Home / Romansa / Richardo Elios / 02. Malam Pertama

Share

02. Malam Pertama

Author: Rhilll
last update Last Updated: 2021-06-27 07:04:32

Sebuah Apartemen besar yang dihiasi dengan beberapa fasilitas terlengkap, terlihat cukup mewah dengan kolam renang. Bisa di perkirakan bahwa Apartemen itu kira-kira mencapai dua lantai.

Terlihat sebuah mobil warna hitam pekat yang mendarat di depan apartemen itu, bahkan pengawal yang melihatnya langsung bergegas turun menuju mobil itu.

Tak lama, mata para pengawal melihat Richard dan Kirana menuruni mobil yang mereka bawa tadi.

"Selamat datang tuan dan nyonya besar!!" teriak mereka semua serempak, bahkan hal itu membuat Kirana kaget dengan teriakan mereka.

"Bawa barang-barang yang ada di mobil itu ke kamarku," ucap Richard dan berjalan ke atas.

Kirana agak mematung, dia belum pernah melihat Apartemen sebesar ini, bahkan di kotanya pun tak ada yang tinggal di Apartemen sebesar ini.

"Kamu ngapain? Gak masuk?" tanya Richard saat tahu bahwa Kirana tak mengikutinya dari belakang.

Kirana pun berlari kecil menuju Richard, tapi matanya tak lepas dari beberapa benda unik yang menarik matanya.

"Apartemen kamu besar juga," ucap Kirana yang masih sibuk melihat kesana-kemari.

"Biasa saja," jawab Richard tak peduli.

"Cih ... biasa matamu, dari lampunya aja, udah bisa di lihat kalau itu bukan merek di Indonesia."

"Yah tapi menurutku biasa-biasa aja, gak menarik sama sekali."

"Orang kaya benar-benar suka menghabiskan uang," batin Kirana.

Mereka berdua kini masuk ke dalam apartemen, dan lagi-lagi Kirana di buat takjub dengan isi Apartemen. Dia bahkan tak bisa menyangka ini Apartemen atau Museum, benda-benda langka terpampang jelas di depan matanya.

"Ini asli?" tanya Kirana sambil menujuk kearah salah satu lukisan.

"Menurutmu? Apa aku terlihat seperti orang yang suka kepalsuan?" Richard lagi-lagi memberikan jawaban yang membuat Kirana Jengkel.

Tak lama mereka pun sampai kedepan pintu kamar mereka.

"Kamarku?" tanya Kirana sambil melihat sekeliling, tapi tak melihat pintu kamar lain selain pintu kamar di depan mereka.

"Di depanmu ini apa? Tembok?" Richard menatap Kirana dengan malas, dia benar-benar tak menyangka memiliki istri kontrak yang agak lugu.

"T--unggu ... maksud kamu kita tidur bareng?" tanya Kirana dan di balas anggukan oleh Richard.

Richard langsung membuka pintu kamar itu dan mulai masuk kedalam, tapi langkahnya terhenti saat melihat Kirana yang tak mau masuk.

"Tenang saja, aku gak bakal ngapa-ngapain kamu." Richard melanjutkan jalannya.

"Bagaimana aku bisa percaya, semua laki-laki itu busuk dengan omongannya." Kirana masih berpegang teguh, dia tak ingin dirusak, walau pernikahan ini sebatas kontrak.

"Baiklah, jika itu mau mu, kamu bisa tidur di luar, aku gak keberatan tidur sendirian," ucap Richard dengan entengnya sembari berbaring di atas kasur.

"Masa cewek harus tidur di luar?"

"Yang nyuruh tidur di luar siapa? Kamu sendirikan yang gak mau tidur di dalam."

"Ta--tapikan gak gini juga."

"Terserah, mau masuk apa ngga, aku mau nutup pintu." Richard mengambil remote dan mengarahkannya ke pintu, supaya bisa tertutup otomatis.

"Aku bakal ganggu tidurmu Richard," ancam Kirana.

"Ganggunya gimana? Ini kamar kedap suara."

"Masa sih?"

"Gak percaya? Ok aku tunjukin."

Richard langsung menekan tombol remote, dan tak lama pintu pun tertutup dengan perlahan-lahan. Melihat itu, Kirana langsung mendorong pintu itu, tapi mustahil karena pintu itu tak bergerak mundur sedikit pun.

"Ok-ok kita tidur bareng!" teriak Kirana, dan bersamaan dengan terhentinya pintu saat hampir tertutup.

Richard tersenyum menang. Pintu pun perlahan terbuka sedikit, lalu dengan cepat Kirana masuk kedalam.

"Kau ... Richardo Elios, jangan harap bisa lolos dariku," ucap Kirana lalu berjalan menuju sofa.

"Kamu yakin mau tidur di tempat itu?"

"Untuk jaga-jaga, jangan sampai kamu berbuat yang tidak-tidak." Kirana pun mendaratkan pantatnya di sofa panjang.

"Ok, selamat menikmati tidur dengan satu gaya," ejek Richard menahan tawanya.

Kirana tak memperdulikannya, dia pun mulai mengambil bantal di tidur di sofa, Richard hanya bisa menahan tawa melihat tingkah absurd Kirana.

Sedangkan di kediaman Hernandos, terlihat beberapa kaca dan vas bahkan lukisan yang sudah terjatuh berserahkan di tanah.

"Brengsek! Richard brengsek! Dari mana dia tahu itu." Justin memukul meja berkali-kali dengan tatapan dan emosi yang sudah meluap.

"Sudah aku bilangkan, kita harus melenyapkan Richard saat masih kecil, kamu sendiri yang tak mau melakukan hal itu." Sandra menatap Justin dari jauh.

Justin pun membalikkan badannya dan kini berhadapan dengan Sandra. "Anak brengsek itu, bisa-bisanya dia ingin melepaskan diri dariku."

Sandra tersenyum licik, dia berjalan dengan pelan lalu meraba leher Justin   sambil meniupnya pelan, hingga membuat Justin sedikit sensitif.

"Karna itulah, kita harus melakukan sesuatu supaya anak itu tak menganggap remeh kita."

Justin membalas Sandra, dia meraba paha dan area sensitif Sandra, hingga membuat Sandra sedikit mendesah.

"Tenang saja sayang, dia akan bernasib tragis seperti ibunya, Amanda Elios."

Justin dan Sandra pun mulai saling membalas gerakan tangan, mereka sudah bergairah dari tadi, lalu tenggelam dalam dunia panas mereka dengan membalas ciuman satu sama lain dan berakhir di tempat tidur.

Jam menunjukan 00:00 yang berarti sudah tengah malam, tapi Richard tak tidur, dia masih memainkan komputernya dan membuat proyek baru.

Tapi matanya sesekali menatap kearah Kirana yang tengah tertidur pulas.

"Padahal tadi bilangnya ingin mengawasiku, tapi dia sendiri malah tidur," batin Richard.

Dia melanjutkan mengetik beberapa kata untuk proyek itu, dan akhirnya selesai sesuai perkiraannya.

"Dasar, apa semua wanita itu sama? Mereka hanya ingin di turuti." Richard berjalan pelan menuju kearah Kirana.

Tangan Richard mengusap pelan rambut kirana yang menutup area dahinya itu.

"Tenang saja, aku akan tepati janjiku padamu Kirana." Richard mengangkat tubuh Kirana dan membopongnya ke kasur lalu menidurkannya.

Richard berjalan menuju sofa untuk tidur, tapi langkahnya terhenti saat mendengar bunyi dering panggilan dari ponselnya.

"Siapa yang menelpon tengah malam begini?" batin Richard sambil berjalan menuju ponsel yang ada di atas meja kerjanya.

Nomor yang tak di kenal? Richard menatap nomor itu dengan teliti, dan tak lama mengangkat panggilan itu.

"Lama sekali kau mengangkatnya Richardo Elios."

Richard memicingkan matanya, orang yang menelfon dengannya memakai Voice Changer.

"Siapa kau?"

"Santai dulu, kamu seperti orang yang siap mengintogerasiku Richard."

"Brengsek! Aku tanya siapa kau!" teriak Richard dan membuat Kirana sedikit bergerak dan terganggu oleh suaranya.

"Sifatmu itu tak hilang dari dulu, ok baiklah aku maklumi."

"Apa maumu?"

"Tenang saja, aku hanya ingin bilang kalau aku akhir-akhir ini memimpikan mawar merah dengan gaun yang berdarah."

Mata Richard langsung membulat, jantungnya berdegup dengan cepat. Orang yang menelfonnya itu tau kejadian yang sebenarnya.

"Aku tanya sekali lagi, siapa kau?"

"Masih kasar seperti biasanya, tenang saja aku cuman ingin bilang itu saja. Akhir-akhir ini mimpi itu selalu mengganggu pikiranku."

"Kau--"

Telfon pun di putuskan sebelum Richard melanjutkan pembicaraannya, dia meremas ponsel dengan kuat dan dia benar-benar marah hingga matanya memerah.

"Dia ... dia tau siapa di balik pembunuhan ibuku."

Bersambung...

Related chapters

  • Richardo Elios   03. Siapa?

    "Sial! Kejar wanita itu!" teriak seseorang dari balik tirai. Para penjaga bahkan pengawal pun langsung mengejar seorang wanita paruh baya dengan mengenakan gaun putih. Wanita paruh baya itu berlari sampai ia berada di taman mawar merah, dia benar-benar tak tahu lagi harus bagaimana. "Itu dia!" teriak pengawal ketika melihat wanita yang mereka cari. Mendengar teriakan pengawal, wanita itu langsung panik dan ia berlari masuk kedalam taman bunga mawar merah. Richard yang mendengar suara teriakan dari taman, dia berlari sampai akhirnya ia tiba di taman. Mata Richard langsung membulat ketika melihat ibunya yang sedang duduk tak berdaya sambil menatap kosong kedepan. Richard pun mengalihkan pandangannya kearah ruang gelap yang di tatap ibunya. "Richard, lari!" teriak Amanda dan dengan cepat orang yang di ba

    Last Updated : 2021-06-28
  • Richardo Elios   04. Sesuatu

    Hari mulai beranjak malam, burung-burung pun mulai kembali ke sarang mereka, bahkan sisa-sisa sunset sore sudah menghilang. Terlihat Kirana sedang memasak di rumah sambil mengenakan pakaian maidnya. Entah ada apa dengannya, sehungga memakai pakaian maid yang begitu pendek dan terlihat sexy. Jam menunjukan pukul 19:30, terdengar dari luar mobil Richard sudah sampai di depan Apartemen. "Bagaimana? Apa ada yang mencurigakan?" tanya Richard kepada Bodyguard. "Tidak ada tuan, cuman ada seseorang yang bertabrakan dengan nyonya Kirana," jawabnya. "Siapa?" "Hanya orang biasa, katanya dia cuman lari dari orang yang mengejarnya." "Baiklah, terus awasi Kirana." Richard menepuk pelan pundak Bodyguardnya lalu berjalan masuk kedalam Apartemen. Ketika sampai di dalam, langkah Richard terhenti ketika melihat Kirana yang tengah memakai pakaia

    Last Updated : 2021-06-29
  • Richardo Elios   05. Pertemuan

    Richard membuka matanya dengan cepat, nafasnya sudah tidak teratur, bahkan detak jantungnya berdegup sangat kencang. Mimpi itu lagi. Mimpi yang bersarang di dalam ingatan Richard, karena itulah dia selalu ingin menghilangkan semua mimpi buruk dan teka-teki yang ada di kepalanya. Richard menatap kearah jendela ruang kerjanya, dia tertidur karena terlalu kelelahan. Setelah ia mengetahui bahwa orang yang menabrak Kirana hanyalah orang biasa, dan tidak ada hubungannya dengan semua ini. Richard pun berdiri, lalu melangkah keluar dari ruang kerjanya, tapi matanya menangkap seorang gadis yang tengah memasak makanan untuk sarapan. "Kirana?" Richard berjalan menuju meja makan yang sudah ada beberapa masakan Kirana. "Maafkan aku Kirana, tadi malam aku benar-benar gak bisa mengendalikan diriku," ucap Richard menyesal, dia tahu bahwa Kiran

    Last Updated : 2021-07-05
  • Richardo Elios   06. Penyusup

    Kirana menatap langit-langit kamarnya, dia menelusuri setiap jejak seni yang tergambar di atasnya itu.Richard hari ini lembur hingga di tak bisa pulang kerumah. Kirana sebenarnya marah dan emosi atas tindakan Richard waktu itu.Dia takut trauma masa kecilnya muncul kembali. Kirana masih ingat, bagaimana dia waktu kecil di paksa dan di telanjangi seluruh tubuhnya di depan pamannya.Kirana menggelengkan kepalanya, dia tak ingin memikirkan masa lalu yang ia lewati dengan susah payah.KRINGG!!Sebuah panggilan telfon berhasil mengalihkan pikiran Kirana yang random, dia pun mengambil ponselnya yang ia taruh di nakas."Halo," ucapnya dengan suara agak serak."Halo sayang, gimana kabar kamu? Bunda rindu sama kamu Kirana," ucap seorang wanita dari balik ponsel."Kirana juga rindu sama Bunda, Bunda tunggu sebentar yah, Kirana janji bakal buat Bunda operasi dan hidup normal lagi." Kirana menggigit bibir bawahnya, dia tak ing

    Last Updated : 2021-09-24
  • Richardo Elios   07. Amarah Richard

    PLAKK PLAKKMr Monkey baru saja menampar Thomas. Wajah pria itu bahkan sudah penuh darah segar."SIAPA YANG NYURUH KAU ANGKAT TELFON INI BRENGSEK! AKU KIRA TADI KIRANA YANG ANGKAT!" Teriakan Mr Monkey menggelegar memenuhi ruangan.Bukannya menjawab, Thomas malah terkekeh.PLAKK!!Tamparan pun di layangkan di wajah Thomas, pria itu sudah tak bisa bergumam lagi."Brengsek! Bikin susah saja, lagian siapa yang nelfon tadi," ucap Mr Monkey setelah membanting tubuh Thomas di bawah lantai."Cari wan--" Perkataan Mr Monkey terhenti saat mereka semua mendengar beberapa buah suara mobil yang baru saja datang."Sial!"Mereka semua langsung berhamburan keluar dari pintu belakang."TANGKAP MEREKA!" Teriak Richard saat melihat mereka yang berhamburan keluar.Dengan secepat kilat, seluruh penjaga Richard berlarian untuk mengejar para penyusup itu.Richard tak ingin tertinggal dari para pengawalnya, dia dengan

    Last Updated : 2021-09-25
  • Richardo Elios   08. Black Tiger

    Di rumah sakit Mutiara Alkasih, beberapa orang lalu lalang masuk kedalam, ada juga yang keluar.Banyak pasien serta dokter dan suster yang kesana kemari untuk memberi pelayanan.Di sebuah kamar dengan nomor 025, terdapat seorang gadis baru saja sadar dari tidurnya.Dia memejamkan matanya berulang kali untuk menyesuaikan pencahayan dalam rumah sakit itu.Dimana ini? Sebuah pertanyaan yang lolos di pikirannya, dia menatap langit-langit ruangan yang bernuansa putih itu, sesekali juga menoleh kekiri dan kekanan.Matanya menangkap seorang pria yang tertidur pulas dengan posisi duduk."Ri ... chard," ucapnya dengan nadah lemah.Walau waktu istirahat yang cukup lama, Kirana masih saja merasakan lemas pada bagian tubuhnya. Dia merasakan kejadian begitu sangat lama sekali.Entah dapat insting dari mana, Richard tiba-tiba terbangun dari tidurnya."Kirana, kamu baru bangun? Mau aku ambilin teh hangat? Apa ada yang terluka?"&n

    Last Updated : 2021-09-28
  • Richardo Elios   09. Penyerangan

    Jam menunjukan pukul 09:00, menandakan bahwa pertumpahan akan terjadi.Richard telah mengumpulkan semua pasukannya. Pasukan yang ia ambil dari pembunuh tingkat atas, serta mantan komandan militer terkuat di indonesia dan negara luar."Kalian harus membunuh siapapun yang kalian temui di gedung itu! Jangan biarkan seekor nyamuk lolos dari gedung itu!" Richard berbicara dengan lantang, dia baru saja menjelaskan struktur bangunan markas Black Tiger."SIAP!" teriak mereka semua serempak.Richard menatap pengawalnya yang sibuk mengetes beberapa perlengkapan yang akan mereka bawah di pertarungan ini.Dari jauh Arnold berjalan mendekat lalu merangkul pundak Richard. "Kita harus kalahkan mereka malam ini.""Tentu saja, dengan ini aku bisa tahu siapa dalang di balik semua ini, dan aku akan menghancurkanmu Justin Hernandos," ucap Richard menggebu-gebu.Emosinya benar-benar memuncak, yang ada di pikirannya hanya niat untuk membunuh. Walau s

    Last Updated : 2021-09-29
  • Richardo Elios   10. Penyerangan Thomas

    DORR!"TUAN!!" teriak Thomas saat dia melihat Richard yang baru saja tertembak hingga ia tersungkur kebawah.Thomas dengan cepat mengarahkan shotgunnya kearah orang yang menembak Richard, orang dengan topeng monyet, serta sepuluh penjaga yang berdiri di belakangnya."Aku tidak menyangka kalian akan menyerang markas kami, sungguh tindakan yang bodoh Richard," ucap Mr Monkey."Kau ... brengsek!" Thomas mengkongkang shotgunnya."Percuma kau melancarkan serangan itu, kau hanya akan membuang nyawamu," ucap Mr Monkey dengan santai.Nafas Richard tak teratur, penglihatan dan pendengarannya kurang tajam, rasanya dia akan kehilangan kesadaran di saat seperti ini."Sial! Aku harus selesaikan semua hari ini." Richard memaksa dirinya untuk berdiri, dia menatap tajam Mr Monkey.Mr Monkey terkekeh geli. "Baru kali ini aku melihat orang yang masih saja bertindak bodoh.""Brengsek! Aku akan menghancurkan kalian semua." Richard berdiri,

    Last Updated : 2021-09-30

Latest chapter

  • Richardo Elios   119. Episode Spesial

    Pagi hari yang cerah membentang luas diangkasa, matahari menunjukan sinar ultra violetnya dan menyinari seluru makhluk hidup dimuka bumi.Bunga bermekaran dimana-mana sambil menunjukan keindahannya, musim semi menjadi musim yang paling ditunggu semua orang.Tak hanya bunga-bunga saja, bahkan pohon juga menunjukan buah segarnya kepada makhluk hidup lainnya.Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan, tiga tahun terlewat begitu saja, semuanya tampak normal pada umumnya.Seluruh kota masih sama seperti dulu, semua bangunan dari pribadi maupun umum masih sama seperti tahun lalu, mungkin yang berubah hanyalah anak-anak kecil yang sudah mulai perlahan beranjak remaja dan dewasa.Dipagi hari yang cerah ini, kebahagiaan mulai terpancar besar disebuah gedung mewah, terlihat banyak sekali orang yang datang menghadiri pernikahan seorang pria dan gadis muda."Selamat atas pernikahannya, Arnold Bernald dan Angelina Casanova."Tulisan tersebut terpampang dengan jelas diatas banguan meg

  • Richardo Elios   118. END

    CEKLEK!!Pintu rumah langsung terbuka dengan lebar, pintasan ingatan langsung terlintas dan membuat jantung Richard berdegub sangat kencang tak teratur."RICHARD!" teriak Kirana saat melihat Richard hampir saja jatuh kebawah.Richard menggelengkan kepalanya dengan kuat, pria itu mencoba menetralisirkan nafasnya."Kalau kamu tidak kuat, kita undur saja," ucap Kirana khawatir dengan mental suaminya itu.Richard menegakkan badannya kembali, dia menatap Kirana diselingi dengan senyuman kecil, tak lama tangannya menggenggam kuat tangan kecil milik Kirana."Aku tidak mau kabur lagi," ucap Richard masih mengeratkan pegangan tangannya.Kirana menatap suaminya itu, walau sudah berkata bahwa dia akan mengatasinya, tapi hati gadis kecil itu selalu saja merasa khwatir akan suaminya.Mereka berdua langsung melangkahkan masuk kedalam rumah, hawa keadaan sekitar langsung berubah dengan drastis.Terasa sejuk didalam, tak dingin maupun panas, seperti membuat tubuh untuk tetap betah dan tinggal disini.

  • Richardo Elios   117. Hari Peringatan

    Pagi hari yang selalu diawali dengan cerahnya matahari, kini berganti menjadi mendung seperti musim dingin pada umumnya.Awan menghitam dari subuh, namun air hujan tak kunjung turun setitik pun, dunia seperti sedang bersedih hari ini.Jam menunjukan pukul 07:00, terlihat kedua pasangan yang sudah memakai pakaian serba hitam, mereka akan pergi untuk memperingati hari seseorang."Apa tidak ada yang ketinggalan?" tanya Richard kepada Kirana.Gadis yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan, tanpa menunggu waktu lama, mobil langsung menuju dengan cepat dijalan raya.Sepanjang perjalanan, Richard tak terlalu membicarakan sesuatu, mungkin kenangan-kenangan pahit itu muncul lagi diingatannya, apalagi Richard belum sepenuhnya melupakan kejadian yang menyeramkan itu.Kirana menatap awan hitam yang membentang luas diatas, langit seperti mengetahui bahwa mereka sedang bersedih hari ini."Seperti biasanya, aku benci awan seperti ini," ucap Richard membuka obrolan.Kirana yang tengah

  • Richardo Elios   116. Berkunjung

    CKITT!!Mobil hitam pekat itu mendarat disebuah rumah sakit pusat kota, keempat orang itu turun dan menatap bangunan didepan.Didalam perjalanan mereka sempat membatalkan janji untuk pergi jalan-jalan, dan terpaksa mengunjungi seseorang dirumah sakit ini."Apa ayah sudah melakukan pemeriksaan?" tanya Richard dan mendapat anggukan pelan dari Kenneth."Kemarin sudah melakukan pemeriksaan terakhir, mungkin ayah saat ini berada diruang rawatnya," jawab Kenneth.Richard menatap Kirana yang tengah membawakan bungkusan kue untuk Justin.Tanpa menunggu waktu lama, mereka langsung berjalan masuk kedalam rumah sakit. Berasa dejavu, Richard teringat kembali saat dia berada dirumah sakit sebulan yang lalu, setelah insiden Black Tiger dan Dark Devil.Semuanya terjadi begitu cepat, bahkan Richard masih ingat bagaimana Andy, musuh mereka yang mati dengan terhormat.Tak mau memikirkan masa lalu yang suram itu, Richard menepuk pelan pipinya supaya tersadar, dan menatap masa depan yang cerah.CKELEK!P

  • Richardo Elios   115. Batal Hiburan

    Pagi hari yang cerah mulai menyapa, seperti hari-hari biasa lainnya, semua orang kembali melakukan aktivitas mereka, dari pekerja kantoran sampai anak-anak sekolahan.Disebuah hotel, terlihat banyak sekali orang-orang yang sudah siap bepergian pulang karena menginap semalaman ditempat ini, ada juga yang menetap menikmati masa liburan mereka."Apa tidak ada yang ketinggalan lagi?" tanya Kirana kepada Keynest, karena gadis kecil itu membawakan banyak sekali buku-buku belajar.Pandangan Kirana tertuju pada Serani dan Acha yang berjalan mendekat, mereka berpelukan dengan Kirana sebelum berpamitan pulang."Kami duluan yah, maaf gak bisa pulang barengan," ucap Serani tak tegaan, karena keadaan membuat mereka seperti ini.Serani dan Acha mereka bekerja disatu perusahaan batik yang terkenal diindonesia, mereka beruntung mendapat cuti libur sehari, dan hari ini terpaksa pergi ke kantor.Kirana tersenyum menatap kedua sahabatnya itu. "Gak apa-apa, setidaknya kalian masih menyempatkan diri untuk

  • Richardo Elios   114. Truth Or Dare

    Piknik liburan berakhir dengan cepat hingga malam hari, mereka semuanya setuju untuk melakukan penginapan malam ini.Hawa dingin malam mulai menerpa seluruh tubuh orang-orang, walau tadi pagi cuacanya sedang bagus, tak menutup kemungkinan, karena ini adalah musim dingin.Dari arah pantai, terlihat seorang gadis yang berjalan menyusuri pasir. Dingin yang ia rasakan, walau sudah memakai jaket tebal, tapi dinginnya angin malam ini, benar-benar membuat seluruh tubuhnya seperti membeku.Langkah kakinya terhenti tepat didepan air laut, dia menatap air yang begitu tenang, serta ingatan waktu ia jatuh cinta untuk pertama kalinya, langsung terlintas begitu saja."Kirana!" teriak seseorang dan membuatnya membalikkan badan kebelakang.Senyumannya mengembang menatap pria yang tengah berlari cemas kearahnya, dengan cepat pelukan hangat langsung dia terima dengan kedatangan pria itu."Kamu dari mana saja? Aku khawatir saat kamu gak ada dihotel," ucap Richard sambil memeluk erat tubuh Kirana.Kirana

  • Richardo Elios   113. Piknik Bersama

    Musim kian berganti dan berlalu dengan cepat, semua aktivitas mulai kembali dengan normal layaknya seorang manusia pekerja dipagi hari.Hidup terasa menjadi ringan dan bermakna, lika-liku yang selama ini diperjuangkan, kini telah usai dan diganti dengan sebuah kebahagiaan.Matahari mulai menyapa sebuah rumah mewah, terlihat cahayanya yang mulai masuk melalui celah-celah rumah, dan mengganggu indra seorang gadis yang tengah tertidur pulas.Gadis itu mengedipkan matanya berkali-kali, dan menetralkan penglihatannya, iris matanya pun teralihkan dengan seorang pria yang kini tengah tertidur disampingnya."Sudah bangun?" tanya pria itu sembari membuka mata dan memiringkan tubuhnya kedepan gadis itu.Kirana kaget dan menatap Richard cukup lama, ternyata pria itu sudah bangun dari tadi, dan mungkin sedang mengumpulkan tenaga untuk bangun.Seminggu setelah pernikahan berlalu, Kirana dan Richard resmi menjadi seorang pasangan baru, dan baru tadi malam saja mereka melakukan kegiatan yang biasa d

  • Richardo Elios   112. Pernikahan Yang Bahagia

    Acara selamatan dari semua pengunjung pun berakhir, kini kedua pasangan itu dapat beristirahat dan menikmati pertunjukan dari para penari maupun penyanyi."Akhirnya kalian bisa duduk dengan tentram," ucap Angelina dan Arnold yang kini tengah menghampiri kedua pasangan itu."Jangan bahas itu lagi, kaki ku seakan-akan mau terlepas saja," ucap Richard sambil memijit pelan betisnya."Iya, bahkan sepanjang selamatan, Richard selalu memohon supaya semua ini cepat berlalu," canda Kirana, dia merasa lucu ketika melihat tingkah Richard yang cemberut akibat acara selamatan yang tak kunjung selesai.Mereka bertiga langsung tertawa dan menistakan Richard, sehingga membuat pria yang diejek hanya bisa pasrah dengan keadaan.Dari kejahuan, terlihat kedua orang gadis yang tengah menatap Kirana tersenyum bahagia bersama teman-teman barunya itu."Apa dia melupakan kita? Dia bahkan tidak menceritakan pernikahan kontrak itu sekali pun," ucap Acha yang kini merasa kesal karena tingkah Kirana.Serani menco

  • Richardo Elios   111. Acara Salaman

    Pesta pernikahan digelar dengan begitu meriah, setelah kedua pasangan dinyatakan sah menjadi suami dan istri, pesta tarian maupun nyanyian dari artis terkenal, langsung memeriahkan acara tersebut.Orang-orang berpesta ria sambil mencicipi makanan serta minuman yang telah disediakan.Kedua pasangan yang menjadi topik utama itu, kini sedang bersalamah dan berfoto dengan orang-orang yang hadir diacara pernikahan mereka.Acara salaman memakan waktu yang cukup lama untuk bersalaman dengan semua orang yang hadir diacara itu, dari sekian banyaknya orang, hingga akhirnya tersisa sedikit orang saja untuk menyelesaikan acara salaman."Bagaimana perasaan kalian berdua?" tanya Angelina dan Arnold yang kini naik untuk berpegangan tangan dengan kedua mempelai."Lelah, lebih baik kalian berdua turun saja, biar acara salaman ini cepat berakhir," ucap Richard yang sudah lelah dengan salaman terus menerus.Arnold menahan tawanya, baru kali ini dia melihat Richard kesusahan seperti orang yang mau mati.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status