Share

03. Siapa?

Penulis: Rhilll
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-28 10:44:01

"Sial! Kejar wanita itu!" teriak seseorang dari balik tirai.

Para penjaga bahkan pengawal pun langsung mengejar seorang wanita paruh baya dengan mengenakan gaun putih.

Wanita paruh baya itu berlari sampai ia berada di taman mawar merah, dia benar-benar tak tahu lagi harus bagaimana.

"Itu dia!" teriak pengawal ketika melihat wanita yang mereka cari.

Mendengar teriakan pengawal, wanita itu langsung panik dan ia berlari masuk kedalam taman bunga mawar merah.

Richard yang mendengar suara teriakan dari taman, dia berlari sampai akhirnya ia tiba di taman.

Mata Richard langsung membulat ketika melihat ibunya yang sedang duduk tak berdaya sambil menatap kosong kedepan.

Richard pun mengalihkan pandangannya kearah ruang gelap yang di tatap ibunya.

"Richard, lari!" teriak Amanda dan dengan cepat orang yang di balik kegelapan itu langsung menembak ibunya.

"IBU!"

BRAKK!!

Richard terjatuh dari kursi sofa yang ia tidur tadi malam, badannya sakit sekali, dia perlahan bangun dan menyesuaikan cara duduknya.

"Mimpi itu lagi, terasa sangat nyata kali ini," batin Richard.

Dia berdiri dan lalu mengambil ponselnya, ia pun menelpon seseorang.

"Halo Arnold, datang ke kantor segera, dan cepat berikan hasilnya." Richard menutup telfonnya.

Tak ingin lama-lama, dia pun bergegas untuk mandi dan pergi ke kantor.

Cahaya matahari mulai muncul di balik jendela, sedikit cahaya pun berhasil mengenai mata Kirana yang tengah tertidur pulas.

Dia perlahan-lahan membuka matanya, dan menatap langit-langit Apartemen. Namun, tangannya rasa aneh, karena ia tahu bahwa tadi malam ia tak mengenakan kain.

Kirana langsung bangun dari tempat tidurnya, dia kaget karena dirinya sudah berada di tempat tidur Richard.

"Kenapa aku ada disini?" batinnya bingun.

Kirana mengalihkan tatapannya, ketika mendengar pintu kamar mandi terbuka, lalu munculah Richard yang memakai setengah handuk, dan membiarkan dada bidang serta absnya itu terlihat.

"Kamu apain aku!" teriak Kirana dan menutup tubuhnya dengan kain.

"Cuman bermain sedikit kok." Richard berjalan menuju lemari pakaiannya.

"Maksud mu apa Richard." Mata Kirana makin marah, serta tubuhnya sudah bergetar.

"Yah maksudku, yang biasa dilakukan pasangan yang sudah menikah, malam pertama," ucap Richard menggoda Kirana.

Kirana langsung menatap kebawah tubuhnya, dia pun mundur kebelakang hingga sampai di ujung kasur.

"Kamu brengsek, Richard."

Richard tak memperdulikannya, dia pun memakai pakaian kantor yang ia ambil tadi.

"Ini gak sesuai perjanjian."

"Tenang saja, aku bakal tepati janjimu Kirana, asal kamu nurut aja samaku." Richard memakai jam tangannya.

Dia pun berjalan mengambil kopernya lalu keluar meninggalkan Kirana yang tengah mematung tak berdaya.

"Maafkan aku ibu, anakmu ini gak perawan lagi," batin Kirana meratapi dirinya yang malang itu.

Richard berjalan keluar, dan di temani beberapa bodyguard saat menuju ke garasi mobilnya.

"Kalian harus memperhatikan gerak gerik Kirana, jangan sampai ada yang mau menyakitinya, dan harus sembunyi-sembunyi jangan sampai ketahuan," ucap Richard saat sudah menyalakan mesin mobil.

"Siap pak!?" teriak mereka serempak.

Richard pun melajukan mobilnya dan meninggalkan Apartemennya, dia melajukan kecepatan untuk sampai ke kantor.

Tak selang beberapa jam, akhirnya mobil Richard berhasil mendarat di kantornya.

Saat mau masuk kedalam, langkah Richard terhenti saat melihat seseorang yang tak ingin dia lihat.

"Kalian ngapain di kantorku?" tanya Richard sambil menatap kedua adik kembar tirinya itu.

"Halo kak, kami sedang magang di kantor ini," ucap Kenneth sambil memasang senyum andalan yang di benci Richard.

Richard tak berbicara apa-apa lagi, dia pun berjalan meninggalkan mereka berdua. Sedangkan Keynest sudah geram dengan tingkah angkuh Richard.

"Richardo Elios, kamu akan membayar apa yang kamu lakukan ini," batin Keynest emosi.

Langkah kaki Richard pun sampai di depan pintu kantornya itu, tak menunggu waktu lama, dia pun berjalan masuk kedalam.

Matanya menangkap Arnold yang tengah duduk di depan komputer sambil memasang wajah yang serius.

"Bagaimana hasilnya?" tanya Richard.

"Terlalu susah, orang yang menelpon kamu itu memakai sesuatu yang tak bisa aku lacak," jawab Arnold.

"Sial! Dia ... dia tau rahasia di balik malam itu." Richard benar-benar di buat geram oleh orang asing itu.

"Tenang saja, aku akan meminta temanku di china untuk membobol jaringannya, dan melacak nomor itu," jelas Arnold.

"Aku yakin, dia pasti terhubung dengan keluarga Hernandos." Richard menatap tajam kearah komputernya.

Dari luar seseorang mendengar pembicaraan Richard dan Arnold. Karena emosi, Richard tak menutup pintunya dengan baik-baik.

"Malam itu? Maksudnya apa?" ucap orang itu dan bergegas pergi dari depan kantor Richard.

Sedangkan disebuah kafe, terlihat Kirana yang tengah asik minum dengan teman-temannya.

"Jadi maksud kamu, kamu udah gak perawan karena Ceo itu?" tanya Serani saat mendengar semua cerita Kirana.

"Bagus dong, berarti kalian bakal bangun keluarga yang harmonis," timpal Acha.

"Bukan itu maksudku, aku gak mau di rusak," ucap Kirana sambil memainkan minumannya.

"Kan sudah menikah Kirana, masa orang yang udah nikah gak mau di rusak," ucap Serani emosi dengan temannya yang lugu itu.

Kirana tak menceritakan tentang nikah kontraknya dengan Richard, dia memilih untuk tak memberitahukan kepada siapa pun itu, bahkan kepada Serani dan Acha yang merupakan teman sejatinya.

"Jadi gimana malam pertamanya? Mainnya berapa ronde?" tanya Acha penasaran.

Pertanyaannya itu juga berhasil membuat Serani ikut penasaran dengan malam pertama Kirana.

"Gak tahu, aku gak tahu, tadi malam aku tidur doang," jawab Kirana frustasi.

"Tidur? Gak melakukan gerakan vulgar?" tanya Serani dan mendapat gelengan dari Kirana.

"Tunggu, kamu pas bangun pagi kesakitan gak di bagian pipis kamu?" tanya Acha.

"Gak, cuman aku bangun langsung di kasur, padahal tadi malam aku tidur di sofa," ucap Kirana kesal.

"Jadi bangun pagi kamu gak ngerasa sakit apa-apa?" tanya Serani memastikannya, dan dijawab gelengan dari Kirana lagi.

"Berarti kalian belum melakukan itu Kirana," ucap Acha yang sudah hampir mau mati karena keluguan Kirana yang udah di atas kapasitas manusia normal.

"Jadi, maksud kalian aku masih perawan gitu?"

"Iya bego, kamu masih perawan Kirana Lestari Putri." Serani menonyorkan kepala Kirana dengan jarinya.

"Tapi kenapa aku bisa tidur di kasur? Padahalkan aku tidur di sofa tadi malam." Kirana masih berpegang teguh pada pendiriannya.

"Sumpah Kirana, aku masih gak nyangka kamu bakal sebego ini, padahal kamu kuliah di luar kota, pas nikah juga kelihatan pintar," ucap Serani frustasi.

"Tidur di sofa? Emang kamu sama Richard berantem?" tanya Acha dan membuat Kirana menghentikan gerakannya untuk minum.

"Ah ... minumanku habis, pulang yuk, aku harus masak buat Richard juga." Kirana mengalihkan topik pembicaraan.

Dia pun berjalan pergi meninggalkan Acha dan Serani, tapi tak lama mereka mengikuti Kirana dari belakang.

Saat mereka berjalan keluar kafe, seseorang bertabrakan dengan Kirana, dia pun berlari dan meninggalkan barang-barangnya yang terjatuh.

"Siapa sih ... main tabrak aja," kesal Serani dan Acha yang kini membantu Kirana untuk berdiri.

Kirana pun berdiri, tapi dia rasa bahwa pria tadi memang sengaja, dia seperti merencanakan tabrakan ini.

"Siapa? Apa musuh Richard?" batin Kirana.

Bersambung...

Bab terkait

  • Richardo Elios   04. Sesuatu

    Hari mulai beranjak malam, burung-burung pun mulai kembali ke sarang mereka, bahkan sisa-sisa sunset sore sudah menghilang. Terlihat Kirana sedang memasak di rumah sambil mengenakan pakaian maidnya. Entah ada apa dengannya, sehungga memakai pakaian maid yang begitu pendek dan terlihat sexy. Jam menunjukan pukul 19:30, terdengar dari luar mobil Richard sudah sampai di depan Apartemen. "Bagaimana? Apa ada yang mencurigakan?" tanya Richard kepada Bodyguard. "Tidak ada tuan, cuman ada seseorang yang bertabrakan dengan nyonya Kirana," jawabnya. "Siapa?" "Hanya orang biasa, katanya dia cuman lari dari orang yang mengejarnya." "Baiklah, terus awasi Kirana." Richard menepuk pelan pundak Bodyguardnya lalu berjalan masuk kedalam Apartemen. Ketika sampai di dalam, langkah Richard terhenti ketika melihat Kirana yang tengah memakai pakaia

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-29
  • Richardo Elios   05. Pertemuan

    Richard membuka matanya dengan cepat, nafasnya sudah tidak teratur, bahkan detak jantungnya berdegup sangat kencang. Mimpi itu lagi. Mimpi yang bersarang di dalam ingatan Richard, karena itulah dia selalu ingin menghilangkan semua mimpi buruk dan teka-teki yang ada di kepalanya. Richard menatap kearah jendela ruang kerjanya, dia tertidur karena terlalu kelelahan. Setelah ia mengetahui bahwa orang yang menabrak Kirana hanyalah orang biasa, dan tidak ada hubungannya dengan semua ini. Richard pun berdiri, lalu melangkah keluar dari ruang kerjanya, tapi matanya menangkap seorang gadis yang tengah memasak makanan untuk sarapan. "Kirana?" Richard berjalan menuju meja makan yang sudah ada beberapa masakan Kirana. "Maafkan aku Kirana, tadi malam aku benar-benar gak bisa mengendalikan diriku," ucap Richard menyesal, dia tahu bahwa Kiran

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • Richardo Elios   06. Penyusup

    Kirana menatap langit-langit kamarnya, dia menelusuri setiap jejak seni yang tergambar di atasnya itu.Richard hari ini lembur hingga di tak bisa pulang kerumah. Kirana sebenarnya marah dan emosi atas tindakan Richard waktu itu.Dia takut trauma masa kecilnya muncul kembali. Kirana masih ingat, bagaimana dia waktu kecil di paksa dan di telanjangi seluruh tubuhnya di depan pamannya.Kirana menggelengkan kepalanya, dia tak ingin memikirkan masa lalu yang ia lewati dengan susah payah.KRINGG!!Sebuah panggilan telfon berhasil mengalihkan pikiran Kirana yang random, dia pun mengambil ponselnya yang ia taruh di nakas."Halo," ucapnya dengan suara agak serak."Halo sayang, gimana kabar kamu? Bunda rindu sama kamu Kirana," ucap seorang wanita dari balik ponsel."Kirana juga rindu sama Bunda, Bunda tunggu sebentar yah, Kirana janji bakal buat Bunda operasi dan hidup normal lagi." Kirana menggigit bibir bawahnya, dia tak ing

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-24
  • Richardo Elios   07. Amarah Richard

    PLAKK PLAKKMr Monkey baru saja menampar Thomas. Wajah pria itu bahkan sudah penuh darah segar."SIAPA YANG NYURUH KAU ANGKAT TELFON INI BRENGSEK! AKU KIRA TADI KIRANA YANG ANGKAT!" Teriakan Mr Monkey menggelegar memenuhi ruangan.Bukannya menjawab, Thomas malah terkekeh.PLAKK!!Tamparan pun di layangkan di wajah Thomas, pria itu sudah tak bisa bergumam lagi."Brengsek! Bikin susah saja, lagian siapa yang nelfon tadi," ucap Mr Monkey setelah membanting tubuh Thomas di bawah lantai."Cari wan--" Perkataan Mr Monkey terhenti saat mereka semua mendengar beberapa buah suara mobil yang baru saja datang."Sial!"Mereka semua langsung berhamburan keluar dari pintu belakang."TANGKAP MEREKA!" Teriak Richard saat melihat mereka yang berhamburan keluar.Dengan secepat kilat, seluruh penjaga Richard berlarian untuk mengejar para penyusup itu.Richard tak ingin tertinggal dari para pengawalnya, dia dengan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-25
  • Richardo Elios   08. Black Tiger

    Di rumah sakit Mutiara Alkasih, beberapa orang lalu lalang masuk kedalam, ada juga yang keluar.Banyak pasien serta dokter dan suster yang kesana kemari untuk memberi pelayanan.Di sebuah kamar dengan nomor 025, terdapat seorang gadis baru saja sadar dari tidurnya.Dia memejamkan matanya berulang kali untuk menyesuaikan pencahayan dalam rumah sakit itu.Dimana ini? Sebuah pertanyaan yang lolos di pikirannya, dia menatap langit-langit ruangan yang bernuansa putih itu, sesekali juga menoleh kekiri dan kekanan.Matanya menangkap seorang pria yang tertidur pulas dengan posisi duduk."Ri ... chard," ucapnya dengan nadah lemah.Walau waktu istirahat yang cukup lama, Kirana masih saja merasakan lemas pada bagian tubuhnya. Dia merasakan kejadian begitu sangat lama sekali.Entah dapat insting dari mana, Richard tiba-tiba terbangun dari tidurnya."Kirana, kamu baru bangun? Mau aku ambilin teh hangat? Apa ada yang terluka?"&n

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-28
  • Richardo Elios   09. Penyerangan

    Jam menunjukan pukul 09:00, menandakan bahwa pertumpahan akan terjadi.Richard telah mengumpulkan semua pasukannya. Pasukan yang ia ambil dari pembunuh tingkat atas, serta mantan komandan militer terkuat di indonesia dan negara luar."Kalian harus membunuh siapapun yang kalian temui di gedung itu! Jangan biarkan seekor nyamuk lolos dari gedung itu!" Richard berbicara dengan lantang, dia baru saja menjelaskan struktur bangunan markas Black Tiger."SIAP!" teriak mereka semua serempak.Richard menatap pengawalnya yang sibuk mengetes beberapa perlengkapan yang akan mereka bawah di pertarungan ini.Dari jauh Arnold berjalan mendekat lalu merangkul pundak Richard. "Kita harus kalahkan mereka malam ini.""Tentu saja, dengan ini aku bisa tahu siapa dalang di balik semua ini, dan aku akan menghancurkanmu Justin Hernandos," ucap Richard menggebu-gebu.Emosinya benar-benar memuncak, yang ada di pikirannya hanya niat untuk membunuh. Walau s

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Richardo Elios   10. Penyerangan Thomas

    DORR!"TUAN!!" teriak Thomas saat dia melihat Richard yang baru saja tertembak hingga ia tersungkur kebawah.Thomas dengan cepat mengarahkan shotgunnya kearah orang yang menembak Richard, orang dengan topeng monyet, serta sepuluh penjaga yang berdiri di belakangnya."Aku tidak menyangka kalian akan menyerang markas kami, sungguh tindakan yang bodoh Richard," ucap Mr Monkey."Kau ... brengsek!" Thomas mengkongkang shotgunnya."Percuma kau melancarkan serangan itu, kau hanya akan membuang nyawamu," ucap Mr Monkey dengan santai.Nafas Richard tak teratur, penglihatan dan pendengarannya kurang tajam, rasanya dia akan kehilangan kesadaran di saat seperti ini."Sial! Aku harus selesaikan semua hari ini." Richard memaksa dirinya untuk berdiri, dia menatap tajam Mr Monkey.Mr Monkey terkekeh geli. "Baru kali ini aku melihat orang yang masih saja bertindak bodoh.""Brengsek! Aku akan menghancurkan kalian semua." Richard berdiri,

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-30
  • Richardo Elios   11. Tersangka

    DORR!!Peluru yang Richard lancarkan berhasil melumpuhkan kedua tangan Mr Monkey, kini dia tak bisa berkutik apa-apa lagi."Siapa yang menyuruh kalian untuk melakukan semua ini?" tanya Richard ketika Mr Monkey sudah terbaring lemas di bawah.Mr Monkey terkekeh. "Kamu pikir sudah menang Richard? Semua masih belum berakhir.""Apa keluarga Hernandos dibalik penyerangan dan teror semua ini?""Aku tak mengerti dengan apa yang kau katakan.""JAWAB AKU BRENGSEK! JANGAN ALIHKAN PERTANYAANKU!""Lebih baik aku mati, dari pada harus memberitahu hal ini kepadamu." Mr Monkey terkekeh.Richard meraih topeng monyet yang di pakai Mr Monkey, dan langsung melepaskannya. Mata Richard menatap wajah di depannya itu, dia tak mengenal orang yang di sebut Mr Monkey ini."Siapa yang membayarmu untuk melakukan ini?" tanya Richard sambil menodongkan senjata yang ia pegang."Jangan buang-buang nyawaku, bunuh aku saja Richard!"K

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-01

Bab terbaru

  • Richardo Elios   119. Episode Spesial

    Pagi hari yang cerah membentang luas diangkasa, matahari menunjukan sinar ultra violetnya dan menyinari seluru makhluk hidup dimuka bumi.Bunga bermekaran dimana-mana sambil menunjukan keindahannya, musim semi menjadi musim yang paling ditunggu semua orang.Tak hanya bunga-bunga saja, bahkan pohon juga menunjukan buah segarnya kepada makhluk hidup lainnya.Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan, tiga tahun terlewat begitu saja, semuanya tampak normal pada umumnya.Seluruh kota masih sama seperti dulu, semua bangunan dari pribadi maupun umum masih sama seperti tahun lalu, mungkin yang berubah hanyalah anak-anak kecil yang sudah mulai perlahan beranjak remaja dan dewasa.Dipagi hari yang cerah ini, kebahagiaan mulai terpancar besar disebuah gedung mewah, terlihat banyak sekali orang yang datang menghadiri pernikahan seorang pria dan gadis muda."Selamat atas pernikahannya, Arnold Bernald dan Angelina Casanova."Tulisan tersebut terpampang dengan jelas diatas banguan meg

  • Richardo Elios   118. END

    CEKLEK!!Pintu rumah langsung terbuka dengan lebar, pintasan ingatan langsung terlintas dan membuat jantung Richard berdegub sangat kencang tak teratur."RICHARD!" teriak Kirana saat melihat Richard hampir saja jatuh kebawah.Richard menggelengkan kepalanya dengan kuat, pria itu mencoba menetralisirkan nafasnya."Kalau kamu tidak kuat, kita undur saja," ucap Kirana khawatir dengan mental suaminya itu.Richard menegakkan badannya kembali, dia menatap Kirana diselingi dengan senyuman kecil, tak lama tangannya menggenggam kuat tangan kecil milik Kirana."Aku tidak mau kabur lagi," ucap Richard masih mengeratkan pegangan tangannya.Kirana menatap suaminya itu, walau sudah berkata bahwa dia akan mengatasinya, tapi hati gadis kecil itu selalu saja merasa khwatir akan suaminya.Mereka berdua langsung melangkahkan masuk kedalam rumah, hawa keadaan sekitar langsung berubah dengan drastis.Terasa sejuk didalam, tak dingin maupun panas, seperti membuat tubuh untuk tetap betah dan tinggal disini.

  • Richardo Elios   117. Hari Peringatan

    Pagi hari yang selalu diawali dengan cerahnya matahari, kini berganti menjadi mendung seperti musim dingin pada umumnya.Awan menghitam dari subuh, namun air hujan tak kunjung turun setitik pun, dunia seperti sedang bersedih hari ini.Jam menunjukan pukul 07:00, terlihat kedua pasangan yang sudah memakai pakaian serba hitam, mereka akan pergi untuk memperingati hari seseorang."Apa tidak ada yang ketinggalan?" tanya Richard kepada Kirana.Gadis yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan, tanpa menunggu waktu lama, mobil langsung menuju dengan cepat dijalan raya.Sepanjang perjalanan, Richard tak terlalu membicarakan sesuatu, mungkin kenangan-kenangan pahit itu muncul lagi diingatannya, apalagi Richard belum sepenuhnya melupakan kejadian yang menyeramkan itu.Kirana menatap awan hitam yang membentang luas diatas, langit seperti mengetahui bahwa mereka sedang bersedih hari ini."Seperti biasanya, aku benci awan seperti ini," ucap Richard membuka obrolan.Kirana yang tengah

  • Richardo Elios   116. Berkunjung

    CKITT!!Mobil hitam pekat itu mendarat disebuah rumah sakit pusat kota, keempat orang itu turun dan menatap bangunan didepan.Didalam perjalanan mereka sempat membatalkan janji untuk pergi jalan-jalan, dan terpaksa mengunjungi seseorang dirumah sakit ini."Apa ayah sudah melakukan pemeriksaan?" tanya Richard dan mendapat anggukan pelan dari Kenneth."Kemarin sudah melakukan pemeriksaan terakhir, mungkin ayah saat ini berada diruang rawatnya," jawab Kenneth.Richard menatap Kirana yang tengah membawakan bungkusan kue untuk Justin.Tanpa menunggu waktu lama, mereka langsung berjalan masuk kedalam rumah sakit. Berasa dejavu, Richard teringat kembali saat dia berada dirumah sakit sebulan yang lalu, setelah insiden Black Tiger dan Dark Devil.Semuanya terjadi begitu cepat, bahkan Richard masih ingat bagaimana Andy, musuh mereka yang mati dengan terhormat.Tak mau memikirkan masa lalu yang suram itu, Richard menepuk pelan pipinya supaya tersadar, dan menatap masa depan yang cerah.CKELEK!P

  • Richardo Elios   115. Batal Hiburan

    Pagi hari yang cerah mulai menyapa, seperti hari-hari biasa lainnya, semua orang kembali melakukan aktivitas mereka, dari pekerja kantoran sampai anak-anak sekolahan.Disebuah hotel, terlihat banyak sekali orang-orang yang sudah siap bepergian pulang karena menginap semalaman ditempat ini, ada juga yang menetap menikmati masa liburan mereka."Apa tidak ada yang ketinggalan lagi?" tanya Kirana kepada Keynest, karena gadis kecil itu membawakan banyak sekali buku-buku belajar.Pandangan Kirana tertuju pada Serani dan Acha yang berjalan mendekat, mereka berpelukan dengan Kirana sebelum berpamitan pulang."Kami duluan yah, maaf gak bisa pulang barengan," ucap Serani tak tegaan, karena keadaan membuat mereka seperti ini.Serani dan Acha mereka bekerja disatu perusahaan batik yang terkenal diindonesia, mereka beruntung mendapat cuti libur sehari, dan hari ini terpaksa pergi ke kantor.Kirana tersenyum menatap kedua sahabatnya itu. "Gak apa-apa, setidaknya kalian masih menyempatkan diri untuk

  • Richardo Elios   114. Truth Or Dare

    Piknik liburan berakhir dengan cepat hingga malam hari, mereka semuanya setuju untuk melakukan penginapan malam ini.Hawa dingin malam mulai menerpa seluruh tubuh orang-orang, walau tadi pagi cuacanya sedang bagus, tak menutup kemungkinan, karena ini adalah musim dingin.Dari arah pantai, terlihat seorang gadis yang berjalan menyusuri pasir. Dingin yang ia rasakan, walau sudah memakai jaket tebal, tapi dinginnya angin malam ini, benar-benar membuat seluruh tubuhnya seperti membeku.Langkah kakinya terhenti tepat didepan air laut, dia menatap air yang begitu tenang, serta ingatan waktu ia jatuh cinta untuk pertama kalinya, langsung terlintas begitu saja."Kirana!" teriak seseorang dan membuatnya membalikkan badan kebelakang.Senyumannya mengembang menatap pria yang tengah berlari cemas kearahnya, dengan cepat pelukan hangat langsung dia terima dengan kedatangan pria itu."Kamu dari mana saja? Aku khawatir saat kamu gak ada dihotel," ucap Richard sambil memeluk erat tubuh Kirana.Kirana

  • Richardo Elios   113. Piknik Bersama

    Musim kian berganti dan berlalu dengan cepat, semua aktivitas mulai kembali dengan normal layaknya seorang manusia pekerja dipagi hari.Hidup terasa menjadi ringan dan bermakna, lika-liku yang selama ini diperjuangkan, kini telah usai dan diganti dengan sebuah kebahagiaan.Matahari mulai menyapa sebuah rumah mewah, terlihat cahayanya yang mulai masuk melalui celah-celah rumah, dan mengganggu indra seorang gadis yang tengah tertidur pulas.Gadis itu mengedipkan matanya berkali-kali, dan menetralkan penglihatannya, iris matanya pun teralihkan dengan seorang pria yang kini tengah tertidur disampingnya."Sudah bangun?" tanya pria itu sembari membuka mata dan memiringkan tubuhnya kedepan gadis itu.Kirana kaget dan menatap Richard cukup lama, ternyata pria itu sudah bangun dari tadi, dan mungkin sedang mengumpulkan tenaga untuk bangun.Seminggu setelah pernikahan berlalu, Kirana dan Richard resmi menjadi seorang pasangan baru, dan baru tadi malam saja mereka melakukan kegiatan yang biasa d

  • Richardo Elios   112. Pernikahan Yang Bahagia

    Acara selamatan dari semua pengunjung pun berakhir, kini kedua pasangan itu dapat beristirahat dan menikmati pertunjukan dari para penari maupun penyanyi."Akhirnya kalian bisa duduk dengan tentram," ucap Angelina dan Arnold yang kini tengah menghampiri kedua pasangan itu."Jangan bahas itu lagi, kaki ku seakan-akan mau terlepas saja," ucap Richard sambil memijit pelan betisnya."Iya, bahkan sepanjang selamatan, Richard selalu memohon supaya semua ini cepat berlalu," canda Kirana, dia merasa lucu ketika melihat tingkah Richard yang cemberut akibat acara selamatan yang tak kunjung selesai.Mereka bertiga langsung tertawa dan menistakan Richard, sehingga membuat pria yang diejek hanya bisa pasrah dengan keadaan.Dari kejahuan, terlihat kedua orang gadis yang tengah menatap Kirana tersenyum bahagia bersama teman-teman barunya itu."Apa dia melupakan kita? Dia bahkan tidak menceritakan pernikahan kontrak itu sekali pun," ucap Acha yang kini merasa kesal karena tingkah Kirana.Serani menco

  • Richardo Elios   111. Acara Salaman

    Pesta pernikahan digelar dengan begitu meriah, setelah kedua pasangan dinyatakan sah menjadi suami dan istri, pesta tarian maupun nyanyian dari artis terkenal, langsung memeriahkan acara tersebut.Orang-orang berpesta ria sambil mencicipi makanan serta minuman yang telah disediakan.Kedua pasangan yang menjadi topik utama itu, kini sedang bersalamah dan berfoto dengan orang-orang yang hadir diacara pernikahan mereka.Acara salaman memakan waktu yang cukup lama untuk bersalaman dengan semua orang yang hadir diacara itu, dari sekian banyaknya orang, hingga akhirnya tersisa sedikit orang saja untuk menyelesaikan acara salaman."Bagaimana perasaan kalian berdua?" tanya Angelina dan Arnold yang kini naik untuk berpegangan tangan dengan kedua mempelai."Lelah, lebih baik kalian berdua turun saja, biar acara salaman ini cepat berakhir," ucap Richard yang sudah lelah dengan salaman terus menerus.Arnold menahan tawanya, baru kali ini dia melihat Richard kesusahan seperti orang yang mau mati.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status