Share

Penjaga Terowongan

Penulis: Rwi Alviani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-29 13:40:36

Selamat Membaca

HAVE A NICE DAY

Tabib Hwan sudah menyiapkan obat untuk Rasi, lalu Dia membuat Rasi meminum obat tersebut. Dia juga menambahkan air telaga biru pada tetesannya.

Berangsur-angsur warna biru pada tubuh Rasi sedikit memudar, namun Dia belum juga sadarkan Diri. Rendra memindahkan Rasi, tabib Hwan dan seluruh keluarga Adam untuk tinggal di ruangan bawah tanah. Terkecuali untuk beberapa warga desa Cirangi yang masih selamat diminta untuk tinggal di rumah sebelah dan di sahkan sebagai warga desa Karang.

Di Kerajaan Rana situasi sudah dapat dikendalikan oleh Raja, namun hubungan dengan kerajaan Bambu semakin memanas. Dua Kerajaan yang awalnya merupakan sahabat, sekarang menjadi musuh bebuyutan.

"Kerajaan Bambu semakin memperluas daerah kekuasaannya dengan menyerang kerajaan lain, lalu apa yang harus Kita lakukan Yang Mulia?" tanya Panglima Arya.

"Kalau bisa Kita harus ambil kembali daerah itu, bagaimana menurutmu penasihat?" tanyanya pada Penasih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Rasi Atau Laksmi?

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAgra menghadapi lintah-lintah tersebut, sedangkan Kosin membawa Naira dan Ibunya lari. Keadaan kembali tenang setelah Nenek tua itu pergi dari sana dan munculah cahaya emas.Agra menutup matanya, karena sinarnya yang membuat silau. Kupu-kupu emas raksasa berada tepat di depannya."Menakjubkan," gumam Agra."Naiklah ke atas punggungku," ucap kupu-kupu emas.Kosin dan yang lain terpisah dari Agra, setelah Agra tidak ada barulah Mereka menyadarinya."Agra di mana?" tanya Naira."Sepertinya Pangeran Agra masih di belakang," jawab Kosin."Kalau begitu Kita harus kembali ke sana," ucap Ibunya Naira."Kalian tidak perlu mencariku," ucap Agra."Kupu-kupu raksasa," gumam Ibunya Naira.Kupu-kupu emas mendarat, lalu Mereka bertiga ikut naik bersama Agra. Kupu-kupu tersebut menelusuri terowongan begitu cepat, hingga akhirnya keluar dari sana."Waaaa!" teriak Mereka.Hamparan rumput hijau nan lu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Ramalan Candrani

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kenapa Kau memanggilku Candrani?" tanya Agra."Aku hanya penasaran, Kau terlihat berbeda dari Kami. Apa Kau mau menjadi temanku?" tanyanya."Iya, tentu saja. Aku dan Mereka memang datang dari Negeri jauh, tentu saja Kami berbeda dengan Kalian. Semoga Tuan Putri bisa menerima Kami," ucap Agra."Jangan memanggilku Tuan Putri, karena Kau sekarang menjadi temanku. Kau harus panggil namaku seperti tadi, Candrani. Kau setuju?" tanyanya."Iya, Kau juga bisa panggil namaku Agra." Agra memperkenalkan diri."Lihat ini." Candrani menggerakkan jarinya dengan sangat manis, tetapi air dari kolam yang jaraknya cukup jauh melambung ke angkasa."Bagaimana bisa?" tanya Agra."Negeri Candra adalah Negeri sihir, hal ini biasa bagi Kami. Tapi, tidak semua bisa melakukan ini," jawab Candrani."Tidak semua?" tanya Agra."Iya. Hanya orang-orang tertentu dan orang-orang terpilih, jika masih ada." Ca

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Kesedihan Mendalam

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY" Pangeran Agra," panggil Naira."Naira, ada apa?" tanya Agra."Apa Aku mengganggumu?" tanyanya."Iya. Kau mengganggu Kami," jawab Candrani. Yang tiba-tiba datang."Aku bertanya pada Agra," ucap Naira."Tidak Naira, Kau sama sekali tidak menganggu. Memangnya ada apa?" tanya Agra. Sedangkan, Candrani tersenyum setelah membuat Naira terlihat kesal."Aku hanya ingin menghabiskan waktu, sebelum Kau kembali," jawabnya."Tidak bisa! Agra akan pergi bersamaku, maksudku Kau bisa mengobrol dengan Agra setelah Kami selesai," ucap Candrani."Iya, sebaiknya memang seperti itu. Aku akan menemuimu nanti." Agra dan Candrani kemudian pamit."Tidak akan Aku biarkan," batin Naira.Tidak terima dengan sikap Candrani, Naira diam-diam mengikuti kepergian Mereka. Agra dan Candrani terlihat asik mengobrol, sehingga wajah Naira terlihat cemberut."Kenapa Mereka pergi ke tempat seperti

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Desa Mati

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Bukan apa-apa Tuan Putri," jawabGrita. Dia terlihat gugup, sehingga tersenyum untuk menutupinya."Kakak sebaiknya Kita bawa Laksmi ke kamarnya Rasi," ucap Fatma.Mereka membawa Laksmi dengan dibantu oleh yang lain, hal itu membuat Grita memperhatikan Mereka lebih dekat."Apa yang Kau lakukan di sini?" tanya Ratu Kosala."Tidak Yang Mulia, Aku hanya kasihan padanya," jawab Grita."Daripada Kau menangis seperti ini, lebih baik Kau minta anak buah ku untuk mencari keberadaan Rasi dan Agra." Setelah itu Ratu Kosala pergi meninggalkan Grita.Grita juga pergi dari sana, namun Fatma sempat melihatnya tadi. Fatma keluar untuk mengikuti kepergian Grita, kemudian Dia bersembunyi."Sepertinya ada yang membuntutiku," ucap Grita.Grita mempercepat langkahnya, sehingga Fatma kehilangan jejak. Tidak berhasil menemukan Grita, lalu Fatma memutuskan untuk kembali ke kamar Rasi. Dia mel

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Kembali Terulang

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Panglima Arya," ucap Raja Rana."Iya Yang Mulia," balas Panglima Arya."Setelah kematian Penasihat Seta dan Istrinya, Aku tidak bisa meninggalkan istana begitu saja. Meski tahu Putriku sendiri dalam bahaya, Aku harus melakukannya. Jadi, Aku perintahkan Kau untuk menangkap pelakunya dan bawa Putri serta Putraku dalam keadaan selamat," jelas Raja Rana."Baik Yang Mulia." Panglima Arya membawa pasukannya mencari Rasi dan Agra."Aku juga ingin ikut Yang Mulia," ucap Pangeran Afni."Tidak! Aku tidak mengijinkanmu," larang Raja Lotusha."Aku juga tidak mengijinkan, karena musuh bisa saja mengincarmu," tambah Raja Rana.Pangeran Afni tidak bisa berkata lagi, setelah keputusan Raja Rana dan Ayahnya. Lalu, Dia meninggalkan aula istana untuk menemui Fatma.Begitu Pangeran Afni pergi, Laksmi juga menyusulnya. Sekarang, hanya tinggal Raja serta para petinggi lainnya yang ada di aula istana. Mereka terlihat sibuk

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Satu Kebenaran Terungkap

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSetelah pembicaraan di aula istana, Pangeran Afni menemui Agra. Mereka memutuskan untuk bicara empat mata."Sepertinya Kau sangat gelisah," ucap Agra."Iya. Sebenarnya Aku mencuri kunci ruangan yang tidak terpakai itu," ucap Pangeran Afni."Kunci? Hebat sekali, sejak kapan seorang Afni berani mencuri dari Ratu Kosala?" tanya Agra."Tidak, Aku tidak mencurinya dari Ratu Kosala. Melainkan dari Grita, tapi Aku sudah kembalikan. Kau jangan bilang apapun," jelas Afni."Grita?!" tanya Agra. Dia terlihat terkejut."Mungkin saja, Ratu memintanya untuk membawa kunci itu. Sebenarnya Aku hanya iseng saja, karena tahun lalu Dia melarang-ku untuk memakai ruangan itu," ucap Afni."Lalu, kenapa Kau tiba-tiba membicarakan hal ini padaku?" tanya Agra."Kau, kan Pangeran di kerajaan ini. Ya, meskipun bukan calon pewaris kerajaan. Tapi, Kau pasti tahu apa isi dari ruangan itu. Aku sangat penasaran," jawab Pangeran

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Medan Tempur

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau gila! Hubungan apa yang Kau bicarakan?" tanya Agra."Aku tahu kalau perempuan yang mengintipmu pasti Grita, iya kan?" tanya Pangeran Afni."Aku tidak tahu, tapi Dia sepertinya lebih cocok jadi Ibuku. Dari mana Kau tahu kalau Dia pelakunya?" tanya Agra. Seolah Dia tidak tahu apapun."Aku melihatnya memakai baju ini," jawabnya."Mungkin saja hanya kebetulan," ucap Agra."Sepertinya Dia mengikutimu, bukan bermaksud untuk mengintip. Aku lihat gerak-geriknya tadi juga sangat mencurigakan," ucap Pangeran Afni."Benarkah?" tanya Agra."Aku ini juga berpengalaman untuk licik, jadi jangan berpura-pura tidak tahu. Aku ada di pihakmu Agra," ucap Pangeran Afni."Omong-omong ini bagus juga, Aku bisa menakuti Grita. Dengan begitu Dia akan membiarkanku masuk ke ruangan itu," batin Pangeran Afni."Rencana apa yang sedang Kau pikirkan?" tanya Agra."Rencana? Tidak ada, Aku akan pe

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Kemenangan

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Ada di kamarnya Rasi," jawab Laksmi.Mereka berdua berjalan bersama-sama untuk pergi ke kamar Rasi menemui Ratu Kosala, ketika sampai di sana hanya ada Fatma. Tetapi, Ratu Kosala tidak ada."Di mana Ratu Kosala?" tanya Laksmi."Dia ingin pergi untuk menemui Raja Rana dan Agra. Ratu Kosala memintamu untuk menyiapkan makanan kesukaan Kak Rasi, katanya Ratu sangat berharap kalau Kakak Rasi dapat mengingat sesuatu setelah itu," ucap Fatma pada Grita."Baiklah, sebentar. Akan Aku buatkan," ucap Grita.Dia pergi dari kamar Rasi, sementara Fatma dan Laksmi masih menunggu Rasi untuk siuman. Grita membuat makanan di dapur, setelah selesai Dia berniat untuk mengantarnya. Namun, Ratu Kosala memanggilnya."Yang Mulia Aku sudah membuatkan makanan kesukaan Tuan Putri," ucap Grita."Sebentar Grita, Rasi perlu asupan nutrisi." Ratu Kosala menambahkan sesuatu pada makanan tersebut."Katakan pada Ra

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29

Bab terbaru

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Akhir (END)

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Dendam

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Hancurnya Segela Kegelapan

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Pengkhianat!

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi."Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi."Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana."Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan."Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Siapa Yang Terjebak?!

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAsrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?"Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Penyerangan Di Asrama Aurora

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut."Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat."Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni."Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Wajah Iblis

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Pangeran tinggal mencari keberadaan Laksmi, Mereka tidak ada yang berani ke jurang lowden. Karena, setiap malam selalu terdengar suara Serigala meraung-raung, entah mengapa?Manhanta (Soraya) berusaha menghindari pembicaraan dengan Aquela, Dia hanya bicara pada Shankar, Pandu dan Arkan. Sedangkan, dengan Pangeran Afni--Dia sepertinya belum percaya.Saguya melihat kesempatan untuk semakin dekat dengan Pangeran Shankar, namun Dia selalu merasa terhalangi oleh Pandu."Pandu, seperti Laksmi. Selalu saja menghalangiku," gumam Saguya.Setelah, Pandu pergi barulah Saguya masuk ke kamar Pangeran Shankar. Hal itu membuat Shanjar terlihat terkejut, Saguya menutup pintu. Dia berlari ke pelukan Sh

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Di Balik Duka

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa sekarang Kau puas?!" geram Pandu pada Shankar."Rasi." Pangeran Shankar menangis di tempat itu, begitu juga dengan Pangeran Afni dan Pandu."Apa Kau memberitahu Raja Rana tentangmu?" tanya Pangeran Afni."Tidak," jawab Shankar."Lalu, kenapa Dia melakukan itu semua?!" tanya Pangeran Afni, Dia diselimuti oleh emosi."Cukup! Kenapa Kalian bertengkar dalam keadaan seperti ini? Kalian sangat kekanak-kanakan." Pandu meninggalkan Mereka untuk kembali ke Asrama.Di susul oleh Pangeran Shankar dan Afni, Mereka terlihat tidak bersemangat. Ketiganya mencari Aquela, namun tidak menemukannya.

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Jatuh Ke Jurang

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Prajurit Raja mengirimkan pesan pada sekutu, bahwa Freya telah dikalahkan. Namun, sekutu Freya tidak melakukan pergerakan apapun."Seharusnya Mereka memberontak," ucap Panglima Arya."Mereka tidak akan berani untuk memberontak, sekarang hanya Aku yang akan menjadi penguasa terkuat." Raja Rana tertawa, sehingga menggema memenuhi ruangannya.Sementara, di Asrama AuroraRasi membantu Manhanta membawakan makanan untuk Shankar, karena Manhanta memeriksa keadaan Pangeran Afni."Bisakah suapi Aku?" tanya Shankar pada Rasi."Akan kupanggilkan Tunisia," jawabnya."Rasi," ucap Shankar p

DMCA.com Protection Status