan Valerio.

Zayden mendengus kesal.

Dia memang masih kecil, tetapi kemampuannya tidak kalah dengan orang dewasa. Dia bisa bekerja untuk menafkahi keluarganya.

Zayden menunduk dan menyantap makanannya. Tiba-tiba, terbesit sesuatu di dalam benaknya.

Dia menyentuh saku celana yang dia pakai. Untungnya kartu nama di dalamnya masih ada.

Keesokan harinya, Briella masih harus pergi bekerja.

Dari sikap Valerio, sepertinya pria itu ingin Briella menghubungi Pak Sony. Briella bisa pergi setelah mendapatkan kerja sama itu.

Briella menundukkan kepalanya, memikirkan cara mendapatkan kontrak kerja sama ini. Dia tidak menyadari tatapan aneh rekan kerjanya saat dia masuk.

"Selamat pagi."

Briella mendongak dan menyapa rekan kerjanya saat berjalan mendekat. Namun, mereka hanya mendengus dan dengan angkuh mengabaikannya.

Briella melihat ke sekeliling, rekan kerja yang lain menunjuk ke arahnya sambil membicarakan sesuatu.

Briella merasa bingung. Dia duduk di meja kerjanya dan menatap Siska di sampingnya.

"Apa terjadi sesuatu?"

Siska mendongak dan tergagap, lalu menunjuk ke arah komputer Briella. "Itu ... buka komputermu dan lihat sendiri saja."

Dengan perasaan bingung, Briella menyalakan komputer kantornya.

Ketika dia menyalakannya, ada sebuah foto yang terpampang jelas di layar komputernya. Dia terkejut dan berkeringat dingin!

Itu adalah foto yang diambil secara diam-diam. Di dalam foto itu, Valerio berdiri di belakangnya saat mereka berada di atap kemarin. Keduanya terlihat begitu mesra.

Dari sudut pengambilan foto, posisi mereka terkesan sangat intim dan mudah membuat orang salah paham, mengira kalau mereka sedang melakukan sesuatu yang tidak-tidak.

Briella melihat komputer rekan kerjanya. Layar belakang desktop komputer mereka adalah foto itu.

Otaknya berdengung. Dia tiba-tiba menyadari bahwa ada masalah besar yang akan menimpanya.

Related chapters

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 19

    Briella mencoba menenangkan diri. Dia memikirkan siapa yang melakukan hal seperti itu.Ruang kantor presdir menjadi ramai karena semua orang membicarakan tentang siapa wanita yang ada di dalam foto itu.Ada orang yang langsung menebak kalau wanita itu adalah Briella. Karena pada kenyataannya, semua orang memang menggosipkan kalau Valerio dan Briella memiliki hubungan yang tidak jelas. Mereka menduga kalau sejak lama keduanya menjalin hubungan secara diam-diam."Bu Briella, orang di foto itu bukan kamu, 'kan?"Siska menatap Briella dan bertanya dengan sedikit khawatir.Briella tersadar dan balik bertanya dengan tenang, "Mereka semua bilang kalau orang itu aku?"Siska mengangguk. "Ya. Mereka bilang kalau wanita di foto itu kamu. Aku sampai berdebat dengan mereka. Mereka sudah merusak nama baikmu."Briella tersenyum. "Jangan pedulikan mereka. Ayo lanjut kerja saja."Melihat Briella sama sekali tidak panik, Siska pun bertanya dengan bingung, "Bu Briella, mereka sudah sejahat ini, kenapa ka

    Last Updated : 2023-12-13
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 20

    Briella mengira kalau masalah foto itu akan berlalu begitu saja. Kalaupun kebenaran dari foto itu terungkap, dia sudah meninggalkan perusahaan dan tidak bekerja di sini lagi.Namun, ternyata ini baru permulaan.Briella memiliki kebiasaan minum kopi. Setelah sibuk mengurus pekerjaannya, dia membawa cangkirnya ke pantri.Di sana ada beberapa wanita yang sedang mengobrol dan namanya disebut-sebut."Kemarin aku lihat Briella naik ke atap. Wanita di foto itu pasti dia.""Kalau memang benar begitu, berarti dia wanita simpanan, orang ketiga!""Siska, jauhi dia. Apa yang bisa kamu pelajari dari orang sepertinya! Bikin sial saja!"Briella berdiri diam dan mendengar Siska marah, "Kalian jangan bicara omong kosong tentang Bu Briella. Dia orang yang sangat baik. Lagi pula, apa kalian punya bukti kalau wanita di foto itu dia? Kalau nggak punya, jangan asal menuduh!"Sudut bibir Briella sedikit terangkat, tersenyum penuh makna.Dia memang sangat pintar dalam menilai seseorang. Siska jujur dan bisa d

    Last Updated : 2023-12-13
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 21

    Briella menyimpan ponselnya dan segera kembali ke kantor presdir.Benar saja. Ketika sudah dekat ruang kantor presdir, ada suara ribut-ribut yang terdengar.Banyak orang di luar ruangan yang mencoba mengintip ke dalam kantor Valerio, di mana samar-samar terdengar suara tangisan dari dalam."Siska, apa yang terjadi?""Bu Davira nangis di dalam. Dia bawa keluarganya kemari dan bilang kalau Pak Valerio selingkuh. Mereka meminta penjelasan."Di dalam, Davira menangis dan berteriak-teriak. Terdengar pula makian pria yang mengatakan hal yang tidak enak didengar.Briella yang mendengar itu pun menjadi cemas.Briella memikirkan situasi di mana seorang pria sombong seperti Valerio, dimarahi tetapi tidak mengatakan apa-apa. Bukan karena dia pengecut, tetapi karena dia sangat mencintai Davira. Jadi, dia bisa menerima semua hal yang dilakukan oleh keluarga Davira."Pak Valerio, aku tanya. Siapa wanita itu?""..."Pria itu makin marah, "Adikku sudah nggak sabar mau tunangan sama kamu, tapi kamu ter

    Last Updated : 2023-12-13
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 22

    Keluarga Atmaja juga keluarga pebisnis. Meskipun bisnis mereka tidak sehebat Keluarga Regulus, tetapi keluarga mereka memang sudah mapan. Bisnis yang diturunkan oleh leluhur mereka juga cukup untuk memberi makan keluarga sampai beberapa generasi. Keluarga mereka sangat sebanding dengan Keluarga Regulus.Saat orang tua Davira berjalan melewati meja Briella, tiba-tiba ibunya Davira berhenti.Ibu Davira mengamati wajah Briella. Sorot matanya tiba-tiba berubah rumit, membuat Briella mengira kalau wanita itu akan membuat perhitungan dengannya."Siapa namamu?"Ibu Davira bertanya kepada Briella."Briella.""Apa kamu asli orang sini?"Ibu Davira melontarkan pertanyaan lain yang menurut Briella malah makin membingungkan."Bukan. Ada yang bisa saya bantu?"Mata ibu Davira tiba-tiba berbinar. Dia menatap ayah Davira. "Suamiku, mungkinkah dia ....""Om, Tante." Valerio menghampiri dan berdiri di depan ayah dan ibu Davira, menutupi Briella."Mobil sudah menunggu di bawah. Sopir akan mengantar kali

    Last Updated : 2023-12-13
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 23

    Saat pulang kerja, Briella dan Siska keluar dari Perusahaan Regulus bersama-sama. Mereka menunggu bus umum di halte.Tidak jauh dari situ, sebuah Maybach perlahan keluar dari garasi bawah tanah. Bisa dilihat kalau itu mobil Valerio. Mobil itu melintas di depan mata Briella. Dia bisa melihat Davira duduk di kursi samping kemudi.Malam ini Valerio akan membawa Davira ke Calaire Hall, berniat untuk melamarnya.Perasaan yang sangat halus menyebar di hati Briella. Perasaan itu tidak bisa dikatakan sebagai kesedihan. Bagaimanapun, kita akan terbiasa dengan suatu barang jika terlalu lama digunakan. Begitu juga dengan manusia.Mulai saat ini, dia akan mendoakan kebahagiaan Valerio dan Davira.Briella mengalihkan pandangannya dan berkata kepada Siska yang berdiri di sampingnya, "Siska, malam ini mau makan apa? Aku yang traktir. Kamu bisa pesan apa pun yang kamu mau.""Makan daging panggang saja. Ada restoran daging panggang baru di Jalan Pahlawan. Kita makan di sana saja, setelah itu pergi kara

    Last Updated : 2023-12-13
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 24

    Davira menjadi sedikit emosional di akhir ucapannya.Saat melihat tunangannya memeluk wanita lain di depan matanya sendiri, dia ingin menghampiri dan menampar Briella!Briella seorang pembohong! Dia pantas ditampar!Matanya berlinang dan dia mulai merengek pada Valerio."Aku sudah memberikan hidupku, tapi aku nggak bisa mendapatkan hatimu. Kalau kamu nggak mau menikah denganku, aku akan membuat Briella ....""Diamlah." Valerio menyela perkataan Davira."Aku ingin kamu tahu kalau aku sangat berterima kasih kepadamu karena sudah menyelamatkanku saat di laut. Malam itu, aku juga merampas malam pertamamu. Sudah sepantasnya aku menebusnya."Davira tersenyum getir.Jadi, maksud Valerio tidak ada cinta, tapi hanya kemurahan hati."Bagaimana kalau aku ingin posisi sebagai istrimu? Apa kamu akan memberikannya?"Valerio mengerutkan kening. "Aku nggak suka melakukan hal yang nggak aku inginkan."Saat ini, dia tidak ingin menikahi Davira."Kalau begitu tunangan dulu saja." Davira memalingkan wajah

    Last Updated : 2023-12-13
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 25

    "Pak Valerio, aku ingin tanya sesuatu.""Katakan." Valerio menyimpan kembali ponselnya."Kenapa kamu ingin aku berpura-pura menjadi anakmu?" Zayden memiringkan kepalanya. "Apa karena kamu nggak mau menikah sama tante itu?"Valerio tersenyum. "Nak, banyak sekali pertanyaanmu.""Ya sudah kalau nggak mau jawab. Aku datang mencarimu karena ingin membicarakan masalah kerja sama.""Kerja sama?" Valerio mengangkat alisnya dengan penuh minat. "Aku sudah menelepon ibumu dua kali untuk memintamu bergabung dengan tim riset di laboratorium penelitianku yang baru didirikan. Tapi sayangnya, ibumu nggak mau kamu bekerja sama denganku.""Nggak, nggak, nggak." Zayden menggoyangkan jarinya. "Aku sudah lima tahun dan bisa memutuskan sendiri tentang berbagai hal.""Apa kamu yakin? Aku nggak akan mempekerjakan orang yang nggak tegas."Zayden menepuk-nepuk dadanya. "Tentu saja aku yakin. Tapi aku punya syarat.""Syarat apa?""Kamu harus merahasiakan ini dari Mama. Kamu nggak boleh memberitahunya.""Kenapa m

    Last Updated : 2023-12-13
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 26

    "Om, kalau butuh sesuatu jangan telepon Mama. Langsung hubungi aku saja.""Ya."Valerio melirik kartu nama buatan tangan itu. Nilai Zayden di dalam hatinya meningkat satu poin.Jarang sekali ada anak sekecil itu yang serius dan berdedikasi pada apa yang dilakukan. Sangat mirip Briella yang membantunya. Wanita itu melakukan segala sesuatunya dengan sangat teliti, bahkan setiap detailnya dipikirkan dengan baik.Mobil Valerio memasuki permukiman tua dan melaju di jalan-jalan sempit. Setelah mengemudi dengan susah payah, dia akhirnya menemukan daerah Kenaris yang berada di jalan yang penuh dengan restoran kecil."Panggil ibumu keluar buat jemput kamu.""Nggak perlu, Om. Aku bisa pulang sendiri."Zayden membuka pintu mobil dan turun dari kursi samping kemudi. Dia berlari menyeberang jalan dan menghilang di jalanan yang penuh kepulan asap.Valerio memperhatikan Zayden berlari ke daerah sekitar. Dia melihat lingkungan sekitar melalui kaca mobil.Dia ingat kalau rumah yang disewa Briella juga

    Last Updated : 2023-12-13

Latest chapter

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

DMCA.com Protection Status