Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
"Jangan ada yang keluar!" perintah Raja Rana.
Raja Rana dan Panglima Arya tidak mengijinkan siapapun untuk keluar, tetapi Mereka yang justru memeriksa keadaan. Rasi keluar dari kamarnya untuk mencari Agra, Dia tidak mendengarkan ucapan Laksmi dan Fatma.
"Rasi tunggu!" teriak Laksmi.
"Kak Rasi tunggu Kami!" teriak Fatma.
"Di mana Rasi?" tanya Pangeran Afni.
"Kak Rasi pergi keluar," jawab Fatma.
Tanpa menunggu lagi, Pangeran Afni mengejar Rasi diikuti oleh Fatma dan Laksmi. Mereka bertiga di tahan oleh Prajurit, namun Pangeran Afni memaksa untuk keluar.
"Rasi apa yang Kau lakukan di sini?" tanya Panglima Arya.
"Di mana Agra?" tanya Rasi. Tanpa menjawab pertanyaan dari Panglima Arya.
"Dia pasti ada di...." Panglima Arya mematung, begitu juga Rasi.
"Di mana istana Agra?!" tanya Rasi dengan terkejut.
Mendengar ucapan Rasi, barulah semua orang sadar kalau istana tempa
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tabib, apa Rasi bisa sembuh?" tanya Laksmi."Bisa, tapi racunnya sudah menyebar. Namun, racun ini sangat ganas dan langka, selain Weedkiler," jawabnya."Lalu, bagaimana cara untuk menyembuhkannya?" tanya Rasi."Sihir hanya bisa di lawan oleh sihir, dahulu Aku pernah mendengar Ayahku mengatakan kalau di sungai ada seorang Ratu penguasa yang sangat sakti. Hanya Dia yang bisa menolong Tuan Putri," jelasnya."Tabib utama, bagaimana cara Kita untuk menemuinya?" tanya Laksmi."Kita harus mengadakan pertemuan pada malam hari," jawabnya.Laksmi menyampaikan apa yang dikatakan oleh tabib utama pada Raja Rana dan Ratu Kosala yang sudah siuman, kemudian Mereka menemui tabib utama."Kami menyanggupi apapun syaratnya," ucap Ratu Kosala."Yang Mulia harus menyiapkan air dari sungai Bahari, setelah itu Aku akan menjadi jembatan penghubung Kalian dengan Ratu penguasa," ucap tabib utama.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYLaksmi mengetuk pintu kamar Rasi, kemudian Dia masuk dengan membawa buah untuk peramal gunung serta tabib utama. Ratu Kosala tersenyum pada Laksmi."Terima kasih Laksmi," ucapnya."Sama-sama Yang Mulia," balas Laksmi."Laksmi, Aku memberikanmu tanggung jawab besar untuk menjaga Rasi," ucap Ratu Kosala."Rasi sudah seperti saudaraku, jadi Aku pasti akan menjaganya," balas Laksmi."Kalau begitu Aku harus ke aula istana untuk menemui Raja," ucap Ratu Kosala."Iya Ratu," balas Laksmi.Ratu Kosala ke luar dari kamar Rasi, Dia menuju ke aula istana. Grita yang melihat kedatangan Ratu Kosala, kemudian menghampirinya.Mereka terlihat berbicara sebentar, kemudian Grita pergi dari aula istana. Hal itu cukup menarik perhatian dari Panglima Kala yang juga ada di sana."Panglima Arya, Kau Aku berikan tanggung jawab untuk menjaga pintu utama. Yang lainnya akan berbagi tugas untuk menjaga g
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSetelah perjanjian itu, Raja Rana langsung mengumumkan bahwa semua orang di larang untuk mengambil air di sungai Bahari dan meminta prajurit kepercayaannya untuk membersihkan sungai."Selain air dari sungai Bahari, Kalian boleh mengambilnya. Sekarang sungai Bahari akan di bersihkan, karena berisi racun di dalamnya," jelas Panglima Arya."Tapi, kemarin tidak apa-apa Panglima. Keluargaku juga mengambil air dari sana," ucap salah satu warga."Apa Kau kira Kami berbohong?" tanya Panglima Arya."Tidak, bukan seperti itu," jawabnya."Kalau begitu dengarkan Kami dan kalau ada yang melanggarnya, maka orang tersebut akan di hukum ma**i," ancam Panglima Arya.Tidak ada lagi yang berani untuk menentangnya, kemudian Panglima Arya menjaga sungai dengan ketat. Sedikit saja mendekati air sungai, maka akan dicambuk."Kenapa sekarang Raja Rana mulai bersikap kejam?" bisik Mereka."Pasti
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Memangnya kenapa kalau perempuan?" tanya Raja Rana.Raja Rana yang mendengar pertanyaan demikian, langsung menghampiri tempat tersebut. Mereka semua langsung diam, tidak ada lagi yang bersuara."Kenapa Kalian diam?" tanya Ratu Kosala."Tidak apa-apa Ibu, apa yang Mereka katakan itu benar." Rasi berusaha tersenyum, meski Dia begitu terluka."Rasi, Kau adalah permata Ayah dan Ibu yang berharga. Kalau pun Kau tidak terjun ke Medan tempur, itu bukan masalah. Ayah akan mencarikan pemuda yang dapat menjagamu dan seluruh rakyat Kita," tutur Raja Rana."Kalau seperti ini, hati Kami lebih tenang. Maaf Tuan Putri Rasi, bukan maksud Kami untuk bersikap demikian," ucap Mereka."Kalau begitu Aku akan pergi dulu." Rasi dan Laksmi meninggalkan tempat tersebut, begitu juga di susul oleh Ratu Kosala.Hanya Grita dengan dibantu oleh beberapa pelayan dan prajurit yang akhirnya membagikan semua bahan makanan
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRencana Raja Rana yang ingin menikahkan Rasi dengan Panglima Arya yang bersamaan dengan Helen menyebar dengan cepat, entah siapa yang sudah membocorkannya.Mereka mengecam Raja Rana, hingga Raja Rana sendiri yang mendengar hal itu. Raja Rana tidak mengutus Panglima Arya seperti sebelumnya, akan tetapi Dia sendiri yang bertindak."Siapapun yang berani menyebar rumor itu, akan Ku hukum dengan tanganku sendiri!" ujar Raja Rana.Hanya dengan sekali tindakan, Mereka ketakutan dan tidak berani mengatakan apapun. Bukan hanya dengan anggota keluarga, bahkan Raja Rana seolah jauh dari rakyatnya sendiri."Mengapa Raja bersikap seperti itu?""Semakin luas kekuasaan, Dia semakin sombong dan semena-mena!""Apakah kematian Pangeran Agra ada kaitannya dengan hal ini, mengingat Dia bukan Anak kandung dari Raja?"Itulah rumor yang masih masih beredar, hanya saja Mereka mengatakan hal itu secara sembunyi-se
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Yang Mulia maafkan Kami," ucap prajurit tersebut."Apa yang sebenarnya terjadi?!" geram Raja Rana."Dia yang melakukan ini semua," jawabnya."Dia siapa yang Kalian maksud?" tanya Panglima Arya."Pahlawan tanpa nama. Mereka menyebutnya seperti itu," jawab prajurit tersebut. Keadaannya babak belur, bahkan Dia sampai menangis memohon ampun."Orang dari Kerajaan mana yang berani melakukan ini?" tanya Panglima Kala."Kami tidak tahu, karena Dia memakai jubah berwarna merah dan menutup seluruh tubuhnya. Kami tidak dapat membedakan apakah itu laki-laki ataukah perempuan," jawabnya."Sepertinya Dia mengajak rekan," sambung Panglima Arya."Tidak! Dia seorang diri yang melakukan ini," jelasnya."Tidak mungkin! Mendiang Kakakku Agra saja tidak bisa melawan 30 prajurit sendiri, Kalian apalagi prajurit terlatih," ucap Rasi."Aku setuju dengan Rasi, karena Kami pernah melihat Agra
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku ingin meminta tolong, itupun jika Kau tidak sibuk," ucap Rasi."Aku tidak sibuk, karena Panglima Arya sudah kembali mengambil alih semuanya."Bisakah Kau temui Aku nanti malam?" tanya Rasi."Nanti malam? Untuk apa?" tanyanya."Mau menolong atau tidak?" tanya Rasi."Ya, tentu." Panglima Kala menyanggupi permintaan Rasi untuk menemuinya nanti malam, sementara dari tadi Panglima Arya memandang interaksi Mereka dari jauh."Kenapa Mereka selalu nempel?" batin Panglima Arya.Panglima Arya terus mengawasi Mereka, sehingga tanpa sengaja menabrak Laksmi yang sedang membawa makanan untuk Rasi."Maaf Laksmi." Panglima Arya menolong Laksmi untuk berdiri."Itu, Laksmi dan Panglima Arya?" tanya Panglima Kala."Sepertinya bukan," jawab Rasi."Maksudnya?" tanya Panglima Kala."Sepertinya bukan orang lain." Rasi tersenyum jahil, kemudian segera pergi sebelum Panglima
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tuan Putri," panggil pelayan."Ada apa?" tanya Rasi."Ratu Kosala memanggil Tuan Putri," jawabnya."Aku akan segera turun." Rasi merapikan sesuatu, lalu Dia pergi ke lantai bawah menemui Ratu Kosala."Rasi kemari, lihat semua perhiasan ini. Pasti Kau sangat cocok menggunakannya," ucap Ratu Kosala."Iya sangat bagus," sambung Rasi."Kau harus berterima kasih pada Panglima Arya, Dia telah memanggil pedagang perhiasan terbaik ke istana ini." Ratu Kosala sibuk memilih perhiasan yang sesuai dengan gaunnya.Rasi secara diam-diam meninggalkan Ratu Kosala, Dia menoleh ke belakang. Lalu, mempercepat langkahnya."Mau ke mana?" tanya Panglima Arya."Tolong berhentilah mengikutiku," balas Rasi."Tidak akan," balasnya."Panglima Kala," panggil Rasi."Kau sengaja melakukan ini?" tanya Panglima Arya."Maksudnya? Aku memang akan menemui Dia dan jangan marah, kare
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi."Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi."Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana."Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan."Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAsrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?"Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut."Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat."Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni."Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Pangeran tinggal mencari keberadaan Laksmi, Mereka tidak ada yang berani ke jurang lowden. Karena, setiap malam selalu terdengar suara Serigala meraung-raung, entah mengapa?Manhanta (Soraya) berusaha menghindari pembicaraan dengan Aquela, Dia hanya bicara pada Shankar, Pandu dan Arkan. Sedangkan, dengan Pangeran Afni--Dia sepertinya belum percaya.Saguya melihat kesempatan untuk semakin dekat dengan Pangeran Shankar, namun Dia selalu merasa terhalangi oleh Pandu."Pandu, seperti Laksmi. Selalu saja menghalangiku," gumam Saguya.Setelah, Pandu pergi barulah Saguya masuk ke kamar Pangeran Shankar. Hal itu membuat Shanjar terlihat terkejut, Saguya menutup pintu. Dia berlari ke pelukan Sh
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa sekarang Kau puas?!" geram Pandu pada Shankar."Rasi." Pangeran Shankar menangis di tempat itu, begitu juga dengan Pangeran Afni dan Pandu."Apa Kau memberitahu Raja Rana tentangmu?" tanya Pangeran Afni."Tidak," jawab Shankar."Lalu, kenapa Dia melakukan itu semua?!" tanya Pangeran Afni, Dia diselimuti oleh emosi."Cukup! Kenapa Kalian bertengkar dalam keadaan seperti ini? Kalian sangat kekanak-kanakan." Pandu meninggalkan Mereka untuk kembali ke Asrama.Di susul oleh Pangeran Shankar dan Afni, Mereka terlihat tidak bersemangat. Ketiganya mencari Aquela, namun tidak menemukannya.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Prajurit Raja mengirimkan pesan pada sekutu, bahwa Freya telah dikalahkan. Namun, sekutu Freya tidak melakukan pergerakan apapun."Seharusnya Mereka memberontak," ucap Panglima Arya."Mereka tidak akan berani untuk memberontak, sekarang hanya Aku yang akan menjadi penguasa terkuat." Raja Rana tertawa, sehingga menggema memenuhi ruangannya.Sementara, di Asrama AuroraRasi membantu Manhanta membawakan makanan untuk Shankar, karena Manhanta memeriksa keadaan Pangeran Afni."Bisakah suapi Aku?" tanya Shankar pada Rasi."Akan kupanggilkan Tunisia," jawabnya."Rasi," ucap Shankar p