Share

Bab 1556

Penulis: Kacang Merah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-31 18:00:00
"Kenapa ngomong gitu? Kamu belum jadi nenek-nenek, cuma lebih tua setahun dari Sisil ini," kata Reina sambil tersenyum.

Brigitta menepuk bahu Reina, "Kita sudah jadi ibu."

Tiba-tiba, ponsel Brigitta berdering.

Dia langsung berjalan mendekat, mengangkat ponselnya dan mengernyit.

Brigitta menjawab telepon dengan tidak sabar, "Ngapain kamu telepon aku? Bukannya sudah kubilang nggak usah telepon video?"

Yang menelepon sudah pasti Ethan.

Ethan merasa sangat tidak berdaya saat mendengar Brigitta yang marah-marah.

"Gimana aku bisa lihat Erina kalau nggak dengan telepon video?"

Begitu mengungkit tentang Erina, Brigitta jadi sedikit lebih lembut.

"Kemarin 'kan sudah lihat."

"Kemarin sudah, hari ini 'kan belum?" Ethan bertanya.

Brigitta tersedak. Karena sadar salah, dia tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung ke kamar sambil membawa ponselnya.

Erina sedang bermain dengan pengasuhnya. Ketika melihat wajah Ethan di ponsel Brigitta, dia langsung tersenyum bahagia dan memanggilnya, "Papa ...."

"H
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1557

    Reina bisa memahami Brigitta."Setiap hari Ethan 'kan datang ke sini, pasti Erina punya kedekatan emosional, jadi wajar kalau dia mau ditemani papanya.""Iya aku paham, tapi aku nggak tahu sekarang harus bagaimana. Nggak mungkin 'kan selamanya terus begini?" Brigitta menghela napas."Semua akan membaik kalau Erina sudah besar."Reina masih tidak mengerti kenapa Brigitta bersikeras menceraikan Ethan."Oke, aku mandi dulu."Brigitta tahu kondisi kesehatan Reina tidak terlalu baik, jadi dia tidak mau lama-lama mengganggu Reina.Brigitta mandi dan kembali ke kamar.Di kasur kamarnya, Ethan dan Erina sama-sama sudah tertidur.Dia berjalan mendekat dan menyentuh Ethan dengan lembut.Pria itu perlahan membuka matanya, "Ada apa?""Erina sudah tidur, kamu bisa pulang sekarang," kata Brigitta tanpa ampun.Ethan cemberut, "Brigitta, kamu tega banget sih."Brigitta tidak mau kalah, "Kita sudah pisah rumah, aku nggak punya alasan membiarkanmu di sini."Ethan terdiam beberapa saat."Oke, bagus sekal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1558

    Kalimat ini membuat Reina terkesiap.Dia menunduk, wajahnya terasa panas seperti baru disiram air mendidih."Tapi 'kan Brigitta sudah lama pisah rumah sama dia, kayaknya nggak mungkin 'itu' deh.""Mereka pernah menjalani kehidupan suami-istri, jangan pikir nggak mungkin." Maxime mulai menanggalkan bajunya.Reina bergidik ketakutan. Bukannya Maxime baru bilang pasangan yang sudah pernah jadi suami-istri bisa ... "Ngapain kamu buka baju?"Maxime meletakkan jaketnya. Karena melihat sepertinya Reina sudah salah paham, dia malah menggodanya lagi."Aku mau mandi, kamu mau ikut?""Nggak, aku sudah mandi." Reina malu setengah mati begitu teringat perkataan Maxime tadi.Setelah Maxime benar-benar pergi mandi, Reina kembali ke kamarnya.Sekarang, Maxime mandi air dingin setiap hari.Setiap hari yang bisa Maxime lakukan hanya sebatas menggoda Reina. Dia harus menahan nafsu dan gairahnya mati-matian, meski begitu dia merasa sangat senang.Di sisi lain.Dalam pertarungan antara Brigitta dan Ethan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1559

    Jovan mengintip ke luar dan detik berikutnya dia mendengar lelaki tua itu mengetuk pintu, "Ayo tidur, ngapain ngintip ke luar?""Kakek nggak tidur?""Orang tua seumurku cuma butuh enam jam aja buat tidur. Mau tidur pas malam kek atau siang kek, tinggal pilih aja." Nah lihat, sakit apanya kalau begini? Sudah pasti pria ini sehat walafiat!Jovan menghela napas.Tuan Besar Jacob melanjutkan, "Sudah nggak usah menghela napas. Sana tidur sama Alana, kalau tidur di lantai, kamu bisa masuk angin lho."Sekarang baik Alana maupun Jovan pun gelisah.Alana angkat bicara, "Kakek! Kalau Kakek terus begini, aku nggak mau ngomong sama Kakek lagi!"Jovan juga berkata, "Ya, mulai sekarang kami nggak mau ngomong sama kamu lagi!"Tuan Besar Jacob benar-benar berani, sudah setua ini saja masih menyiksa pasangan muda.Ketika Tuan Besar Jacob mendengar ini, dia hanya bisa menghela napas dengan sedih."Hahhh, sudah tua begini saja masih dibenci cucuku. Hahhh ..."Dia berjalan pergi perlahan, suaranya semakin

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1560

    Alana melangkah mundur, "Sudah sudah, lupakan. Ayo bangun."Alana tahu, tidak ada yang bisa mengontrol situasi saat tidur.Jovan mengambil selimut dan menutupi dirinya.Alana mengernyit bingung, "Ngapain kamu bawa-bawa selimut?"Tentu saja, Jovan tidak bisa mengaku kalau sebenarnya dia sudah agak tertarik pada Alana.Jovan langsung kabur, Alana pun tidak jadi bertanya.Alana bangun dari kasur, cuci muka dan gosok gigi.Tuan Besar Jacob dan Riko yang sudah bangun dari tadi, saat ini ada di ruang tamu di lantai bawah.Riko sedang mengobrol santai sambil bermain catur dengan Tuan Besar Jacob. Begitu mendengar gerakan di lantai atas, Tuan Besar Jacob tersenyum gembira."Kayaknya kali ini berhasil!" Tuan Besar Jacob terlihat anak kecil yang senang mendapatkan apa yang dia mau.Riko menghela napas, "Kakek buyut curang lagi. Tadi 'kan posisi bidak itu ada di sini."Tuan Besar Jacob menggaruk kepalanya, "Aduh Riko, kamu ini jeli sekali sih?""Nantinya Alana harus punya cicit sebaik kamu."Riko

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1561

    Kalau tidak segera memutuskan hubungan, semua bisa kacau balau.Setelah kejadian kemarin, Brigitta bertekad memutuskan hubungan dengan Ethan dan bercerai secepatnya.Reina terkejut, "Dulu aku pernah mengajukan gugatan cerai?"Brigitta baru ingat, Reina yang sekarang lupa banyak hal.Brigitta menghela napas dan saat dia hendak menceritakan apa yang terjadi saat itu, dia merasakan hawa dingin di punggungnya.Brigitta menoleh ke belakang dan melihat Maxime yang datang entah sejak kapan dan menatapnya dengan dingin."Brigitta, sudah jam 8 lewat nih. Kamu masih nggak sarapan?" desak Maxime.Brigitta pun mengurungkan niatnya bercerita pada Reina."Oh, aku pergi sekarang."Brigitta langsung pergi.Reina masih memikirkan ucapan Brigitta.Ketika Maxime mendatanginya, dia langsung bertanya, "Apa dulu aku pernah mengajukan gugatan cerai ke kamu?"Maxime terdiam beberapa saat dan menjawab jujur."Ya, dulu kita ada salah paham," jawab Maxime."Terus kenapa kamu nggak kasih tahu aku?" Reina terlihat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1562

    Hanya dengan menjadikan diri sendiri lebih kuat, baru dapat melindungi orang-orang terkasih.Maxime sangat memahami logika ini. Setelah mengantar Reina ke kantor, dia pun pergi ke Grup IM.Sebelumnya, bawahan Maxime menyelidiki bahwa Aarav berniat mulai menyerangnya dan hal ini membuat Maxime khawatir.Sekarang, Aarav dan gerombolannya mati-matian menekan perusahaan Maxime.Entah apa yang ada di pikiran Aarav, dia tidak terlihat melakukan apa-apa.Namun ketika Maxime sampai di perusahaan hari ini, dia melihat Tuan Besar Latief berdiri di ruang kantornya.Begitu mendengar suara langkah kaki Maxime, pria tua itu menatapnya dengan tajam, "Max, kamu sudah datang?"Maxime langsung masuk ke ruangannya, "Kakek."Tuan Besar Latief mengangguk, lalu berjalan mendekat dan duduk.Dia menatap cucunya dengan wajah tegas, tidak ada tanda-tanda kebaikan."Max, perusahaanmu benar-benar lebih mengesankan daripada Grup Rajawali.""Terima kasih buat pujiannya Kek." Setelah Maxime menjawab, dia langsung be

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1563

    Karena seharian ini sibuk di kantor, Maxime lupa memperhatikan Reina.Dia tidak tahu kalau begitu Reina sampai di kantor, Ari langsung berlari menghampiri istrinya. Begitu waktu istirahat, Ari kembali mendatangi Reina dan menanyakan segala macam pertanyaan padanya."Yuk, makan." Ari tersenyum sambil membawa banyak makanan enak.Reina terkejut, "Makan di sini?"Reina pikir Ari mengajaknya makan di luar."Di luar terlalu banyak orang, ramai banget. Mendingan makan di sini, lebih tenang."Sebenarnya Brigitta dan yang lain yang ada di luar mau mengajak Reina pergi makan bersama, tetapi melihat situasi ini sepertinya mustahil.Sisil pun berkata, "Hahh, kalau Pak Maxime sampai tahu, dia pasti bakal cemburu dan marah-marah lagi."Brigitta tersenyum."Apa boleh buat. Kalau aku di posisi suami, aku juga pasti khawatir dan takut soalnya Ari itu terlalu kompetitif."Dia adalah artis populer, tampan dan lebih muda.Maxime yang ada di Grup IM pun bersin.Sisil juga mengangguk setuju.Tiba-tiba seor

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1564

    Tangan Ari mematung, dia memang lupa.Reina membantu menyelamatkan muka Ari, "Nggak apa-apa, kita semua 'kan teman.""Teman sih teman, tapi harusnya kamu juga sadar kalau Nana lagi nggak sehat. Gimana kalau ternyata kamu bawa virus terus malah nularin Nana?" Revin mengejek dengan cara yang aneh.Ari langsung marah, "Pak Revin jangan ngomong sembarangan ya. Aku itu rajin cek kesehatan, aku sehat walafiat!""Oh." Revin menjawab dengan tenang.Ari yang makin tersulut amarah pun menjelaskan, "Nana, aku jamin aku sehat!"Pria mana pun pasti tidak terima jika dibilang penyakitan.Brigitta hampir tertawa terbahak-bahak.Reina pun mengangguk berulang kali."Ya, aku tahu."Reina mengernyit bingung dalam hati, sebenarnya apa hubungan Ari sehat atau tidak dengannya?Kenapa Ari berusaha keras meyakinkannya?Meski amnesia, Reina paham hubungan pria dan wanita.Reina memang merasa, Ari sepertinya punya niat lain padanya."Ari, lain kali kita nggak usah makan bareng, aku dan Brigitta sudah janjian bu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1969

    "Maaf, aku ada urusan mendadak. Boleh aku bayar nanti?" tanya Sophia."Kapan? Kami pulang kerja jam lima." Suster itu melanjutkan, "Kami nggak bisa bantu banyak dalam urusan pembayaran begini, kamu ngerti, 'kan?"Sophia meremas ponselnya erat-erat."Ya aku tahu, aku akan sampai sebelum jam lima.""Oke."Setelah menutup telepon, Sophia bahkan tidak sempat merasa sedih.Karena tidak dapat menemukan Diego, dia hanya bisa meminta manajer membantunya.Sayangnya manajer itu juga tidak dapat berbuat apa-apa, "Aku sudah minta departemen keuangan ngasih kamu 200 juta lho. Sekarang aku nggak bisa membuat pengecualian apa pun."Manajer itu juga seorang pekerja.Sinar di mata Sophia meredup.Sekarang dia harus bagaimana?Manajer juga tahu dia ikut bersalah dalam kasus kali ini, tidak seharusnya dia memberikan uang itu pada Diego tanpa sudah benar-benar paham orang seperti apa Diego itu."Sophia, aku cuma ada uang 40 juta, itu uang pribadiku. Kamu tahu 'kan, semua uangku dipegang istriku?"Sophia b

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1968

    Diego mengernyit. Namun saat hendak masuk, Diego mendengar suara Sophia dari dalam ruangan, "Kak, mau tambah dua botol bir lagi nggak?""Oke! Aku tahu kamu lagi butuh uang buat keluargamu.""Terima kasih, Kak." Sophia langsung mengucapkan terima kasih.Mereka mendapat komisi untuk setiap botol bir yang terjual.Diego perlahan mengendurkan tangannya pada pegangan pintu.Diego sadar kalau sekarang dia masuk, usaha Sophia akan sia-sia, mustahil juga dapat bonus.Diego mundur selangkah dan berniat menunggu Sophia keluar dari ruangan itu saat tiba-tiba dia terpikir sesuatu."Apa aku taruhkan saja ya uang ini?" Diego bergumam pada dirinya sendiri.Diego ingat, ada seorang bos yang bilang padanya ada sebuah barang yang tidak terlalu mahal perlu dijual. Asal Diego bisa menjualnya, dia akan dapat komisi tiga kali lipat.Diego menatap uang 200 juta di tangannya. Harusnya uang ini cukup buat beli barang itu, 'kan?Setelah Diego memantapkan hati, dia langsung bergegas pergi sambil berkata pada rek

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1967

    Manajer itu tahu situasi keluarga Sophia, dia menghela napas."Sophia, kamu gadis yang baik, tapi penyakit parah orangtuamu itu kayak jurang maut. Uang sebanyak apa pun bakal habis. Mendingan kamu simpan uangmu supaya kamu bisa hidup lebih baik," bujuk manajer itu.Sophia menggeleng, "Pak manajer, aku tahu ucapanmu itu masuk akal, tapi aku nggak bisa."Sophia tidak bisa menghentikan pengobatan orangtuanya dan melihat mereka meninggal begitu saja."Selama masih ada secercah harapan, dia akan mengobati penyakit orangtuanya."Oke, aku akan minta departemen keuangan kasih kamu 200 juta, cukup nggak?"Sophia mengangguk berulang kali dengan penuh rasa terima kasih di matanya, "Cukup, terima kasih Pak manajer, terima kasih."Manajer itu menghela napas lagi, "Sama-sama. Kita semua pekerja, jadi kita harus saling bantu.""Kalau begitu Pak, aku kerja dulu."Entah bagaimana dia bisa membalas kebaikan manajer ini, namun Sophia akan bekerja lebih giat untuk meringankan beban manajer.Manajer itu me

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1966

    "Aku sudah bayar, kalau kalian nggak tinggal di rumah sakit, rumah sakit juga nggak akan mengembalikan uangnya," kata Sophia sambil menatap kedua orangtuanya yang sudah beruban dengan tubuh yang makin kurus, dia merasa sangat sedih.Penghasilan Sophia yang kecil tidak cukup untuk biaya pengobatan orangtuanya, uangnya hanya cukup untuk biaya rawat inap dan kemoterapi.Akhirnya Diego tahu kenapa Sophia terlihat tidak bahagia, karena setiap kali Sophia melihat orangtuanya, dia akan menyalahkan diri karena tidak berguna yang bahkan tidak mampu membayar perawatan medis orangtuanya.Setelah lama mengobrol dengan orangtuanya, Sophia akhirnya keluar kamar karena takut suasana hatinya yang buruk karena frustrasi akan mempengaruhi orangtuanya.Diego yang menunggu di koridor rumah sakit, samar-samar mendengar obrolan Sophia dengan orangtuanya.Dia juga tidak menyangka ada keluarga yang begitu menyedihkan di masyarakat ini.Namun meski sengsara, mereka tetap tidak menyerah dan berusaha menjalani k

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1965

    Sophia menolak, "Mau ngapain? Kamu istirahat aja di rumah."Padahal jarang-jarang Diego bisa istirahat, apalagi Sophia melihat luka Diego belum sembuh."Aku bosan di sini sendirian, aku temenin aja." Diego memang berniat menemani Sophia.Dia tidak berani keluar sendirian karena takut dikenali.Sophia pun berkata, "Oke. Tapi nanti kamu nunggu di luar, jangan sampai orangtuaku melihatmu.""Oke, nggak masalah."Diego memakai baju dan topi yang baru dibeli, membungkus dirinya dengan rapat, lalu pergi bersama Sophia.Di luar, mereka pergi naik bus.Diego mengernyit, "Kenapa nggak naik taksi? Padat sekali ini orangnya.""Hemat." Sophia menjawab dengan singkat, padat dan jelas.Diego terdiam, "Bukannya bulan ini kamu punya banyak uang? Jangan terlalu hemat lah sama diri sendiri."Sebagai orang yang tidak kekurangan uang sejak kecil, Diego sama sekali tidak memahami cara Sophia membelanjakan uang.Sophia mengabaikannya.Begitu sampai di halte yang dituju, Sophia langsung turun bus dan Diego me

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1964

    Dini hari.Sophia membantu Diego pulang.Diego sangat mabuk. Sekujur tubuhnya bau alkohol dan dia terlihat senang memegang uang empat juta di tangan."Ini." Diego menyerahkan uang itu pada Sophia, "Ini biaya makan dan biaya hidup, ini untukmu.""Nggak usah segini banyak." Sophia berkata, "Kamu simpan saja sendiri dan pakai dulu."Diego melambaikan tangannya, "Nggak, kamu aja yang pegang, kalau nggak kamu akan selalu bilang mau mengusirku."Setelah selesai bicara, Diego langsung terkulai di kursi. Kepalanya sakit, lututnya juga sakit."Aku benar-benar nggak nyangka setelah kerja sekeras itu, aku cuma dapat empat juta."Bagi Diego yang dulu, jangankan empat juta, 40 miliar pun bukan apa-apa.Tapi bagi Sophia, uang ini sudah lebih dari cukup. "Segelas anggur dapat 200 ribu. Menurutku sudah cukup bagus sih, lebih banyak dari pendapatan orang biasa."Diego menatapnya dengan bingung, "Kenapa?""Kamu tahu nggak gaji bulanan pekerja biasa itu paling juga cuma 12 juta." Sophia menghela napas, "

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1963

    Suara Diego terdengar serak.Wajar saja. Dia baru menyanyi setidaknya selusin lagu tanpa jeda dan semuanya bernada tinggi, jadi suaranya mulai parau.Wanita itu spontan tersenyum dan menjawab dengan dingin, "Kamu bercanda? Beneran nih nggak mau?"Ekspresi Diego jadi kaku."Kukasih tiga detik!" Wajah wanita itu tampak dingin.Diego langsung ketakutan, dia langsung berlutut untuk minum.Secangkir demi secangkir.Diego merasa tidak nyaman dan sekarang tubuhnya semakin sakit.Para wanita tertawa terbahak-bahak dan melemparkan uang ke wajahnya.Ini semua rencana Reina. Reina memperlakukan Diego sebagaimana Diego dulu memperlakukan orang lain saat dirinya masih jadi tuan muda.Reina mau Diego merasakan apa yang orang lain rasakan.Sekarang Diego sadar, semua ini bukan hanya penyiksaan fisik, tetapi juga harga diri."Lanjut! Kamu pergi keluar sambil merangkak!" kata wanita itu.Diego terkesiap, "Keluar? Boleh nggak kalau nggak?"Di luar ada banyak orang. Mau taruh di mana mukanya kalau ketahu

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1962

    Ari baru pulang dari ibukota. Sudah dari awal dia ingin menghubungi Reina, tapi entah mengapa selalu tidak kesampaian.Sekarang akhirnya dia punya kesempatan bertemu sambil membawa beberapa aktor ke perusahaan Reina."Master Rei, kukira kamu sudah lupa sama aku," ucap Ari sambil memasang tampang sedih.Reina menjawab pasrah, "Aku sibuk banget."Reina pun melihat aktor yang dibawa Ari."Mereka ... bisa?""Jangan khawatir, mereka cuma disuruh akting jadi wanita kaya dan membuat hidup Diego susah, 'kan? Gampang itu sih." Ari terdiam sesaat, lalu melanjutkan, "Apalagi aku juga ikut. Kalau akting mereka kurang meyakinkan, aku bisa langsung turun tangan."Sebenarnya, Ari ikut bukan untuk mengajari para wanita itu tapi untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati Reina."Kamu mau ikut kami juga?" Reina bertanya."Kenapa? Nggak boleh?" Ari bertanya, lalu menundukkan kepalanya, "Hahh, sudah lama banget kita nggak ketemu. Kayaknya sekarang kita bukan sahabat lagi ya?"Reina buru-buru mengge

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1961

    "Aku benar-benar nggak tahu kok kamu bisa sih tahan sampai sekarang."Diego meringis kesakitan, lalu dia berkata, "Aku boleh pinjam ponselmu nggak? Aku mau nelepon kakakku."Diego adalah satu-satunya putra Keluarga Andara. Kalau terus disiksa seperti ini, dia akan mati.Sophia pun memberi ponselnya pada Diego.Sayangnya Diego tidak ingat nomor telepon Reina, dia mencoba beberapa kali tapi selalu orang lain menjawab teleponnya."Kamu mau menelepon kakakmu tapi kok kamu nggak ingat nomor teleponnya?"Diego menggaruk kepalanya, "Ya siapa pula yang bakal ingat?"Tiba-tiba sesuatu terlintas di benaknya, "Aku telepon Grup Yinandar."Diego mencari nomor layanan pelanggan perusahaan dari situs web dan meneleponnya."Halo, ada yang bisa kami bantu?" terdengar suara layanan pelanggan yang ramah dari ujung telepon.Diego buru-buru berkata, "Aku mau cari Reina, manajer umum kalian. Aku adiknya, Diego. Tolong sambungkan ke dia."Orang di seberang telepon terdiam.Samar-samar Diego bisa mendengar pe

DMCA.com Protection Status