Share

Bab 1993

Penulis: Kacang Merah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-30 18:00:00
Barulah Tia sadar ada kejanggalan.

Dia menatap Reina, lalu bertanya pada pelayan toko, "Tadi kamu panggil dia siapa?"

Pelayan toko menjawab, "Ini Bu Reina, pemilik mal kami. Apa Nona Tia mengenalnya?"

Sisil hampir saja tertawa lepas, untuk dia masih bisa menahan dan berkata.

"Bos, aku benar-benar nggak menyangka bakal ketemu pelanggan yang begitu murah hati, padahal cuma mau lihat kondisi mal. Wah, beruntung banget."

"Ya, terima kasih pada Nona Tia sudah jadi pelanggan yang dermawan."

Setelah itu, Reina berkata pada pelayan toko, "Kamu buatkan kartu VIP buat Nona Tia ya, dia pasti akan senang datang belanja lagi di sini."

Tia mematung di tempat.

Dia tidak menyangka bahwa pusat perbelanjaan ini milik Reina dan dia sudah tertipu oleh Reina!

Dia menarik napas dalam-dalam dan mengepalkan tangannya, "Aku mau balikin semua ini."

"Maaf, kami tidak menerima pengembalian kecuali ada masalah kualitas. Semua tertulis di kontrak yang tadi Anda tandatangani."

Baru pada saat itulah Tia ingat bahwa b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1994

    Tia terpaksa pulang meminta bantuan ayahnya.Namun begitu ayahnya tahu alasannya, Tia langsung dimaki habis-habisan."Bodoh! Masa beli baju sampai 11 miliar?""Ini semua salah Reina. Dia menjebakku, dia pikir aku nggak mampu beli. Dari kecil 'kan aku selalu lebih unggul, aku nggak boleh kalah dari dia.""Masih berani bicara ya kamu? Sekarang, dia itu CEO Grup Yinandar!"Putra sulung Nyonya Liz menghardik putrinya.Tia yang paham situasi pun berbisik, "Terus sekarang kita harus gimana? Ayah, pinjami aku uang 11 miliar dong, kalau nggak keluarga suamiku nggak akan tinggal diam.""Aku nggak punya uang! Kamu 'kan tahu situasiku sekarang? Nggak usah nambahin masalahku!"Putra sulung Nyonya Liz langsung menutup telepon.Ini adalah pertama kalinya Tia menghadapi situasi ini. Dia menelepon ibunya, tapi ibunya juga bilang tidak punya uang.Sekarang dia sadar betapa dirinya tidak berdaya. Tidak seharusnya dia bertindak seperti ini.Suami Tia masuk ke kamar dan saat melihat Tia berdiri diam, dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1995

    Dulu Tia sangat sombong, tapi sekarang dia menyesalinya. Dia bertanya-tanya pada orang tetapi tidak dapat menemukan informasi kontak Reina."Apa aku harus ke rumahnya?"Tia tidak mau kehilangan muka, tapi dia harus pergi karena rumah tangganya yang jadi taruhan.Saat itu sudah larut malam, Tia pergi ke vila Keluarga Andara.Lampu di vila menyala, tetapi ternyata Reina tidak ada di rumah."Si Nana ke mana pula?"Tia kesal, tapi tidak lagi sombong seperti tadi."Setiap malam bos merawat ibunya di rumah sakit," jawab satpam itu dengan ramah."Oh, rumah sakit mana?"Satpam menjawab, "Tentu saja ini adalah rumah sakit terbaik di Kota Simaliki."Tia lalu pergi.Saat ini, di dalam rumah sakit.Kondisi Liane semakin memburuk dari hari ke hari, malam ini tiba-tiba kondisinya kritis, untung saja dokter berhasil menariknya dari jurang kematian.Reina berdiri di samping Maxime, menatap Liane yang masih tidak sadarkan diri.Maxime memegangi lengan Reina, "Jangan khawatir, dokter sudah bilang semua

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1996

    Tatapan penuh kasih sayang antar Reina dan Maxime membuat Tia memikirkan hubungannya dengan suaminya.Awalnya, mereka juga sangat mesra.Namun seiring berjalannya waktu, hubungan mereka menjadi membosankan. Sekarang setelah terjadi sesuatu pada Keluarga Libera, suaminya bersikap sangat dingin padanya.Tia bertanya-tanya apa segalanya akan berbeda kalau dia bisa menikah dengan pria seperti Maxime.Reina mendatangi Tia."Nona Tia, ngapain kamu di sini?"Karena ada banyak orang dan Tia tidak mau kehilangan muka, dia berkata, "Nana, kita bicara di luar ya."Reina pergi bersamanya.Di luar agak dingin karena gerimis.Tia ragu-ragu sejenak sebelum bicara, "Nana, kamu pemilik mal yang tadi kita datangi, 'kan? Apa kamu bisa membantuku?""Apa?" Reina pura-pura tidak tahu."Pakaian yang kubeli tadi, setelah kucoba ternyata nggak cocok. Apa bisa bantu aku buat balikin baju itu?" Tia memberanikan diri untuk bertanya.Reina berakting, "Wah, nggak bisa dong. Kan kamu juga tahu itu baju mewah, nggak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1997

    Tia sama sekali tidak mengetahui rencana Reina. Setelah pulang, dia memberi tahu suami dan ibu mertuanya kabar baik.Suaminya merasa lega dan berkata, "Makanya kamu jalin benar-benar tuh hubungan sama Reina. Statusnya berbeda, mulai sekarang, kita semua bergantung sama dia."Tia juga sadar akan logika ini.Dia cemburu pada Reina, tapi kalau Reina bisa membuat hidupnya lebih baik, kenapa dia tidak memanfaatkan Reina?"Ya, aku mengerti."Tia mandi dan beristirahat, tidak lupa menambah Reina di daftar kontaknya.Dia juga menarik Reina ke grup Whatsapp Keluarga Libera.Semua ini berjalan lancar karena tidak memerlukan persetujuan Reina.Setelah Tia menarik Reina masuk, dia berkata, "Ini Nana, aku juga baru dapat kontaknya hari ini. Kita 'kan satu keluarga, nggak boleh ada yang terlupakan."Reina sudah tidur dan tidak tahu apa yang terjadi pada Whatsapp-nyaBegitu mereka tahu Reina masuk ke grup, semua langsung menyambutnya dengan ramah."Selamat datang, selamat datang.""Nana akhirnya pula

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1998

    Reina melihat pesan itu, tapi tidak membalasnya.Di sisi lain, Tia cemas menunggu balasan Reina yang tidak kunjung datang."Kok dia nggak balas ya? Apa lagi sibuk kerja?"Tia hanya bisa menunggu dengan tenang.Sampai malam, Tia tidak menerima kabar dari Reina.Tia terus mengirim pesan ke Reina. 10 menit ... 1 jam berlalu, tapi masih tidak ada balasan.Tia panik dan menelepon Reina.Reina melihat ponselnya berdering, dia pun menelepon Sisil."Sisil, pergi ke mal dan cari bos toko kemarin."Sisil mengernyit bingung, "Bos, bukannya kamu bilang nggak akan bantuin dia?"Reina tersenyum, "Iya, tapi kita harus pura-pura. Buat jaga-jaga, kamu bilang aja hubunganku sama bos toko kemarin itu biasa, jadi dia juga nggak nanggapin permintaanku.""Oke." Sisil mengerti dan langsung melakukannya.Setelah Sisil pergi, Reina menelepon Tia.Begitu ditelepon Reina, Tia menghela napas lega, "Nana, akhirnya kamu angkat teleponku.""Maaf, aku sibuk banget hari ini dan baru lihat pesanmu. Makanya sekarang aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1999

    "Sudah. Mana sini aku lihat dulu bajunya."Setelah bos selesai bicara, dia memutar matanya."Sejujurnya kalau bukan karena Bu Reina, kami nggak akan berani menerima tamu kayak Anda."Tia merasa tertampar.Dia mengangguk berulang kali, "Oke, tolong ya."Dia sangat menyesal sekarang. Kenapa kemarin dia begitu kompetitif dan bersaing dengan Reina untuk mendapatkan pakaian?Bos mengambil pakaian yang dibawakan Tia, memeriksanya dengan cermat, lalu memilih beberapa pakaian dan berkata pada Tia, "Nona Tia, semua pakaian ini dibuat khusus dengan kualitas bahan terbaik. Kamu tahu 'kan barang mewah biasanya cuma bisa dipakai sekali?"Bos terdiam sesaat."Kamu sudah memakai pakaian ini di rumah?"Tia mematung.Dia memang sudah mencobanya. Kemarin waktu sampai di rumah, dia langsung buru-buru memakainya, memotret dirinya dalam balutan gaun mewah itu dan mempostingnya di status Whatsapp."Nggak kok. Aku 'kan memang sudah berniat mau balikin, masa aku pakai?" Tia berbohong.Bos merasa Tia tidak aka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2000

    Tentu saja, Tia yang tidak bisa menguangkan pakaian itu kembali langsung dipulangkan ke rumah orangtuanya sore itu juga oleh suami dan ibu mertuanya.Ibu mertuanya bahkan berkata, "Pokoknya selama kamu nggak dapat uang itu, kamu nggak perlu pulang."Tia pulang ke rumah orangtuanya dengan menyedihkan, ayahnya masih memarahinya pula.Kalau bukan karena keluarga mereka punya anak laki-laki, Tia pasti tidak diperbolehkan masuk ke rumahnya.Sekarang dia sangat menyesal, "Aku menyesal banget, boleh nggak pinjam 11 miliar?""Kamu pikir uang 11 miliar itu turun dari langit? Masih mending pas dulu ada bibimu."Baru di saat seperti ini mereka ingat akan Treya."Sayang banget Reina tidak peduli sama Keluarga Libera, coba dia bisa seperti Treya."Ibu Tia bernostalgia saat Treya menikah dengan Anthony yang kaya dari Keluarga Andara, dia yang membuat seluruh Keluarga Libera kaya raya.Tia hanya bisa cemberut, "Keluarga kita sudah banyak ambil uang Keluarga Andara, masa 11 miliar aja nggak ada?""Ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2001

    "Ya, ya, Bu Sisil benar. Makanya sekarang aku sangat menyesal." Nyonya Liz tampak malu.Reina menatapnya dalam diam untuk waktu yang lama, lalu berkata, "Menurutmu maaf bisa memperbaiki kerugian Grup Yinandar karena ulahmu?""Rugi? Kerugian apa?"Sisil melangkah maju, "Nyonya, kamu sudah membuat rumor bahwa bos kami nggak mau merawatmu dan nggak berterima kasih sama keluarga kalian. Berita ini membuat harga saham Grup Yinandar anjlok dan kami rugi puluhan triliun. Bagaimana kamu mau ganti rugi ke kami?""Pu ... puluhan triliun?" Nyonya Liz sangat terkejut, "Ini nggak mungkin.""Nggak mungkin apanya? Kalau kamu nggak percaya, tanya aja sama anakmu. Kalau anakmu juga nggak ngerti, silakan cari pengacara. Sudah bagus bos kami nggak menuntutmu karena melihat kamu yang sudah lanjut usia. Eh, sekarang kamu malah tiap hari jongkok di depan perusahaan kami. kamu sengaja mau memojokkan dan membuat kami terus rugi?"Begitu bicara tentang penuntutan, wajah Nyonya Liz menjadi pucat, dia ketakutan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2018

    Diego merasa lega dan menutup telepon.Sekarang Diego sudah jauh lebih dewasa dan bijaksana.Diego tahu Reina tidak mau membantunya bukan karena Reina tidak punya uang, tapi karena Reina tidak mau membantunya tanpa syarat.Apalagi sebenarnya mereka bukan saudara kandung. Diego juga sudah berutang banyak pada Reina, mana mungkin dia berani memohon pada Reina seperti dulu?Setelah Diego pulang kerja, dia membawa pulang dua porsi sate yang dibelinya.Sophia baru pulang setelah mengunjungi orangtuanya, tapi Sophia tetap hanya makan mi rebus tanpa tambahan lauk sedikit pun.Waktu Diego pulang dan melihat makanan Sophia, dia langsung mengernyit kesal."Bukannya aku sudah beli daging? Kan ada di kulkas, kok kamu nggak masak? Nggak ada gizinya lah kalau makan mi tiap hari."Sophia tidak peduli, "Aku pulang telat, jadi nggak punya waktu buat masak. Masak mi paling cepat buat ngisi perut kosongku."Diego tahu ini hanya alasan Sophia semata, sebenarnya Sophia tidak mau makan makanan yang dibeliny

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2017

    Suasana di ruangan Sisil hening dan mencekam, meski begitu di luar angin dingin menderu-deru dan hujan turun lebat.Setelah sekian lama, Deron bicara, "Kalau kamu setuju, kita putus aja."Ternyata benar ....Sisil mengepalkan tangannya erat-erat dan terlihat sangat pilu, "Apa maksudmu kalau aku setuju? Kalau aku nggak setuju?"Deron terdiam lagi dan tidak bicara.Sisil menarik balik isak tangisnya, berusaha untuk tidak menangis dan mempermalukan dirinya."Kalau mau putusin aku, kamu harus ngasih aku alasan yang masuk akal. Kamu pikir hubungan kita ini apa. Masa kamu putusin aku karena mau pulang ngurus urusan keluarga?"Deron terdiam, dia tidak tahu harus memberikan jawaban apa.Tingkah laku Deron membuat Sisil semakin marah.Sisil berdiri, berjalan ke arah Deron dan menatapnya, "Kenapa kamu diam aja?"Deron akhirnya bicara."Kalau kamu nggak mau putus, kamu harus nunggu aku."Sisil menjadi semakin bingung, "Kenapa? Sebenarnya kamu ngapain sih? Terus aku harus nunggu berapa lama?"Sisi

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2016

    Padahal Reina merasa Deron tidak terlihat seperti orang yang tidak bertanggung jawab, kenapa ini bisa terjadi?"Kamu mau aku bantu cari tahu?" tanya Reina.Kali ini, Sisil menolak, "Jangan. Kalau dia tahu, dia pasti marah, pasti mikirnya aku diam-diam menyelidikinya."Sisil sangat menyukai Deron, meski tahu hubungannya dengan Deron ini tidak normal, Sisil tidak berkeluh kesah pada Deron dan terus melanjutkan hubungan ini.Reina pun tidak mengungkit lagi.Sore itu Deron pulang, namun alih-alih mencari Sisil, dia malah datang ke kantor Reina.Dia memberi tahu Reina, "Aku ada urusan di rumah dan nggak bisa jadi pengawalmu lagi. Aku sudah melatih sekelompok pengawal yang baik, mulai sekarang biar mereka yang melindungimu."Reina membelalak tidak percaya, "Kok kamu pergi tiba-tiba? Ada apa?"Reina bertanya secara naluriah karena prihatin, bukan bermaksud ikut campur urusan orang lain.Deron tidak menjawab, "Ini cuma masalah kecil, bukan masalah besar."Reina pun sungkan dan tidak bertanya l

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2015

    Tia selalu suka mengancam Nita dan Nita selalu patuh, tidak berani menolaknya.Tapi hari ini, Nita menarik napas dalam-dalam dan menjawab dengan tergagap, "O ... oke, laporin aja. Aku nggak takut."Tia tertegun. Dia tidak menyangka sepupunya yang gagap, yang dulunya begitu patuh padanya, sekarang begitu berani padanya."Nita, berani ya kamu sekarang? Lancang banget kamu ngomong kayak gitu ke aku? Aku datengin lho kamu, kasih kamu pelajaran!"Nita sebenarnya masih merasa takut dengan bentakan Tia.Tapi begitu teringat ucapan Reina, dia merasa dirinya tidak bisa menjadi pengecut seumur hidup."Oke, sini aja. Aku sudah bukan adik sepupu yang bisa kamu tindas kayak dulu. Kalau kamu mau memberiku pelajaran, aku temani kapan pun."Setelah itu, Nita langsung menutup telepon.Tia mematung di tempat, mendengar dering telepon putus di ponselnya.Dia benar-benar tidak menyangka Nita yang tadinya baik-baik saja akan menjadi seperti ini.Awalnya Tia mau mengeluh pada orangtua Nita, tetapi ketika he

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2014

    Setelah Reina mendengar jawaban Nita, dia kembali bertanya, "Sekarang kamu sudah lulus kuliah, 'kan?""Yah, baru lulus," jawab Nita."Jadi, kamu sudah dapat kerja?" Reina bertanya.Hening sesaat sebelum Nita di ujung telepon menjawab dengan tergagap, "Be ... belum. O ... orangtuaku berencana menikahkanku ...."Nita menambahkan kalimat lain."Kak Nana, aku ... aku nggak mau menikah."Masalahnya, pria yang dijodohkan orangtuanya padanya adalah duda atau pria yang sudah tua bangka.Tanpa perlu bertanya, Reina sudah bisa membaca kondisi Nita. "Nita, hidup kita di dunia ini susah. Jadi, kita harus mikirin diri sendiri. Kalau kamu nggak mau menikah, ya nggak usah diiyakan. Jangan sampai kamu terkekang oleh keputusan siapa pun.""Tapi ... mereka orangtuaku ...." Nita merasa tidak berdaya.Nita yang sekarang persis seperti Reina yang dulu.Reina tahu betapa besar pengaruh keluarga pada pribadi seseorang dan hal ini tidak bisa diubah, jadi Reina hanya bisa menasihati dan membujuknya."Nita, kit

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2013

    Nyonya Liz langsung meledak, "Apa? Ayahmu pergi memohon ke dia? Ayahmu itu pamannya, lebih tua pula!"Tia menghela napas."Hah, apa gunanya lebih tua? Reina aja nggak menganggapmu sebagai neneknya?"Nyonya Liz terdiam oleh ucapan ini.Tia menatap Nyonya Liz dengan hati-hati, dia pikir Nyonya Liz itu akan membuat perhitungan dengan Reina, tapi ternyata dia malah ikut terdiam."Nenek, kamu nggak akan membiarkan Reina kabur gitu aja, 'kan?"Tia memang minta maaf pada Reina, tapi dia masih cemburu dan berharap Reina akan tertimpa kesialan.Setelah terdiam cukup lama, Nyonya Liz berkata, "Hahh, sudahlah lupakan. Sekarang, kita nggak boleh sampai menyinggung Reina."Tia tercengang."Nenek! Sejak kapan Nenek jadi pengecut gini?""Kamu tuh nggak ngerti apa-apa! Ayahmu sudah bilang aku nggak boleh cari masalah lagi. Bahkan Diego aja nyuruh aku minta maaf sama Reina." Nyonya Liz sangat mendengarkan kedua putranya dan Diego.Tia tahu Nyonya Liz pilih kasih, tapi tidak menyangka akan separah ini.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2012

    "Nggak lama kok nyarinya." Maxime menjawab."Terima kasih.""Ngapain bilang terima kasih, dasar bodoh." Maxime menunduk dan mencium kening Reina.Reina menatap Maxime, mereka saling bertatapan untuk waktu yang lama, keduanya enggan untuk berpaling.Maxime tercekat, dia langsung membopong Reina ke kamar.Keesokan harinya, dini hari.Reina terbangun dalam pelukan Maxime. Saat membuka matanya, Reina melihat wajah tampan suaminya itu.Reina menatap Maxime dengan tenang dan menyadari bahwa setelah bertahun-tahun, pria itu tidak berubah sama sekali.Kini wajah Maxime terlihat lebih hangat dan lembut.Entah karena merasa ditatap Reina atau bukan, Maxime ikut terbangun.Melihat Reina sedang menatapnya, Maxime pun menoleh dan memeluk istrinya erat-erat. Dia bibir Reina, lalu bertanya, "Ngapain bangun pagi-pagi banget?"Reina bersandar di pelukan Maxime."Nggak bisa tidur."Belakangan ini Reina sering bermimpi macam-macam.Maxime membelai rambut Reina dan berkata, "Hmm ... kalau gitu kita ngobro

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2011

    Angin dingin menderu-deru di luar dan rintik air hujan mulai turun.Sisil menatap ke langit, matanya tidak lagi berbinar seperti dulu, sekarang malah terlihat kesepian.Reina datang ke sisinya dan memanggil, "Sisil."Sisil tersadar dari lamunannya dan menatap Reina."Hm? Ada apa Bos? Pangsitnya sudah matang?"Reina menghela napas, "Baru juga mulai masak, mana mungkin sudah matan?""Oh.""Kamu kenapa? Kok sedih? Kamu kangen Deron ya?" tanya Reina.Belakangan Deron izin mau pulang, katanya ada urusan. Tapi Reina tidak tahu apa urusannya dan tidak bertanya.Sisil terdiam lama sebelum berkata, "Kayaknya ... aku dan Deron nggak mungkin sampai pelaminan.""Kok kamu bilang gitu?" Reina bingung.Sisil menarik napas dalam-dalam, "Aku juga nggak tahu kenapa. Kita sudah lama pacaran tapi aku masih belum mengenalnya dengan baik. Aku nggak tahu di mana rumahnya, siapa anggota keluarganya atau siapa dia. Aku juga nggak tahu sebenarnya apa yang ada di pikirannya."Reina juga bingung bagaimana harus m

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2010

    Liane tersenyum penuh arti saat melihat ruangan itu penuh dengan orang datang menanti kedatangannya."Terima kasih."Kelopak mata Liane terasa berat, dia hanya punya sedikit tenaga untuk mengobrol dengan orang-orang ini.Semua orang paham situasi Liane. Reina menyuruh suster mengantar Liane ke kamar untuk beristirahat.Riki ikut masuk ke kamar untuk menghibur Liane.Liane sedang berbaring di kasur, dia bahagia menatap Riki yang energik.Dia memanggil Reina dan berkata dengan lemah, "Meski hanya sebentar, Ibu merasa hidupku sangat bahagia."Reina menggenggam tangan Liane dan menyelimutinya."Ibu harus cepat sembuh supaya bisa main bareng sama keempat cucu ibu.""Oke."Liane kehilangan energinya, dia menutup matanya dan tertidur.Reina menatap wajah Liane yang sedang tidur cukup lama. Setelah itu dia menoleh menatap Riki dan berkata, "Riki, ayo keluar biar nenek bisa tidur nyenyak.""Oke."Riki mengangguk berulang kali dan mengikuti Reina keluar sambil berjinjit.Di lantai bawah, semua o

DMCA.com Protection Status