Share

Bab 1166

Author: Kacang Merah
Jess sudah mengamatinya dari tadi. Sudah setengah jam berlalu namun Morgan masih membaca halaman pertama.

"Tuan Morgan, apa mau istirahat dulu?"

Morgan tersadar dari lamunannya dan menjawab, "Nggak perlu."

Morgan menutup bukunya, lalu bangkit berdiri. Namun tiba-tiba tubuhnya limbung.

Jess langsung memapahnya.

"Tuan Morgan."

Jess terlihat sangat khawatir.

Dia tahu betul Morgan sama sekali tidak mau menikahi Syena, tetapi dia harus menikahi Syena.

Karena sekarang hanya Syena yang bisa membantunya mengamankan posisi CEO Grup Rajawali.

Pandangan Morgan seketika menggelap, butuh waktu lama baginya untuk kembali normal. Dia menoleh dan menatap Jess, "Maaf ya, kamu jadi kaget dan khawatir."

Jess menggeleng dengan getir.

"Nggak apa Tuan Morgan, aku sudah terbiasa."

Air mata mulai menumpuk di bagian bawah mata Jess, dia berkata, "Tuan Morgan, sekarang masih belum terlambat. Kalau kamu nggak mau menikah, bicara saja dengan Nyonya Joanna, dia pasti setuju."

"Posisi CEO berikan saja pada siapa ya
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1167

    Reina tertegun sesaat, lalu mengangguk, "Aku tahu, selamat ya."Selamat?Tenggorokan Morgan terasa sakit. Dia hanya berdiri diam di sana, tidak tahu harus berkata apa.Riki yang ada di dalam kamar melihat mamanya belum kembali, jadi dia keluar dan kebetulan melihat Reina berdiri bersama Morgan yang Riki takuti."Mama."Riki buru-buru memanggil Reina.Meski Morgan pernah menyelamatkannya, Riki masih agak takut pada pria ini, takut dia akan menyakiti mamanya.Reina merasa lega saat mendengar teriakan Riki, dia langsung menyerahkan payungnya yang sudah terbuka pada Morgan."Aku balik dulu."Morgan memegang gagang payung yang masih hangat dan menyaksikan Reina menghilang dari pandangannya selangkah demi selangkah.Morgan tidak tahu kalau tidak jauh darinya, Jess sedang berdiri di tengah hujan sambil membawa payung untuknya.Tapi setelah melihat Reina memberikan Morgan payung, Jess pun menyimpan balik payung yang dia bawa.Supaya tidak mempermalukan Morgan, Jess berpura-pura tidak melihat a

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1168

    "Oke, cepat obati sakitmu.""Oke."Setelah Jess pergi, Morgan duduk dengan lelah di sofa sambil memijit pelipisnya.Begitu Syena tahu Morgan sudah pulang, dia langsung bergegas ke rumah Morgan. "Morgan, ibu dan adikku sudah dari kemarin lho datang ke sini, tapi kamu belum menyapa mereka."Morgan menatap Syena dan berkata, "Kan ada kamu? Tolong gantikan aku menyambut ibu dan adik."Syena girang bukan main mendengar Morgan mengubah panggilan untuk ibu dan adiknya. Syena pun merangkul lengan Morgan."Aku ya aku, kamu ya kamu. Ibu pasti senang kalau kamu sendiri yang mengunjunginya.""Oke, besok aku ke sana," jawab Morgan.Syena melihat Morgan yang selalu menuruti permintaannya, dia pun memberanikan diri untuk membuka kancing kemeja Morgan.Mereka berdua sudah bertunangan begitu lama, tapi dia belum pernah benar-benar menyentuh Morgan.Satu-satunya momen intim mereka adalah waktu Syena membiusnya, itu pun ketahuan.Syena berhasil membuka sebuah kancing kemeja Morgan, namun detik berikutnya

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1169

    "Benar juga. Nanti begitu Aarav tiba, Grup Rajawali pasti akan lebih kacau, dengan begitu makin mudah bagi Grup IM untuk merebut Grup Rajawali," jawab Ekki.Maxime tidak banyak berkomentar tentang pamannya, tapi menanyakan kabar Tanu akhir-akhir ini."Cuma bersenang-senang sambil menangani tuntutan hukum Diego," jawab Ekki."Cari cara supaya Diego bisa menang.""Baik."Sebenarnya Ekki merasa Diego akan menang tanpa perlu dibantu Maxime.Karena Ekki tahu selama ini Diego selalu dibantu oleh Morgan.Entah apa maksud Morgan membantu Diego, dia bahkan tidak takut mengkhianati Syena.Tiba-tiba pintu kamar Maxime diketuk.Maxime menutup telepon dan ternyata orang yang masuk adalah Reina.Begitu Reina masuk kamarnya, dia langsung duduk dengan lunglai, "Hahh, capek banget."Berjalan sebentar saja sudah selelah ini. Reina merasa lebih lelah dalam kehamilan kali ini.Maxime menghampirinya dan berkata, "Aku pijitin?"Saat Maxime hendak mengulurkan tangannya, Reina langsung menghentikannya."Nggak

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1170

    Melisha mendapat cukup banyak pencerahan dari ayah mertuanya."Ayah, aku mengerti. Ke depannya aku akan lebih akur sama Rendy. Tapi sekarang Ayah harus membantuku menemukannya dulu dan memintanya membereskan masalah ini dulu."Dalam masyarakat kelas atas, pernikahan hanya untuk kepentingan bisnis.Aarav juga punya istri sah dan banyak selingkuhan di luar sana.Rendy saja lahir dari seorang wanita biasa, tidak bisa dibandingkan sedikit pun dengan Joanna."Oke, aku sudah menyuruh orang mencarinya."Tak satu pun dari mereka yang tahu bahwa situasi Rendy saat ini berada di ambang kematian.Tengah malam hari itu.Di tempat terpencil di pinggiran kota.Maxime mengenakan jas hujan hitam dan mendengar banyak anjing menggonggong di kejauhan.Ekki mengikutinya dari belakang.Malam ini, Maxime khusus datang ke tempat ini untuk menemui sepupunya."Aku nggak ngerti buat apa Rendy punya anjing sebanyak ini," gumam Ekki.Ekki berpikir, sekarang ini pasti anjing jadi mimpi buruk Rendy.Sekarang Rendy

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1171

    Di kamar, Maxime sedang berbaring di kasurnya dengan mata terpejam.Aarav masuk dan menatap Maxime dengan hati-hati. Dia tidak percaya keponakannya yang kejam kini telah berubah menjadi idiot dan buta.Dia mengulurkan tangannya dan menggoyangkan tubuh Maxime dengan kasar. "Bangun."Maxime mengusap matanya, bertingkah seolah baru saja terbangun."Siapa?"Dia membuka matanya dan tatapannya tidak fokus seolah tidak bisa melihat dunia dengan jelas.Aarav bertanya, "Max, aku pamanmu. Kamu nggak ingat suara paman?""Paman?"Maxime kembali berbaring dan menutupi kepalanya dengan selimut, "Aku nggak ingat."Tingkah laku Maxime yang kekanak-kanakan membuat Aarav yakin bahwa rumor Maxime menjadi orang idiot adalah benar.Setelah yakin bahwa Maxime benar-benar idiot, sikap Aarav pun tidak baik lagi. Dia menatap dingin ke arah Maxime yang terbungkus selimut dan berkata."Max, teruslah jadi orang gila! Dengan begini, kami semua akan aman!"Sebenarnya meski Maxime tidak jadi idiot, Aarav sudah bersi

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1172

    "Sisil, rumah mantan suami Nana di mana?" Brigitta bertanya.Sisil tidak tahu banyak tentang masa lalu Reina. Dia menggeleng, "Aku juga nggak tahu.""Baiklah."Brigitta sedikit kecewa.Gaby menghampiri dan berkata, "Di kediaman utama Keluarga Sunandar, kamu tahu nggak? Rumah itu dibangun di atas tanah termahal di Kota Simaliki.""Keluarga Sunandar?" Brigitta terkejut."Yah, benar." Gaby bisa mengerti kenapa Brigitta begitu terkejut.Bagaimanapun Keluarga Sunandar adalah keluarga kaya raya dan berkuasa, bisa dibilang termasuk keluarga terkemuka. Semua orang di Kota Simaliki pasti tahu tentang mereka.Brigitta terkejut bukan karena kekuatan Keluarga Sunandar, tetapi karena suaminya, Ethan dan Maxime dari Keluarga Sunandar berteman."Gaby, suami Nana namanya siapa?"Brigitta berpikir ini semua tidak mungkin begitu kebetulan."Maxime."Detik berikutnya Gaby tercengang tidak percaya."Kok bisa?" gumam Brigitta pada dirinya sendiri.Gaby mengernyit bingung, "Kenapa Brigitta? Kukira kamu suda

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1173

    Setelah usaha yang cukup lama, Reina akhirnya bisa menghubungi sopir dan tahu kalau Brigitta pergi ke luar kota.Meski tidak tahu apa yang terjadi, Reina langsung meminta sopirnya menyusul.Sisil ikut dengan Reina, "Bos, aku temani.""Oke."Keduanya pergi bersama, sedangkan Gaby tinggal di rumah dan menunggu mereka kembali.Di luar sedang hujan deras. Gaby dan Reina sama-sama khawatir.Di sisi lain, Brigitta jelas keluar rumah tanpa persiapan. Dia hanya membawa sedikit uang yang diberikan Reina. Uang itu langsung habis setelah dipakai untuk biaya transportasi dan tempat menginap.Anak dalam gendongannya terus menangis, Brigitta tentu tidak akan membuang anaknya. Dia hanya bisa membawa anaknya yang menangis untuk membeli barang-barang keperluan bayi."Sayang, jangan nangis ya ... Cup ... Cup ..."Sedari kecil, Brigitta tidak pernah mengurus orang, tidak ada yang mengajarinya cara mengasuh anak atau cara mengurus rumah tangga.Semua uangnya sudah habis, dia hanya bisa tinggal di kamar ho

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1174

    "Pernikahan kami adalah sebuah kesalahan. Dia sudah membunuh semua Keluarga Fandie. Aku sama sekali nggak mau menikah sama dia, aku cuma mau pergi sejauh pergi darinya," kata Brigitta.Setelah mendengar penjelasan ini, Sisil menganga lebar-lebar.Memangnya ini cerita novel? Ethan kesurupan apa sampai membinasakan seluruh anggota keluarga Brigitta?Brigitta tidak menjelaskan secara detail, seolah tidak ingin mengungkit masa lalu."Nana, cuma ini yang bisa kuceritakan. Maaf, hari ini aku dengar dari Gaby bahwa mantan suamimu adalah Maxime. Kupikir kamu mengizinkanku tinggal di rumahmu karena tahu aku istri Ethan, kukira kamu bekerja sama dengannya untuk mengawasiku. Itu sebabnya aku kabur."Akhirnya Reina paham alasan Brigitta kabur, dia pun berkata, "Untung kami nyusul, kita jadi tahu yang sebenarnya deh. Kalau nggak, aku malah bersalah."Brigitta langsung menggeleng."Nggak, terlepas dari kamu bekerja sama dengan Ethan atau nggak, aku sangat berterima kasih padamu. Kalau bukan karena k

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2145

    Hanna menghilang di balik ambang pintu.Reina sedikit membeku.Putranya, Leo, mendongakkan kepalanya dan berkata pada Reina dengan suara menggemaskan, "Ibu, sudah lima."Reina kembali tersadar dan melihat ke bawah, melihat bahwa bidak hitam Leo sudah penuh, yaitu lima bidak."Sayang kamu menang, luar biasa." Reina langsung memberikan pujian beruntun.Leo tersenyum bahagia.Di sisi lain, Liam sedikit cemburu saat melihat ibunya memuji kakaknya.Dia berjalan ke arah Reina dan memeluk lengan Reina. "Mama."Reina sedikit tidak berdaya, menyentuh kepala kecilnya. "Liam juga hebat."Joanna merasakan gejolak kecil di dalam hatinya saat melihat ini.Dia mengulurkan tangannya. "Ayo, sini peluk Nenek."Liam dan Leo berbeda dengan Riki dan Riko. Mereka tumbuh bersama Joanna dan memiliki perasaan mendalam kepada neneknya ini, tidak kurang dari perasaan mereka kepada Reina.Mereka berdua berlari mendekati Joanna, ingin dipeluk.Joanna sangat gembira dan berkata kepada Reina sambil tersenyum, "Lihat

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2144

    Ines berdecak, "Bukannya aku keberatan karena dia miskin, tapi keluarga yang berbeda, kelas yang berbeda, konsep hidup yang berbeda, pandangan dalam hidup pun akan berbeda.""Sekarang, darahnya sedang menggebu-gebu. Tapi, setelah darah itu mengalir ke kepalanya, dia akan lebih tenang. Saat itulah dia akan menyadari kalau dia dan Adrian berbeda."Setelah itu, Ines menoleh ke arah Reina."Nana, bukankah begitu?"Wajah Reina menegang.Dia terkejut kenapa Ines melemparkan pertanyaan itu kepadanya?"Hmm, memang benar akan ada konflik di kemudian hari, ketika kesenjangan antara status keduanya terlalu besar," kata Reina.Setelah mengatakan itu, dia mengubah topik pembicaraan, "Tapi, aku pikir kalau mereka benar-benar saling mencintai, mereka seharusnya bisa saling menemani hingga tua bersama."Dia mengatakan persetujuan untuk kedua belah pihak, jadi tidak menyinggung perasaan Hanna dan ibunya.Sejujurnya, Reina bahkan tidak tahu bagaimana Hanna dan Adrian bisa bersatu.Kalau di ingat tahun l

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2143

    Setelah permintaan Tommy kepada pengawal tidak membuahkan hasil, dia kembali ke ruang kelas dengan marah.Dia memelototi Alfian. "Jangan berpikir kalau aku nggak bisa melakukan apa pun kepadamu. Setelah pulang nanti, aku akan bilang Kakek agar perusahaanmu nggak bisa bergerak di pasaran."Saat membahas masalah perusahaan, sikap tegas Alfian berubah, dia pun menjadi khawatir.Dia hanya anak kecil, Tommy mungkin hanya akan melakukan sesuatu kepadanya. Namun, terkait perusahaan ....Jika ibu dan ayah tahunya tentang hal itu, mereka pasti akan menyalahkannya.Kemarahan Alfian barusan perlahan memudar. Dia hendak mengaku kalah, tetapi Riko tiba-tiba bicara, "Tommy, selain mengancam orang lain, apa lagi yang bisa kamu lakukan?"Tommy menatapnya dengan keterkejutan."Aku ... aku ...."Dia menjawab terbata-bata.Mata sedingin es Riko tertuju pada wajahnya. "Aku kasih saran, kalau kamu ingin belajar dengan tenang di kelas ini, lebih baik nggak usah buat masalah."Tommy menatap Riko seperti seek

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2142

    Riko bahkan tidak menatap Tommy dan menjawab ringan, "Nggak perlu, terima kasih."Tangan Tommy yang terangkat membeku."Riko, kamu yakin nggak mau? Aku pernah lihat kalau kamu punya banyak konsol game di kamarmu. Ini yang terbaru, apa kamu nggak mau main?""Main?" Riko menatapnya, lalu melanjutkan, "Apa kamu salah paham? Konsol-konsol di kamarku bukan buat dimainkan, tapi buat dibongkar pasang."Dibongkar pasang?Benak Tommy dipenuhi dengan kebingungan, tidak mengerti mengapa Riko harus membongkar konsol game yang bagus seperti ini.Riko tidak ingin menjelaskan, menundukkan kepalanya dan terus menulis sesuatu.Melihat hal ini, Tommy tidak punya pilihan selain menarik tangannya dan datang ke depan Riki.Bahkan sebelum dia bisa membuka mulutnya, Riki menguap dengan malas, kemudian berkata kepadanya dengan sorot mata dingin, "Singkirkan konsol game mu. Aku nggak mau."Sudut mulut Tommy bergerak pelan.Dia memaksa dirinya untuk menahan amarah di dalam hatinya dan berpura-pura tidak peduli.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2141

    Harus diakui bahwa di dunia ini, uang adalah satu-satunya hal yang paling berpengaruh.Melihat gadis yang duduk di samping Alfian berasal dari keluarga biasa-biasa saja, guru itu berjalan menghampiri dan berkata kepada gadis itu dengan suara hangat, "Nak, Tommy anak baru, jadi bolehkah kursimu diberikan kepadanya?"Mata gadis itu terlihat berair setelah mendengar ini.Dia tidak berani mengatakan tidak, hendak beranjak dan pindah meja.Namun, Alfian tidak bisa duduk diam."Pak, masih banyak kursi kosong di kelas, kenapa dia harus duduk di meja Lily?"Wajah guru yang bernama Amar terlihat kaku. Dia tidak dalam posisi yang tepat untuk memberi tahu Alfian tentang dunia orang dewasa dan pentingnya menghindari bahaya."Alfian, Lily saja nggak keberatan, kenapa kamu keberatan?"Alfian menatap Lily. "Lily, bukannya kamu sudah bilang bakal duduk denganku terus?"Ketika Lily mendengar Alfian mengatakan ini, matanya memerah dan dia menggosok matanya."Tapi ...."Suaranya tercekat.Alfian melindun

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2140

    Es mencair dan sudah waktunya sekolah dimulai.Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar, mereka berdua berada di sekolah yang sama.Meskipun mereka sudah menjalani satu semester, Riki masih merasa baru dalam segala hal."Kakak, kenapa menekuk wajahmu begitu? Di sekolah bisa dapat teman banyak, apa kamu nggak senang?" Riki bertanya dengan penuh curiga.Riko duduk tegak dan menatapnya. "Apa yang membuatmu senang?"Baginya, pergi ke sekolah dasar terlalu membosankan dan tidak menantang.Namun, Mama bilang bahwa di usianya sekarang, lebih baik mencari teman.Sesampainya di pintu masuk sekolah, sopir menatap kepergian keduanya."Hati-hati, Tuan Muda Riki dan Riko."Riko dan Riki berjalan masuk ke dalam sekolah secara berdampingan, langsung menarik perhatian banyak gadis.Sosok kecil yang tidak asing melambaikan tangan ke arah mereka. "Riko, Riki."Orang yang berbicara itu adalah keponakan Alana, Alfian.Setelah tidak bertemu dengannya selama liburan, berat badannya bertambah.Dia b

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2139

    Setelah tiba, Maxime langsung berjalan ke rumah dan langsung mempercepat langkahnya saat melihat Reina dan anak-anak."Nana."Reina langsung merasa nyaman saat melihat kedatangannya.Joanna yang duduk di sampingnya langsung bertanya, "Bukankah kamu bilang hari ini cukup sibuk dan akan pulang telat? Kenapa pulang lebih cepat dari biasanya?""Istirahat sebentar," jawab Maxime, kemudian duduk di sebelah Reina.Joanna memandangi keduanya, hatinya terasa sedikit masam.Putranya ini benar-benar sangat protektif terhadap istrinya.Maxime merendahkan suaranya dan bertanya pada Reina, "Apa yang terjadi?"Reina mengeluarkan ponselnya dan mengetik, lalu mengirimkannya kepadanya."Kita bicarakan setelah pulang nanti."Maxime juga menyadari bahwa Morgan masih ada di sini. Dia mengirim Emoji mengiakan, tidak lupa dengan Emoji peluk.Dia awalnya tidak memiliki Emoji ini di ponselnya. Itu semua karena Reina yang sering mengirimkannya, jadi dia mulai terbiasa.Reina melihat pelukan yang Maxime kirimkan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2138

    Morgan melangkah lebih dekat ke arah Reina."Nana, apa kamu sudah lupa kalau Syena mengirim seseorang untuk mencelakai anakmu, Riko? Aku melakukan ini karena ingin memberinya balasan yang setimpal, agar dia bisa merasakan rasa sakit ketika anak disakiti. Tapi ...."Ekspresi di wajah Morgan sedikit berubah. "Nggak disangka waktu itu bahkan nggak peduli sama anaknya sendiri. Mengerikan sekali."Mendengar Morgan bicara seperti ini, Reina malah berpikir bahwa Morgan jauh lebih mengerikan."Morgan, kamu benar-benar sangat menakutkan."Dia menarik napas dalam-dalam dan bergegas melewatinya, kembali masuk ke dalam rumah.Morgan berdiri diam, tubuh rampingnya begitu ringkih.Setelah berdiri diam untuk beberapa saat, dia kembali masuk ke dalam rumah.Di ruang tamu.Beberapa anak kecil sedang bermain-main.Reina duduk di samping, Joanna juga duduk di sofa, sesekali menggoda anak-anak.Melihat Morgan masuk, Joanna memintanya untuk duduk."Morgan, kamu baru sembuh, kenapa malah keluar? Di luar san

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2137

    Setelah keluar dan melihat langit yang cerah, Reina tidak tahu apa yang terjadi di dalam hatinya.Apa yang dikatakan Syena padanya benar-benar menembus persepsinya.Awalnya, dia mengira Morgan sudah cukup gila, tetapi dia tidak menyangka bahwa semua yang terjadi di masa lalu hanyalah puncak dari gunung esnya.Dia menarik napas dalam-dalam, tidak tahu bagaimana cara memberitahu Sisca tentang hal ini.Panggilan Sisca datang tidak lama kemudian.Reina menimbang kata-katanya sebelum mengatakannya secara perlahan.Setelah Sisca mendengarnya, dia juga terdiam cukup lama sebelum berkata dengan tidak percaya, "Morgan terlihat seperti orang yang lembut, bagaimana bisa dia melakukan hal seperti itu?""Entahlah, pokoknya mulai sekarang, kamu nggak perlu menyelidiki ayah kandung Talitha lagi. Besarkanlah Talitha dengan baik. Dengan adanya kamu, dia akan hidup dengan sangat bahagia."Sisca pun memahami hal ini.Untuk bisa melakukan hal seperti itu, pastilah ayah kandung Talitha bukanlah orang baik.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status