Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
" Pangeran Agra," panggil Naira.
"Naira, ada apa?" tanya Agra.
"Apa Aku mengganggumu?" tanyanya.
"Iya. Kau mengganggu Kami," jawab Candrani. Yang tiba-tiba datang.
"Aku bertanya pada Agra," ucap Naira.
"Tidak Naira, Kau sama sekali tidak menganggu. Memangnya ada apa?" tanya Agra. Sedangkan, Candrani tersenyum setelah membuat Naira terlihat kesal.
"Aku hanya ingin menghabiskan waktu, sebelum Kau kembali," jawabnya.
"Tidak bisa! Agra akan pergi bersamaku, maksudku Kau bisa mengobrol dengan Agra setelah Kami selesai," ucap Candrani.
"Iya, sebaiknya memang seperti itu. Aku akan menemuimu nanti." Agra dan Candrani kemudian pamit.
"Tidak akan Aku biarkan," batin Naira.
Tidak terima dengan sikap Candrani, Naira diam-diam mengikuti kepergian Mereka. Agra dan Candrani terlihat asik mengobrol, sehingga wajah Naira terlihat cemberut.
"Kenapa Mereka pergi ke tempat seperti
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Bukan apa-apa Tuan Putri," jawabGrita. Dia terlihat gugup, sehingga tersenyum untuk menutupinya."Kakak sebaiknya Kita bawa Laksmi ke kamarnya Rasi," ucap Fatma.Mereka membawa Laksmi dengan dibantu oleh yang lain, hal itu membuat Grita memperhatikan Mereka lebih dekat."Apa yang Kau lakukan di sini?" tanya Ratu Kosala."Tidak Yang Mulia, Aku hanya kasihan padanya," jawab Grita."Daripada Kau menangis seperti ini, lebih baik Kau minta anak buah ku untuk mencari keberadaan Rasi dan Agra." Setelah itu Ratu Kosala pergi meninggalkan Grita.Grita juga pergi dari sana, namun Fatma sempat melihatnya tadi. Fatma keluar untuk mengikuti kepergian Grita, kemudian Dia bersembunyi."Sepertinya ada yang membuntutiku," ucap Grita.Grita mempercepat langkahnya, sehingga Fatma kehilangan jejak. Tidak berhasil menemukan Grita, lalu Fatma memutuskan untuk kembali ke kamar Rasi. Dia mel
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Panglima Arya," ucap Raja Rana."Iya Yang Mulia," balas Panglima Arya."Setelah kematian Penasihat Seta dan Istrinya, Aku tidak bisa meninggalkan istana begitu saja. Meski tahu Putriku sendiri dalam bahaya, Aku harus melakukannya. Jadi, Aku perintahkan Kau untuk menangkap pelakunya dan bawa Putri serta Putraku dalam keadaan selamat," jelas Raja Rana."Baik Yang Mulia." Panglima Arya membawa pasukannya mencari Rasi dan Agra."Aku juga ingin ikut Yang Mulia," ucap Pangeran Afni."Tidak! Aku tidak mengijinkanmu," larang Raja Lotusha."Aku juga tidak mengijinkan, karena musuh bisa saja mengincarmu," tambah Raja Rana.Pangeran Afni tidak bisa berkata lagi, setelah keputusan Raja Rana dan Ayahnya. Lalu, Dia meninggalkan aula istana untuk menemui Fatma.Begitu Pangeran Afni pergi, Laksmi juga menyusulnya. Sekarang, hanya tinggal Raja serta para petinggi lainnya yang ada di aula istana. Mereka terlihat sibuk
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSetelah pembicaraan di aula istana, Pangeran Afni menemui Agra. Mereka memutuskan untuk bicara empat mata."Sepertinya Kau sangat gelisah," ucap Agra."Iya. Sebenarnya Aku mencuri kunci ruangan yang tidak terpakai itu," ucap Pangeran Afni."Kunci? Hebat sekali, sejak kapan seorang Afni berani mencuri dari Ratu Kosala?" tanya Agra."Tidak, Aku tidak mencurinya dari Ratu Kosala. Melainkan dari Grita, tapi Aku sudah kembalikan. Kau jangan bilang apapun," jelas Afni."Grita?!" tanya Agra. Dia terlihat terkejut."Mungkin saja, Ratu memintanya untuk membawa kunci itu. Sebenarnya Aku hanya iseng saja, karena tahun lalu Dia melarang-ku untuk memakai ruangan itu," ucap Afni."Lalu, kenapa Kau tiba-tiba membicarakan hal ini padaku?" tanya Agra."Kau, kan Pangeran di kerajaan ini. Ya, meskipun bukan calon pewaris kerajaan. Tapi, Kau pasti tahu apa isi dari ruangan itu. Aku sangat penasaran," jawab Pangeran
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau gila! Hubungan apa yang Kau bicarakan?" tanya Agra."Aku tahu kalau perempuan yang mengintipmu pasti Grita, iya kan?" tanya Pangeran Afni."Aku tidak tahu, tapi Dia sepertinya lebih cocok jadi Ibuku. Dari mana Kau tahu kalau Dia pelakunya?" tanya Agra. Seolah Dia tidak tahu apapun."Aku melihatnya memakai baju ini," jawabnya."Mungkin saja hanya kebetulan," ucap Agra."Sepertinya Dia mengikutimu, bukan bermaksud untuk mengintip. Aku lihat gerak-geriknya tadi juga sangat mencurigakan," ucap Pangeran Afni."Benarkah?" tanya Agra."Aku ini juga berpengalaman untuk licik, jadi jangan berpura-pura tidak tahu. Aku ada di pihakmu Agra," ucap Pangeran Afni."Omong-omong ini bagus juga, Aku bisa menakuti Grita. Dengan begitu Dia akan membiarkanku masuk ke ruangan itu," batin Pangeran Afni."Rencana apa yang sedang Kau pikirkan?" tanya Agra."Rencana? Tidak ada, Aku akan pe
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Ada di kamarnya Rasi," jawab Laksmi.Mereka berdua berjalan bersama-sama untuk pergi ke kamar Rasi menemui Ratu Kosala, ketika sampai di sana hanya ada Fatma. Tetapi, Ratu Kosala tidak ada."Di mana Ratu Kosala?" tanya Laksmi."Dia ingin pergi untuk menemui Raja Rana dan Agra. Ratu Kosala memintamu untuk menyiapkan makanan kesukaan Kak Rasi, katanya Ratu sangat berharap kalau Kakak Rasi dapat mengingat sesuatu setelah itu," ucap Fatma pada Grita."Baiklah, sebentar. Akan Aku buatkan," ucap Grita.Dia pergi dari kamar Rasi, sementara Fatma dan Laksmi masih menunggu Rasi untuk siuman. Grita membuat makanan di dapur, setelah selesai Dia berniat untuk mengantarnya. Namun, Ratu Kosala memanggilnya."Yang Mulia Aku sudah membuatkan makanan kesukaan Tuan Putri," ucap Grita."Sebentar Grita, Rasi perlu asupan nutrisi." Ratu Kosala menambahkan sesuatu pada makanan tersebut."Katakan pada Ra
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSeperti yang dikatakan oleh Raja Rana, Dia menggelar perayaan untuk kemenangannya. Raja Rana mengundang semua sekutunya, bahkan Mereka membagikan emas dan perhiasan untuk rakyat di kota Swadaya.Rasi, Laksmi dan Fatma hanya dapat melihat dari atas. Mereka tidak diijinkan berbaur dalam keramaian itu, karena Rasi baru saja membaik."Akh." Rasi memegang kepalanya."Kenapa Rasi?" tanya Laksmi."Kepalaku terasa sakit," jawab Rasi."Kalau begitu, Kita ke kamarmu saja." Fatma dan Laksmi menolong Rasi.Mereka akhirnya memutuskan untuk tidur-tiduran di kamar Rasi, karena tidak ada yang bisa di lakukan. Mereka hanya mengobrol hal-hal ringan yang dapat mengundang gelak tawa."Kalau nanti ada seorang Pangeran yang melamarmu apa akan Kau terima?" tanya Fatma. Dialah yang memulai topik ini."Terima, kalau tampan." Laksmi tersenyum sendiri, entah apa yang Dia pikirkan."Kalau Kau bagaimana?" tanya Rasi pad
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Jangan ada yang keluar!" perintah Raja Rana.Raja Rana dan Panglima Arya tidak mengijinkan siapapun untuk keluar, tetapi Mereka yang justru memeriksa keadaan. Rasi keluar dari kamarnya untuk mencari Agra, Dia tidak mendengarkan ucapan Laksmi dan Fatma."Rasi tunggu!" teriak Laksmi."Kak Rasi tunggu Kami!" teriak Fatma."Di mana Rasi?" tanya Pangeran Afni."Kak Rasi pergi keluar," jawab Fatma.Tanpa menunggu lagi, Pangeran Afni mengejar Rasi diikuti oleh Fatma dan Laksmi. Mereka bertiga di tahan oleh Prajurit, namun Pangeran Afni memaksa untuk keluar."Rasi apa yang Kau lakukan di sini?" tanya Panglima Arya."Di mana Agra?" tanya Rasi. Tanpa menjawab pertanyaan dari Panglima Arya."Dia pasti ada di...." Panglima Arya mematung, begitu juga Rasi."Di mana istana Agra?!" tanya Rasi dengan terkejut.Mendengar ucapan Rasi, barulah semua orang sadar kalau istana tempa
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tabib, apa Rasi bisa sembuh?" tanya Laksmi."Bisa, tapi racunnya sudah menyebar. Namun, racun ini sangat ganas dan langka, selain Weedkiler," jawabnya."Lalu, bagaimana cara untuk menyembuhkannya?" tanya Rasi."Sihir hanya bisa di lawan oleh sihir, dahulu Aku pernah mendengar Ayahku mengatakan kalau di sungai ada seorang Ratu penguasa yang sangat sakti. Hanya Dia yang bisa menolong Tuan Putri," jelasnya."Tabib utama, bagaimana cara Kita untuk menemuinya?" tanya Laksmi."Kita harus mengadakan pertemuan pada malam hari," jawabnya.Laksmi menyampaikan apa yang dikatakan oleh tabib utama pada Raja Rana dan Ratu Kosala yang sudah siuman, kemudian Mereka menemui tabib utama."Kami menyanggupi apapun syaratnya," ucap Ratu Kosala."Yang Mulia harus menyiapkan air dari sungai Bahari, setelah itu Aku akan menjadi jembatan penghubung Kalian dengan Ratu penguasa," ucap tabib utama.