Share

Bab 1548

Penulis: Kacang Merah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-30 18:00:00
Liane sendiri sudah nyaris lupa seperti apa wajahnya sebelum menjalani operasi plastik.

Reina merasa agak kikuk karena terus ditatap oleh Liane, jadi dia menundukkan kepalanya dan bergegas menyelesaikan makannya.

"Kok kamu makannya dikit banget? Sudah kenyang?" tanya Liane dengan penuh perhatian.

"Iya, sudah, terima kasih."

Reina kembali berterima kasih.

Liane merasa sangat sedih melihat betapa sungkannya Reina terhadapnya.

Dia tahu bahwa segala sesuatunya tidak bisa diburu-buru, "Makan saja dan istirahat sebentar. Aku akan mengantarmu ke suatu tempat nanti."

Reina tidak setuju, tapi menjelaskan tujuan utamanya datang ke sini.

"Bisakah kamu kasih tahu aku berapa banyak uang yang kamu berikan pada Diego? Aku nggak mau hutang budi pada orang lain."

Mata Liane bergetar dan tenggorokannya seperti tersumbat.

Berutang budi pada orang lain?

Dia adalah ibu kandungnya, bagaimana mungkin orang lain?

"Nana, Bukannya aku bilang? Uang ini adalah pembayaranku, kalau bukan karena Keluarga Andara, aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1549

    Liane merasa seolah-olah ada beban berat yang menindih dadanya."Oke, kita biarkan semua berjalan pelan-pelan sesuai waktu. Kita mengenal pelan-pelan ya."Liane tahu, setelah selama ini terpisah dan dia sudah melakukan begitu banyak hal buruk pada Reina, wajar jika Reina tidak dapat langsung menerima dirinya.Liane hendak mengatakan sesuatu yang lain, tetapi ponsel Reina berdering.Reina mengambil ponselnya dan melihat Maxime meneleponnya."Ada apa?" Dia menjawab telepon.Tadi waktu ke sini, Reina memberi tahu Maxime.Maxime merasa sedikit lega saat mendengar suaranya, "Kok kamu belum pulang? Kamu baik-baik saja di sana?""Iya nggak apa-apa, sebentar lagi aku pulang."Setelah Reina selesai bicara, dia menutup telepon.Dia kembali menatap Liane, "Kalau nggak ada urusan lain, aku pulang dulu."Liane menariknya, "Nana, kata Diego kamu mau buka perusahaan dan mencari pekerjaan. Kamu mau gabung ke Grup Yinandar? Kamu mau kerja di bidang apa, Ibu bisa atur untukmu.""Nggak perlu."Reina meno

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1550

    Setelah itu, Maxime membuat janji untuk bertemu Diego.Diego tersenyum menatap Maxime, dia menyapa, "Kakak ipar, ada perlu apa nih? Apa kakakku memberitahumu tentang aku? Kakakku itu lembut hati banget, padahal Keluarga Yinandar sudah bersalah padanya. Apa salahnya minta sejumlah uang dari Keluarga Yinandar?Mata Maxime penuh dengan ejekan ketika mendengar kata-kata Diego yang tidak tahu malu."Kamu benar, tapi kamu nggak boleh melakukannya atas nama kakakmu."Diego tersedak dan wajahnya sedikit menegang.Dia agak takut pada Maxime, "Kak, aku juga terpaksa. tolong jangan salahkan aku."Maxime menyesap air minumnya."Jangan khawatir, aku nggak akan menghukummu.""Serius?" Diego menghela napas lega.Jika Maxime benar-benar mencari masalah dengannya, dia saat ini sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Berapa banyak uang yang kamu minta dari Keluarga Yinandar?" Maxime langsung ke pokok permasalahan.Diego tahu bahwa dia tidak bisa menyembunyikannya dari Maxime, jadi dia menga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1551

    Tepat saat Maxime akan mencium Reina, tiba-tiba terdengar suara dari pintu."Papa, Mama ... yuk sarapan." Ketika Riki berjalan mendekat, dia melihat orang tuanya berdiri sangat berdekatan.Dia langsung menutup matanya.Reina tersadar dari lamunannya dan mundur beberapa langkah, ingin rasanya mengubur diri di dalam goa.Riki masih terus berceloteh, "Papa, Mama, kata nenek kalian mau ngasih aku adik lagi?""Boleh nggak sekarang aku dikasih adik cewek? Soalnya adik cowoknya sudah terlalu banyak."Riki juga ingin adik perempuan supaya dia bisa merasakan jadi kakak laki-laki yang melindungi adik perempuan.Memberi adik lagi?Begitu Reina membayangkan adegannya, wajahnya memerah dan terasa panas.Maxime berjalan menghampiri Riki dengan ekspresi kesal, lalu menjinjing Riki sambil berjalan ke lantai bawah."Lain kali bisa nggak lihat sikon pakai mata?"Riki memutar bola matanya, "Papa, harusnya Papa bilang hal ini ke diri sendiri. Coba, berapa kali aku harus bantuin supaya Papa bisa dapetin ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1552

    Liane tidak berbohong. Demi diampuni Reina, Liane sungguh rela mengorbankan seluruh wajahnya.Reina mengernyit saat membaca pesan itu, tapi dia tidak membalas.Alana memberitahu Reina, wajah Reina jadi seperti ini karena Liane melindungi Syena.Di sisi lain, Liane menjadi semakin sedih setelah Reina tidak kunjung membalas pesannya.Hati Liane terasa sangat pedih."Nana, Ibu harus apa?"Liane takut jika dia terus mengirim pesan, Reina akan benar-benar mengabaikannya, jadi Liane berhenti mengirim pesan.Liane meremas ponselnya, lalu meminta sekretarisnya datang menghadap."Terus spesialis yang khusus menangani gangguan pendengaran? Sudah ketemu?""Kami masih mencari." Sekretaris pun berkata dengan jujur, "Bu Liane, sebenarnya Nona Reina 'kan tinggal dengan Maxime, Maxime pasti juga sudah mengajaknya ke banyak dokter spesialis.""Aku tahu, tapi aku nggak ngerti lagi kebaikan apa yang harus aku perbuat untuknya."Liane menghela napas.Bisa dibilang saat ini Reina tidak kekurangan apa pun.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1553

    "Oke, aku mengerti." Gilbert mengangguk.Sebagai seorang pengacara, Gilbert tentu sangat paham akan logika ini.Bahkan meski Liane memberikan semua hartanya pada Reina, baginya tetap masuk akal.Setelah Gilbert memastikan segalanya dengan Liane, dia mengambil tasnya dan berdiri, "Bu Liane, aku akan langsung menyusun isi suratnya dan menyerahkan padamu dalam dua hari.""Oke, maaf ya sudah merepotkan." Liane pun menatap Gilbert pergi.Dalam perjalanan kembali ke firma hukum, Gilbert dihentikan oleh sebuah mobil.Dia mengernyit bingung dan melihat orang yang turun dari mobil yang mencegatnya ternyata adalah Syena.Syena mengangkat tangannya dan mengetuk jendela mobil Gilbert, "Halo Om Gilbert, lama nggak ketemu."Gilbert langsung paham maksud Syena.Spontan, dia tersenyum dan turun dari mobil, "Halo Nona Syena, ada apa?"Dia pura-pura tidak mengerti dan bertanya.Syena tersenyum dan berkata, "Apa lagi? Aku cuma mau tanya apa yang Om dan ibu bicarakan hari ini? Apa kita bisa mengobrol sebe

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1554

    Belakangan ini Maxime sangat sibuk.Aarav merekrut banyak orang dan mulai menekan Grup IM dengan tuduhan palsu.Maxime menghabiskan sebagian besar waktunya di kantor, namun seberapa larutnya dia pulang, dia selalu meluangkan waktu untuk menemui Reina dan anak-anaknya.Reina sudah bisa membaur sepenuhnya, dia tidak lagi merasa canggung.Hanya saja kondisinya tidak kunjung membaik. Meski sudah lama pulang, dia tidak bisa mengingat masa lalu dengan jelas, hanya saja terkadang momen masa lalu muncul sekelibat atau hadir dalam bentuk mimpi."Ya sudah, kalau nggak ingat ya nggak usah diingat lagi. Kita lanjutkan hidup kita, nanti 'kan lama-lama bisa ingat sendiri," kata Brigitta.Sisil juga setuju, "Ya Bos, kondisi fisikmu sekarang masih belum pulih, jadi nggak boleh panik."Reina mengangguk.Para wanita sedang sibuk di dapur tanpa kehadiran Gaby hari ini.Dia dan Ekki sedang pergi untuk mempersiapkan pernikahan, Gaby bahkan membagikan fotonya dengan Ekki pada Reina dan yang lainnya."Wah ca

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1555

    Keduanya mengobrol tentang beberapa masalah penting dan saat Deron hendak pulang, Reina yang teringat akan Sisil pun langsung memanggil Deron lagi."Barusan di dapur, kami cuma ngobrol dan bercanda sama Sisil, dia itu cukup pemalu." Reina takut Deron salah paham.Deron mengangguk, "Ya."Melihat Deron yang begitu tenang, Reina pun bertanya, "Deron, aku mau tanya sesuatu boleh? Sebenarnya kamu suka Sisil nggak?"Di mata Reina, Sisil adalah gadis yang sangat sederhana dan baik hati, jadi dia tidak mau hati Sisil terluka.Deron adalah sosok yang serius dan dingin, jadi entah apa dia benar-benar menyukai Sisil atau tidak.Setelah hening lama, Deron akhirnya menjawab."Aku menganggap Sisil sebagai teman."Teman?Reina menggigit bibirnya, "Maksudmu, kamu nggak suka Sisil? Nggak ada ketertarikan antar pria dan wanita gitu?"Kalau memang begitu, Reina merasa Deron harus memberi tahu Sisil supaya gadis itu tidak berharap.Deron tiba-tiba menunduk, "Dia bukan teman biasa.""..."Reina benar-benar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1556

    "Kenapa ngomong gitu? Kamu belum jadi nenek-nenek, cuma lebih tua setahun dari Sisil ini," kata Reina sambil tersenyum.Brigitta menepuk bahu Reina, "Kita sudah jadi ibu."Tiba-tiba, ponsel Brigitta berdering.Dia langsung berjalan mendekat, mengangkat ponselnya dan mengernyit.Brigitta menjawab telepon dengan tidak sabar, "Ngapain kamu telepon aku? Bukannya sudah kubilang nggak usah telepon video?"Yang menelepon sudah pasti Ethan.Ethan merasa sangat tidak berdaya saat mendengar Brigitta yang marah-marah."Gimana aku bisa lihat Erina kalau nggak dengan telepon video?"Begitu mengungkit tentang Erina, Brigitta jadi sedikit lebih lembut."Kemarin 'kan sudah lihat.""Kemarin sudah, hari ini 'kan belum?" Ethan bertanya.Brigitta tersedak. Karena sadar salah, dia tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung ke kamar sambil membawa ponselnya.Erina sedang bermain dengan pengasuhnya. Ketika melihat wajah Ethan di ponsel Brigitta, dia langsung tersenyum bahagia dan memanggilnya, "Papa ....""H

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1969

    "Maaf, aku ada urusan mendadak. Boleh aku bayar nanti?" tanya Sophia."Kapan? Kami pulang kerja jam lima." Suster itu melanjutkan, "Kami nggak bisa bantu banyak dalam urusan pembayaran begini, kamu ngerti, 'kan?"Sophia meremas ponselnya erat-erat."Ya aku tahu, aku akan sampai sebelum jam lima.""Oke."Setelah menutup telepon, Sophia bahkan tidak sempat merasa sedih.Karena tidak dapat menemukan Diego, dia hanya bisa meminta manajer membantunya.Sayangnya manajer itu juga tidak dapat berbuat apa-apa, "Aku sudah minta departemen keuangan ngasih kamu 200 juta lho. Sekarang aku nggak bisa membuat pengecualian apa pun."Manajer itu juga seorang pekerja.Sinar di mata Sophia meredup.Sekarang dia harus bagaimana?Manajer juga tahu dia ikut bersalah dalam kasus kali ini, tidak seharusnya dia memberikan uang itu pada Diego tanpa sudah benar-benar paham orang seperti apa Diego itu."Sophia, aku cuma ada uang 40 juta, itu uang pribadiku. Kamu tahu 'kan, semua uangku dipegang istriku?"Sophia b

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1968

    Diego mengernyit. Namun saat hendak masuk, Diego mendengar suara Sophia dari dalam ruangan, "Kak, mau tambah dua botol bir lagi nggak?""Oke! Aku tahu kamu lagi butuh uang buat keluargamu.""Terima kasih, Kak." Sophia langsung mengucapkan terima kasih.Mereka mendapat komisi untuk setiap botol bir yang terjual.Diego perlahan mengendurkan tangannya pada pegangan pintu.Diego sadar kalau sekarang dia masuk, usaha Sophia akan sia-sia, mustahil juga dapat bonus.Diego mundur selangkah dan berniat menunggu Sophia keluar dari ruangan itu saat tiba-tiba dia terpikir sesuatu."Apa aku taruhkan saja ya uang ini?" Diego bergumam pada dirinya sendiri.Diego ingat, ada seorang bos yang bilang padanya ada sebuah barang yang tidak terlalu mahal perlu dijual. Asal Diego bisa menjualnya, dia akan dapat komisi tiga kali lipat.Diego menatap uang 200 juta di tangannya. Harusnya uang ini cukup buat beli barang itu, 'kan?Setelah Diego memantapkan hati, dia langsung bergegas pergi sambil berkata pada rek

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1967

    Manajer itu tahu situasi keluarga Sophia, dia menghela napas."Sophia, kamu gadis yang baik, tapi penyakit parah orangtuamu itu kayak jurang maut. Uang sebanyak apa pun bakal habis. Mendingan kamu simpan uangmu supaya kamu bisa hidup lebih baik," bujuk manajer itu.Sophia menggeleng, "Pak manajer, aku tahu ucapanmu itu masuk akal, tapi aku nggak bisa."Sophia tidak bisa menghentikan pengobatan orangtuanya dan melihat mereka meninggal begitu saja."Selama masih ada secercah harapan, dia akan mengobati penyakit orangtuanya."Oke, aku akan minta departemen keuangan kasih kamu 200 juta, cukup nggak?"Sophia mengangguk berulang kali dengan penuh rasa terima kasih di matanya, "Cukup, terima kasih Pak manajer, terima kasih."Manajer itu menghela napas lagi, "Sama-sama. Kita semua pekerja, jadi kita harus saling bantu.""Kalau begitu Pak, aku kerja dulu."Entah bagaimana dia bisa membalas kebaikan manajer ini, namun Sophia akan bekerja lebih giat untuk meringankan beban manajer.Manajer itu me

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1966

    "Aku sudah bayar, kalau kalian nggak tinggal di rumah sakit, rumah sakit juga nggak akan mengembalikan uangnya," kata Sophia sambil menatap kedua orangtuanya yang sudah beruban dengan tubuh yang makin kurus, dia merasa sangat sedih.Penghasilan Sophia yang kecil tidak cukup untuk biaya pengobatan orangtuanya, uangnya hanya cukup untuk biaya rawat inap dan kemoterapi.Akhirnya Diego tahu kenapa Sophia terlihat tidak bahagia, karena setiap kali Sophia melihat orangtuanya, dia akan menyalahkan diri karena tidak berguna yang bahkan tidak mampu membayar perawatan medis orangtuanya.Setelah lama mengobrol dengan orangtuanya, Sophia akhirnya keluar kamar karena takut suasana hatinya yang buruk karena frustrasi akan mempengaruhi orangtuanya.Diego yang menunggu di koridor rumah sakit, samar-samar mendengar obrolan Sophia dengan orangtuanya.Dia juga tidak menyangka ada keluarga yang begitu menyedihkan di masyarakat ini.Namun meski sengsara, mereka tetap tidak menyerah dan berusaha menjalani k

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1965

    Sophia menolak, "Mau ngapain? Kamu istirahat aja di rumah."Padahal jarang-jarang Diego bisa istirahat, apalagi Sophia melihat luka Diego belum sembuh."Aku bosan di sini sendirian, aku temenin aja." Diego memang berniat menemani Sophia.Dia tidak berani keluar sendirian karena takut dikenali.Sophia pun berkata, "Oke. Tapi nanti kamu nunggu di luar, jangan sampai orangtuaku melihatmu.""Oke, nggak masalah."Diego memakai baju dan topi yang baru dibeli, membungkus dirinya dengan rapat, lalu pergi bersama Sophia.Di luar, mereka pergi naik bus.Diego mengernyit, "Kenapa nggak naik taksi? Padat sekali ini orangnya.""Hemat." Sophia menjawab dengan singkat, padat dan jelas.Diego terdiam, "Bukannya bulan ini kamu punya banyak uang? Jangan terlalu hemat lah sama diri sendiri."Sebagai orang yang tidak kekurangan uang sejak kecil, Diego sama sekali tidak memahami cara Sophia membelanjakan uang.Sophia mengabaikannya.Begitu sampai di halte yang dituju, Sophia langsung turun bus dan Diego me

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1964

    Dini hari.Sophia membantu Diego pulang.Diego sangat mabuk. Sekujur tubuhnya bau alkohol dan dia terlihat senang memegang uang empat juta di tangan."Ini." Diego menyerahkan uang itu pada Sophia, "Ini biaya makan dan biaya hidup, ini untukmu.""Nggak usah segini banyak." Sophia berkata, "Kamu simpan saja sendiri dan pakai dulu."Diego melambaikan tangannya, "Nggak, kamu aja yang pegang, kalau nggak kamu akan selalu bilang mau mengusirku."Setelah selesai bicara, Diego langsung terkulai di kursi. Kepalanya sakit, lututnya juga sakit."Aku benar-benar nggak nyangka setelah kerja sekeras itu, aku cuma dapat empat juta."Bagi Diego yang dulu, jangankan empat juta, 40 miliar pun bukan apa-apa.Tapi bagi Sophia, uang ini sudah lebih dari cukup. "Segelas anggur dapat 200 ribu. Menurutku sudah cukup bagus sih, lebih banyak dari pendapatan orang biasa."Diego menatapnya dengan bingung, "Kenapa?""Kamu tahu nggak gaji bulanan pekerja biasa itu paling juga cuma 12 juta." Sophia menghela napas, "

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1963

    Suara Diego terdengar serak.Wajar saja. Dia baru menyanyi setidaknya selusin lagu tanpa jeda dan semuanya bernada tinggi, jadi suaranya mulai parau.Wanita itu spontan tersenyum dan menjawab dengan dingin, "Kamu bercanda? Beneran nih nggak mau?"Ekspresi Diego jadi kaku."Kukasih tiga detik!" Wajah wanita itu tampak dingin.Diego langsung ketakutan, dia langsung berlutut untuk minum.Secangkir demi secangkir.Diego merasa tidak nyaman dan sekarang tubuhnya semakin sakit.Para wanita tertawa terbahak-bahak dan melemparkan uang ke wajahnya.Ini semua rencana Reina. Reina memperlakukan Diego sebagaimana Diego dulu memperlakukan orang lain saat dirinya masih jadi tuan muda.Reina mau Diego merasakan apa yang orang lain rasakan.Sekarang Diego sadar, semua ini bukan hanya penyiksaan fisik, tetapi juga harga diri."Lanjut! Kamu pergi keluar sambil merangkak!" kata wanita itu.Diego terkesiap, "Keluar? Boleh nggak kalau nggak?"Di luar ada banyak orang. Mau taruh di mana mukanya kalau ketahu

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1962

    Ari baru pulang dari ibukota. Sudah dari awal dia ingin menghubungi Reina, tapi entah mengapa selalu tidak kesampaian.Sekarang akhirnya dia punya kesempatan bertemu sambil membawa beberapa aktor ke perusahaan Reina."Master Rei, kukira kamu sudah lupa sama aku," ucap Ari sambil memasang tampang sedih.Reina menjawab pasrah, "Aku sibuk banget."Reina pun melihat aktor yang dibawa Ari."Mereka ... bisa?""Jangan khawatir, mereka cuma disuruh akting jadi wanita kaya dan membuat hidup Diego susah, 'kan? Gampang itu sih." Ari terdiam sesaat, lalu melanjutkan, "Apalagi aku juga ikut. Kalau akting mereka kurang meyakinkan, aku bisa langsung turun tangan."Sebenarnya, Ari ikut bukan untuk mengajari para wanita itu tapi untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati Reina."Kamu mau ikut kami juga?" Reina bertanya."Kenapa? Nggak boleh?" Ari bertanya, lalu menundukkan kepalanya, "Hahh, sudah lama banget kita nggak ketemu. Kayaknya sekarang kita bukan sahabat lagi ya?"Reina buru-buru mengge

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1961

    "Aku benar-benar nggak tahu kok kamu bisa sih tahan sampai sekarang."Diego meringis kesakitan, lalu dia berkata, "Aku boleh pinjam ponselmu nggak? Aku mau nelepon kakakku."Diego adalah satu-satunya putra Keluarga Andara. Kalau terus disiksa seperti ini, dia akan mati.Sophia pun memberi ponselnya pada Diego.Sayangnya Diego tidak ingat nomor telepon Reina, dia mencoba beberapa kali tapi selalu orang lain menjawab teleponnya."Kamu mau menelepon kakakmu tapi kok kamu nggak ingat nomor teleponnya?"Diego menggaruk kepalanya, "Ya siapa pula yang bakal ingat?"Tiba-tiba sesuatu terlintas di benaknya, "Aku telepon Grup Yinandar."Diego mencari nomor layanan pelanggan perusahaan dari situs web dan meneleponnya."Halo, ada yang bisa kami bantu?" terdengar suara layanan pelanggan yang ramah dari ujung telepon.Diego buru-buru berkata, "Aku mau cari Reina, manajer umum kalian. Aku adiknya, Diego. Tolong sambungkan ke dia."Orang di seberang telepon terdiam.Samar-samar Diego bisa mendengar pe

DMCA.com Protection Status