Share

Bab 1719

Penulis: Kacang Merah
Jess cukup terkejut, tapi dia langsung sadar dan mengangguk.

"Oke, aku cari restoran terdekat."

Jess mengeluarkan ponselnya untuk mencari informasi.

Morgan berkata, "Kita makan masakan yang pedas."

"Bukannya Tuan Morgan nggak bisa makan makanan pedas? Dulu bilangnya lebih suka makanan yang nggak terlalu berbumbu?" ucap Jess.

Morgan menambahkan, "Aku mau makan makanan pedas hari ini."

Jess merasa Morgan agak aneh hari ini, tapi dia tetap mengikuti permintaan Morgan dan memilih restoran pedas.

Morgan tidak bisa makan makanan pedas, tapi dia pernah melihat Jess memakannya.

Dulu, dia selalu mengira Jess, seperti dirinya, tidak bisa makan makanan pedas.

Setelah menyelidiki Jess, Morgan baru tahu sebenarnya dari kecil Jess suka masakan pedas. Setiap kali Jess makan sendirian, dia pasti pesan makanan pedas.

Tapi sejak merawat dan bekerja dengan Morgan, Jess jadi ikut mengubah pola makannya.

Mereka duduk di sebuah restoran dan setelah makanan disajikan, Jess yang khawatir Morgan akan kepedasan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1720

    Erik tertegun dan bertanya dengan polos, "Kamu marah?"Jess menggeleng, "Nggak sih , cuma menurutku kamu terlalu kekanak-kanakan."Kekanak-kanakan?Wajah tampan Erik menegang.Dia sudah bisa menerima sikap Jess yang terlalu lurus, tapi tidak menyangka bakal dianggap kekanak-kanakan.Setelah beberapa lama, ekspresi Erik kembali natural dan dia menyentuh hidungnya, "Maaf, aku nggak punya banyak pengalaman, lain kali aku akan bersikap lebih dewasa."Baru kali ini dia punya rival dalam urusan cinta.Erik mengakui kesalahannya dan menghibur diri sendiri, lalu menegak habis air minum yang disuguhkan Jess.Jess tidak menyangka Erik akan begitu haus, "Kamu haus? Mau minum lagi?""Nggak usah." Erik melambaikan tangannya berulang kali.Setelah itu suasana hening.Erik duduk di sofa, tidak terlihat berniat untuk pergi.Jess yang merasa capek pun bertanya, "Kamu belum mau pulang?"Begitu ditanya, Erik malah tidak ingin pulang."Bukannya kita mau tunangan? Perlu nggak kita coba pernikahan percobaan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1721

    Di kediaman utama Keluarga Sunandar.Setelah Melisha kembali ke kediamannya sendiri, dia menelepon Syena balik."Ada apa?" tanyanya.Melihat Melisha kembali meneleponnya, Syena langsung mengangkatnya, "Liane berencana ngasih semua hartanya ke Reina sekarang.""Apa?" Melisha sangat terkejut sekaligus iri pada keberuntungan Reina.Bahkan keluarga Melisha sendiri saja tidak pernah membicarakan tentang pembagian harta padanya."Syena, sepertinya Liane sedang mengawasimu. Sebaiknya kamu transfer semua uang perusahaan secepat mungkin."Syena sadar hal ini, tapi meski bisa melakukannya pun dia tidak bisa mentransfer sebesar sebelumnya, karena sudah tidak punya kekuasaan.Keluarga Yinandar punya bisnis bagai raksasa, tidak takut Syena yang mentransfer sebagian aset mereka."Aku benar-benar nggak rela."Melisha tiba-tiba mendapat ide, "Syena, aku kenal banyak orang di Kota Simaliki. Kalau kamu percaya sama aku, aku bisa ngenalin mereka ke kamu, siapa tahu mereka bisa mengatasi kekhawatiranmu."

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1722

    Saat Maxime turun, dia melihat punggung Sisil melaju pergi dengan ceria.Maxime mengangkat alis tajamnya, "Ada kabar baik apa hari ini?"Reina tersenyum, "Ah .... Sisil mau pergi kencan."Kencan ....Maxime menatap Reina. Dia dan Reina sudah lama tidak berkencan, malah sekarang mereka tidur di kamar terpisah."Nana.""Hm?" Reina menatap Maxime dengan bingung."Gimana kalau kita jalan-jalan hari ini?" Maxime menyarankan.Reina menggeleng, "Nggak ah, aku masih banyak kerjaan di kantor yang harus kuselesaikan. Lagian aku belum punya bukti kalau Syena sudah transfer aset perusahaan."Maxime tidak berdaya.Dia tidak menyangka Reina akan bekerja lebih keras darinya dalam hal pekerjaan."Oke, kalau sudah selesai, kita jalan-jalan ya."Reina mengangguk, "Oke."Maxime mengantarnya ke Grup Yinandar.Ketika Reina keluar dari mobil, Maxime meraih tangan Reina.Reina kembali menatapnya dengan bingung, "Hm? Ada apa?"Maxime menatap wajahnya dalam-dalam, "Nggak apa-apa. Nanti malam aku jemput ya.""K

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1723

    Manajer itu bingung.Mereka mengundang Marshanda dengan susah payah.Maxime berjalan ke depan dan Marshanda buru-buru mengejarnya setelah mendengar komentar Maxime."Pak Maxime, aku sudah berubah, tolong beri aku kesempatan ini. Aku sudah tandatangan kontrak." Dengan berbagai cara akhirnya Marshanda bisa punya kontrak kerja sama dengan Grup IM.Maxime terdiam sesaat, "Jangan khawatir, karena kamu sudah menandatangani kontrak, perusahaan akan bayar ganti rugi."Marshanda tercengang.Marshanda memberanikan diri menghadang Maxime."Pak Maxime, masa Anda nggak bisa memberikan kesempatan orang untuk menebus kesalahan? Bukannya Nana juga sudah maafin aku? Dulu aku 'kan cuma suka Anda, apa salahnya? Aku 'kan nggak melakukan kejahatan yang keterlaluan?"Maxime masih tidak tahu hilangnya Reina setahun yang lalu ada hubungannya dengan Marshanda atau tidak.Alasan kenapa dia menahan Marshanda waktu itu adalah karena mungkin dia tahu keberadaan Reina.Maxime menatap Marshanda dengan tidak sabar, "

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1724

    Marshanda pikir setelah Reina amnesia, dia bisa menyetir Reina. Tidak disangka sikap Reina masih sama seperti dulu.Suasana hati Marshanda jadi sangat buruk saat Reina mengusirnya.Dia masuk ke dalam mobil dan hendak minta sopir melaju pergi saat dilihatnya Syena berdiri tidak jauh dari situ.Marshanda mengenakan kacamata hitam dan maskernya, lalu berjalan menghampiri Syena."Nona Syena, kok kamu di sini sendirian?"Syena sampai gemetar ketakutan karena terkejut.Syena menoleh dan memelototi Marshanda, "Aku mau di mana kek ya bukan urusanmu. Kamu ngapain juga ada di sini?"Marshanda tidak bisa lagi menahan amarahnya.Dia memberi tahu Syena tentang kesepakatan kerjasama yang dia terima, tapi dibatalkan.Dia pikir Syena akan menghiburnya, ternyata tidak.Syena berkata padanya dengan sinis, "Kamu benar-benar nggak berguna. Kalau aku jadi kamu, nggak mungkin jadi seperti ini."Sesabar apa pun Marshanda, dia sudah tidak bisa terima lagi."Cih! Yah, seenggak bergunanya aku, aku nggak pernah

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1725

    "Oke, ayo pulang," ucap Marshanda pada sopir.Dalam perjalanan, asisten Marshanda mengernyit bingung, "Kak Marsha, yang tadi di luar itu Nona Syena?"Marshanda menatapnya, "Pura-pura aja nggak lihat apa pun dan nggak usah ngomong apa-apa ya."Asisten Marshanda menjadi semakin bingung.Bukannya mereka baru melihat Syena di luar restoran? Kenapa harus berpura-pura tidak melihat, tidak boleh mengatakan apa pun pula?Marshanda tidak menjelaskan. Meski dia tahu apa yang akan dihadapi Reina, dia tidak berencana memberi tahu siapa pun.Karena di lubuk hatinya, dia masih berharap Reina akan mati!Dia benci Reina, kenapa Reina bisa mendapatkan segalanya. Kenapa dirinya harus bekerja begitu keras tapi semua usahanya berakhir sia-sia?Kenapa hidup Reina lebih baik darinya?Marshanda tidak terima!Dia baru merasa damai setelah Reina meninggal karena artinya semua sudah benar-benar berakhir.Marshanda pun memejamkan mata dan tertidur....Saat ini di Grup Yinandar.Rizki melewati pintu kantor Reina

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1726

    Saat ini di sisi Reina. Saat dia bangun, sekitarnya terlihat gelap. Dia hanya bisa samar-samar mendengar seseorang mengobrol."Ini 'kan hidup mati seseorang, masa cuma dibayar beberapa miliar? Nggak cukup lah.""10 miliar?"Terdengar suara pria yang familiar bagi Reina."Salah kali, maksudnya 1,5 triliun?" ucap salah seorang penculik yang sedang tawar-menawar dengan pria paruh baya itu.1,5 triliun?Tanu membelalak tidak percaya, "Kok mahal banget?"Dia mana mungkin punya uang sebanyak itu sekarang?"Lupakan saja, kalau nggak mau bayar, kamu lakukan sendiri saja." Penculik itu berkata, "Kita semua ngambil resiko yang besar. Setelah ini, kita nggak bisa tinggal di sini lagi, nggak tahu harus ke mana. Jangan pikir kami nggak tahu ya siapa dia, dia itu 'kan bos Grup Yinandar? Coba, kalau aku minta uang tebusan 1,5 triliun sama mereka, memang mereka bakal keberatan?""Jangankan 1.5 triliun, 15 triliun pun mereka pasti mau bayar," ucap si penculik.Tanu menyesal, kenapa dia mencari orang-or

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1727

    "Terus gimana dong? Kita sudah terlanjur menculik dia, masa kita lepas gitu saja?" Salah satu penculik tidak rela melepaskan Reina yang bernilai 1,5 triliun.Ketua penculik menyalakan sebatang rokok, "Ya nggak, tapi kita nggak boleh sentuh dia. Kita langsung lepas setelah kita dapat uangnya.""Hah?" Bawahan penculik tidak menyangka bosnya akan berpikir seperti itu.Reina yang bisa mendengar jelas percakapan penculik pun merasa tenang.Untung para penculik ini takut pada Maxime, kalau tidak, nyawa Reina pasti melayang.Tapi, siapa orang yang mau mencelakainya?Sekarang Reina masih merasa pusing.Dia berbaring di lantai yang dingin, mendengarkan setiap gerakan di luar.Setelah sekian lama, terdengar suara mobil mendekat.Beberapa orang turun dari mobil.Tanu bergegas, "Uangnya sudah siap, cepat bunuh dia."Tanu barusan menghubungi Syena.Syena menggertakkan gigi dan meminta para penculik bertindak.Asal Reina mati, Syena tidak keberatan membayar harga semahal apa pun.Penculik itu tersen

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2294

    Reina tidak mengerti apa yang terjadi dengan Maxime, kenapa dia terus mengungkit-ungkit soal kegagalannya dalam melindunginya?"Sudah kubilang, kejadian itu bukan apa-apa, bukankah cuma leherku yang terluka? Itu semua sudah berlalu," kata Reina tanpa daya.Ketika Maxime mendengar kata-katanya, sekelebat keterkejutan melintas di matanya.Mendengar apa yang dikatakan Reina, dia menyadari bahwa dia sepertinya sudah salah paham."Nana, kamu cuma terluka di bagian leher, nggak ada yang lain?" tanya Maxime.Reina mengangguk. "Ya, memangnya apa lagi?"Maxime menyadari bahwa dia dipermainkan oleh Morgan.Pantas saja, jika hal seperti itu terjadi kepada Reina, kenapa dia masih begitu santai dan tidak terbebani?Sebelumnya, dia mengira Reina menyembunyikan semuanya karena kenyataan itu terlalu sulit untuk diterima.Saat ini, melihat perubahan ekspresi di wajah Maxime, Reina tersentak mengerti."Jangan bilang kamu mengira aku dilecehkan sama Morgan?" katanya dengan pelan.Sudut mulut Maxime berke

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2293

    "Oh, kalau begitu dia cukup beruntung, bisa menikah sama pria baik-baik," kata penjaga itu sambil mengeluarkan sebuah apel, lalu menggigitnya.Morgan terdiam dan tidak mengatakan apa-apa.Dia terus membuka kertas di depannya, yang sebagian besar menceritakan bagaimana Jess dan Erik jatuh cinta.Simpul di tenggorokan Morgan bergulir sedikit saat dia menunjuk Jess dan berkata, "Pria yang dulu dia sukai itu aku."Penjaga sedang memakan apel dan hampir tersedak saat mendengar kata-katanya."Ehem. Lalu, kenapa dia bisa nikah sama orang lain?"Mendengar kata-kata itu, dada Morgan terasa sesak dan dia tidak bisa menjawab pertanyaannya.Ya, bagaimana bisa wanita yang sangat jelas-jelas begitu mencintainya bisa menikah dengan orang lain?"Aku nggak tahu, tapi itu karena seleranya buruk."Penjaga itu berdecak, "Belum tentu, Erik itu pewaris Keluarga Casco, sementara kamu sekarang ...."Dia menggelengkan kepalanya sambil melangkah pergi.Morgan tinggal sendirian di dalam kamar dan batuknya makin

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2292

    Suasana di dalam mobil sangat hening, membuat sopir merasa sedikit tidak nyaman.Namun, tepat pada saat itu, ponsel Maxime berdering.Dia mengangkat ponselnya dan mengerutkan kening."Ya?" Dia sengaja mengecilkan suaranya agar Reina yang tertidur di sampingnya tidak terganggu.Pria di seberang sana berkata, "Bos, Morgan ingin bicara denganmu."Maxime melirik Reina, matanya terpejam seolah-olah dia tertidur."Berikan kepadanya.""Ya."Tidak butuh waktu lama sampai panggilan itu berganti dan suara Morgan yang agak lemah terdengar, "Ehem, Kak, berapa lama lagi kamu akan menahanku di sini?"Mendengar itu, Maxime mengeluarkan tawa pelan."Ini baru setahun dan kamu sudah nggak sanggup?"Morgan tidak mengatakan apa-apa.Maxime melanjutkan, "Karena aku mengirimmu ke sana, aku nggak berniat membawamu kembali."Satu kalimat itu seperti memberi Morgan hukuman mati.Mata Morgan langsung memerah."Apa kamu bercanda? Uhuk ... uhuk ... uhuk. Aku nggak bisa bertahan lebih lama lagi sekarang," katanya.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2291

    Keduanya bercanda selama beberapa saat sebelum Reina menutup telepon.Melihat bahwa waktu pulang kerja hampir tiba, Reina berencana mengajak Sisil dan yang lainnya berbelanja dan makan bersama. Namun, dia tidak menyangka Maxime akan bangun dan menghampirinya."Nana, ayo pulang ke rumah."Saat mengatakan itu, matanya berbinar-binar.Selama setahun ini, Maxime sudah betah di Grup Yinandar dan tidak mau pindah.Reina sangat tertekan. "Aku mau jalan-jalan, kamu pulang saja dulu.""Kamu mau jalan-jalan ke mana? Aku temenin, ya?" tanya Maxime.Reina tidak bisa berkata-kata.Maxime selalu seperti ini. Reina bahkan tidak bisa pergi berbelanja dengan teman dan sahabatnya ketika dia ingin."Nggak jadi deh. Kalau kamu ikut, kita nanti jadi nggak nyaman."Maxime mendekatinya dan menggenggam tangannya. "Aku yang akan bayar apa pun yang kalian beli."Bagaimana lagi, demi bisa berada di sisi Reina setiap saat, Maxime harus menyenangkan teman-teman dan sahabat Reina.Sisil membawa banyak dokumen saat

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2290

    Ekspresi di wajah Reina tidak berubah ketika mendengar Melisha mencurigainya. "Rahasia apa?"Dia tidak bodoh, bagaimana mungkin dia memberitahu Melisha?Jika dia mengatakan tentang hal semacam ini, dia sendiri tidak takut dibalas, tetapi dia tidak ingin mengkhawatirkan hal lainnya.Melisha menatap wajah bingung Reina dan merendahkan suaranya, "Lebih baik bukan kamu, atau aku nggak akan melepaskanmu."Dia mengatakannya dengan penuh ketegasan.Reina tidak peduli dengan apa yang dikatakan Melisha. Rasa tidak peduli ini terlihat jelas di wajahnya.Melisha entah kenapa menjadi sedikit ciut saat melihat mata Reina, lalu menarik tatapannya kembali.Pada saat itu, Riko dan Riki juga keluar dari sekolah dan bergegas menghampiri Reina."Mama."Wajah Reina langsung menunjukkan senyuman lembut, sangat berbeda dengan ekspresi dingin dan tidak tersentuh yang dia tunjukkan barusan."Ayo, kita pulang terus makan."Reina menggandeng keduanya dan menuntun mereka keluar.Tidak jauh dari situ, Maxime berd

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2289

    Joanna berkata kepada Reina dengan perasaan tidak senang, sambil menguap, "Aku pikir bakal lihat Aarav teriak-teriak. Nggak disangka masalahnya selesai secepat ini."Dia tidak bersimpati pada kedua belah pihak.Lagi pula, Keluarga Madison bukanlah keluarga baik-baik.Reina mengangguk. "Ya, aku nggak menyangka masalah ini diselesaikan dengan mementingkan kepentingan masing-masing."Joanna menepuk bahunya."Ke depannya, kamu harus terbiasa sama situasi seperti ini. Dalam keluarga besar, yang namanya perasaan nggak begitu penting, semuanya tentang kepentingan."Reina memikirkannya dengan bijaksana.Joanna kembali ke kamarnya untuk beristirahat, sementara Reina kembali ke tempatnya dan Maxime.Maxime tidak pergi ke sana hari ini, dia tidak terlalu suka masalah.Saat itu, dia sedang duduk di sofa sambil bermain ponsel.Reina bingung saat melihat dia masih terjaga. "Kenapa masih belum tidur? Ini sudah malam lho?""Terus kamu? Kenapa jam segini baru balik?" Maxime tidak tenang membiarkan Rein

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status