Kalau bukan karena pengakuan Reina, Maxime mungkin tidak akan pernah mengira bahwa penyelamat ibunya adalah palsu.Tentu saja karena dia tidak memeriksanya!Maxime tidak peduli dengan kehidupan pribadi Marshanda.Marshanda diseret pergi, hatinya hancur dan sepertinya akan menggila.Ekki berdiri di lantai dua, menatap sosok Marshanda yang tidak berdaya untuk pertama kalinya.....Di Vila Samore.Riko bosan seharian hanya bisa tinggal di kamar.Dia sudah tahu bahwa Mama dan adiknya sudah pergi dari Kota Simaliki, sayangnya Jovan masih tidak mau melepaskannya.Karena Jovan mati-matian mengakui Riko sebagai putranya. Ya sudah, biarkan saja dia menikmati perasaan menjadi seorang ayah selama beberapa hari."Dor!" Tiba-tiba terdengar suara dari lantai dua.Jovan yang mengobrol dengan Ethan di ruang tamu di lantai bawah pun terkejut.Belum juga Jovan sempat bereaksi, dia kembali mendengar suara tembakan berkali-kali.Ethan memicingkan matanya dan tersenyum, "Punya anak sungguh beda."Jovan mel
Joanna meneleponnya, begitu diangkat terdengar Joanna sedang marah-marah, "Aku nggak nyangka ya ternyata Marshanda itu orang jahat. Masih mending Reina, selama tiga tahun di rumah kita, dia nggak pernah bikin masalah."Selama ini kegiatan Reina hanya sebatas mengurus Keluarga Sunandar dan tinggal di rumah sendirian, Reina tidak mengenal pria lain.Maxime mendengarkan keluhan ibunya cukup lama, setelah itu barulah dia berkomentar, "Bu, aku baru tahu fakta lain, ternyata orang yang menyelamatkanmu bukan Marshanda."Joanna tercengang."Terus siapa?""Reina."Maxime menceritakan semua yang dia ketahui pada ibunya.Berbagai emosi berkecamuk dalam hati Joanna."Kenapa Reina nggak pernah cerita?""Mungkin dia menganggap masalah ini sepele dan dia nggak tahu kalau Marshanda yang mengklaim perbuatan baiknya."Joanna terdiam.Dia melihat foto sepasang pengantin di atas meja dengan rasa bersalah dan mengingat apa yang telah dia lakukan pada Reina di masa lalu."Besok ajak dia makan malam di rumah
Di Vila Samore.Setelah berhasil membawa Riko pulang, Alana menghela napas lega. Kemudian katanya terus terang pada Jovan, "Kamu harus kasih kompensasi ke aku."Jovan memberinya sebuah cek."Aku bukan orang yang nggak punya etika." Jovan menatap Alana dan Riko, entah kenapa tiba-tiba dia merasa agak kecewa.Sejujurnya Jovan tidak kesal waktu tahu dia punya anak, dia malah sangat bersemangat.Meski Riko agak nakal, Jovan menyukainya karena Riko cukup pintar.Alana mengambil cek itu, uang ini benar-benar bisa memenuhi kebutuhan mendesaknya."Kalau begitu aku nggak sungkan lagi. Selamat tinggal, semoga kita nggak ketemu lagi, selamanya."Setelah Alana selesai bicara, dia menarik Riko masuk ke mobil.Di sebuah mobil hitam yang terparkir tidak jauh dari sana, ada seseorang yang menatap tajam sosok Riko.Di mobil hitam itu, mata Maxime terlihat sangat terkejut.Ekki yang turut hadir bersamanya juga menyadari sesuatu, "Bukannya itu Riki?"Maxime mengatupkan bibir rapat-rapat, lalu berkata, "K
Maxime menyimpulkan bahwa Riko dan Riki adalah anak yang berbeda dan mereka kembar.Tapi yang satu mengikuti Alana dan yang lainnya mengikuti Bu Lyann.Apa maksud semua ini?Cuaca malam hari itu dingin dan angin cukup kencang, tetapi Maxime yang berdiri di bawah pohon besar dan tidak merasa kedinginan sama sekali.Pengawalnya melaporkan hasil investigasi dalam semalam, Maxime mendapatkan semua informasi tentang sepak terjang Alana di luar negeri.Alana itu selalu menjaga diri, dia tidak pernah punya pacar, apalagi punya anak.Jadi, kedua anak itu pasti anak Reina!Kenapa Reina bohong?Maxime menyalakan sebatang rokok dan setelah menghisapnya beberapa kali dia terbatuk-batuk.Sopirnya buru-buru datang menghampiri, "Bos, apa mau masuk ke mobil?""Nggak usah."Mungkin hanya hawa dingin yang bisa membuatnya tetap terjaga.Maxime ingat Riki pernah bilang nama belakangnya adalah Lander, tetapi nama belakang Riko adalah Andara.Dia tidak habis pikir bagaimana Revin dan Reina bisa memberi anak
Melihat Maxime sudah datang, Joanna menghampirinya dan berkata, "Morgan mau bicara berduaan sama kamu."Setelah itu, Joanna dan yang lainnya pergi.Maxime berjalan mendekati Morgan, "Kamu yang kirim pesan ke aku?"Morgan menatapnya dengan lembut dan dia memberi isyarat agar Maxime mendekat.Maxime membungkuk dan mendengarnya bicara dengan susah payah."Orang yang Reina sukai itu aku, orang yang mau dia nikahi itu aku!"Tangan Maxime menegang, buku jarinya memutih dan sorot matanya dingin.Sekarang Maxime semakin yakin bahwa Reina telah salah orang.Apa Reina tertukar antara Maxime dan Morgan?Konyol!Bisa-bisanya Maxime berpikir bahwa Reina selalu sangat, sangat mencintainya ....Morgan sadar suasana hati Maxime sedang buruk, tetapi dia tidak menyerah dan semakin bersikap provokatif."Harusnya aku yang jadi suaminya."Maxime tercekat. Jika yang di hadapannya bukan saudaranya, mungkin Maxime sudah membunuhnya."Aku nggak peduli apa yang terjadi pada kalian sebelumnya, yang jelas sekaran
Maxime tidak pergi ke bandara, tetapi kembali ke Vila Mata Air dan membawa sikat gigi Riki ke rumah sakit untuk tes DNA.Di sisi lain, Alana dan Riko sudah naik pesawat dan tidak melihat ada orang yang mengikuti mereka.Alana merasa sedikit lega."Hahh, setelah ini aku bisa hidup damai."Riko tidak menjawab, seolah sedang menyembunyikan sesuatu di pikirannya.Alana mengira Riko enggan meninggalkan teman-teman di TK-nya, jadi Alana menghiburnya, "Jangan sedih, nanti aku ajak Alfian nyamperin kamu."Riko tersadar dari lamunannya dan menatap Alana, "Oke."Alana mau mengatakan sesuatu yang lain, tetapi Riko sudah mengambil majalah yang disediakan di dalam pesawat.Berita utama masih tentang Marshanda, diperkirakan popularitasnya tidak akan surut dalam waktu seminggu. Bagaimanapun, masyarakat menganggap Marshanda adalah pacar Maxime.Riko meliriknya dengan santai beberapa kali, lalu kehilangan minat. Dia pun menutupi wajahnya dengan majalah itu lalu tidur siang.Alana melihat kelakuan Riko
"Jangan khawatir, dari awal dia itu nggak cinta sama aku, jadi dia nggak mungkin terus mencariku. Setelah beberapa hari juga dia akan menyerah dengan sendirinya," jawab Reina.Di mata Reina, Maxime mencarinya karena alasan tidak terima saja.Apalagi sekarang Reina sudah mengembalikan uang Maxime dulu, harusnya pria itu tidak menyulitkannya lagi.Alana melihat ke langit-langit kamar, berpikir sejenak dan bertanya, "Kalau gitu, kamu berencana cari ayah baru untuk Riko dan Riki?"Reina kaget.Selama berjuang sendiri di luar negeri, yang ada di pikiran Reina adalah bagaimana cara membesarkan kedua anaknya, dia tidak pernah berpikir untuk menikah lagi.Reina menggeleng, "Sekarang aku sudah punya uang dan bisa merawat mereka dengan baik. Aku nggak mau mencari ayah tiri dan membuat mereka sengsara.""Lagian ...." Reina meletakkan tangannya di perut bagian bawah.Mata Alana melebar, "Kamu hamil?"Reina mengangguk, "Ya.""Aku langsung cek ke rumah sakit waktu sampai. Aku sudah hamil satu bulan.
Melupakan masa lalu?Maxime mengambil dokumen itu dan memeriksanya dengan cermat. Isi yang tertulis di setiap halaman menunjukkan bahwa mereka berdua tidak lagi punya hubungan.Terakhir, dia melihat jumlah uang diberikan Reina, 16 triliun!Uang sebanyak ini?Reina dapat dari mana?Maxime pernah menyuruh orang menyelidiki perusahaan Reina, asetnya saat ini paling banyak hanya ratusan miliar.Kalaupun perusahaan itu dijual, tidak mungkin menghasilkan keuntungan sebanyak itu.Maxime mencibir dan langsung membuang dokumen itu ke tempat sampah."Apa yang membuatmu yakin aku akan menandatanganinya?""Klienku bilang, kalau kamu nggak mau tandatangan, itu membuktikan bahwa kamu nggak peduli dengan uang. Tapi sama saja, semua kejadian masa lalu dianggap sudah beres.Mandy merendahkan suaranya, "Aku harap kamu nggak menggunakan kejadian ini untuk menekan Reina lagi.""Ingat, kamu yang nggak mau uang itu, bukan Reina yang nggak mau balikin."Mandy menyaksikan Reina tumbuh dewasa dan Mandy sudah l
Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d
Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura
Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha
Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad
Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan
Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling
Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga
Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max
"Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba