"ARGHHHH!?"
DUARRRR!?
Teriakan Amanda yang begitu kencang, serta diiringi dengan suara ledakan yang cukup besar.
Saraswati terdiam membeku sambil menatap anak bayi yang baru lahir di tangannya, tak lama air mata langsung turun membasahi pipinya.
Dia juga melihat cahaya besar yang berada di kejahuan, Saraswati memeluk pelan tubuh bayi Amanda sehingga baju yang ia pakai langsung berlumuran darah.
Saraswati berhasil menyelamatkan satu nyawa kedunia, tapi dia gagal menyelamatkan ratusan nyawa di dalam rumah sakit.
"UEKHHH ... UEKHH!!" Suara tangisan bayi langsung menyadarkan Saraswati, dia menatap bayi yang menangis dengan keras itu.
"Aku berhasil menyelamatkanmu, tapi ... aku gagal menyalamatkan semua orang," gumam Saraswati dan langsung menangis dengan isak.
Gadis itu terlarut dalam pikirannya sendiri, dia bahkan hampir saja kehilangan kesadaran karena terlalu banyak beban pikiran yang ia keluarkan hari ini.
"Kamu harus hi
Pagi hari yang cerah, semua orang mulai kembali melakukan aktivitas mereka masing-masing.Cuaca yang secerah ini, seakan-akan kejadian kemarin malam tidak pernah terjadi sekalipun.Semua media radio, sibuk sekali membagikan berita terpanas kemarin malam, berita yang menggemparkan seisi kota."Pagi ini, para Timsar sudah melakukan pengecekan dan evakuasi semampu mereka, dan kabar buruknya, sudah terindentifikasi bahwa tidak ada korban yang selamat dari pengeboman ini, saat ini para polisi masih mencari tahu dari mana asal ledakan besar ini berasal, ka--"Siaran radio langsung dimatikan oleh seseorang, pria tua itu menatap anaknya yang tengah menangis hebat."AMANDA!" teriak Roger dengan penuh kesedihan.Justin hanya bisa menundukkan kepalanya, bahkan saat dia datang kemarin malam pun, hanya bisa terdiam tanpa kata, setelah melihat puing-puing bangunan yang sudah hancur terbakar."Gak mungkin, ini gak mungkin." Roger menggelengkan
CKITT Mobil hitam pekat yang dikendarai oleh Saraswati, kini berhenti tepat disebuah rumah sakit. Saraswati keluar dari mobil dan berlari pelan masuk kedalam rumah sakit. "Permisi ... pasien yang bernama Amanda Elios, ada diruangan berapa?" tanya Saraswati kepada salah satu resepsionis. "Ok saya lihat dulu, ah pasien yang bernama Amanda Elios berada di ruangan 102," jawab resepsionis itu. "Baiklah, terima kasih," ucap Saraswati dan berlari menuju kamar 102. Saraswati menaiki anak tangga satu persatu, dikarenakan ini adalah rumah sakit yang kecil, Saraswati dengan mudah menemukan ruangan yang ditempati Amanda. TOK TOK CEKLEK!! Saraswati menatap seorang pria yang baru saja membukakan pintu dari dalam ruangan. "Dengan mbak Saraswati?" tanya pria itu dan mendapat anggukan pelan dari gadis itu. Pria itu langsung menyuruh Saraswati masuk kedalam, mata Saraswati tertuju pada seorang wanita yang tengah t
"Kabar terbaru siang ini, para polisi telah mengidentifikasikan, bahwa ledakan rumah sakit melati, berasal pada salah satu ruangan seorang dokter, dan polisi juga menemukan puing-puing bekas bom yang terdapat di tkp, saat ini polisi sedang mencari keberadaan dokter tersebut, sekian berita hari ini, kami dari Onetime melaporkan."BZZZTT!!Radio langsung dimatikan oleh seseorang setelah memberikan kabar berita siang ini.Satu jam yang lalu, Saraswati berhasil menyelamatkan kedua orang tuanya, dan kini mereka sedang berada di rumah pribadi milik Loren."Kamu sedang dalam pencarian," ucap Loren terhadap gadis di depannya itu.Saraswati menundukkan kepalanya pelan, dia tak sanggup menatap wajah kedua orang tua yang berada di sampingnya."Maafkan aku ayah, ibu, Saras gagal menjadi anak kalian," ucap Saraswati mencengkram bajunya dengan kuat.Ibu Saraswati menggelengkan kepalanya dengan kuat. "Ini bukan salahmu nak, ini salah orang-orang bre
Pagi hari yang cerah, semua media mulai heboh dengan berita terpanas kali ini, bagaimana tidak menjadi topik pembicaraan, karena tersangka utama pengeboman rumah sakit melati, akan melakukan persidangan pagi ini, setelah dia menyerahkan dirinya kemarin.PRANGG!!Bunyi pecahan piring dan keramik tidak hanya satu, terlihat seorang pria membabi buta menghancurkan seisi ruangannya."SIALAN! SEHARUSNYA BUKAN INI RENCANA YANG AKU JALANKAN!?" teriak pria itu frustasi.Roger membanting kursi dan benda-benda yang ada di sampingnya, emosinya benar-benar tak bisa ia tahan."Tenang dulu Roger, gadis itu tidak punya barang bukti atas tuduhannya," ucap Jakson mencoba menenangkan bossnya yang sudah kehilangan akal sehat.Roger menatap Jakson dengan tatapan tajam. "Walau dia tidak punya barang bukti, tapi kita bakal dalam pengintaian polisi.""Bukankah kamu sangat hebat dalam manipulasi? Aku tahu kamu bisa saja memutar balikkan fakta atas tuduhan itu
"Dan untuk kedua tersangka yang telibat atas pengeboman dan membeli senjata ilegal, Roger Hernandos dan Jakson Helio, kalian berdua ditetapkan sebagai tersangka utama.""Dengan hari ini, sidang pun selesai, kami Onetime, melaporkan."Semua orang langsung kaget saat mendengar nama kaki tangan yang menjadi tersangka utama atas rencana peledakan rumah sakit melati.BUKHH!! BUKHH!!Salah satu seorang pria jatuh tersungkur tak berdaya, pria itu menjadi korban kekesalan emosi dari bosnya sendiri."Bagaimana bisa? Bagaimana bisa semua ini terjadi? BRENGSEK!" teriak Roger sembari memukul anak buahnya yang sedang sekarat dibawah."Tenang dulu, kalau kita panik semua rencana kita akan sia-sia," ucap Jakson mencoba menenangkan Roger.BUKHH!!Satu pukulan berhasil mendarat dipipi Jakson hingga membuatnya jatuh mundur kebelakang."Tenang? Bagaimana aku bisa tenang dalam situasi seperti ini? B*ngsat," ucap Roger yang emosinya sudah di
"Halo ... kembali lagi pemirsa dengan kami OneTime, hari ini kedua tersangka yang ditetapkan sebagai dalang pengeboman rumah sakit melati, kini datang dengan sendirinya kepihak kepolisian.Kabar terbaru yang langsung menjadi topik pembicaraan dimana-mana, mereka kaget karena para pelaku menyerahkan diri mereka lagi kepenjara setelah melakukan hal keji itu."Sialan! Mereka hanya ingin mendapat keringanan hukuman!""Darah di bayar dengan darah, tidak boleh ada ampunan bagi pembunuh.""Pembunuh!"Banyak sekali keluarga korban yang tak terima atas kematian saudara dan anak-anak mereka, mereka berkumpul menjadi satu dan berdemo di depan kantor pusat kepolisian."Dimana ketua kalian?" tanya Jakson dan Roger kepada salah satu petugas penjaga polisi, mereka sudah tiba dari tadi, tapi ketua kepolisian tidak datang-datang.Petugas itu hanya bisa menyuruh mereka menunggu, walau dia sedikit emosi dengan kedua tersangka di depannya itu."Na
"Baiklah, kembali kepertanyaan, apa tuan Roger dan tuan Jakson bisa memberikan bukti bahwa yang ada di dalam foto ini, bukanlah kalian?" Roger dan Jakson pun saling melontarkan tatapan mereka berdua kepada pengacara masing-masing, tak lama kedua pengacara itu pun berjalan dan memberikan sebuah berkas yang berisi bukti. Para hakim mulai menatap bukti yang ada di tangan, mereka mulai mendiskusikan sesuatu. "Baiklah, Jakson Helio, anda mengunjungi rumah nenek anda, dan tiket kereta ini adalah bukti anda melakukan penjalanan?" tanya hakim sambil menatap tiket pulang dan perginya yang dijadikan sebagai barang bukti. "Iya, saya mengunjungi nenek saya karena sakit, saya juga berhenti bekerja di salah satu keluarga, demi menemui nenek saya," jelas Jakson memasang wajah murung. Para hakim pun menatap foto-foto party yang dijadikan sebagai bukti, dan mulai kembali menatap Roger untuk melontarkan sebuah pertanyaan. "Roger Hernandos, anda sedang m
Pagi hari yang cerah dan selalu indah seperti biasanya menurut orang-orang, tapi tidak dengan keluarga Hernandos yang setiap paginya di teror oleh para wartawan.Sejak berita kemarin, Amanda selalu saja diikuti oleh para media radio maupun para penulis koran.Kabar Amanda sebagai satu-satunya orang yang selamat dari ledakan tersebut, langsung memicu kontra dikalangan para keluarga korban dan warga-warga setempat."Nona Amanda Elios, apa anda punya waktu sebentar!""Bisakah kita menemui nona Amanda?""Nona Amanda, mohon berikan penjelasan lebih lanjut!"Orang-orang dari pihak penyiar radio maupun koran, selalu saja mendatangi rumah keluarga Hernandos setiap harinya."Apa mereka tidak punya kerjaan? Kenapa selalu membuat ribut dirumah orang," ucap Jordan kesal saat melihat keluar jendela."Apa perlu kita menambah pengawal untuk berjaga-jaga?" Saran Sandra yang ikut kesal akibat suara bising tiap paginya."Maafkan aku
Pagi hari yang cerah membentang luas diangkasa, matahari menunjukan sinar ultra violetnya dan menyinari seluru makhluk hidup dimuka bumi.Bunga bermekaran dimana-mana sambil menunjukan keindahannya, musim semi menjadi musim yang paling ditunggu semua orang.Tak hanya bunga-bunga saja, bahkan pohon juga menunjukan buah segarnya kepada makhluk hidup lainnya.Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan, tiga tahun terlewat begitu saja, semuanya tampak normal pada umumnya.Seluruh kota masih sama seperti dulu, semua bangunan dari pribadi maupun umum masih sama seperti tahun lalu, mungkin yang berubah hanyalah anak-anak kecil yang sudah mulai perlahan beranjak remaja dan dewasa.Dipagi hari yang cerah ini, kebahagiaan mulai terpancar besar disebuah gedung mewah, terlihat banyak sekali orang yang datang menghadiri pernikahan seorang pria dan gadis muda."Selamat atas pernikahannya, Arnold Bernald dan Angelina Casanova."Tulisan tersebut terpampang dengan jelas diatas banguan meg
CEKLEK!!Pintu rumah langsung terbuka dengan lebar, pintasan ingatan langsung terlintas dan membuat jantung Richard berdegub sangat kencang tak teratur."RICHARD!" teriak Kirana saat melihat Richard hampir saja jatuh kebawah.Richard menggelengkan kepalanya dengan kuat, pria itu mencoba menetralisirkan nafasnya."Kalau kamu tidak kuat, kita undur saja," ucap Kirana khawatir dengan mental suaminya itu.Richard menegakkan badannya kembali, dia menatap Kirana diselingi dengan senyuman kecil, tak lama tangannya menggenggam kuat tangan kecil milik Kirana."Aku tidak mau kabur lagi," ucap Richard masih mengeratkan pegangan tangannya.Kirana menatap suaminya itu, walau sudah berkata bahwa dia akan mengatasinya, tapi hati gadis kecil itu selalu saja merasa khwatir akan suaminya.Mereka berdua langsung melangkahkan masuk kedalam rumah, hawa keadaan sekitar langsung berubah dengan drastis.Terasa sejuk didalam, tak dingin maupun panas, seperti membuat tubuh untuk tetap betah dan tinggal disini.
Pagi hari yang selalu diawali dengan cerahnya matahari, kini berganti menjadi mendung seperti musim dingin pada umumnya.Awan menghitam dari subuh, namun air hujan tak kunjung turun setitik pun, dunia seperti sedang bersedih hari ini.Jam menunjukan pukul 07:00, terlihat kedua pasangan yang sudah memakai pakaian serba hitam, mereka akan pergi untuk memperingati hari seseorang."Apa tidak ada yang ketinggalan?" tanya Richard kepada Kirana.Gadis yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan, tanpa menunggu waktu lama, mobil langsung menuju dengan cepat dijalan raya.Sepanjang perjalanan, Richard tak terlalu membicarakan sesuatu, mungkin kenangan-kenangan pahit itu muncul lagi diingatannya, apalagi Richard belum sepenuhnya melupakan kejadian yang menyeramkan itu.Kirana menatap awan hitam yang membentang luas diatas, langit seperti mengetahui bahwa mereka sedang bersedih hari ini."Seperti biasanya, aku benci awan seperti ini," ucap Richard membuka obrolan.Kirana yang tengah
CKITT!!Mobil hitam pekat itu mendarat disebuah rumah sakit pusat kota, keempat orang itu turun dan menatap bangunan didepan.Didalam perjalanan mereka sempat membatalkan janji untuk pergi jalan-jalan, dan terpaksa mengunjungi seseorang dirumah sakit ini."Apa ayah sudah melakukan pemeriksaan?" tanya Richard dan mendapat anggukan pelan dari Kenneth."Kemarin sudah melakukan pemeriksaan terakhir, mungkin ayah saat ini berada diruang rawatnya," jawab Kenneth.Richard menatap Kirana yang tengah membawakan bungkusan kue untuk Justin.Tanpa menunggu waktu lama, mereka langsung berjalan masuk kedalam rumah sakit. Berasa dejavu, Richard teringat kembali saat dia berada dirumah sakit sebulan yang lalu, setelah insiden Black Tiger dan Dark Devil.Semuanya terjadi begitu cepat, bahkan Richard masih ingat bagaimana Andy, musuh mereka yang mati dengan terhormat.Tak mau memikirkan masa lalu yang suram itu, Richard menepuk pelan pipinya supaya tersadar, dan menatap masa depan yang cerah.CKELEK!P
Pagi hari yang cerah mulai menyapa, seperti hari-hari biasa lainnya, semua orang kembali melakukan aktivitas mereka, dari pekerja kantoran sampai anak-anak sekolahan.Disebuah hotel, terlihat banyak sekali orang-orang yang sudah siap bepergian pulang karena menginap semalaman ditempat ini, ada juga yang menetap menikmati masa liburan mereka."Apa tidak ada yang ketinggalan lagi?" tanya Kirana kepada Keynest, karena gadis kecil itu membawakan banyak sekali buku-buku belajar.Pandangan Kirana tertuju pada Serani dan Acha yang berjalan mendekat, mereka berpelukan dengan Kirana sebelum berpamitan pulang."Kami duluan yah, maaf gak bisa pulang barengan," ucap Serani tak tegaan, karena keadaan membuat mereka seperti ini.Serani dan Acha mereka bekerja disatu perusahaan batik yang terkenal diindonesia, mereka beruntung mendapat cuti libur sehari, dan hari ini terpaksa pergi ke kantor.Kirana tersenyum menatap kedua sahabatnya itu. "Gak apa-apa, setidaknya kalian masih menyempatkan diri untuk
Piknik liburan berakhir dengan cepat hingga malam hari, mereka semuanya setuju untuk melakukan penginapan malam ini.Hawa dingin malam mulai menerpa seluruh tubuh orang-orang, walau tadi pagi cuacanya sedang bagus, tak menutup kemungkinan, karena ini adalah musim dingin.Dari arah pantai, terlihat seorang gadis yang berjalan menyusuri pasir. Dingin yang ia rasakan, walau sudah memakai jaket tebal, tapi dinginnya angin malam ini, benar-benar membuat seluruh tubuhnya seperti membeku.Langkah kakinya terhenti tepat didepan air laut, dia menatap air yang begitu tenang, serta ingatan waktu ia jatuh cinta untuk pertama kalinya, langsung terlintas begitu saja."Kirana!" teriak seseorang dan membuatnya membalikkan badan kebelakang.Senyumannya mengembang menatap pria yang tengah berlari cemas kearahnya, dengan cepat pelukan hangat langsung dia terima dengan kedatangan pria itu."Kamu dari mana saja? Aku khawatir saat kamu gak ada dihotel," ucap Richard sambil memeluk erat tubuh Kirana.Kirana
Musim kian berganti dan berlalu dengan cepat, semua aktivitas mulai kembali dengan normal layaknya seorang manusia pekerja dipagi hari.Hidup terasa menjadi ringan dan bermakna, lika-liku yang selama ini diperjuangkan, kini telah usai dan diganti dengan sebuah kebahagiaan.Matahari mulai menyapa sebuah rumah mewah, terlihat cahayanya yang mulai masuk melalui celah-celah rumah, dan mengganggu indra seorang gadis yang tengah tertidur pulas.Gadis itu mengedipkan matanya berkali-kali, dan menetralkan penglihatannya, iris matanya pun teralihkan dengan seorang pria yang kini tengah tertidur disampingnya."Sudah bangun?" tanya pria itu sembari membuka mata dan memiringkan tubuhnya kedepan gadis itu.Kirana kaget dan menatap Richard cukup lama, ternyata pria itu sudah bangun dari tadi, dan mungkin sedang mengumpulkan tenaga untuk bangun.Seminggu setelah pernikahan berlalu, Kirana dan Richard resmi menjadi seorang pasangan baru, dan baru tadi malam saja mereka melakukan kegiatan yang biasa d
Acara selamatan dari semua pengunjung pun berakhir, kini kedua pasangan itu dapat beristirahat dan menikmati pertunjukan dari para penari maupun penyanyi."Akhirnya kalian bisa duduk dengan tentram," ucap Angelina dan Arnold yang kini tengah menghampiri kedua pasangan itu."Jangan bahas itu lagi, kaki ku seakan-akan mau terlepas saja," ucap Richard sambil memijit pelan betisnya."Iya, bahkan sepanjang selamatan, Richard selalu memohon supaya semua ini cepat berlalu," canda Kirana, dia merasa lucu ketika melihat tingkah Richard yang cemberut akibat acara selamatan yang tak kunjung selesai.Mereka bertiga langsung tertawa dan menistakan Richard, sehingga membuat pria yang diejek hanya bisa pasrah dengan keadaan.Dari kejahuan, terlihat kedua orang gadis yang tengah menatap Kirana tersenyum bahagia bersama teman-teman barunya itu."Apa dia melupakan kita? Dia bahkan tidak menceritakan pernikahan kontrak itu sekali pun," ucap Acha yang kini merasa kesal karena tingkah Kirana.Serani menco
Pesta pernikahan digelar dengan begitu meriah, setelah kedua pasangan dinyatakan sah menjadi suami dan istri, pesta tarian maupun nyanyian dari artis terkenal, langsung memeriahkan acara tersebut.Orang-orang berpesta ria sambil mencicipi makanan serta minuman yang telah disediakan.Kedua pasangan yang menjadi topik utama itu, kini sedang bersalamah dan berfoto dengan orang-orang yang hadir diacara pernikahan mereka.Acara salaman memakan waktu yang cukup lama untuk bersalaman dengan semua orang yang hadir diacara itu, dari sekian banyaknya orang, hingga akhirnya tersisa sedikit orang saja untuk menyelesaikan acara salaman."Bagaimana perasaan kalian berdua?" tanya Angelina dan Arnold yang kini naik untuk berpegangan tangan dengan kedua mempelai."Lelah, lebih baik kalian berdua turun saja, biar acara salaman ini cepat berakhir," ucap Richard yang sudah lelah dengan salaman terus menerus.Arnold menahan tawanya, baru kali ini dia melihat Richard kesusahan seperti orang yang mau mati.