Share

Bab 1548

Author: Kacang Merah
Liane sendiri sudah nyaris lupa seperti apa wajahnya sebelum menjalani operasi plastik.

Reina merasa agak kikuk karena terus ditatap oleh Liane, jadi dia menundukkan kepalanya dan bergegas menyelesaikan makannya.

"Kok kamu makannya dikit banget? Sudah kenyang?" tanya Liane dengan penuh perhatian.

"Iya, sudah, terima kasih."

Reina kembali berterima kasih.

Liane merasa sangat sedih melihat betapa sungkannya Reina terhadapnya.

Dia tahu bahwa segala sesuatunya tidak bisa diburu-buru, "Makan saja dan istirahat sebentar. Aku akan mengantarmu ke suatu tempat nanti."

Reina tidak setuju, tapi menjelaskan tujuan utamanya datang ke sini.

"Bisakah kamu kasih tahu aku berapa banyak uang yang kamu berikan pada Diego? Aku nggak mau hutang budi pada orang lain."

Mata Liane bergetar dan tenggorokannya seperti tersumbat.

Berutang budi pada orang lain?

Dia adalah ibu kandungnya, bagaimana mungkin orang lain?

"Nana, Bukannya aku bilang? Uang ini adalah pembayaranku, kalau bukan karena Keluarga Andara, aku
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1549

    Liane merasa seolah-olah ada beban berat yang menindih dadanya."Oke, kita biarkan semua berjalan pelan-pelan sesuai waktu. Kita mengenal pelan-pelan ya."Liane tahu, setelah selama ini terpisah dan dia sudah melakukan begitu banyak hal buruk pada Reina, wajar jika Reina tidak dapat langsung menerima dirinya.Liane hendak mengatakan sesuatu yang lain, tetapi ponsel Reina berdering.Reina mengambil ponselnya dan melihat Maxime meneleponnya."Ada apa?" Dia menjawab telepon.Tadi waktu ke sini, Reina memberi tahu Maxime.Maxime merasa sedikit lega saat mendengar suaranya, "Kok kamu belum pulang? Kamu baik-baik saja di sana?""Iya nggak apa-apa, sebentar lagi aku pulang."Setelah Reina selesai bicara, dia menutup telepon.Dia kembali menatap Liane, "Kalau nggak ada urusan lain, aku pulang dulu."Liane menariknya, "Nana, kata Diego kamu mau buka perusahaan dan mencari pekerjaan. Kamu mau gabung ke Grup Yinandar? Kamu mau kerja di bidang apa, Ibu bisa atur untukmu.""Nggak perlu."Reina meno

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1550

    Setelah itu, Maxime membuat janji untuk bertemu Diego.Diego tersenyum menatap Maxime, dia menyapa, "Kakak ipar, ada perlu apa nih? Apa kakakku memberitahumu tentang aku? Kakakku itu lembut hati banget, padahal Keluarga Yinandar sudah bersalah padanya. Apa salahnya minta sejumlah uang dari Keluarga Yinandar?Mata Maxime penuh dengan ejekan ketika mendengar kata-kata Diego yang tidak tahu malu."Kamu benar, tapi kamu nggak boleh melakukannya atas nama kakakmu."Diego tersedak dan wajahnya sedikit menegang.Dia agak takut pada Maxime, "Kak, aku juga terpaksa. tolong jangan salahkan aku."Maxime menyesap air minumnya."Jangan khawatir, aku nggak akan menghukummu.""Serius?" Diego menghela napas lega.Jika Maxime benar-benar mencari masalah dengannya, dia saat ini sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Berapa banyak uang yang kamu minta dari Keluarga Yinandar?" Maxime langsung ke pokok permasalahan.Diego tahu bahwa dia tidak bisa menyembunyikannya dari Maxime, jadi dia menga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1551

    Tepat saat Maxime akan mencium Reina, tiba-tiba terdengar suara dari pintu."Papa, Mama ... yuk sarapan." Ketika Riki berjalan mendekat, dia melihat orang tuanya berdiri sangat berdekatan.Dia langsung menutup matanya.Reina tersadar dari lamunannya dan mundur beberapa langkah, ingin rasanya mengubur diri di dalam goa.Riki masih terus berceloteh, "Papa, Mama, kata nenek kalian mau ngasih aku adik lagi?""Boleh nggak sekarang aku dikasih adik cewek? Soalnya adik cowoknya sudah terlalu banyak."Riki juga ingin adik perempuan supaya dia bisa merasakan jadi kakak laki-laki yang melindungi adik perempuan.Memberi adik lagi?Begitu Reina membayangkan adegannya, wajahnya memerah dan terasa panas.Maxime berjalan menghampiri Riki dengan ekspresi kesal, lalu menjinjing Riki sambil berjalan ke lantai bawah."Lain kali bisa nggak lihat sikon pakai mata?"Riki memutar bola matanya, "Papa, harusnya Papa bilang hal ini ke diri sendiri. Coba, berapa kali aku harus bantuin supaya Papa bisa dapetin ma

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1552

    Liane tidak berbohong. Demi diampuni Reina, Liane sungguh rela mengorbankan seluruh wajahnya.Reina mengernyit saat membaca pesan itu, tapi dia tidak membalas.Alana memberitahu Reina, wajah Reina jadi seperti ini karena Liane melindungi Syena.Di sisi lain, Liane menjadi semakin sedih setelah Reina tidak kunjung membalas pesannya.Hati Liane terasa sangat pedih."Nana, Ibu harus apa?"Liane takut jika dia terus mengirim pesan, Reina akan benar-benar mengabaikannya, jadi Liane berhenti mengirim pesan.Liane meremas ponselnya, lalu meminta sekretarisnya datang menghadap."Terus spesialis yang khusus menangani gangguan pendengaran? Sudah ketemu?""Kami masih mencari." Sekretaris pun berkata dengan jujur, "Bu Liane, sebenarnya Nona Reina 'kan tinggal dengan Maxime, Maxime pasti juga sudah mengajaknya ke banyak dokter spesialis.""Aku tahu, tapi aku nggak ngerti lagi kebaikan apa yang harus aku perbuat untuknya."Liane menghela napas.Bisa dibilang saat ini Reina tidak kekurangan apa pun.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1553

    "Oke, aku mengerti." Gilbert mengangguk.Sebagai seorang pengacara, Gilbert tentu sangat paham akan logika ini.Bahkan meski Liane memberikan semua hartanya pada Reina, baginya tetap masuk akal.Setelah Gilbert memastikan segalanya dengan Liane, dia mengambil tasnya dan berdiri, "Bu Liane, aku akan langsung menyusun isi suratnya dan menyerahkan padamu dalam dua hari.""Oke, maaf ya sudah merepotkan." Liane pun menatap Gilbert pergi.Dalam perjalanan kembali ke firma hukum, Gilbert dihentikan oleh sebuah mobil.Dia mengernyit bingung dan melihat orang yang turun dari mobil yang mencegatnya ternyata adalah Syena.Syena mengangkat tangannya dan mengetuk jendela mobil Gilbert, "Halo Om Gilbert, lama nggak ketemu."Gilbert langsung paham maksud Syena.Spontan, dia tersenyum dan turun dari mobil, "Halo Nona Syena, ada apa?"Dia pura-pura tidak mengerti dan bertanya.Syena tersenyum dan berkata, "Apa lagi? Aku cuma mau tanya apa yang Om dan ibu bicarakan hari ini? Apa kita bisa mengobrol sebe

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1554

    Belakangan ini Maxime sangat sibuk.Aarav merekrut banyak orang dan mulai menekan Grup IM dengan tuduhan palsu.Maxime menghabiskan sebagian besar waktunya di kantor, namun seberapa larutnya dia pulang, dia selalu meluangkan waktu untuk menemui Reina dan anak-anaknya.Reina sudah bisa membaur sepenuhnya, dia tidak lagi merasa canggung.Hanya saja kondisinya tidak kunjung membaik. Meski sudah lama pulang, dia tidak bisa mengingat masa lalu dengan jelas, hanya saja terkadang momen masa lalu muncul sekelibat atau hadir dalam bentuk mimpi."Ya sudah, kalau nggak ingat ya nggak usah diingat lagi. Kita lanjutkan hidup kita, nanti 'kan lama-lama bisa ingat sendiri," kata Brigitta.Sisil juga setuju, "Ya Bos, kondisi fisikmu sekarang masih belum pulih, jadi nggak boleh panik."Reina mengangguk.Para wanita sedang sibuk di dapur tanpa kehadiran Gaby hari ini.Dia dan Ekki sedang pergi untuk mempersiapkan pernikahan, Gaby bahkan membagikan fotonya dengan Ekki pada Reina dan yang lainnya."Wah ca

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1555

    Keduanya mengobrol tentang beberapa masalah penting dan saat Deron hendak pulang, Reina yang teringat akan Sisil pun langsung memanggil Deron lagi."Barusan di dapur, kami cuma ngobrol dan bercanda sama Sisil, dia itu cukup pemalu." Reina takut Deron salah paham.Deron mengangguk, "Ya."Melihat Deron yang begitu tenang, Reina pun bertanya, "Deron, aku mau tanya sesuatu boleh? Sebenarnya kamu suka Sisil nggak?"Di mata Reina, Sisil adalah gadis yang sangat sederhana dan baik hati, jadi dia tidak mau hati Sisil terluka.Deron adalah sosok yang serius dan dingin, jadi entah apa dia benar-benar menyukai Sisil atau tidak.Setelah hening lama, Deron akhirnya menjawab."Aku menganggap Sisil sebagai teman."Teman?Reina menggigit bibirnya, "Maksudmu, kamu nggak suka Sisil? Nggak ada ketertarikan antar pria dan wanita gitu?"Kalau memang begitu, Reina merasa Deron harus memberi tahu Sisil supaya gadis itu tidak berharap.Deron tiba-tiba menunduk, "Dia bukan teman biasa.""..."Reina benar-benar

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1556

    "Kenapa ngomong gitu? Kamu belum jadi nenek-nenek, cuma lebih tua setahun dari Sisil ini," kata Reina sambil tersenyum.Brigitta menepuk bahu Reina, "Kita sudah jadi ibu."Tiba-tiba, ponsel Brigitta berdering.Dia langsung berjalan mendekat, mengangkat ponselnya dan mengernyit.Brigitta menjawab telepon dengan tidak sabar, "Ngapain kamu telepon aku? Bukannya sudah kubilang nggak usah telepon video?"Yang menelepon sudah pasti Ethan.Ethan merasa sangat tidak berdaya saat mendengar Brigitta yang marah-marah."Gimana aku bisa lihat Erina kalau nggak dengan telepon video?"Begitu mengungkit tentang Erina, Brigitta jadi sedikit lebih lembut."Kemarin 'kan sudah lihat.""Kemarin sudah, hari ini 'kan belum?" Ethan bertanya.Brigitta tersedak. Karena sadar salah, dia tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung ke kamar sambil membawa ponselnya.Erina sedang bermain dengan pengasuhnya. Ketika melihat wajah Ethan di ponsel Brigitta, dia langsung tersenyum bahagia dan memanggilnya, "Papa ....""H

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status