Share

Bab 814

Author: Kacang Merah
"Apa? Terus apa rencanamu?" tanya Tanu.

"Ya aku iyain. Sekarang masalahnya si Treya nggak mau tanda tangan."

Syena sudah membuat perjanjian untuk memutuskan hubungan antara ibu-anak.

Begitu mendengar situasi ini, tatapan Tanu seketika jadi dingin, "Sekarang Treya beneran jadi batu sandungan buat kita. Kayaknya dia nggak mau nyerah kalau belum mati."

"Biar Ayah yang turun tangan. Ayah akan membuat wanita sekarat itu menandatangani perjanjianmu juga sekalian tanda tangan surat perceraian."

"Oke."

...

Ada pepatah umum di dunia, harimau tidak akan memakan anak-anaknya jika diracun, tetapi ia tidak akan memakan induknya kecuali anak-anaknya diracun.

Pagi itu saat Reina sedang bekerja, Reina ditelepon suster yang mengurus Treya, "Nona Reina, tolong cepat datang. Ada masalah!"

Ketika Reina tiba, pintu kamar rawat Treya terkunci.

Saat ini di kamar rawat, Treya sedang bersama Tanu dan Syena. Keduanya memaksa Treya tanda tangan.

Suster yang diusir keluar pun menjelaskan pada Reina, "Di dalam ada
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Siti Aiyu Salim
sekarang tak boleh baca dgn iklan , kenapa ye
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 815

    Seketika Syena tersenyum berseri-seri. "Coba dari awal begini, kamu nggak perlu disiksa begini 'kan."Setelah itu Syena mengambil berkas perjanjian dan meletakkannya di hadapan Treya.Dengan tangan gemetar, Treya mengangkat pena, menandatangani berkas itu lalu memberi cap jari.Setelah melakukan semua ini, Treya kembali menatap Syena dengan penuh kebencian, "Aku benar-benar buta. Selama ini aku sangat sayang sama kamu, tapi ternyata kamu yang mengkhianatiku."Syena tidak peduli saat Treya mengumpatnya."Siapa yang nyuruh kamu sayang sama aku? Dari awal juga aku nggak punya perasaan apa-apa ke kamu, aku 'kan dibesarkan sama Liane?"Ucapan ini tiba-tiba mengingatkan Treya akan ucapannya pada Reina, "Dia itu besar di tangan pembantu, aku nggak punya perasaan sedikit pun sama dia."Ini ... karmanya ...."Ini, tanda tangan juga surat cerainya." Tanu ingin mendepak Treya keluar dari rumah dan hidupnya tanpa membawa apa pun.Treya tidak sebodoh itu, dia menjawab, "Aku nggak akan tanda tangan.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 816

    Bagaimana mungkin ada orang sejahat Treya di dunia ini?Reina masih tidak percaya, "Kamu pasti bohong, 'kan?"Tenggorokan Treya terasa perih."Reina, aku memang hamil, tapi waktu aku hamil, Tanu ngajakin aku balikan. Demi bisa kembali dengannya, akhirnya aku menggugurkan anak itu."Dia melanjutkan, "Tapi setelah aku gugurin kandungan, Tanu bukannya nikahin aku, malah nikahin Liane.""Supaya Anthony nggak curiga, mendekati tanggal persalinan, aku pergi ke panti asuhan buat nyari bayi yang baru lahir.""Bayi itu adalah kamu."Setelah menceritakan semua ini, akhirnya Treya menghela napas lega."Aku ... bersalah pada Anthony ... Aku bersalah padanya ....""Mungkin aku sakit seperti ini karena karmaku karena sudah mengaborsi anak yang sudah genap umur." Treya hanya bisa tersenyum pedih.Pikiran Reina sedang kacau. Dari seorang putri Keluarga Andara, tiba-tiba dia berubah jadi yatim piatu.Reina sangat terhenyak dengan semua perubahan ini terlalu besar untuk dia terima."Pantesan dari kecil

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 817

    Deron masuk ke dalam mobil dan berkata dengan lembut pada Reina, "Hasilnya baru akan keluar beberapa hari lagi.""Oke.""Jadi sekarang ... kita pulang?" Deron bertanya lagi.Reina berpikir sejenak dan menggeleng. "Aku mau ke Heavenly Stair.""Ya."Mobil mereka pun melaju menuju Heavenly Stair.Ayah Reina dimakamkan di sana.Sesampainya di sana, Reina langsung meminta Deron pergi karena dia ingin sendirian di sana."Oke."Meski Deron tidak paham apa yang terjadi pada Reina, dia tetap mematuhi perintah Reina.Reina berjalan ke batu nisan ayahnya. Saat melihat sosok ayahnya yang tersenyum di foto nisan itu, tenggorokan Reina terasa seperti tersayat pisau."Ayah ... apa aku masih bisa memanggilmu dengan seperti itu?"Angin dingin bertiup di wajah Reina.Reina jadi makin tertekan, "Ayah, hatiku terasa sangat sesak. Sekarang aku harus gimana?"Sayangnya ayahnya tidak bisa lagi memberitahunya bagaimana menangani masalah ini.Reina terlihat sangat sedih, dia terduduk di depan batu nisan ayahny

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 818

    Akhirnya setelah Reina selesai minum obat, Morgan membaringkannya kembali di kasur.Reina demam tinggi dan akhirnya tertidur. Kepalanya terasa pusing, tenggorokannya juga sakit.Morgan tidak pergi, dia mengambil plester penurun demam dan menempelkannya di dahi Reina.Kepala Reina langsung terasa lebih baik, dia meraih tangan Morgan."Maxime, aku nggak enak badan ...."Morgan menelan ludah, lalu berkata, "Sabar ya, bentar lagi juga baikan kok.""Kamu bohong ...."Reina tidak punya kekuatan, jadi dia hanya menggenggam tangan Morgan sebentar, lalu melepaskannya.Morgan langsung menangkap tangan Reina yang melepaskannya.Satu jam kemudian, demam Reina akhirnya mereda dan dia tertidur.Morgan bangkit berdiri dari sisi Reina dan tiba-tiba mendengar ponsel Reina berbunyi.Morgan mengangkat ponsel Reina dan mendapati Deron yang menelepon.Morgan sudah menyelidiki Deron. Dia adalah seorang pengawal yang cukup handal, orang suruhan Revin.Setelah kembali ke Kota Simaliki, Morgan baru tahu 'si ge

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 819

    Morgan?Deron sudah tahu hubungan antara Reina dan Morgan bukan sebatas saudara biasa, setelah tahu Reina bukan diculik orang tidak dikenal, Deron pun merasa lega.Hanya Deron saja yang tenang, Maxime tidak. Karena, orang-orang suruhan Maxime sudah mencari Reina ke seluruh pelosok kota.Tanpa arahan dari Morgan dan setelah menghabiskan waktu begitu lama, mereka pun tahu kalau Reina dibawa pergi oleh Morgan.Sudah jam satu pagi saat Maxime tahu pelaku yang membawa Reina pergi.Maxime mengepalkan tinjunya kuat-kuat.Semenit kemudian, Maxime sudah berada di dalam mobil.Pengawal juga sudah mengetahui lokasi vila pribadi Morgan.Namun di tengah jalan, Maxime menyuruh mereka berhenti."Nggak perlu pergi."Sopir dan para anak buahnya bingung.Maxime akan mengabulkan keinginan Reina yang tidak terwujud. Bukankah Reina menyukai Morgan bahkan sampai tidak pulang ke rumah?Keesokan harinya.Ekki datang ke Vila Samore, hendak melaporkan pekerjaannya. Namun, Maxime sudah menyela lebih dulu."Cari

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 820

    Reina terlihat bingung. Dia melihat ke sekeliling dan tidak mengenali tempat ini.Dimana ini?Bukannya kemarin dia ada di kuburan?Lalu Maxime datang.Dia ingat Maxime membawanya pergi.Reina menatap Morgan yang berbaring di sampingnya, gaya berpakaian pria ini sangat berbeda dari Maxime.Reina menatap dirinya sendiri dan mendapati dia masih memakai baju yang kemarin. Reina pun bangun.Meski gerakannya sangat lembut, Morgan tetap terbangun.Morgan membuka matanya dan berkata, "Kamu sudah bangun? Apa masih nggak enak badan?"Suara pria di hadapannya begitu lembut dan matanya tidak buta. Sekarang Reina yakin kalau pria di depannya ini bukan Maxime."Kok aku bisa di sini?""Kemarin kamu pingsan di kuburan, terus ternyata kamu demam, jadi aku bawa kamu pulang," jawab Morgan.Reina menoleh dan melihat obat penurun panas di meja di samping tempat tidurnya."Terima kasih.""Nggak usah sungkan gitu, 'kan aku udah bilang."Morgan bangkit berdiri, mungkin karena tidak tidur sepanjang malam, tubu

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 821

    Tidak lama kemudian, Maxime mengangkat teleponnya.Suara dingin Maxime langsung terdengar, "Apa sekarang ada waktu?"Reina agak bingung saat ditanya seperti ini."Kamu nelepon aku? Kenapa?""Cepat datang ke Vila Samore." Maxime hanya mengucapkan sebuah kalimat ini, lalu menutup telepon.Reina semakin tidak mengerti.Saat ini, Morgan yang sudah selesai mandi dan ganti baju pun keluar kamar. Dia melihat Reina berdiri di ruang tamu, lalu bertanya, "Kamu sudah selesai sarapan? Aku antar pulang?"Reina langsung menggeleng."Nggak perlu, aku bisa pulang sendiri."Reina mengucapkan terima kasih lagi pada Morgan sebelum pergi.Butuh waktu lama bagi Reina untuk mendapat taksi karena memang biasanya tidak ada kendaraan umum yang lalu lalang di kawasan Vila Enchanted. Setelah dapat taksi, Reina langsung pergi ke Vila Samore.Reina juga tidak tahu ada urusan apa Maxime mencarinya, tapi dia tetap memutuskan untuk datang.Saat ini, di Vila Samore.Setelah Yansen datang, dia segera menyusun surat cer

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 822

    Maxime mengerang dan langsung meraih pergelangan tangan Reina."Reina!"Terlihat jelas, Maxime memang marah. "Kamu mau minta apa supaya setuju cerai?"Reina tidak bisa menarik tangannya, tapi dia tidak perlu berpikir untuk menjawab pertanyaan Maxime."Aku nggak mau apa-apa. Aku cuma mau Riki dan Riko, juga anak yang ada di kandunganku."Reina mengepalkan tangannya, "Kalau kamu setuju, aku akan langsung tanda tangan."Maxime tersenyum menghina saat mendengar jawaban Reina, "Kamu bercanda? Mana mungkin keturunan Keluarga Sunandar dibiarkan ikut orang luar?"Reina jadi marah saat mendengar ucapan ini.Dia menggigit punggung tangan Maxime.Padahal bekas gigitan Reina kemarin lusa masih ada.Kali ini Reina tidak tanggung-tanggung dan menggigit punggung tangan Maxime kuat-kuat.Maxime tersentak kesakitan dan mendorong kepala Reina menjauh dari tangannya, "Lepasin!"Dari mana sih Reina mempelajari trik ini? Memangnya dia anjing?Reina baru melepaskan tangan Maxime saat merasa ada bau darah."

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2222

    Maxime menginstruksikan pengawalnya, "Jangan biarkan dia tidur malam ini. Tentu saja, kalian harus bersikap lembut padanya, jangan lupa panggil dokter buat periksa keadaannya. Aku nggak mau dia sampai mati."Maxime mengatakan bahwa dia akan membuat hidup Morgan lebih buruk daripada kematian, dia akan memastikan bahwa Morgan tetap hidup.Kematian akan terlalu murah untuk Morgan. Selain itu, dia kembaran Maxime sendiri, jadi dia tidak akan membiarkan Morgan mati begitu saja....Keesokan harinya, Reina terbangun oleh dering telepon.Dia tidak membuka matanya, mengusap-usap telepon dengan lelah.Maxime mengulurkan tangannya yang panjang dan mengambilnya terlebih dahulu sambil berkata, "Ini ponselku, Ibu telepon.""Oh."Maxime mengangkat telepon dan mendengar suara cemas Joanna di sisi lain telepon, "Max, adikmu hilang. Kenapa aku nggak bisa menemukannya?"Suara ini tidak pelan dan Reina bisa mendengar apa yang dikatakan Joanna. Dia langsung menatap Maxime.Dia tahu ini pasti ulah Maxime.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2221

    "Ayo pulang." Reina berdiri.Maxime meraih tangan Reina. "Aku mau lihat lukamu."Reina membeku.Berpikir bahwa Maxime sudah tahu, dia tidak mengelak dan memperlihatkan luka di lehernya.Karena dibungkus kain kasa, Maxime tidak melihat bagian dalamnya."Aku nggak apa-apa," kata Reina."Ayo ke rumah sakit." Maxime sedikit khawatir dan dia tidak berani membuka kain kasa Reina dengan asal.Reina tidak ingin pergi, tetapi sikap Maxime begitu memaksa, jadi dia tetap mengikutinya ke rumah sakit.Di dalam rumah sakit, dokter membuka kain kasa Reina, memperlihatkan luka sepanjang jari di sana.Lukanya sangat dalam, seharusnya itu bukan luka ringan.Mata Maxime sedikit menyipit. "Dalam sekali lukanya. Kenapa menyembunyikannya dariku?""Ini sudah nggak apa-apa kok," jawab Reina.Jemari Maxime sedikit gemetar saat menyentuh leher Reina. "Jangan menyembunyikan apa pun lagi dariku, ya?"Suaranya sedikit serak.Reina mengangguk lagi. "Ya, aku mengerti."Lagi-lagi dia menjawab dengan ekspresi tidak pe

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2220

    Maxime keras kepala, membuat Reina sedikit tidak berdaya. "Nggak perlu, sungguh. Kalau kamu di sini, gimana aku bisa kerja?""Bagaimana kalau aku kerja sama kamu?" Maxime menambahkan.Reina tidak tahu harus berkata apa lagi saat Maxime begitu serius, tidak terlihat seperti berbohong."Kalau begitu kamu bisa tetap di sini hari ini." Pada akhirnya, Reina terpaksa harus berkompromi.Maxime menyuruh seseorang untuk membawa dokumen-dokumen yang harus dikerjakan.Asisten Reina sedikit ragu. Bagaimanapun juga, Maxime adalah orang luar.Reina berkata kepadanya, "Nggak apa-apa, suamiku nggak sejahat itu sampai ingin mengambil alih properti keluargaku."Perusahaan Maxime sendiri tidak kalah dengan perusahaannya.Keduanya juga punya empat anak laki-laki. Ketika mereka meninggal kelak, bukankah harta mereka akan menjadi milik anak-anak mereka?Keempat anak itu adalah putra Maxime, jadi dia tidak perlu sampai berbuat seperti itu.Selain itu, Maxime orang yang sangat berprinsip, mana mungkin dia men

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2219

    Entah sudah berapa lama, Maxime meminta sopir mengemudikan mobilnya ke Grup Yinandar.Jika benar seperti yang dikatakan Morgan, bahwa hal seperti itu menimpa Reina, apa yang harus dia lakukan agar bisa menghiburnya?Tidak lama kemudian, mobil tiba di lantai bawah Grup Yinandar.Maxime keluar dari mobil dan berjalan menuju bagian dalam perusahaan.Orang-orang di Grup Yinandar tentu saja mengenal Maxime. Ketika melihatnya, mereka langsung mengantarnya ke kantor Reina.Kantor presdir.Reina sedang bekerja ketika asistennya mengetuk pintu. "Bu Reina, Pak Maxime datang."Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah pintu.Maxime mengenakan setelan jas dan memiliki bentuk tubuh yang tegap. Namun, saat ini wajahnya terlihat sedikit lelah."Kenapa kamu ke sini?" Reina agak terkejut, di jam-jam seperti ini, bukankah seharusnya dia berada di tempat kerja?Setelah asisten pergi dan menutup pintu, Maxime berjalan lurus ke arah Reina."Nana." Matanya dalam, ada emosi kompleks yang tersembunyi di da

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2218

    Maxime menopang dagunya dengan satu tangan dan menatapnya dengan tatapan dingin. "Reina nggak bilang apa-apa, karena itulah aku bawa kamu ke sini. Katakan, apa yang kamu lakukan padanya kemarin malam?"Ekspresi Morgan langsung berubah ketika mendengar ini."Aku tahu kalau Nana bukan orang yang suka menyebarkan berita."Dia menarik napas dalam-dalam. "Apa aku boleh bicara sambil duduk?"Maxime menoleh ke pengawalnya, yang dengan cepat memindahkan kursi untuk Morgan.Morgan duduk dengan pandangan tajam."Tadi malam aku sama Nana melakukan sesuatu yang seharusnya terjadi sejak dulu."Sesuatu yang seharusnya terjadi sejak dulu?Maxime mengerutkan kening. "Terus terang saja, apa yang terjadi sebenarnya."Dia tidak suka dengan pernyataan bodoh itu."Hal-hal yang berhubungan dengan suami istri!" kata Morgan.Detik berikutnya, Maxime bangkit dan menendang tepat di jantungnya."Braak!" Dengan gebrakan keras, Morgan jatuh tersungkur ke lantai. Tangannya menutupi dadanya, napasnya terengah-engah.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2217

    Detik berikutnya, Reina membuka matanya dan bertemu dengan tatapan Maxime yang penuh perhatian.Dia buru-buru meraih tangan Maxime. "Kenapa belum tidur?""Nggak bisa tidur, jadi nggak tidur lagi," jawab Maxime."Ya, tutup matamu dan tidur lagi. Besok kamu masih harus kerja," kata Reina.Maxime mengangguk, tetapi tidak melepaskan pelukannya.Dia bertanya dengan ragu-ragu, "Sepertinya kamu belum nyenyak sejak kembali dari tempat Sisil. Apa terjadi sesuatu di sana?"Reina membeku, tetapi kembali tenang dengan cepat."Memangnya apa yang bisa terjadi? Aku cuma nggak bisa tidur kalau bukan di kamar sendiri, jadi kurang tidur."Melihat Reina terus berbohong dan tidak mau mengatakannya, Maxime memutuskan untuk tidak melanjutkan masalah ini.Besok dia akan menemui Morgan dan menanyakan langsung kepada Morgan apa yang terjadi.Keesokan harinya.Reina terbangun dari tidurnya dengan perasaan yang jauh lebih baik dan sudah tidak terlalu mengantuk lagi.Mungkin karena dipeluk oleh Maxime, jadi dia t

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2216

    Mungkin terlalu mengantuk, Reina langsung tertidur setelah berbaring.Dia tidak tahu bahwa Maxime masih belum tertidur.Maxime perlahan membuka matanya setelah mendengar suara napas teratur Reina.Cahaya di dalam kamar membuatnya bisa melihat garis-garis wajah Reina. Maxime menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu, tatapannya tertuju pada lehernya.Reina sudah mandi dan berganti pakaian. Dia mengenakan pakaian yang menutupi bagian lehernya.Itu bukan baju tidur ....Maxime awalnya bertanya-tanya, mungkin saja syal itu yang jadi masalah. Sekarang, dia merasa bahwa Reina mengenakan syal untuk menghalangi sesuatu di lehernya.Tangannya terulur, berusaha untuk mencari tahu.Reina tertidur pulas.Gerakan Maxime ringan, cukup lembut untuk menurunkan kerah bajunya. Dia melihat sekilas bahwa ternyata ada kain kasa yang menutupi leher Reina. Dia samar-samar bisa melihat sedikit warna merah terang keluar dari kain kasa tersebut.Reina merasa lehernya gatal, jadi dia bergerak.Maxime segera menari

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2215

    Mata Maxime menyipit saat mendengar Reina mengatakan itu.Matanya memperhatikan syal di leher Reina. "Baru?"Reina mengangguk. "Hmm.""Kamu sudah di kamar, jadi nggak dingin, lepas saja." Maxime menambahkan, sambil mengulurkan tangannya.Reina langsung bersandar mundur ke belakang. "Nggak apa. Aku masih kedinginan, jadi lebih baik pakai saja."Tangan Maxime yang terangkat membeku di udara, lalu dia menariknya kembali."Baiklah, nggak usah dilepas kalau kamu nggak mau."Kekhawatiran di hati Reina akhirnya menghilang.Dia memaksa dirinya untuk bangun walau masih mengantuk. "Aku agak lapar, ayo kita makan.""Ya."Reina berjalan melewati pandangan Maxime dan pergi menuju ruang makan di lantai bawah.Maxime hanya mengamatinya, merasa bahwa Reina menyembunyikan sesuatu darinya.Kenapa Reina tidak mengizinkannya melepas syal itu?Maxime tidak mengerti.Reina tiba di ruang makan di lantai bawah, di mana koki telah menyiapkan makanan dan membawanya ke meja makan.Dia juga memanggil anak-anak un

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2214

    "Kenapa bawa aku ke sini?" tanya Reina.Maxime tidak menjawab, meraih tangannya dan berjalan ke depan.Reina dituntun olehnya ke dalam tempat bermain. Sejauh mata memandang, ada tempat permainan."Kamu?""Ngajak kamu main game," jawab Maxime.Reina sedikit terdiam. "Ekki benar, kamu cemburu."Maxime menunduk, mulutnya tertutup wajahnya begitu bangga."Aku nggak cemburu. Aku tahu kalian cuma teman biasa." Dia melanjutkan, "Bukannya barusan kamu bilang jarang main game? Kebetulan hari ini aku senggang, jadi aku bakal nemenin kamu."Saat mengatakan itu, dia menarik Reina ke depan sebuah mesin lempar koin.Sebelum Reina duduk, petugas membawa sekantong besar koin permainan dan meletakkannya di sampingnya."Nona bos, silakan main sampai puas."Reina tidak bisa berkata-kata saat melihat sekantong besar koin yang disodorkan kepadanya.Bukankah bermain game lempar koin agar bisa mendapatkan koin?Maxime memberinya begitu banyak koin, lalu dari mana tantangan jika memainkan game ini?"Katakan,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status