CEKLEK!!Pintu rumah langsung terbuka dengan lebar, pintasan ingatan langsung terlintas dan membuat jantung Richard berdegub sangat kencang tak teratur."RICHARD!" teriak Kirana saat melihat Richard hampir saja jatuh kebawah.Richard menggelengkan kepalanya dengan kuat, pria itu mencoba menetralisirkan nafasnya."Kalau kamu tidak kuat, kita undur saja," ucap Kirana khawatir dengan mental suaminya itu.Richard menegakkan badannya kembali, dia menatap Kirana diselingi dengan senyuman kecil, tak lama tangannya menggenggam kuat tangan kecil milik Kirana."Aku tidak mau kabur lagi," ucap Richard masih mengeratkan pegangan tangannya.Kirana menatap suaminya itu, walau sudah berkata bahwa dia akan mengatasinya, tapi hati gadis kecil itu selalu saja merasa khwatir akan suaminya.Mereka berdua langsung melangkahkan masuk kedalam rumah, hawa keadaan sekitar langsung berubah dengan drastis.Terasa sejuk didalam, tak dingin maupun panas, seperti membuat tubuh untuk tetap betah dan tinggal disini.
Pagi hari yang cerah membentang luas diangkasa, matahari menunjukan sinar ultra violetnya dan menyinari seluru makhluk hidup dimuka bumi.Bunga bermekaran dimana-mana sambil menunjukan keindahannya, musim semi menjadi musim yang paling ditunggu semua orang.Tak hanya bunga-bunga saja, bahkan pohon juga menunjukan buah segarnya kepada makhluk hidup lainnya.Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan, tiga tahun terlewat begitu saja, semuanya tampak normal pada umumnya.Seluruh kota masih sama seperti dulu, semua bangunan dari pribadi maupun umum masih sama seperti tahun lalu, mungkin yang berubah hanyalah anak-anak kecil yang sudah mulai perlahan beranjak remaja dan dewasa.Dipagi hari yang cerah ini, kebahagiaan mulai terpancar besar disebuah gedung mewah, terlihat banyak sekali orang yang datang menghadiri pernikahan seorang pria dan gadis muda."Selamat atas pernikahannya, Arnold Bernald dan Angelina Casanova."Tulisan tersebut terpampang dengan jelas diatas banguan meg
Disebuah hotel bintang 5, yang kini sudah terhiasi dengan beberapa rangkaian dekorasi pernikahan. Terlihat banyak orang yang ikut menyaksikan pernikahan dari seorang direktur perusahaan terbesar di asia. Sebuah papan nama besar yang mencantumkan nama. "Happy wedding Richardo Hernandos dan Kirana Lestari Putri" "Selamat pak, semoga jadi keluarga yang bahagia." Sambutan demi sambutan mulai menggilir di tangan pengantin. Richard menatap Kirana yang tengah asik berbicara dengan beberapa tamu undangan, dari kalangan atas maupun bawah. "Dapat dari mana? Aku pikir kamu itu gak suka cewek," ucap Arnold teman bisnis sekaligus teman masa kecil Richard. "Gini-gini aku masih normal Ar," jawab Richard sembari meminum wine yang ia pegang. Arnold terkekeh. "Aku pikir kamu gay Richard, soalnya kamu gak pernah memikirkan cewek manapun bahkan jarang meli
Sebuah Apartemen besar yang dihiasi dengan beberapa fasilitas terlengkap, terlihat cukup mewah dengan kolam renang. Bisa di perkirakan bahwa Apartemen itu kira-kira mencapai dua lantai. Terlihat sebuah mobil warna hitam pekat yang mendarat di depan apartemen itu, bahkan pengawal yang melihatnya langsung bergegas turun menuju mobil itu. Tak lama, mata para pengawal melihat Richard dan Kirana menuruni mobil yang mereka bawa tadi. "Selamat datang tuan dan nyonya besar!!" teriak mereka semua serempak, bahkan hal itu membuat Kirana kaget dengan teriakan mereka. "Bawa barang-barang yang ada di mobil itu ke kamarku," ucap Richard dan berjalan ke atas. Kirana agak mematung, dia belum pernah melihat Apartemen sebesar ini, bahkan di kotanya pun tak ada yang tinggal di Apartemen sebesar ini. "Kamu ngapain? Gak masuk?" tanya Richard saat tahu bahwa Kirana tak mengikutinya dari b
"Sial! Kejar wanita itu!" teriak seseorang dari balik tirai. Para penjaga bahkan pengawal pun langsung mengejar seorang wanita paruh baya dengan mengenakan gaun putih. Wanita paruh baya itu berlari sampai ia berada di taman mawar merah, dia benar-benar tak tahu lagi harus bagaimana. "Itu dia!" teriak pengawal ketika melihat wanita yang mereka cari. Mendengar teriakan pengawal, wanita itu langsung panik dan ia berlari masuk kedalam taman bunga mawar merah. Richard yang mendengar suara teriakan dari taman, dia berlari sampai akhirnya ia tiba di taman. Mata Richard langsung membulat ketika melihat ibunya yang sedang duduk tak berdaya sambil menatap kosong kedepan. Richard pun mengalihkan pandangannya kearah ruang gelap yang di tatap ibunya. "Richard, lari!" teriak Amanda dan dengan cepat orang yang di ba
Hari mulai beranjak malam, burung-burung pun mulai kembali ke sarang mereka, bahkan sisa-sisa sunset sore sudah menghilang. Terlihat Kirana sedang memasak di rumah sambil mengenakan pakaian maidnya. Entah ada apa dengannya, sehungga memakai pakaian maid yang begitu pendek dan terlihat sexy. Jam menunjukan pukul 19:30, terdengar dari luar mobil Richard sudah sampai di depan Apartemen. "Bagaimana? Apa ada yang mencurigakan?" tanya Richard kepada Bodyguard. "Tidak ada tuan, cuman ada seseorang yang bertabrakan dengan nyonya Kirana," jawabnya. "Siapa?" "Hanya orang biasa, katanya dia cuman lari dari orang yang mengejarnya." "Baiklah, terus awasi Kirana." Richard menepuk pelan pundak Bodyguardnya lalu berjalan masuk kedalam Apartemen. Ketika sampai di dalam, langkah Richard terhenti ketika melihat Kirana yang tengah memakai pakaia
Richard membuka matanya dengan cepat, nafasnya sudah tidak teratur, bahkan detak jantungnya berdegup sangat kencang. Mimpi itu lagi. Mimpi yang bersarang di dalam ingatan Richard, karena itulah dia selalu ingin menghilangkan semua mimpi buruk dan teka-teki yang ada di kepalanya. Richard menatap kearah jendela ruang kerjanya, dia tertidur karena terlalu kelelahan. Setelah ia mengetahui bahwa orang yang menabrak Kirana hanyalah orang biasa, dan tidak ada hubungannya dengan semua ini. Richard pun berdiri, lalu melangkah keluar dari ruang kerjanya, tapi matanya menangkap seorang gadis yang tengah memasak makanan untuk sarapan. "Kirana?" Richard berjalan menuju meja makan yang sudah ada beberapa masakan Kirana. "Maafkan aku Kirana, tadi malam aku benar-benar gak bisa mengendalikan diriku," ucap Richard menyesal, dia tahu bahwa Kiran
Kirana menatap langit-langit kamarnya, dia menelusuri setiap jejak seni yang tergambar di atasnya itu.Richard hari ini lembur hingga di tak bisa pulang kerumah. Kirana sebenarnya marah dan emosi atas tindakan Richard waktu itu.Dia takut trauma masa kecilnya muncul kembali. Kirana masih ingat, bagaimana dia waktu kecil di paksa dan di telanjangi seluruh tubuhnya di depan pamannya.Kirana menggelengkan kepalanya, dia tak ingin memikirkan masa lalu yang ia lewati dengan susah payah.KRINGG!!Sebuah panggilan telfon berhasil mengalihkan pikiran Kirana yang random, dia pun mengambil ponselnya yang ia taruh di nakas."Halo," ucapnya dengan suara agak serak."Halo sayang, gimana kabar kamu? Bunda rindu sama kamu Kirana," ucap seorang wanita dari balik ponsel."Kirana juga rindu sama Bunda, Bunda tunggu sebentar yah, Kirana janji bakal buat Bunda operasi dan hidup normal lagi." Kirana menggigit bibir bawahnya, dia tak ing
Pagi hari yang cerah membentang luas diangkasa, matahari menunjukan sinar ultra violetnya dan menyinari seluru makhluk hidup dimuka bumi.Bunga bermekaran dimana-mana sambil menunjukan keindahannya, musim semi menjadi musim yang paling ditunggu semua orang.Tak hanya bunga-bunga saja, bahkan pohon juga menunjukan buah segarnya kepada makhluk hidup lainnya.Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan, tiga tahun terlewat begitu saja, semuanya tampak normal pada umumnya.Seluruh kota masih sama seperti dulu, semua bangunan dari pribadi maupun umum masih sama seperti tahun lalu, mungkin yang berubah hanyalah anak-anak kecil yang sudah mulai perlahan beranjak remaja dan dewasa.Dipagi hari yang cerah ini, kebahagiaan mulai terpancar besar disebuah gedung mewah, terlihat banyak sekali orang yang datang menghadiri pernikahan seorang pria dan gadis muda."Selamat atas pernikahannya, Arnold Bernald dan Angelina Casanova."Tulisan tersebut terpampang dengan jelas diatas banguan meg
CEKLEK!!Pintu rumah langsung terbuka dengan lebar, pintasan ingatan langsung terlintas dan membuat jantung Richard berdegub sangat kencang tak teratur."RICHARD!" teriak Kirana saat melihat Richard hampir saja jatuh kebawah.Richard menggelengkan kepalanya dengan kuat, pria itu mencoba menetralisirkan nafasnya."Kalau kamu tidak kuat, kita undur saja," ucap Kirana khawatir dengan mental suaminya itu.Richard menegakkan badannya kembali, dia menatap Kirana diselingi dengan senyuman kecil, tak lama tangannya menggenggam kuat tangan kecil milik Kirana."Aku tidak mau kabur lagi," ucap Richard masih mengeratkan pegangan tangannya.Kirana menatap suaminya itu, walau sudah berkata bahwa dia akan mengatasinya, tapi hati gadis kecil itu selalu saja merasa khwatir akan suaminya.Mereka berdua langsung melangkahkan masuk kedalam rumah, hawa keadaan sekitar langsung berubah dengan drastis.Terasa sejuk didalam, tak dingin maupun panas, seperti membuat tubuh untuk tetap betah dan tinggal disini.
Pagi hari yang selalu diawali dengan cerahnya matahari, kini berganti menjadi mendung seperti musim dingin pada umumnya.Awan menghitam dari subuh, namun air hujan tak kunjung turun setitik pun, dunia seperti sedang bersedih hari ini.Jam menunjukan pukul 07:00, terlihat kedua pasangan yang sudah memakai pakaian serba hitam, mereka akan pergi untuk memperingati hari seseorang."Apa tidak ada yang ketinggalan?" tanya Richard kepada Kirana.Gadis yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan, tanpa menunggu waktu lama, mobil langsung menuju dengan cepat dijalan raya.Sepanjang perjalanan, Richard tak terlalu membicarakan sesuatu, mungkin kenangan-kenangan pahit itu muncul lagi diingatannya, apalagi Richard belum sepenuhnya melupakan kejadian yang menyeramkan itu.Kirana menatap awan hitam yang membentang luas diatas, langit seperti mengetahui bahwa mereka sedang bersedih hari ini."Seperti biasanya, aku benci awan seperti ini," ucap Richard membuka obrolan.Kirana yang tengah
CKITT!!Mobil hitam pekat itu mendarat disebuah rumah sakit pusat kota, keempat orang itu turun dan menatap bangunan didepan.Didalam perjalanan mereka sempat membatalkan janji untuk pergi jalan-jalan, dan terpaksa mengunjungi seseorang dirumah sakit ini."Apa ayah sudah melakukan pemeriksaan?" tanya Richard dan mendapat anggukan pelan dari Kenneth."Kemarin sudah melakukan pemeriksaan terakhir, mungkin ayah saat ini berada diruang rawatnya," jawab Kenneth.Richard menatap Kirana yang tengah membawakan bungkusan kue untuk Justin.Tanpa menunggu waktu lama, mereka langsung berjalan masuk kedalam rumah sakit. Berasa dejavu, Richard teringat kembali saat dia berada dirumah sakit sebulan yang lalu, setelah insiden Black Tiger dan Dark Devil.Semuanya terjadi begitu cepat, bahkan Richard masih ingat bagaimana Andy, musuh mereka yang mati dengan terhormat.Tak mau memikirkan masa lalu yang suram itu, Richard menepuk pelan pipinya supaya tersadar, dan menatap masa depan yang cerah.CKELEK!P
Pagi hari yang cerah mulai menyapa, seperti hari-hari biasa lainnya, semua orang kembali melakukan aktivitas mereka, dari pekerja kantoran sampai anak-anak sekolahan.Disebuah hotel, terlihat banyak sekali orang-orang yang sudah siap bepergian pulang karena menginap semalaman ditempat ini, ada juga yang menetap menikmati masa liburan mereka."Apa tidak ada yang ketinggalan lagi?" tanya Kirana kepada Keynest, karena gadis kecil itu membawakan banyak sekali buku-buku belajar.Pandangan Kirana tertuju pada Serani dan Acha yang berjalan mendekat, mereka berpelukan dengan Kirana sebelum berpamitan pulang."Kami duluan yah, maaf gak bisa pulang barengan," ucap Serani tak tegaan, karena keadaan membuat mereka seperti ini.Serani dan Acha mereka bekerja disatu perusahaan batik yang terkenal diindonesia, mereka beruntung mendapat cuti libur sehari, dan hari ini terpaksa pergi ke kantor.Kirana tersenyum menatap kedua sahabatnya itu. "Gak apa-apa, setidaknya kalian masih menyempatkan diri untuk
Piknik liburan berakhir dengan cepat hingga malam hari, mereka semuanya setuju untuk melakukan penginapan malam ini.Hawa dingin malam mulai menerpa seluruh tubuh orang-orang, walau tadi pagi cuacanya sedang bagus, tak menutup kemungkinan, karena ini adalah musim dingin.Dari arah pantai, terlihat seorang gadis yang berjalan menyusuri pasir. Dingin yang ia rasakan, walau sudah memakai jaket tebal, tapi dinginnya angin malam ini, benar-benar membuat seluruh tubuhnya seperti membeku.Langkah kakinya terhenti tepat didepan air laut, dia menatap air yang begitu tenang, serta ingatan waktu ia jatuh cinta untuk pertama kalinya, langsung terlintas begitu saja."Kirana!" teriak seseorang dan membuatnya membalikkan badan kebelakang.Senyumannya mengembang menatap pria yang tengah berlari cemas kearahnya, dengan cepat pelukan hangat langsung dia terima dengan kedatangan pria itu."Kamu dari mana saja? Aku khawatir saat kamu gak ada dihotel," ucap Richard sambil memeluk erat tubuh Kirana.Kirana
Musim kian berganti dan berlalu dengan cepat, semua aktivitas mulai kembali dengan normal layaknya seorang manusia pekerja dipagi hari.Hidup terasa menjadi ringan dan bermakna, lika-liku yang selama ini diperjuangkan, kini telah usai dan diganti dengan sebuah kebahagiaan.Matahari mulai menyapa sebuah rumah mewah, terlihat cahayanya yang mulai masuk melalui celah-celah rumah, dan mengganggu indra seorang gadis yang tengah tertidur pulas.Gadis itu mengedipkan matanya berkali-kali, dan menetralkan penglihatannya, iris matanya pun teralihkan dengan seorang pria yang kini tengah tertidur disampingnya."Sudah bangun?" tanya pria itu sembari membuka mata dan memiringkan tubuhnya kedepan gadis itu.Kirana kaget dan menatap Richard cukup lama, ternyata pria itu sudah bangun dari tadi, dan mungkin sedang mengumpulkan tenaga untuk bangun.Seminggu setelah pernikahan berlalu, Kirana dan Richard resmi menjadi seorang pasangan baru, dan baru tadi malam saja mereka melakukan kegiatan yang biasa d
Acara selamatan dari semua pengunjung pun berakhir, kini kedua pasangan itu dapat beristirahat dan menikmati pertunjukan dari para penari maupun penyanyi."Akhirnya kalian bisa duduk dengan tentram," ucap Angelina dan Arnold yang kini tengah menghampiri kedua pasangan itu."Jangan bahas itu lagi, kaki ku seakan-akan mau terlepas saja," ucap Richard sambil memijit pelan betisnya."Iya, bahkan sepanjang selamatan, Richard selalu memohon supaya semua ini cepat berlalu," canda Kirana, dia merasa lucu ketika melihat tingkah Richard yang cemberut akibat acara selamatan yang tak kunjung selesai.Mereka bertiga langsung tertawa dan menistakan Richard, sehingga membuat pria yang diejek hanya bisa pasrah dengan keadaan.Dari kejahuan, terlihat kedua orang gadis yang tengah menatap Kirana tersenyum bahagia bersama teman-teman barunya itu."Apa dia melupakan kita? Dia bahkan tidak menceritakan pernikahan kontrak itu sekali pun," ucap Acha yang kini merasa kesal karena tingkah Kirana.Serani menco
Pesta pernikahan digelar dengan begitu meriah, setelah kedua pasangan dinyatakan sah menjadi suami dan istri, pesta tarian maupun nyanyian dari artis terkenal, langsung memeriahkan acara tersebut.Orang-orang berpesta ria sambil mencicipi makanan serta minuman yang telah disediakan.Kedua pasangan yang menjadi topik utama itu, kini sedang bersalamah dan berfoto dengan orang-orang yang hadir diacara pernikahan mereka.Acara salaman memakan waktu yang cukup lama untuk bersalaman dengan semua orang yang hadir diacara itu, dari sekian banyaknya orang, hingga akhirnya tersisa sedikit orang saja untuk menyelesaikan acara salaman."Bagaimana perasaan kalian berdua?" tanya Angelina dan Arnold yang kini naik untuk berpegangan tangan dengan kedua mempelai."Lelah, lebih baik kalian berdua turun saja, biar acara salaman ini cepat berakhir," ucap Richard yang sudah lelah dengan salaman terus menerus.Arnold menahan tawanya, baru kali ini dia melihat Richard kesusahan seperti orang yang mau mati.