Selamat Membaca
HAVE A NICE DAYSeperti yang dikatakan oleh Raja Rana, Dia menggelar perayaan untuk kemenangannya. Raja Rana mengundang semua sekutunya, bahkan Mereka membagikan emas dan perhiasan untuk rakyat di kota Swadaya.Rasi, Laksmi dan Fatma hanya dapat melihat dari atas. Mereka tidak diijinkan berbaur dalam keramaian itu, karena Rasi baru saja membaik. "Akh." Rasi memegang kepalanya."Kenapa Rasi?" tanya Laksmi."Kepalaku terasa sakit," jawab Rasi."Kalau begitu, Kita ke kamarmu saja." Fatma dan Laksmi menolong Rasi.Mereka akhirnya memutuskan untuk tidur-tiduran di kamar Rasi, karena tidak ada yang bisa di lakukan. Mereka hanya mengobrol hal-hal ringan yang dapat mengundang gelak tawa."Kalau nanti ada seorang Pangeran yang melamarmu apa akan Kau terima?" tanya Fatma. Dialah yang memulai topik ini."Terima, kalau tampan." Laksmi tersenyum sendiri, entah apa yang Dia pikirkan."Kalau Kau bagaimana?" tanya Rasi padSelamat MembacaHAVE A NICE DAY"Jangan ada yang keluar!" perintah Raja Rana.Raja Rana dan Panglima Arya tidak mengijinkan siapapun untuk keluar, tetapi Mereka yang justru memeriksa keadaan. Rasi keluar dari kamarnya untuk mencari Agra, Dia tidak mendengarkan ucapan Laksmi dan Fatma."Rasi tunggu!" teriak Laksmi."Kak Rasi tunggu Kami!" teriak Fatma."Di mana Rasi?" tanya Pangeran Afni."Kak Rasi pergi keluar," jawab Fatma.Tanpa menunggu lagi, Pangeran Afni mengejar Rasi diikuti oleh Fatma dan Laksmi. Mereka bertiga di tahan oleh Prajurit, namun Pangeran Afni memaksa untuk keluar."Rasi apa yang Kau lakukan di sini?" tanya Panglima Arya."Di mana Agra?" tanya Rasi. Tanpa menjawab pertanyaan dari Panglima Arya."Dia pasti ada di...." Panglima Arya mematung, begitu juga Rasi."Di mana istana Agra?!" tanya Rasi dengan terkejut.Mendengar ucapan Rasi, barulah semua orang sadar kalau istana tempa
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tabib, apa Rasi bisa sembuh?" tanya Laksmi."Bisa, tapi racunnya sudah menyebar. Namun, racun ini sangat ganas dan langka, selain Weedkiler," jawabnya."Lalu, bagaimana cara untuk menyembuhkannya?" tanya Rasi."Sihir hanya bisa di lawan oleh sihir, dahulu Aku pernah mendengar Ayahku mengatakan kalau di sungai ada seorang Ratu penguasa yang sangat sakti. Hanya Dia yang bisa menolong Tuan Putri," jelasnya."Tabib utama, bagaimana cara Kita untuk menemuinya?" tanya Laksmi."Kita harus mengadakan pertemuan pada malam hari," jawabnya.Laksmi menyampaikan apa yang dikatakan oleh tabib utama pada Raja Rana dan Ratu Kosala yang sudah siuman, kemudian Mereka menemui tabib utama."Kami menyanggupi apapun syaratnya," ucap Ratu Kosala."Yang Mulia harus menyiapkan air dari sungai Bahari, setelah itu Aku akan menjadi jembatan penghubung Kalian dengan Ratu penguasa," ucap tabib utama.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYLaksmi mengetuk pintu kamar Rasi, kemudian Dia masuk dengan membawa buah untuk peramal gunung serta tabib utama. Ratu Kosala tersenyum pada Laksmi."Terima kasih Laksmi," ucapnya."Sama-sama Yang Mulia," balas Laksmi."Laksmi, Aku memberikanmu tanggung jawab besar untuk menjaga Rasi," ucap Ratu Kosala."Rasi sudah seperti saudaraku, jadi Aku pasti akan menjaganya," balas Laksmi."Kalau begitu Aku harus ke aula istana untuk menemui Raja," ucap Ratu Kosala."Iya Ratu," balas Laksmi.Ratu Kosala ke luar dari kamar Rasi, Dia menuju ke aula istana. Grita yang melihat kedatangan Ratu Kosala, kemudian menghampirinya.Mereka terlihat berbicara sebentar, kemudian Grita pergi dari aula istana. Hal itu cukup menarik perhatian dari Panglima Kala yang juga ada di sana."Panglima Arya, Kau Aku berikan tanggung jawab untuk menjaga pintu utama. Yang lainnya akan berbagi tugas untuk menjaga g
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSetelah perjanjian itu, Raja Rana langsung mengumumkan bahwa semua orang di larang untuk mengambil air di sungai Bahari dan meminta prajurit kepercayaannya untuk membersihkan sungai."Selain air dari sungai Bahari, Kalian boleh mengambilnya. Sekarang sungai Bahari akan di bersihkan, karena berisi racun di dalamnya," jelas Panglima Arya."Tapi, kemarin tidak apa-apa Panglima. Keluargaku juga mengambil air dari sana," ucap salah satu warga."Apa Kau kira Kami berbohong?" tanya Panglima Arya."Tidak, bukan seperti itu," jawabnya."Kalau begitu dengarkan Kami dan kalau ada yang melanggarnya, maka orang tersebut akan di hukum ma**i," ancam Panglima Arya.Tidak ada lagi yang berani untuk menentangnya, kemudian Panglima Arya menjaga sungai dengan ketat. Sedikit saja mendekati air sungai, maka akan dicambuk."Kenapa sekarang Raja Rana mulai bersikap kejam?" bisik Mereka."Pasti
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Memangnya kenapa kalau perempuan?" tanya Raja Rana.Raja Rana yang mendengar pertanyaan demikian, langsung menghampiri tempat tersebut. Mereka semua langsung diam, tidak ada lagi yang bersuara."Kenapa Kalian diam?" tanya Ratu Kosala."Tidak apa-apa Ibu, apa yang Mereka katakan itu benar." Rasi berusaha tersenyum, meski Dia begitu terluka."Rasi, Kau adalah permata Ayah dan Ibu yang berharga. Kalau pun Kau tidak terjun ke Medan tempur, itu bukan masalah. Ayah akan mencarikan pemuda yang dapat menjagamu dan seluruh rakyat Kita," tutur Raja Rana."Kalau seperti ini, hati Kami lebih tenang. Maaf Tuan Putri Rasi, bukan maksud Kami untuk bersikap demikian," ucap Mereka."Kalau begitu Aku akan pergi dulu." Rasi dan Laksmi meninggalkan tempat tersebut, begitu juga di susul oleh Ratu Kosala.Hanya Grita dengan dibantu oleh beberapa pelayan dan prajurit yang akhirnya membagikan semua bahan makanan
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRencana Raja Rana yang ingin menikahkan Rasi dengan Panglima Arya yang bersamaan dengan Helen menyebar dengan cepat, entah siapa yang sudah membocorkannya.Mereka mengecam Raja Rana, hingga Raja Rana sendiri yang mendengar hal itu. Raja Rana tidak mengutus Panglima Arya seperti sebelumnya, akan tetapi Dia sendiri yang bertindak."Siapapun yang berani menyebar rumor itu, akan Ku hukum dengan tanganku sendiri!" ujar Raja Rana.Hanya dengan sekali tindakan, Mereka ketakutan dan tidak berani mengatakan apapun. Bukan hanya dengan anggota keluarga, bahkan Raja Rana seolah jauh dari rakyatnya sendiri."Mengapa Raja bersikap seperti itu?""Semakin luas kekuasaan, Dia semakin sombong dan semena-mena!""Apakah kematian Pangeran Agra ada kaitannya dengan hal ini, mengingat Dia bukan Anak kandung dari Raja?"Itulah rumor yang masih masih beredar, hanya saja Mereka mengatakan hal itu secara sembunyi-se
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Yang Mulia maafkan Kami," ucap prajurit tersebut."Apa yang sebenarnya terjadi?!" geram Raja Rana."Dia yang melakukan ini semua," jawabnya."Dia siapa yang Kalian maksud?" tanya Panglima Arya."Pahlawan tanpa nama. Mereka menyebutnya seperti itu," jawab prajurit tersebut. Keadaannya babak belur, bahkan Dia sampai menangis memohon ampun."Orang dari Kerajaan mana yang berani melakukan ini?" tanya Panglima Kala."Kami tidak tahu, karena Dia memakai jubah berwarna merah dan menutup seluruh tubuhnya. Kami tidak dapat membedakan apakah itu laki-laki ataukah perempuan," jawabnya."Sepertinya Dia mengajak rekan," sambung Panglima Arya."Tidak! Dia seorang diri yang melakukan ini," jelasnya."Tidak mungkin! Mendiang Kakakku Agra saja tidak bisa melawan 30 prajurit sendiri, Kalian apalagi prajurit terlatih," ucap Rasi."Aku setuju dengan Rasi, karena Kami pernah melihat Agra
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku ingin meminta tolong, itupun jika Kau tidak sibuk," ucap Rasi."Aku tidak sibuk, karena Panglima Arya sudah kembali mengambil alih semuanya."Bisakah Kau temui Aku nanti malam?" tanya Rasi."Nanti malam? Untuk apa?" tanyanya."Mau menolong atau tidak?" tanya Rasi."Ya, tentu." Panglima Kala menyanggupi permintaan Rasi untuk menemuinya nanti malam, sementara dari tadi Panglima Arya memandang interaksi Mereka dari jauh."Kenapa Mereka selalu nempel?" batin Panglima Arya.Panglima Arya terus mengawasi Mereka, sehingga tanpa sengaja menabrak Laksmi yang sedang membawa makanan untuk Rasi."Maaf Laksmi." Panglima Arya menolong Laksmi untuk berdiri."Itu, Laksmi dan Panglima Arya?" tanya Panglima Kala."Sepertinya bukan," jawab Rasi."Maksudnya?" tanya Panglima Kala."Sepertinya bukan orang lain." Rasi tersenyum jahil, kemudian segera pergi sebelum Panglima