Home / Romansa / Richardo Elios / 04. Sesuatu

Share

04. Sesuatu

Author: Rhilll
last update Last Updated: 2021-06-29 08:59:55

Hari mulai beranjak malam, burung-burung pun mulai kembali ke sarang mereka, bahkan sisa-sisa sunset sore sudah menghilang.

Terlihat Kirana sedang memasak di rumah sambil mengenakan pakaian maidnya. Entah ada apa dengannya, sehungga memakai pakaian maid yang begitu pendek dan terlihat sexy.

Jam menunjukan pukul 19:30, terdengar dari luar mobil Richard sudah sampai di depan Apartemen.

"Bagaimana? Apa ada yang mencurigakan?" tanya Richard kepada Bodyguard.

"Tidak ada tuan, cuman ada seseorang yang bertabrakan dengan nyonya Kirana," jawabnya.

"Siapa?"

"Hanya orang biasa, katanya dia cuman lari dari orang yang mengejarnya."

"Baiklah, terus awasi Kirana." Richard menepuk pelan pundak Bodyguardnya lalu  berjalan masuk kedalam Apartemen.

Ketika sampai di dalam, langkah Richard terhenti ketika melihat Kirana yang tengah memakai pakaian maid.

"Sudah pulang?" tanya Kirana setelah menaruh piring yang berisi sayuran yang ia masak di meja.

"Kamu ngapain?" Richard tak memperdulikan pertanyaan Kirana, dia masih bingun dengan baju maid yang Kirana pakai malam ini.

"Maksudmu? Kamu gak lihat aku lagi masak." Kirana menatap Richard dengan malas.

"Bukan itu maksudku, cuman aku baru tahu kalau kau suka memakai pakaian yang seperti itu."

Richard tau bahwa Kirana tak menyukai pakaian yang pendek dan sexy, karena itulah saat dia memakai pakaian itu, membuat Richard bingun.

"Ah ... pas perjalanan mau pulang teman-temanku beliin nih baju, katanya kalau pakai nanti masakan akan terlihat enak." Jelas Kirana sambil memasang senyumnya.

Richard yang melihat itu langsung jantungnya berdegup dengan kencang, dan tanpa dia sadari dia telah berjalan mendekati Kirana.

Dia berjalan dan tak menghiraukan koper yang baru saja ia jatuhkan, bahkan Kirana yang memanggilnya pun tak dia dengar.

"Kamu mau ngapain?" tanya Kirana ketika Richard sudah berada di depannya.

"Kamu yang memulainya, berarti kamu juga yang harus mengakhiri hal ini."

Richard langsung mencium Kirana dengan ganas, Kirana tak bisa bergerak lagi, kedua tangannya telah di kunci oleh Richard.

Karena kekuatan Richard yang begitu besar, membuat Kirana tak bisa mendorongnya. Ia benar-benar pasrah ketika Richard melumat bibirnya, sesekali Richard meremas pantat Kirana.

Ciuman Richard pun beralih ke lehernya, dia menghisap leher Kirana hingga meninggalkan bekas merah di situ.

"Stop Richard!"

Richard tak memperdulikan teriakan Kirana, dia masik asik melumat leher Kirana sehingga banyak sekali tanda merah yang ia tinggalkan di situ.

Tak banyak bicara, Richard pun menggendong Kirana lalu berjalan menuju kamar.

"Kamu mau ngapain Richard!" teriak Kirana sambil memukul dada bidang Richard.

"Ini salahmu Kirana," jawab Richard dengan nafas yang sudah tak teratur.

Kirana ingin melepaskan dirinya, tapi kekuatan genggaman Richard tak bisa melepas dari tubuhnya.

Richard pun membanting tubuh Kirana di kasur, ia langsung menaiki Kirana dan membuka satu persatu kerah baju maid Kirana.

"Kamu ngapain? Richard!"

Tidak bisa menghentikan Richard, dia telah di kuasai hawa nafsu yang begitu dalam, dia tak mendengar suara Kirana, dan hanya ingin melampiaskan hawa nafsunya.

Setelah semua kancing baju Kirana terlepas, dia membuka bajunya dan  terlihat dua gunung kembar Kirana yang bersembunyi di balik tanktopnya dan kini sudah padat membulat.

Lidahnya pun mulai melancarkan aksinya, dia mulai mencium serta menjilat bagian dada Kirana.

Tapi tiba-tiba gerakan Richard terhenti, dia mendongakkan kepalanya lalu menatap Kirana yang tengah menutup mata.

Air mata Kirana sudah jatuh membasahi kedua pipinya, badannya bergetar dengan hebat. Richard dengan cepat langsung berpindah dari posisinya.

"Kirana, maafkan aku," ucap Richard setelah sadar dengan apa yang ia lakukan.

Kirana tak menjawab apa-apa, dia benar-benar menangis dalam diam. Dia bahkan tak bergerak sedikit pun untuk membenarkan bajunya itu.

"Maafkan aku Kirana, aku gak bisa mengendalikan hawa nafsuku." Nada bicara Richard terlihat menyesal, dia menatap Kirana yang berbaring tak berdaya.

"Ka--kamu jahat Ri--Richard." Suara Kirana pun sudah sesegukan, dia benar-benar takut dengan Richard yang menjadi ganas seperti itu.

Richard mengacak rambutnya dan menyesal dengan tindakan yang ia lakukan kepada Kirana hari ini.

Dia pun berjalan untuk keluar, dan berniat supaya Kirana bisa menghabiskan waktunya sendirian. Tapi langkah Richard terhenti saat kakinya tak sengaja menjatuhkan tas Kirana.

Richard pun memungut barang-barang yang keluar dari tas Kirana, dan terakhir sebuah foto yang menarik perhatiannya.

Mata Richard langsung memerah saat melihat foto bunga mawar merah dan gaun putih. Dia langsung berdiri dan menatap Kirana.

Saat Richard ingin mempertanyakan foto ini dari Kirana, dia teringat dengan seseorang yang bertabrakan dengan Kirana saat mau pulang dari kafe.

Tanpa hitungan detik, Richard langsung berlari kearah Bodyguardnya yang di pimpin oleh Thomas.

"Thomas!" teriak Richard sehingga membuat Bodyguard lainnya untuk datang kehadapannya.

"Ada apa tuan?" tanya Thomas dan menunduk.

PLAKK!!

Suara tamparan bergema di ruangan tersebut, darah segar pun turun dari sudut bibir Thomas.

"Kenapa! Kenapa foto ini ada di dalam tas Kirana?" tanya Richard dengan suaranya yang penuh emosi.

Thomas menatap foto yang di genggam Richard, dia bingun apa yang dimaksud oleh Richard.

"Aku tanya sekali lagi, apa kalian benar-benar memperhatikan Kirana?" Richard memelankan suaranya.

"Tentu saja tuan," jawab Thomas.

"LALU KENAPA FOTO INI ADA DI TASNYA!?" Teriakan Richard membuat beberapa Bodyguard menjadi terkejut dengan teriakannya.

"Cepat kalian bawa pria yang menabrak Kirana, bawa dia ke hadapanku, sekarang!" suruh Richard.

Semua Bodyguard langsung berpencar dan mencari orang yang di cari oleh tuan mereka.

"Sial! Berani-beraninya dia muncul di salah satu keluargaku." Richard meremas foto yang ia genggam.

Sedangkan di tempat lain, terlihat Keynest yang tengah berhadapan dengan Justin di ruang kerjanya.

"Ayah, Key ingin berbicara sesuatu," ucapnya Ragu-ragu.

"Ada apa Key?" tanya Justin dan masih asik mengurus beberapa dokumennya.

"Malam yang ayah ajak kita nonton teater, ayah kemana saja?" Pertanyaan Keynest langsung membuat Justin menghentikan gerakannya.

"Kenapa bahas hal ini? Padahal sudah hampir setahun berlalu," ucap Justin.

"Gak, soalnya Keynest penasaran karena pada malam itu juga ibunya kak Richard meninggal," jelas Keynest.

"Lalu? Apa hubungannya dengan ayah?" tanya Justin.

"Gak ada, cuman masih bingun, kenapa jam datang ayah berselisih dengan jam kematian ibunya kak Richard?"

BRAKK!!

Justin memukul mejanya dengan kuat, sehingga membuat Keynest kaget akan hal itu.

"Ayah tak ingin membicarakan hal itu lagi, sudah terlalu lama ayah berduka dengan kepergian Amanda, jadi kamu jangan merusak malam ini Keynest." Justin menatap Keynest dengan geram.

Keynest pun menundukan kepalanya lalu meminta maaf kepada Justin, tak lama dia pun keluar dari ruang kerja Justin.

Langkah kaki Keynest berjalan sampai ke kamarnya, dia pun masih curiga dengan ayahnya Justin.

"Sepertinya akan seru," ucap Keynest saat menatap layar komputer yang menampilkan Justin di ruang kerjanya.

Keynest berhasil memasang Cctv tersembunyi di ruang Justin, karena hanya di ruang kerja Justinlah yang tak memasang Cctv rumah.

"Sepertinya kematian ibunya kak Richard berhubungan dengan keluarga Hernandos."

Bersambung...

Related chapters

  • Richardo Elios   05. Pertemuan

    Richard membuka matanya dengan cepat, nafasnya sudah tidak teratur, bahkan detak jantungnya berdegup sangat kencang. Mimpi itu lagi. Mimpi yang bersarang di dalam ingatan Richard, karena itulah dia selalu ingin menghilangkan semua mimpi buruk dan teka-teki yang ada di kepalanya. Richard menatap kearah jendela ruang kerjanya, dia tertidur karena terlalu kelelahan. Setelah ia mengetahui bahwa orang yang menabrak Kirana hanyalah orang biasa, dan tidak ada hubungannya dengan semua ini. Richard pun berdiri, lalu melangkah keluar dari ruang kerjanya, tapi matanya menangkap seorang gadis yang tengah memasak makanan untuk sarapan. "Kirana?" Richard berjalan menuju meja makan yang sudah ada beberapa masakan Kirana. "Maafkan aku Kirana, tadi malam aku benar-benar gak bisa mengendalikan diriku," ucap Richard menyesal, dia tahu bahwa Kiran

    Last Updated : 2021-07-05
  • Richardo Elios   06. Penyusup

    Kirana menatap langit-langit kamarnya, dia menelusuri setiap jejak seni yang tergambar di atasnya itu.Richard hari ini lembur hingga di tak bisa pulang kerumah. Kirana sebenarnya marah dan emosi atas tindakan Richard waktu itu.Dia takut trauma masa kecilnya muncul kembali. Kirana masih ingat, bagaimana dia waktu kecil di paksa dan di telanjangi seluruh tubuhnya di depan pamannya.Kirana menggelengkan kepalanya, dia tak ingin memikirkan masa lalu yang ia lewati dengan susah payah.KRINGG!!Sebuah panggilan telfon berhasil mengalihkan pikiran Kirana yang random, dia pun mengambil ponselnya yang ia taruh di nakas."Halo," ucapnya dengan suara agak serak."Halo sayang, gimana kabar kamu? Bunda rindu sama kamu Kirana," ucap seorang wanita dari balik ponsel."Kirana juga rindu sama Bunda, Bunda tunggu sebentar yah, Kirana janji bakal buat Bunda operasi dan hidup normal lagi." Kirana menggigit bibir bawahnya, dia tak ing

    Last Updated : 2021-09-24
  • Richardo Elios   07. Amarah Richard

    PLAKK PLAKKMr Monkey baru saja menampar Thomas. Wajah pria itu bahkan sudah penuh darah segar."SIAPA YANG NYURUH KAU ANGKAT TELFON INI BRENGSEK! AKU KIRA TADI KIRANA YANG ANGKAT!" Teriakan Mr Monkey menggelegar memenuhi ruangan.Bukannya menjawab, Thomas malah terkekeh.PLAKK!!Tamparan pun di layangkan di wajah Thomas, pria itu sudah tak bisa bergumam lagi."Brengsek! Bikin susah saja, lagian siapa yang nelfon tadi," ucap Mr Monkey setelah membanting tubuh Thomas di bawah lantai."Cari wan--" Perkataan Mr Monkey terhenti saat mereka semua mendengar beberapa buah suara mobil yang baru saja datang."Sial!"Mereka semua langsung berhamburan keluar dari pintu belakang."TANGKAP MEREKA!" Teriak Richard saat melihat mereka yang berhamburan keluar.Dengan secepat kilat, seluruh penjaga Richard berlarian untuk mengejar para penyusup itu.Richard tak ingin tertinggal dari para pengawalnya, dia dengan

    Last Updated : 2021-09-25
  • Richardo Elios   08. Black Tiger

    Di rumah sakit Mutiara Alkasih, beberapa orang lalu lalang masuk kedalam, ada juga yang keluar.Banyak pasien serta dokter dan suster yang kesana kemari untuk memberi pelayanan.Di sebuah kamar dengan nomor 025, terdapat seorang gadis baru saja sadar dari tidurnya.Dia memejamkan matanya berulang kali untuk menyesuaikan pencahayan dalam rumah sakit itu.Dimana ini? Sebuah pertanyaan yang lolos di pikirannya, dia menatap langit-langit ruangan yang bernuansa putih itu, sesekali juga menoleh kekiri dan kekanan.Matanya menangkap seorang pria yang tertidur pulas dengan posisi duduk."Ri ... chard," ucapnya dengan nadah lemah.Walau waktu istirahat yang cukup lama, Kirana masih saja merasakan lemas pada bagian tubuhnya. Dia merasakan kejadian begitu sangat lama sekali.Entah dapat insting dari mana, Richard tiba-tiba terbangun dari tidurnya."Kirana, kamu baru bangun? Mau aku ambilin teh hangat? Apa ada yang terluka?"&n

    Last Updated : 2021-09-28
  • Richardo Elios   09. Penyerangan

    Jam menunjukan pukul 09:00, menandakan bahwa pertumpahan akan terjadi.Richard telah mengumpulkan semua pasukannya. Pasukan yang ia ambil dari pembunuh tingkat atas, serta mantan komandan militer terkuat di indonesia dan negara luar."Kalian harus membunuh siapapun yang kalian temui di gedung itu! Jangan biarkan seekor nyamuk lolos dari gedung itu!" Richard berbicara dengan lantang, dia baru saja menjelaskan struktur bangunan markas Black Tiger."SIAP!" teriak mereka semua serempak.Richard menatap pengawalnya yang sibuk mengetes beberapa perlengkapan yang akan mereka bawah di pertarungan ini.Dari jauh Arnold berjalan mendekat lalu merangkul pundak Richard. "Kita harus kalahkan mereka malam ini.""Tentu saja, dengan ini aku bisa tahu siapa dalang di balik semua ini, dan aku akan menghancurkanmu Justin Hernandos," ucap Richard menggebu-gebu.Emosinya benar-benar memuncak, yang ada di pikirannya hanya niat untuk membunuh. Walau s

    Last Updated : 2021-09-29
  • Richardo Elios   10. Penyerangan Thomas

    DORR!"TUAN!!" teriak Thomas saat dia melihat Richard yang baru saja tertembak hingga ia tersungkur kebawah.Thomas dengan cepat mengarahkan shotgunnya kearah orang yang menembak Richard, orang dengan topeng monyet, serta sepuluh penjaga yang berdiri di belakangnya."Aku tidak menyangka kalian akan menyerang markas kami, sungguh tindakan yang bodoh Richard," ucap Mr Monkey."Kau ... brengsek!" Thomas mengkongkang shotgunnya."Percuma kau melancarkan serangan itu, kau hanya akan membuang nyawamu," ucap Mr Monkey dengan santai.Nafas Richard tak teratur, penglihatan dan pendengarannya kurang tajam, rasanya dia akan kehilangan kesadaran di saat seperti ini."Sial! Aku harus selesaikan semua hari ini." Richard memaksa dirinya untuk berdiri, dia menatap tajam Mr Monkey.Mr Monkey terkekeh geli. "Baru kali ini aku melihat orang yang masih saja bertindak bodoh.""Brengsek! Aku akan menghancurkan kalian semua." Richard berdiri,

    Last Updated : 2021-09-30
  • Richardo Elios   11. Tersangka

    DORR!!Peluru yang Richard lancarkan berhasil melumpuhkan kedua tangan Mr Monkey, kini dia tak bisa berkutik apa-apa lagi."Siapa yang menyuruh kalian untuk melakukan semua ini?" tanya Richard ketika Mr Monkey sudah terbaring lemas di bawah.Mr Monkey terkekeh. "Kamu pikir sudah menang Richard? Semua masih belum berakhir.""Apa keluarga Hernandos dibalik penyerangan dan teror semua ini?""Aku tak mengerti dengan apa yang kau katakan.""JAWAB AKU BRENGSEK! JANGAN ALIHKAN PERTANYAANKU!""Lebih baik aku mati, dari pada harus memberitahu hal ini kepadamu." Mr Monkey terkekeh.Richard meraih topeng monyet yang di pakai Mr Monkey, dan langsung melepaskannya. Mata Richard menatap wajah di depannya itu, dia tak mengenal orang yang di sebut Mr Monkey ini."Siapa yang membayarmu untuk melakukan ini?" tanya Richard sambil menodongkan senjata yang ia pegang."Jangan buang-buang nyawaku, bunuh aku saja Richard!"K

    Last Updated : 2021-10-01
  • Richardo Elios   12. Rumah Baru

    "Apa tidak ada yang ketinggalan?" tanya Richard saat mengisi beberapa kardus serta koper yang baru saja ia masukan di dalam jok mobil.Kirana menggelengkan kepala dan berjalan kearah Richard sambil membawa kardus terakhir. "Gak ada lagi."Mereka berdua masuk kedalam mobil, dan melaju dengan cepat.Hari ini Kirana dan Richard akan mendiami rumah baru mereka, dari kejadian yang mereka alami, inilah kebebasan yang sesungguhnya.Kejadian yang menjadi sebuah awal pertempuran dan akhir untuk Kirana serta Richard.Mobil Richard melaju dengan cepat di jalan raya, tapi dia tiba-tiba membelok haluannya kearah yang berlawanan."Mau kemana?" tanya Kirana agak keherangan."Kamu gak lupa kan?" tanya Richard balik.Kirana langsung mengingat kemarin malam, dia mengingat jelas Richard berbicara tentang semua kejadian tadi malam.Kirana agak senang karena Richard telah terlepas dari belenggunya dan Richard juga bisa menyelesaikan ko

    Last Updated : 2021-10-02

Latest chapter

  • Richardo Elios   119. Episode Spesial

    Pagi hari yang cerah membentang luas diangkasa, matahari menunjukan sinar ultra violetnya dan menyinari seluru makhluk hidup dimuka bumi.Bunga bermekaran dimana-mana sambil menunjukan keindahannya, musim semi menjadi musim yang paling ditunggu semua orang.Tak hanya bunga-bunga saja, bahkan pohon juga menunjukan buah segarnya kepada makhluk hidup lainnya.Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan, tiga tahun terlewat begitu saja, semuanya tampak normal pada umumnya.Seluruh kota masih sama seperti dulu, semua bangunan dari pribadi maupun umum masih sama seperti tahun lalu, mungkin yang berubah hanyalah anak-anak kecil yang sudah mulai perlahan beranjak remaja dan dewasa.Dipagi hari yang cerah ini, kebahagiaan mulai terpancar besar disebuah gedung mewah, terlihat banyak sekali orang yang datang menghadiri pernikahan seorang pria dan gadis muda."Selamat atas pernikahannya, Arnold Bernald dan Angelina Casanova."Tulisan tersebut terpampang dengan jelas diatas banguan meg

  • Richardo Elios   118. END

    CEKLEK!!Pintu rumah langsung terbuka dengan lebar, pintasan ingatan langsung terlintas dan membuat jantung Richard berdegub sangat kencang tak teratur."RICHARD!" teriak Kirana saat melihat Richard hampir saja jatuh kebawah.Richard menggelengkan kepalanya dengan kuat, pria itu mencoba menetralisirkan nafasnya."Kalau kamu tidak kuat, kita undur saja," ucap Kirana khawatir dengan mental suaminya itu.Richard menegakkan badannya kembali, dia menatap Kirana diselingi dengan senyuman kecil, tak lama tangannya menggenggam kuat tangan kecil milik Kirana."Aku tidak mau kabur lagi," ucap Richard masih mengeratkan pegangan tangannya.Kirana menatap suaminya itu, walau sudah berkata bahwa dia akan mengatasinya, tapi hati gadis kecil itu selalu saja merasa khwatir akan suaminya.Mereka berdua langsung melangkahkan masuk kedalam rumah, hawa keadaan sekitar langsung berubah dengan drastis.Terasa sejuk didalam, tak dingin maupun panas, seperti membuat tubuh untuk tetap betah dan tinggal disini.

  • Richardo Elios   117. Hari Peringatan

    Pagi hari yang selalu diawali dengan cerahnya matahari, kini berganti menjadi mendung seperti musim dingin pada umumnya.Awan menghitam dari subuh, namun air hujan tak kunjung turun setitik pun, dunia seperti sedang bersedih hari ini.Jam menunjukan pukul 07:00, terlihat kedua pasangan yang sudah memakai pakaian serba hitam, mereka akan pergi untuk memperingati hari seseorang."Apa tidak ada yang ketinggalan?" tanya Richard kepada Kirana.Gadis yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan, tanpa menunggu waktu lama, mobil langsung menuju dengan cepat dijalan raya.Sepanjang perjalanan, Richard tak terlalu membicarakan sesuatu, mungkin kenangan-kenangan pahit itu muncul lagi diingatannya, apalagi Richard belum sepenuhnya melupakan kejadian yang menyeramkan itu.Kirana menatap awan hitam yang membentang luas diatas, langit seperti mengetahui bahwa mereka sedang bersedih hari ini."Seperti biasanya, aku benci awan seperti ini," ucap Richard membuka obrolan.Kirana yang tengah

  • Richardo Elios   116. Berkunjung

    CKITT!!Mobil hitam pekat itu mendarat disebuah rumah sakit pusat kota, keempat orang itu turun dan menatap bangunan didepan.Didalam perjalanan mereka sempat membatalkan janji untuk pergi jalan-jalan, dan terpaksa mengunjungi seseorang dirumah sakit ini."Apa ayah sudah melakukan pemeriksaan?" tanya Richard dan mendapat anggukan pelan dari Kenneth."Kemarin sudah melakukan pemeriksaan terakhir, mungkin ayah saat ini berada diruang rawatnya," jawab Kenneth.Richard menatap Kirana yang tengah membawakan bungkusan kue untuk Justin.Tanpa menunggu waktu lama, mereka langsung berjalan masuk kedalam rumah sakit. Berasa dejavu, Richard teringat kembali saat dia berada dirumah sakit sebulan yang lalu, setelah insiden Black Tiger dan Dark Devil.Semuanya terjadi begitu cepat, bahkan Richard masih ingat bagaimana Andy, musuh mereka yang mati dengan terhormat.Tak mau memikirkan masa lalu yang suram itu, Richard menepuk pelan pipinya supaya tersadar, dan menatap masa depan yang cerah.CKELEK!P

  • Richardo Elios   115. Batal Hiburan

    Pagi hari yang cerah mulai menyapa, seperti hari-hari biasa lainnya, semua orang kembali melakukan aktivitas mereka, dari pekerja kantoran sampai anak-anak sekolahan.Disebuah hotel, terlihat banyak sekali orang-orang yang sudah siap bepergian pulang karena menginap semalaman ditempat ini, ada juga yang menetap menikmati masa liburan mereka."Apa tidak ada yang ketinggalan lagi?" tanya Kirana kepada Keynest, karena gadis kecil itu membawakan banyak sekali buku-buku belajar.Pandangan Kirana tertuju pada Serani dan Acha yang berjalan mendekat, mereka berpelukan dengan Kirana sebelum berpamitan pulang."Kami duluan yah, maaf gak bisa pulang barengan," ucap Serani tak tegaan, karena keadaan membuat mereka seperti ini.Serani dan Acha mereka bekerja disatu perusahaan batik yang terkenal diindonesia, mereka beruntung mendapat cuti libur sehari, dan hari ini terpaksa pergi ke kantor.Kirana tersenyum menatap kedua sahabatnya itu. "Gak apa-apa, setidaknya kalian masih menyempatkan diri untuk

  • Richardo Elios   114. Truth Or Dare

    Piknik liburan berakhir dengan cepat hingga malam hari, mereka semuanya setuju untuk melakukan penginapan malam ini.Hawa dingin malam mulai menerpa seluruh tubuh orang-orang, walau tadi pagi cuacanya sedang bagus, tak menutup kemungkinan, karena ini adalah musim dingin.Dari arah pantai, terlihat seorang gadis yang berjalan menyusuri pasir. Dingin yang ia rasakan, walau sudah memakai jaket tebal, tapi dinginnya angin malam ini, benar-benar membuat seluruh tubuhnya seperti membeku.Langkah kakinya terhenti tepat didepan air laut, dia menatap air yang begitu tenang, serta ingatan waktu ia jatuh cinta untuk pertama kalinya, langsung terlintas begitu saja."Kirana!" teriak seseorang dan membuatnya membalikkan badan kebelakang.Senyumannya mengembang menatap pria yang tengah berlari cemas kearahnya, dengan cepat pelukan hangat langsung dia terima dengan kedatangan pria itu."Kamu dari mana saja? Aku khawatir saat kamu gak ada dihotel," ucap Richard sambil memeluk erat tubuh Kirana.Kirana

  • Richardo Elios   113. Piknik Bersama

    Musim kian berganti dan berlalu dengan cepat, semua aktivitas mulai kembali dengan normal layaknya seorang manusia pekerja dipagi hari.Hidup terasa menjadi ringan dan bermakna, lika-liku yang selama ini diperjuangkan, kini telah usai dan diganti dengan sebuah kebahagiaan.Matahari mulai menyapa sebuah rumah mewah, terlihat cahayanya yang mulai masuk melalui celah-celah rumah, dan mengganggu indra seorang gadis yang tengah tertidur pulas.Gadis itu mengedipkan matanya berkali-kali, dan menetralkan penglihatannya, iris matanya pun teralihkan dengan seorang pria yang kini tengah tertidur disampingnya."Sudah bangun?" tanya pria itu sembari membuka mata dan memiringkan tubuhnya kedepan gadis itu.Kirana kaget dan menatap Richard cukup lama, ternyata pria itu sudah bangun dari tadi, dan mungkin sedang mengumpulkan tenaga untuk bangun.Seminggu setelah pernikahan berlalu, Kirana dan Richard resmi menjadi seorang pasangan baru, dan baru tadi malam saja mereka melakukan kegiatan yang biasa d

  • Richardo Elios   112. Pernikahan Yang Bahagia

    Acara selamatan dari semua pengunjung pun berakhir, kini kedua pasangan itu dapat beristirahat dan menikmati pertunjukan dari para penari maupun penyanyi."Akhirnya kalian bisa duduk dengan tentram," ucap Angelina dan Arnold yang kini tengah menghampiri kedua pasangan itu."Jangan bahas itu lagi, kaki ku seakan-akan mau terlepas saja," ucap Richard sambil memijit pelan betisnya."Iya, bahkan sepanjang selamatan, Richard selalu memohon supaya semua ini cepat berlalu," canda Kirana, dia merasa lucu ketika melihat tingkah Richard yang cemberut akibat acara selamatan yang tak kunjung selesai.Mereka bertiga langsung tertawa dan menistakan Richard, sehingga membuat pria yang diejek hanya bisa pasrah dengan keadaan.Dari kejahuan, terlihat kedua orang gadis yang tengah menatap Kirana tersenyum bahagia bersama teman-teman barunya itu."Apa dia melupakan kita? Dia bahkan tidak menceritakan pernikahan kontrak itu sekali pun," ucap Acha yang kini merasa kesal karena tingkah Kirana.Serani menco

  • Richardo Elios   111. Acara Salaman

    Pesta pernikahan digelar dengan begitu meriah, setelah kedua pasangan dinyatakan sah menjadi suami dan istri, pesta tarian maupun nyanyian dari artis terkenal, langsung memeriahkan acara tersebut.Orang-orang berpesta ria sambil mencicipi makanan serta minuman yang telah disediakan.Kedua pasangan yang menjadi topik utama itu, kini sedang bersalamah dan berfoto dengan orang-orang yang hadir diacara pernikahan mereka.Acara salaman memakan waktu yang cukup lama untuk bersalaman dengan semua orang yang hadir diacara itu, dari sekian banyaknya orang, hingga akhirnya tersisa sedikit orang saja untuk menyelesaikan acara salaman."Bagaimana perasaan kalian berdua?" tanya Angelina dan Arnold yang kini naik untuk berpegangan tangan dengan kedua mempelai."Lelah, lebih baik kalian berdua turun saja, biar acara salaman ini cepat berakhir," ucap Richard yang sudah lelah dengan salaman terus menerus.Arnold menahan tawanya, baru kali ini dia melihat Richard kesusahan seperti orang yang mau mati.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status